Anda di halaman 1dari 15

STIMULASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI DAN

BALITA

A. PengertianStimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan


Yang dimaksud stimulasi adalah perangsangan yang dating dari lingkungan luar anak
antara ain berupa latihan dan bermain. Stimulasi merupakan cikal bakal proses pembelajaran
dan sangat penting dalam tumbuh kembang anak.
Anak yang banyak mendapat stimulasi yang terarah akan cepat berkembang
dibangdingkan dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi
juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangaan anak.Stimulasi
harus dilaksanakan dengan penuh perhatiaan dan kasih sayang.(Narendra, 2008)
Stimulasi ini dapat merangsang hubungan antar sel otak (sinaps), milyaran sel otak
dibentuk sejak kehamilan berusia 6 bulan. Pada saat itu belum ada hubungan antar sel otak,
bila ada rangsangaan maka akan terbentuk hubungan. Jika rangsanan sering diberikan, maka
hubungan akan semakin kuat. Jika variasi rangsangan banyak maka akan terbentuk hubungan
yang semakin kompleks atau luas, dengan demikian dapat merangsang otak kiri dan kanan
sehingga dapat terbentuklah multiple intelegent dan juga kecerdasan yang lebih luas dan
tinggi.(Vivian, 2010)

B. Fungsi StimulasiStimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan


Terdapat beberapa fungsi stimulasi diantaranya:
1. Membantu perkembangan sensorik dan motorik
Fungsi stimulasi dapat dikembangkan dengan melakukan rangsangan pada sensorik dan
motoric, melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat mengeksplorasi alam
disekitarnya.Sebagai contoh, bayi dapat dilakukan dengan rangsangan taktil, audio dan
visual. Hal tersebut dapat dicontohkan, apabila sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau
dirangsang visualnya, maka dikemudian hari kemampuan visual anak akan lebih menonjol,
misalnya lebih cepat mengenal sesuatu yang baru dilihatnya, demikian juga dengan
pendengaran.
Pada perkembangan motoric apabila sejak bayi kemampuan motoric sudah dilakukan
rangsangan maka kemampuan motoric akan cepat berkembang disbanding dengan tanpa
stimulasi. Seperti rangsangan kemempuan menggenggam dan kemampuan ini akan
memberikan dasar dalam perkembangan motoric selanjutnnya. Rangsangan atau stimulasi
yang dimaksud dapat diberikan melalui suatu permainan.
2. Membantu perkembangan kognitif
Anak akan mencoba melakkan komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami
objek permainan, seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan dan kenyataan,
mampu belajar warna, memahami bentuk, ukuran, dan berbagai manfaat benda.
3. Meningkatkan kemampuan sosialisasi anak
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, misalkan pada saat anak akan
merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan adanya teman yang
dunianya sama.
4. Meningkatkan kreatifitas
Anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu
memodifikasi objek yang digunakan dalam permainan, sehingga anak akan lebih kreatif,
seperti mainan bongkar pasang mobil-mobilan
5. Meningkatkan kesadaran diri
Stimulasi dapat memberikan kemampuan untuk mengeksplorasi tubuh da merasakan
dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang saling
berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku, serta membandingkan dengan perilaku
orang lain.

6. Mempunyai nilai terapeutik


Dengan stimulasi melalui bermain menjadikan anak lebih senang dan nyaman sehingga
adanya stress dan ketegangan dapat dihindari, menginggat bermain dapat menghibur diri anak
terhadap dunianya.
7. Mempunyai nilai moral pada anak
Dengan stimulasi bermain dapat memberikan nilai moral tersendiri, hal ini dapat
dijumpai ketika anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya dirumah, disekolah,
dan ketika berinteraksi dengan temannya.Disamping itu ada beberapa permainan yang
memiliki aturan – aturan yang harus dilakukan dan tidak boleh dilanggar.(Alimul H, 2009)

