2TS13216 PDF
2TS13216 PDF
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur dengan air (Grim,
1953). Partikel-partikel tanah berukuran yang lebih kecil dari 2 mikron (=2μ), atau
<5 mikron menurut sistem klasifikasi yang lain, disebut saja sebagai partikel
lempung umumnya berukuran koloid (<1μ) dan ukuran 2μ merupakan batas atas
(paling besar) dari ukuran partikel mineral lempung. ASTM D-653 memberikan
batasan bahwa secara fisik ukuran lempung adalah partikel yang berukuran antara
berikut:
2. Permeabilitas rendah
Kebanyakan jenis tanah terdiri dari banyak campuran atau lebih dari satu
macam ukuran partikel. Tanah lempung belum tentu terdiri dari partikel lempung
7
8
saja, akan tetapi dapat bercampur butir-butiran ukuran lanau maupun pasir dan
Konsistensi dari tanah lempung dan tanah kohesif lainnya sangat dipengaruhi
oleh kadar air. Indeks plastisitas dan batas cair dapat digunakan untuk
Sifat plastis dari suatu tanah adalah disebabkan oleh air yang terserap di sekeliling
permukaan partikel lempung, maka dapat diharapkan bahwa tipe dan jumlah mineral
lempung yang dikandung didalam suatu tanah akan mempengaruhi batas plastis dan
2.2 Longsoran
diakibatkan oleh terjadinya kegagalan geser, di sepanjang satu atau lebih bidang
untuk mencapai kuat geser puncaknya dan pada tebal zona longsornya
(Hardiyatmo, 2006).
sering terjadi dan membahayakan khususnya pada waktu musim hujan. Longsor
seringkali terjadi akibat adanya pergerakan tanah pada kondisi daerah lereng yang
curam, kondisi tanah yang tidak homogen, dan tidak memiliki lekatan antara
lapisan tanah. Faktor lain yang menimbulkan longsor adalah rembesan, aktifitas
geologi seperti patahan, rekahan dan liniasi. Kondisi lingkungan setempat seperti
9
bentuk dan kemiringan lereng, kekuatan material, kedudukan muka air tanah dan
(Verhoef, 1985).
Longsoran dapat dicegah apabila gaya dorong (gaya penyebab longsor) tidak
melebihi gaya perlawanan yang berasal dari tahanan geser tanah sepanjang bidang
Bidang longsor
Menurut Hardiyatmo (2006), longsoran yang sering terjadi selama ini dibagi
1. Longsoran translasi
Bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau
permukaan lereng, sehingga gerakan tanah secara translasi seperti pada Gambar
2.2. Dalam tanah lempung, translasi terjadi di sepanjang lapisan tipis pasir atau
lanau, khususnya bila bidang lemah tersebut sejajar dengan lereng yang ada.
10
Longsoran translasi lempung yang mengandung lapisan pasir atau lanau, dapat
disebabkan oleh tekanan air pori yang tinggi dalam pasir atau lanau tersebut.
2. Longsoran rotasi
Bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung
melengkung ke atas, dan sering terjadi pada massa tanah yang bergerak dalam
satu kesatuan. Longsoran rotasi murni (slump) terjadi pada material yang relatif
lapisan atas tanah yang keras seperti pada Gambar 2.4 dibawah ini.
elevasi antar satu daerah dengan daerah yang lain dan membentuk kemiringan
tertentu. Pada tanah yang tidak datar akan mempunyai komponen gravitasi dan
berat yang cenderung menggerakkan massa tanah dari elevasi tinggi ke rendah.
massa tanah dan apabila tegangan lebih kecil daripada gaya penggerak yang
terjadi maka dapat terjadi kelongsoran lereng. Kondisi ini dapat dicegah jika gaya
dorong (driving force) tidak melampaui gaya perlawanan yang berasal dari
Jika longsor terjadi dimana permukaan bidang gelincir memotong lereng pada
dasar atau di atas ujung dasar dinamakan longsor lereng (slope failure) seperti
lingkaran ujung dasar (toe circle), jika bidang gelincir tadi melalui ujung dasar
maka disebut lingkaran lereng (slope circle). Pada kondisi tertentu terjadi
Gambar 2.8. Jika longsor terjadi dimana permukaan bidang gelincir berada agak
jauh di bawah ujung dasar dinamakan longsor dasar (base failure) seperti pada
berikut:
masing sisi seperti pada Gambar 2.10 Gravity Wall mengandalkan berat
sendiri dan gerakan tanah dasar untuk memikul gaya-gaya longsoran seperti
tekanan lateral. Umumnya konstruksi ini dibuat dari pasangan batu kali atau
dasar dan kekakuan konstruksi sheet pile. Umumnya terbuat dari beton
perlawanan terhadap geseran yang dapat dikembangkan oleh bidang longsor tanah
mengetahui letak bidang longsor maka perlu dianalisis yang sering disebut dengan
analisis stabilitas lereng. Analisis ini sering dilakukan dalam proses perancangan
untuk memeriksa keamanan dari lereng alam, lereng galian, dan lereng urugan
tanah.
didasarkan pada metode keseimbangan batas. Pada metode ini akan diperoleh
mempertahankan massa tanah agar tetap stabil dengan gaya yang menggerakan
massa tanah untuk tetap stabil diperoleh dari gaya perlawanan geser tanah itu
blok kelongsoran menjadi bagian yang lebih kecil (slices), tegak dan lebar dari
tiap-tiap irisan tidak harus sama. Macam-macam metode irisan yang sering
Dengan cara mencari angka keamanan minimum yang merupakan letak dari
b) Metode Fellenius
Cara ini dapat dipakai pada lereng-lereng dengan kondisi isotropis, non-
atas beberapa elemen vertikal. Lebar elemen dapat diambil tidak sama dan
yang bekerja pada sisi kanan-kiri dari sembarang irisan mempunyai resultan
daripada metode irisan yang sederhana. Dalam metode ini, pengaruh gaya-
gaya pada sisi tepi tiap irisan diperhitungkan. Selain itu pada metode ini,
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah Metode Irisan Bishop yang
paling banyak digunakan karena lokasi lingkaran longsor dengan metode ini