Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis yang semakin
perusahaannya, baik perusahaan kecil, menengah, maupun besar. Oleh karena itu,
berkaitan dengan usaha bisnisnya utamanya dalam segi ekonomi, sehingga usaha
mungkin melalui kegiatan operasional yang mereka lakukan. Disisi lain untuk
kualitas produk. Harga jual produk sangat ditentukan oleh harga pokok produk.
Penetapan biaya yang lebih tepat akan menghasilkan harga pokok produk yang
lebih akurat. Penetapan harga jual yang terlalu tinggi akan membuat konsumen
beralih kepada pesaing, sedangkan penetapan harga jual terlalu rendah akan
untuk menghasilkan suatu produk atau jasa. Harga pokok produksi mempunyai
peranan penting dalam perusahaan, diantaranya yaitu penentuan harga jual suatu
biaya. Oleh sebab itu, harga pokok produksi harus dihitung secara cermat dan
tradisional untuk menghitung harga pokok produk usahanya, sehingga hal itu
1
dapat berdampak pada laba perusahan yang kurang akurat, karena perhitungan
harga pokok produk hanya sebatas perhitungan bahan baku dan biaya tenaga
sumber daya yang banyak namun dilaporkan dengan lebih rendah dari yang
sumber daya yang sedikit namun yang dilaporkan lebih tinggi dari keadaan
sebenarnya. Under costing dan over costing yang terjadi di perusahaan dapat
pokok adalah hal krusial bagi perusahaan. Beragamnya pembiayaan selama proses
harga jual.
penetapan biaya yang lebih akurat yaitu Metode Activity-Based Costing, yang
dinilai lebih mampu menghitung harga pokok produk secara tepat, proporsional,
biaya, bukan produk. Metode ini mewakili penelusuran biaya yang lebih
harga pokok yang lain, diantaranya: dapat mengukur secara cermat biaya-biaya
2
yang keluar dari setiap aktivitas. Biaya untuk masing-masing aktivitas ini yang
dapat memperoleh informasi harga pokok yang akurat terkait biaya yang terjadi di
yang telah diidentifikasi tersebut kemudian akan ditentukan cost driver masing-
yang lebih akurat yaitu Metode Activity-Based Costing, yang dinilai lebih mampu
menghasilkan beberapa jenis produk lemari, bufet, kursi, pintu, tempat tidur, dan
dibandingkan dengan konsumen yang membeli produk yang sudah jadi. Berikut
Tabel 1.1 Daftar penjualan produk CV. Masegena Furniture bulan April 2019.
Harga Jual Total
Jenis produk Unit
(Rp) (Rp)
Lemari 3 Pintu 2 Rp 10,000,000 Rp 20,000,000
Lemari 2 Pintu 3 Rp 7,000,000 Rp 21,000,000
Kursi Sofa 1 Set 1 Rp 25,000,000 Rp 25,000,000
Jumlah 14 Rp 66,000,000
Sumber: Data diolah, 2019
3
Berdasarkan informasi yang diambil oleh penulis, selama ini pihak
besarnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan
peralatan, biaya penyusutan bangunan, biaya pemakaian listrik, biaya tenaga kerja
proses yang panjang dan membutuhkan ketelitian yang tinggi sehingga bisa
dihasilkan furniture dengan kualitas yang baik. Secara garis besar dapat kita
jabarkan bagaimana semua proses tersebut berjalan dan bagaimana mengatur agar
memerlukan pemeriksaan yang berbeda pula. Dari proses awal sebuah log kayu,
diselesaikan ketika memasuki tahap ini. Finishing merupakan tahap akhir pada
overhead yang didominasi oleh biaya-biaya yang timbul akibat penggunaan mesin
4
dalam berproduksi. Hal ini terjadi karena dalam proses pengolahan, penggunaan
dipengaruhi oleh perubahan jumlah unit yang diproduksi. Menurut Hilton & Platt
harga pokok produk atas dasar unit cost. Perhitungan yang dilakukan yaitu dengan
hanya menjumlahkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja kemudian
membagi dengan satu cost driver saja, yaitu jumlah unit produk. Seiring dengan
yang baik oleh manajemen perusahaan, sehingga laba yang diperoleh belum
mengendalikan biaya, sebab informasi yang dihasilkan pada harga pokok produk
hanya menunjukkan dimana biaya dikeluarkan, dan tidak menunjukkan hal yang
untuk dituangkan dalam skripsi yang berjudul “Analisis Harga Pokok Produksi
5
1.2 Rumusan Masalah
diangkat dalam penelitian ini adalah menghitung harga pokok produksi sebagai
Ruang lingkup pada kegiatan ini dibatasi agar tidak terjadi kesalahan
2) Penentuan harga pokok produksi yang dihitung hanya pada produk yang
sering dipesan tiap bulannya dan memiliki harga jual yang tinggi dibanding
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan tugas akhir ini adalah:
6
2) Sebagai bahan referensi bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
atau jasa yang berguna di masa yang akan datang, atau mempunyai masa manfaat
ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau
memperoleh barang atau jasa yang bermanfaat di masa yang akan datang.
uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk
tujuan tertentu. Ada beberapa klasifikasi mengenai biaya. Berikut adalah beberapa
pengertian beserta contoh dari klasifikasi biaya menurut Firdaus Ahmad dan
biaya ke tahap yang berbeda dalam operasi suatu bisnis. Dalam lingkungan
manufaktur, total biaya operasi terdiri atas dua elemen: Biaya manufaktur dan
8
a) Biaya Manufaktur
Biaya manufaktur juga disebut juga biaya produksi atau biaya pabrik
didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya yaitu bahan baku, tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Bahan baku dan tenaga kerja
langsung, keduanya disebut biaya utama (prime cost). Tenaga kerja langsung
b) Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan baku yang membentuk bagian integral dari
produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.
Contoh dari bahan baku adalah kayu yang digunakan untuk membuat mebel
di mebel merupakan bagian integral dari barang jadi, tetapi karena biaya paku
bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak
elemen biaya yang terpisah dilakukan. Pertama, pekerja yang sama melakukan
berbagai tugas.
9
d) Biaya Overhead Pabrik
manufaktur, atau biaya pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak
memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku dan tenaga kerja
langsung.
e) Bahan Penolong
karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari produk. Contohnya
adalah amplas dan pelumas. Bahan penolong juga termasuk bahan baku yang
bahan baku tersebut sangat minimal atau penelusuran terlalu rumit, maka
sia-sia atau tidak ekonomis. Contohnya adalah paku, sekrup, mur, lem, dan
staples Perlengkapan pabrik, satu bentuk bahan penolong, terdiri atas oli
pelumas, minyak pelumas, kain perca, dan sikat yang dibutuhkan untuk
memelihara area kerja dan mesin tetap dalam kondisi siap dipakai dan aman.
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak dapat
10
g) Beban Komersial
dan beban administratif juga disebut beban umum dan beban administratif)
ketika proses manufaktur selesai dan produk ada dalam kondisi siap dijual
yang bertanggung jawab atas proses manufaktur dapat dianggap sebagai biaya
manufaktur, dan gaji wakil presiden direktur yang bertanggung jawab atas
terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan (relevant range). Dengan
kata lain biaya variabel menunjukkan jumlah per unit yang relatif konstan dengan
berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Biaya variabel biasanya dapat
dibebankan ke departemen operasi dengan cukup mudah dan akurat, dan dapat
biasanya memasukkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung Berikut
11
a) Biaya Tetap
Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan
Dengan kata lain, biaya tetap per unit semakin kecil seiring meningkatnya
semi variabel.
Beberapa jenis biaya memiliki elemen biaya tetap dan biaya variabel
jenis biaya ini disebut biaya semi variabel. Misalnya, biaya listrik adalah biaya
b) Semi Variabel
departemen personalia, jasa kantor pabrik, jasa bahan baku dan persediaan, air
12
non-manufaktur biasanya diklasifikasikan sebagaia biaya tetap atau non-biaya
komponen variabel
didefinisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang atau jasa, yang
yang berkaitan dengan produk (barang) yang diperoleh, terdapat unsur biaya
produk berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
bahan yang diidentifikasi sebagai bagian dari barang jadi dan dapat ditelusuri
2) Tenaga kerja langsung (direct labor) merupakan upah semua tenaga kerja yang
3) Biaya produksi tidak langsung (overhead cost) merupakan semua biaya yang
bukan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung yang berkaitan dengan
proses produksi. Biaya ini terbagi atas biaya variabel dan biaya tetap.
13
kontemporer.Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan Full
distorsi dalam penentuan biaya produk. Akibatnya dalam kondisi persaingan ketat,
perusahaan menjadi sering salah dalam pembuatan keputusan yang berbasis pada
informasi biaya produk sehingga perusahaan kalah dalam persaingan. Berikut ini
beberapa indikator yang menunjukkan bahwa sistem biaya berbasis unit telah
ketinggalan jaman.
tinggi justru terlihat sangat laku, tetapi sebaliknya produk yang ditawarkan
2) Harga pokok pesaing terlihat sangat murah dan tidak masuk akal padahal
6) Perusahaan memiliki ceruk pasar yang menghasilkan laba tinggi yang hanya
dikuasai sendiri. Pesaing tidak tertarik masuk ke ceruk tersebut karena harga
14
7) Konsumen tidak protes saat terjadi kenaikan produk karena harga masih
pemicu biaya yang berbeda dengan produk yang sudah ada sehingga harus
10) Biaya produk berubah saat ada perubahan aturan pelaporan keuangan.