C. Jenis – jenis Stimulasi Permainan


1. Jenis Stimulasi Permainan Berdasarkan Sifat
a. Bermain afektif social
Sifat dari permainan ini adalah orang lain yang berperan aktif dan anak hanya
merespon terhadap stimulasi. Missal dengan cara orang tua memeluk anaknya sambil
berbicara, bersenandung, kemudian anak memeberi respon tersenyum, tertawa, gembira, dll.
b. Bermain bersenang – senang
Sifat dari permainan ini adalah bergantung pada stimulsi yang diberikan pada anak
tanpa adanya kehadiran orang lain, misanya bermain boneka, binatang – binatangan, dll.
c. Bermain ketrampilan
Bermain ketrampilan dilakukan dengan menggunakan objek yang dapat meatih
kemampuan ketrampilan anak yang diharapkan mamapu untuk berkreasi dan trampil dalam
segala hal.Permainan ini bersifat aktif, dimana anak selalu ingin mencoba kemampuan dalam
ketrampilan tertentu, misalnya bermain bongkar pasang gambar, latihan memakai baju dll.
d. Bermain drama
Model permainan ini dapat dilakukan anak dengan mencoba berpura – pura dalam
berperilaku, misalnya anak berpura – pura menjadi oran dewasa, seorang ibu atau guru dalam
kehidupan sehari – hari. Sifat dari permainan ini adalah anak dituntut aktif dalam
memerankan sesuatu.Bermain drama ini dapat dilakukat apabila anak sudah mampu
berkomunikasi dan mengenal kehidupan social.
e. Bermainmenyelidiki
Model permainan ini dilakukan dengan memberikan sentuhan untuk berperan dalam
menyelidiki sesuatu atau memeriksa alat permainan, misalnya mengocok atau mengetahui isi
suatu benda.Permainan ini bersifat aktif pada anak dan dapat digunakan untuk
mengembangkan kemampuan kecerdasan pada anak. Sifat permainan tersebut adalah harus
sealu diberikan stimulasi dari orang lain agar senantiasa dapat menambah kemampuan
kecerdasan anak.
f. Bermain konstruksi
Model permainan ini bertujuan untuk menyusun suatu objek permainan agar menjadi
sebuah konstruksi yang benar, misalnya bermain menyusun balok.
g. Bermain onlooker
Model bermain ini adalah dengan melihat apa yang dilakukan olah anak lain yang
sedang bermain, tetapi tidak ikut bermain. Permainan ini bersifat pasif, namun anak akan
mempunyai kesenangan atau kepuasan sendiri dengan melihatnya.
h. Bermain soliter / Mandiri
Model bermain ini merupakan bermain yang dilakukan sendiri dan hanya terpusat
pada permainan tanpa memeperdulikan orang lain. Permainan ini bersifat aktif dan bentuk
stimulasi tambahan kurang, namun dapat membantu untuk menciptakan kemandirian pada
anak.
i. Bermain Paralel
Model bermain ini adalah bermain sendiri ditengah – tengah anak lain yang sedang
melakukan permainan yang berbeda atau tidak ikut bergabung dalam permainan. Permainan
ini bersifat aktif secara mandiri, tetapi masih dalam satu kelompok, dengan harapan
kemampuan anak dalam menyelasaikan tugas mandiri dalam kelompok tersebut terlatih
dengan baik.
j. Bermain Asosiatif
Merupakan bermain bersama dengan tidak terikat pada aturan yang ada, semua
bermain dengan tidak memperdulikan teman yang lain dalam sebuah aturan main.
k. Bermain Kooperatif
Bermain kooperatif merupakan bermain bersama – sama dengan adanya aturan yang
jelas, sehingga terbentuk perasaan kebersamaan dan terbentuk hubungan antara pemimpin
dan pengikut.
2. Jenis Stimulasi Permainan Berdasarkan Kelompok Usia
Penggunaan alat permainan pada anak tidak selalu sama dalam setiap usia tumbuh
kembang, hal ini karena setiap tahap usia tumbuh kembang anak selalu mempunyai tugas –
tugas perkembangna yang berbeda sehingga dalam penggunaan alat selalu memperhatikan
tugas masing – masing usia tumbuh kembang.
a. Usia 0 – 1 Tahun
Pada usia ini perkembangan anak mulai dapat dilatih dengan adanya reflex : melatih
kerjasama antara mata dan tangan atau mata dengan telinga dalam berkoordinasi, mencari
objek yang ada tetapi tidak kelihatan, serta melatih sal suara, kepekaan perabaan, dan
ketrampilan dengan gerakan yang berulang.
Jenis permainan yang dianjurkan pada usia ini antara lain benda (permainan) yan
aman sehingga dapat dimasukkan kemulut, misaknya gambar bentuk muka, boneka orang
dan binatang, alat permainan yang dapat digoyang, alat permainan yang berupa selimut,
boneka, dll.
b. Usia 1 – 2 Tahun
Jenis permainan pada usia ini pada dasarnya bertujuan untuk melatih anak untuk
melakukan gerakan mendorong atau menarik, melatih melakukan imajinasi, melatih anak
melakukan kegiatan sehari – hari, serta memperkenalkan beberapa bunyi dan mampu
membedakanya. Jenis permainan ini menggunakan semua alat permainan yang dapat
didorong dan ditarik, misalnya alat rumah tangga, balok – balok, buku gambar, kertas, pensil
warna, dll.
c. Usia 2 – 3 Tahun
Pada usia ini anak dianjurkan untuk bermain dengan tujuan menyalurkan perasaan
atau emosi anak, mengembangkan ketrampilan berbahasa, melatih motoric kasar dan halus,
mengembangkan kecerdasan, melatih daya imajinasi, serta melatih kemampuan
membedakan, permukaan dan warna benda.
Adapun alat permainan pada usia ini yang dapat digunakan antara lain peralatan
menggambar, puzzle sederhana, manik –manik ukuran besar, serta berbagia benda yang
mempunyai permukaan dan warna yang berbeda – beda.
d. Usia 3 – 6 Tahun
Pada usia ini anak sudah mulai mampu mengembangkan kreatifitas dan
sosialisasinya, sehingga diperlukan permainan yang dapat mengembangan kemampuan
menyamakan dan membedakan, kemampuan berbahasa, mengembangkan kecerdasan,
menumbuhkan sportivitas, mengembangkan koordinasi motoric, mengembangkan dalam
mengontrol emosi, motoric kasar dan halus, memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu
pengetahuan, serta memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.(Alimul H, 2009)

D. Apa yang Perlu DilakukanDalam Stimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan


Stimulasi dapat menunjang perkembangan mental psikososial ( agama, etika, moral,
kepribadian, kecerdasan, kreatifitas, ketrampilan, dsb. ). Stimulasi dapat terjadi dilingkungan
pendidikan formal, informal dan non formal. Yang perlu dilakukan adalah :
a. Memberikan rangsangan pada otak kiri dapat mengasah kemampuan yang bersifat konvergen
( menyempit dan menajam ) seperti berikut
1) Berbicara
2) Tata bahasa
3) Baca – tulis – hitung
4) Daya ingat
5) Bersifat logis, analisis dan rasional
6) Kecerdasan pendidikan formal.
b. Memberikan rangsangan pada otak kanan dapat mengasah kemampuan yang bersifat
divergen ( melebar dan meluas ) seperti berikut ini
1) Berperasaan, gaya bicara
2) Sifat waspada, daya konsentrasi
3) Pengenaan diri dan lingkungan
4) Senang music
5) Sosialisasi
6) Sifat berkhayal, kesenian dan agama
7) Kreatif dan produktif.
c. Kecerdasan multiple ( majemuk ) : kerjasama otak kanan dan otak kiri
1) Verbal linguistic : merangkai kalimat dan bercerita
2) Logika – matematika : pemecahan masalah
3) Visual spasial : berfikir 3 dimensi dan stereometris
4) Jasmani – kinestetik : gerak, tari, dan olahraga
5) Music : bunyi, nada, irama, lagu, dan music
6) Intrapersonal :memahami dan mengontrol diri sendiri
7) Interpersonal : memahami dan menyesuaikan dengan orang lain
8) Naturalis : menikmati dan memanfaatkan lingkungan
Spiritualis : moral, rohani dan ketuhanan.(Vivian, 2010)

E. Periode dan Tahap Perkembangan Anak Menurut Umur dan Aspek Kemampuan
Perkembangan kemampuan dasar anak-anak berkorelasi dengan
pertumbuhan.Perkembangan kemampuan dasar mempunyain pola yang tetap dan
berlangsung secara berurutan. Oleh karenanya stimulasi yang diberikan kepada anak balita
dalam rangka merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilakukan sesuai
dengan pembagian kelompok umur anak berikut ini:
No. Periode Tumbuh Kembang Kelompok Umur
1. Masa prenatal, janin dalam kandungan Masa Prenatal
2. Masa bayi Umur 0-12 bulan
3. Masa anak balita Umur 12-60 bulan (2-5 tahun)
4. Masa pra sekolah Umur 60-72 bulan (5-6 tahun)