11) Mowen dkk. (2017: 378) mengemukakan bahwa distorsi biaya produk dapat
c) Perbaikan berkelanjutan.
membutuhkan informasi biaya yang akurat agar dapat mengambil keputusan yang
efektif. Kelemahan metode penetapan harga pokok dengan sistem akuntansi biaya
Akuntansi biaya tradisional tidak memadai untuk manajemen biaya strategis sebab
hanya membebankan biaya produksi ke produk sedangkan biaya lain yang
berkaitan dengan produk tidak dibebankan ke harga pokok produknya. Hal ini
15
akan menimbulkan ketidakefisienan dalam penentuan harga pokok produk.
Ketidakefisienan tersebut kemudian akan terakumulasi dalam harga jual yang
mengakibatkan produk menjadi tidak kompetitif.
“Pendekatan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke objek biaya seperti
produk, jasa, atau pelanggan berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek
pokok yang paling mendasari tingkat beberapa overhead yang telah ditetapkan
untuk menentukan harga pokok dari suatu produk atau jasa dengan
16
mengalokasikan biaya-biaya yang terjadi berdasarkan aktivitas masing-masing
produk terkait.
Konsep dasar Activity Based Costing menurut Dewi dan Septian Bayu Kristanto
Konsep dasar Activity Based Costing diungkapkan lebih lanjut oleh Dewi
dan Septian Bayu Kristanto (2014: 72) bahwa Activity Based Costing didasarkan
pada keinginan pelanggan untuk mendapatkan harga yang sesuai dengan value
perbaikan terhadap proses, kualitas produk atau jasa, serta lingkungan terkait yang
Dewi dan Septian Bayu Kristanto (2014: 72) juga mengungkapkan bahwa
terdapat 4 cara yang dapat dilakukan manajemen dalam mengelola aktivitas, yaitu:
1) Pengurangan aktivitas, yaitu dengan mengurangi waktu usaha atau usaha yang
17
Istilah umum yang perlu dipahami sebelum menerapkan konsep dasar
1) Aktivitas adalah kegiatan atau rangkaian pekerjaan yang dilakukan dalam suatu
organisasi;
2) Pusat aktivitas adalah beberapa aktivitas yang saling berkaitan atau sejenis
4) Objek biaya (cost object) adalah bentuk akhir di mana pengukuran biaya
diperlukan. Contohnya pelanggan, produk, jasa, kontrak, proyek atau unit kerja
6) Elemen biaya (cost element) merupakan jumlah yang dibayarkan untuk sumber
daya yang dikonsumsi oleh aktivitas dan terkandung di dalam cost pool;
biaya aktivitas. Cost driver merupakan faktor yang dapat diukur yang
aktivitas lainnya, produk atau jasa. Terdapat dua jenis cost driver, yaitu:
daya yang dikonsumsi oleh aktivitas. Misalnya presentase dari total yang
18
b) Driveraktivitas (activity driver) adalah ukuran frekuensi dan intensitas
biaya.
2) Penentuan tujuan penerapan sistem Activity Based Costing. Pada tahap ini,
manajemen harus menentukan apa yang akan dicapai oleh penerapan Activity
langsung/overhead;
sehingga dapat dihitung tarif per unit untuk setiap dasar alokasi;
19
6) Menghitung total biaya untuk setiap objek biaya.Setelah mengetahui jumlah
yaitu:
unit produk atau jasa. Biaya dalam aktivitas ini dipengaruhi dan dibebankan
secara merata kepada produk berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan.
batch atau kelompok produk, atau mengeset pekerjaan yang akan dilakukan.
Biaya untuk aktivitas ini berhubungan dengan jumlah batch yang diproduksi
dan tidak dipengaruhi oleh unit produksi dalam setiap order produksi.
produk berdasarkan taksiran jumlah unit produk tertentu yang akan dihasilkan
20
Riwayadi (2014:217) mengklasifikasikan aktivitas berdasarkan tingkatan
aktivitas, yaitu:
dilaksanakan setiap kali suatu unit produk dihasilkan. Biaya yang terkait
dengan aktivitas ini disebut biaya tingkat unit (unit level cost). Driver biaya
driver unit. Contoh driver unit adalah biaya tenaga kerja langsung (BTKL),
dilakukan setiap kali satu kelompok unit (batch) produk dihasilkan. Contoh
disebut dengan batch driver, contohnya lama waktu waktu pengesetan, berapa
dengan batch produk yang dihasilkan atau setiap unit produk yang dihasilkan.
ragam produk yang dihasilkan, dan jumlah komponen produk yang diperlukan.