1. Kemampuan Bayi (0 –12 bulan)


Pada masa bayi baru lahir (0 sampai 28 hari), terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan
terjadi perubahan sirkulasi darah serta mulainya berfungsi organ-organ. Setelah 29 hari
sampai dengan 11 bulan, terjadi proses pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan yang
berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem syaraf.
Kemampuan yang dimiliki bayi meliputi;
a. Kemampuan Motorik
Kemampuan motorik merupakan sekumpulan kemampuan untuk menggunakan dan
mengontrol gerakan tubuh, baik gerakan kasar maupun gerakan halus.Motorik kasar
merupakan keterampilan menggerakkan bagian tubuh secara harmonis dan sangat berperan
untuk mencapai keseimbangan yang menunjang motorik halus.Motorik halus merupakan
keterampilan yang menyatu antara otot halus dan panca indera.Kemampuan motorik selalu
memerlukan koordinasi bagian-bagian tubuh, sehingga latihan untuk aspek motorik ini perlu
perhatian.
Kemampuan motorik pada bayi berdasarkan usia yakni:
Usia Motorik kasar Motorik halus
 melihat, meraih dan menendang mainan
gantung,
 mengangkat kepala,
 memperhatikan benda bergerak,
0-3  guling-guling,
 melihat benda-benda kecil,
bulan  menahan kepala tetap
 memegang benda,
tegak,
 meraba dan merasakan bentuk
permukaan,
 menyangga berat,  memegang benda dengan kuat,
3-6  mengembangkan kontrol  Memegang benda dengan kedua tangan,
bulan kepala.  makan sendiri,
 Duduk.  mengambil benda-benda kecil.
 Memasukkan benda kedalam wadah,
 merangkak  Bermain 'genderang'
6-9  menarik ke posisi berdiri  Memegang alat tulis dan mencoret-coret
bulan  berjalan berpegangan  Bermain mainan yang mengapung di air
 berjalan dengan bantuan.  Membuat bunyi-bunyian.
 Menyembunyikan dan mencari mainan
 bermain bola
 Menyusun balok/kotak
9-12  membungkuk
 Menggambar
bulan  berjalan sendiri
 Bermain di dapur.
 naik tangga.

b. Kemampuan Bicara dan Bahasa


Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin sehingga
dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar. Kemampuan bicara bayi
masih dalam bentuk pra bicara, yang diekspresikan dengan cara menangis, mengoceh,
gerakan isyarat dan ekspresi wajah seperti tersenyum. Bahkan pada masa ini lebih sering
muncul senyum sosial sebagai reaksi terhadap rangsangan dari luar .
Ekspresi emosi adalah bahasa pertama sebelum bayi berbicara, sebagai cara untuk
mengkomunikasikan dirinya pada orang tua atau orang lain. Bayi akan bereaksi pada ekspresi
wajah dan tekanan suara, sebaliknya orangtua membaca ekspresi bayi dan merespon jika
ekspresi bayi menunjukkan tertekan atau gembira. Terkait dengan ekspresi emosi bayi, yang
mudah dikondisikan, maka ekspresi emosi bayi mudah dikondisikan. Jika orangtua lebih
banyak menunjukkan suasana hati yang positif seperti selalu gembira, santai dan
menyenangkan, akan mempengaruhi pemahaman bayi terhadap sesuatu dan cenderung
menimbulkansuasana hati yang menyenangkan. Sebaliknya jika orang dewasa
mengkondisikan dengan situasi yang tidak menyenangkan maka suasana emosi bayi
cenderung buruk. Kemampuan bicara pada bayi sebenarnya ada hubungannya dengan
perkembangan otak, terutama pada saat bayi menangkap kata-kata yang diucapkan dan
menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Pada saat bayi berjalan, berbicara, tersenyum
dan mengerutkan dahi, sebenarnya tengah berlangsung perubahan dalam otak. Meski
keterkaitan sel-sel syaraf (neuron) yang dimiliki bayi, masih sangat lemah, namun akan
sangat mempengaruhi pada perkembangan sel syaraf pada tahap selanjutnya. Bayi mengerti
dan memahami sesuatu yang berada disekelilingnya, tidak terbatas dengan melihat serta
memanipulasi namun sebenarnya bayi sudah memiliki kemampuan untuk memberi perhatian,
menciptakan simbolisasi, meniru dan menangkap suatu konsep melalui gerakan sudah lebih
berkembang.Oleh karenanya untuk mengoptimalkan kemampuan otaknya maka bayi perlu
lebih banyak menstimulasi bayi untuk mengenal benda-benda sekelilingnya sambil terus
mengajak berbicara.
Kemampuan bicara dan berbahasa pada masa bayi sbb:
Usia Kemampuan Bicara dan Bahasa
 prabicara,
0-3 bulan meniru suara-suara,
 mengenali berbagai suara.
 mencari sumber suara,
3-6 bulan
 menirukan kata-kata..
 menyebutkan nama gambar di buku majalah,
6-9 bulan
 menunjuk dan menyebutkan nama gambar-gambar.
 menirukan kata-kata

9-12 bulan berbicara dengan boneka
 bersenandung dan bernyanyi.

c. Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian


Kemampuan sosialisasi dan kemandirian dapat dirangsang dengan sosialisasi pada
masa bayi diawali di dalam keluarga, dimana dalam keluarga terjadi hubungan timbal balik
antara bayi dan pengasuh atau orangtua. Melalui perhatian dan perilaku orangtua akan
memberi kerangka pada bayi dalam berinteraksi dan pengalaman yang terpenting bagi bayi
karena keluarga adalah melibatkan proses kasih sayang. Kemampuan bayi untuk
bersosialisasi mulai muncul, dasar-dasar sosial mulai dibentuk, yang diperoleh dengan cara
mencontoh perilaku pada situasi sosial tertentu, misalnya mencontoh perilaku sosial dari
kakak atau orang tuanya, yang akhirnya akan mempengaruhi cara penyesuaian pribadi dan
sosialnya dikemudian hari. Kemampuan sosialisasi dan kemandirian pada masa bayi sbb:
Usia Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian
 memberi rasa aman dan kasih sayang,
 mengajak bayi tersenyum,
 mengajak bayi mengamati benda-benda dan keadaan di
0-3
sekitarnya,
bulan
 meniru ocehan dan mimik muka bayi,
 mengayun bayi,
 menina bobokan.
 bermain "ciluk ba',
3-6
 melihat dirinya di kaca,
bulan
 berusaha meraih mainan.
 mulai bermain atau 'bersosialisasi' dengan orang lain.
6-9
 Mulai melambaikan tangan jika ditinggal pergi.
bulan
 Mulai membalas lambaian tangan orang lain.
9-12  Minum sendiri dari sebuah cangkir,
bulan  Makan bersama-sama
 Menarik mainan yang letaknya agak jauh.

2. Kemampuan Anak di Bawah Usia Lima Tahun (12 – 59 bulan)


Pada masa ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi eksresi/pembuangan.
Periode penting dalam tumbuh kembang masa usia ini akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Pada usia 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan tejadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf
dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah
dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala
kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf hingga bersosialisasi.
a. Kemampuan Motorik
Masa ini disebut sebagai masa sangat aktif dari seluruh masa kehidupannya, karena
tingkat aktivitasnya dan perkembangan otot besar mereka sedang tumbuh.Demikian halnya
dengan kemampuan motorik halus anak, sudah mulai meningkat dan menjadi lebih tepat pada
saat berusia 5 tahun.Koordinasi tangan, lengan dan tubuh dapat bergerak bersama dibawah
koordinasi yang lebih baik daripada mata.
Dengan demikian masa ini disebut juga sebagai masa belajar berbagai kemampuan
dan keterampilan, dengan berbekal rasa ingin tahu yang cukup kuat dengan seringnya anak
mencoba hal-hal baru dan seringnya pengulangan menyebabkan masa ini menjadi masa yang
tepat untuk mempelajari keterampilan baru.
Kemampuan motorik yang dimiliki anak sbb;
Usia Gerak Kasar Gerak Halus
 Berjalan tanpa pegangan sambil
 Bermainan balok dan menyusun balok.
menarik mainan yang bersuara,
 Memasukkan dan mengeluarkan benda
12-15  Berjalan mundur,
kedalam wadah.
bulan  Berjalan naik dan turun tangga,
 Memasukkan benda yang satu ke benda
 Berjalan sambil berjinjit
lainnya.
 Menangkap dan melempar bola
 Bermain di luar rumah.
15-18  Meniup ,
 Bermain air
bulan  Membuat untaian.
 Menendang bola.
18-24  Melompat,  Mengenal berbagai ukuran dan bentuk,
bulan  Melatih keseimbangan tubuh,  Bermain puzzle,
 Mendorong mainan dengan kaki.  Menggambar wajah atau bentuk,
 Membuat berbagai bentuk dari adonan
kue/lilin mainan.
 Membuat gambar tempelan,
 Latihan menghadapi rintangan,  Memilih dan mengelompokkan benda-
24-36  Melompat jauh, benda menurut jenisnya,
bulan  Melempar dan menangkap bola  Mencocokan gambar dan benda,
besar.  Konsep jumlah,
 Bermain/menyusun balok-balok.
 Memotong dengan menggunakan gunting,
 Menempel guntingan gambar sesuai dengan
 Menangkap bola kecil dan cerita.
melemparkan kembali.  Menempel gambar pada karton.
 Berjalan mengikuti garis lurus,  Belajar 'menjahit' dengan tali rafia.
36-48  Melompat dengan satu kaki,  Menggambar/menulis garis lurus,
bulan  Melempar benda-benda kecil ke bulatan,segi empat, huruf dan angka.
atas,  Menghitung lebih dari 2 atau 3 angka.
 Menirukan binatang berjalan,  Menggambar dengan jari, memakai cat,
 Berjalan jinjit secara bergantian.  Mengenal campuran warna dengan cat air,
 Mengenal bentuk dengan menempel
potongan bentuk.
 Mengenal konsep "separuh atau satu"
 Menggambar dan atau melengkapi gambar,
 Menghitung benda-benda kecil dan
mencocokkan dengan angka.
 Lomba karung
48-60  Menggunting kertas (sudah dilipat) dengan
 Main engklek
bulan gunting tumpul,
 Melompat tali.
 Membandingkan besar/kecil,
banyak/sedikit, berat/ringan.
 Belajar 'percobaan ilmiah'
 Berkebun.
b. Kemampuan Bicara dan Bahasa
Bertambahnya kematangan otak dikombinasikan dengan peluang-peluang untuk
menjelajahi dunia sekelilingnya dan sebagai penyumbang terbesar untuk lahirnya
kemampuan kognitif anak.Sejumlah kemampuan anak, seperti belajar membaca adalah
berkaitan dengan masukan dari mata anak yang ditransmisikan ke otak anak, kemudian
melalui sistem yang ada di otak, menterjemahkannya kedalam kode huruf-huruf, kata-kata
dan asosiasinya. Akhirnya akan dikeluarkan dalam bentuk bicara. Bakat bicara anak karena
sistem otak diorganisasikan sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak memproses
sebagai bahasa.
Anak mulai pandai berbicara, sejalan dengan perkembangannya memahami
sesuatu.Biasanya anak mulai berbicara sendiri, kemudian berkembang menjadi kemampuan
untuk bertindak tanpa harus mengucapkannya.Dalam hal ini anak telah menginternalisasikan
pembicaraan yang egocentris dalam bentuk berbicara sendiri menjadi pemikiran anak.Hal ini
merupakan suatu transisi awal untuk dapat lebih berkomunikasi secara sosial.
Usia Kemampuan Bicara dan Bahasa
 Membuat suara dari dari barang2 yang dipilihnya,

12-15 bulan Menyebut nama bagian tubuh,
 Melakukan pembicaraan.,
 Bercerita tentang gambar di buku/majalah,

15-18 bulan Permainan telepon-teleponan,
 Menyebut berbagai nama barang.
 Melihat acara televisi,

18-24 bulan Mengerjakan perintah sederhana,
 Bercerita tentang apa yang dilihatnya.
 Menyebut nama lengkap anak,
 Bercerita tentang diri anak,
24-36 bulan
 Menyebut berbagi jenis pakaian.
 Menyatakan keadaan suatu benda.
 Berbicara dengan anak,
 Bercerita mengenai dirinya,
36-48 bulan
 Bercerita melalui album foto,
 Mengenal huruf besar menurut alfabet di koran/majalah.
 Belajar mengingat-ingat,
 Mengenal huruf dan simbol,
 Mengenal angka,
 Membaca majalah,
 Mengenal musim,
48-60 bulan
 Mengumpulkan foto kegiatan keluarga,
 Mengenal dan mencintai buku,
 Melengkapi dan menyelesaikan kalimat,
 Menceritakan masa kecil anak,
 Membantu pekerjaan di dapur.

c. Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian


Dasar-dasar sosialisasi yang sudah diletakkan pada masa bayi, maka pada masa ini
mulai berkembang.Dalam hal ini hubungan keluarga, orangtua-anak, antar saudara dan
hubungan dengan sanak keluarga cukup berperan.Pengasuhan pada tahun pertama berpusat
pada perawatan, berubah ke arah kegiatan-kegiatan seperti permainan, pembicaraan dan
pemberian disiplin, akhirnya mengajak anak untuk menalar terhadap sesuatu.Pada masa ini
sebagai masa bermain, anak mulai melibatkan teman sebayanya, melalui bermain, meski
interaksi yang dibangun dalam permainan bukan bersifat sosial, namun sebagai kegiatan
untuk menyenangkan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri.Jenis permainan yang
dilakukan bisa berbentuk konstruktif, permainan pura-pura, permainan sensori motorik,
permainan sosial atau melibatkan orang lain, games atau berkompetisi.
Usia Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian
 Menirukan pekerjaan rumah tangga,
 Melepas pakaian,
12-15
 Makan sendiri,
bulan
 Merawat mainan,
 Pergi ke tempat-tempat umum.
 Belajar memeluk dan mencium,
 Membereskan mainan/membantu kegiatan di rumah,
15-18
 Bermain dengan teman sebaya,
bulan
 Permainan baru,
 Bermain petak umpet.
 Mengancingkan kancing baju,
 Permainan yang memerlukan interkasi dengan teman bermain.
18-24
 Membuat rumah-rumahan,
bulan
 Berpakaian,
 Memisahkan diri dengan anak.
 Melatih buang air kecil dan buang air besar di WC/kamar mandi.
24-36
 Berdandan/memilih pakaian sendiri.
bulan
 Berpakaian sendiri.
 Mengancingkan kancing tarik,
 Makan pakai sendok garpu,
36-48
 Membantu memasak,
bulan
 Mencuci tangan dan kaki,
 Mengenal aturan/batasan.
 Membentuk kemandirian dengan memberi kesempatan mengunjungi temannya
tanpa ditemani.
 Membuat atau menempel foto keluarga,
48-60  Membuat mainan/boneka dari kertas.
bulan  Menggambar orang,
 Mengikuti aturan permainan/petunjuk,
 Bermain kreatif dengan teman-temannya,
 Bermain 'berjualan dan berbelanja di toko"

3. Masa Anak Pra Sekolah (usia 60-72 bulan atau 5-6 tahun);
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil, aktivitas jasmani semakin
bertambah dan meiningkatnya keterampilan dan proses berpikir. Anak mulai menunjukkan
keinginannya seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya.Pada masa ini, anak mulai
diperkenalkan dengan lingkungan luar selain lingkungan dalam rumah, sehingga anak mulai
senang bermain di luar rumah. Anak mulai berteman bahkan anak banyak keluarga
menghabiskan waktunya bermain di luar rumah, seperti bermain di taman atau ke tempat-
tempat yang menyediakan fasilitas bermain anak.
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, oleh karenanya panca indera dan
sistim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak
mampu belajar dengan baik. Proses belajar yang tepat bagi usia ini adalah dengan cara
bermain. (Soetjiningsih, 2007)
Kemampuan yang dimiliki pada anak pra sekolah adalah sbb:
Kemampuan Keterangan
 bermain bola dengan teman sebayanya
Gerak kasar
 naik sepeda, bermain sepatu roda.
 mengerti urutan kegiatan,
 berlatih mengingat-ingat,
 membuat sesuatu dari tanah liat/lilin,
 bermain "berjualan",
 belajar bertukang, memakai pali, gergaji dan paku,
Gerak halus  mengumpulkan benda-benda,
 belajar memasak,
 mengenal kalender
 mengenal waktu,
 menggambar dari berbagai sudut pandang,
 belajar mengukur.
 mengenal benda yang serupa dan berbeda,
 bermain tebak-tebakan,
 berlatih mengingat-ingat,
Bicara dan bahasa  menjawab pertanyaan "mengapa ?"
 menganal rambut/tanda lalu lintas,
 mengenal uang logam,
 mengamati/meneliti keadaan sekitar.
 Berkomunikasi dengan anak,

Bersosialisasi dan kemandirian. Berteman dan bergaul,
 Mematuhi peraturan keluarga

Anda mungkin juga menyukai