21
4) Aktivitas tingkat fasilitas (facility level activities) merupakan aktivitas yang
(Landscaping), biaya kemanan, biaya pajak bumi dan bangunan, serta biaya
menggunakan driver yang arbitrer (arbitrary basis) sebab aktivitas ini tidak
(cost driver) sebagai dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead
(2011: 43) yaitu faktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas, cost driver
dapat diukur, dan digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari
Menurut Islahuzzaman (2011: 43), terdapat dua jenis cost driver, yaitu:
biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas ke kelompok dari semua
terhadap suatu aktivitas berdasarkan objek biaya. Activity driver ini digunakan
22
untuk membebankan biaya dari kelompok dari semua elemen biaya yang
Pemicu biaya dari setiap aktivitas akan berguna untuk pengalokasian biaya
berdasarkan rasio konsumsi dari setiap aktivitas. Mowen dkk. (2017: 383)
adalah:
1) Activity Based Costing menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan
diinformasikan dengan lebih baik mengenai harga jual, lini produk, pasar
dan proses menilai dengan membuat keputusan desain produk yang lebih baik,
nilai proyek.
23
2.11 Kelebihan Metode Activity Based Costing
ini memberikan gambaran yang jernih tentang bagaimana bauran dari beraneka
ragam produk, jasa, dan aktivitas yang memberikan kontribusi kepada laba usaha
sumber daya. Total biaya yang telah dibebankan ke masing-masing aktivitas akan
per cost driver, sebab cost driver masing-masing aktivitas perlu ditentukan sesuai
Jack (2015) juga menjelaskan bahwa beberapa kelebihan dari sistem biaya
Analisis sistem biaya Activity Based Costing itu sendiri memberi perhatian
pada semua aktivitas sehingga biaya aktivitas yang non lantai pabrik dapat
ditelusuri;
24
3) Mengakui bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya (activities cause cost)
cost driver), banyak dari pemacu biaya tersebut adalah berbasis transaksi
6) Sistem biaya Activity Based Costing memberikan suatu indikasi yang dapat
diandalkan dari biaya produk variabel jangka panjang (long run variable
Samryn (2012: 126) menggambarkan proses alokasi untuk pembebanan Tabel 2.1
Ilustasi Skema Alokasi Biaya dalam Sistem Activity Based Costing
25
Riwayadi (2014: 207) menjelaskan langkah-langkah pembebanan biaya
dengan pihak manajemen ini antara lain adalah apa yang dilakukan oleh pihak
manajemen, apa yang dilakukan oleh para karyawan, dan apa yang dilakukan
driver biayanya. Driver biaya ini akan digunakan untuk membebankan biaya
aktivitas utama ke produk akhir (barang jadi) dan membebankan biaya aktivitas
26
Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk mengidentifikasi biaya
aktivitas adalah mengidentifikasi sumber daya yang digunakan oleh setiap
aktivitas. Langkah kedua ialah mengidentifikasi item biaya dan besaran
biayanya. Biaya tersebut kemudian akan diklasifikasikan menjadi biaya
langsung aktivitas dan biaya tidak langsung aktivitas. Tahap ini akan
menjadikan aktivitas sebagai objek biaya. Biaya tidak langsung aktivitas
dibebankan ke masing-masing aktivitas menggunakan driver biaya untuk
sumber daya. Driver biaya yang tepat untuk setiap aktivitas perlu dicari untuk
kategori biaya tidak langsung.
3) Mengumpulkan data kapasitas driver aktivitas dan driver sumber daya
tidak berhubungan langsung dengan objek akhir. Aktivitas utama yang akan
27
mengetahui biaya tingkat aktivitas mana yang paling besar, apakah biaya
tingkat unit, tingkat batch, tingkat produk, ataukah tingkat fasilitas. Informasi
28
ABC membebankan biaya overhead pabrik ke objek (produk atau jasa)
dihitung tarif biaya per unit sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas
atau jasa dengan mengalikan tarif biaya per unit setiap aktivitas dengan jumlah
Halim dkk. (2013: 126) menjelaskan beberapa metode yang digunakan untuk
1) Pendekatan Cost-Plus
mementukan harga jual produk atau jasa.Harga jual pada pendekatan ini dapat
jumlah tertentu yang disebut dengan mark up. Mark up dalam hal ini
merupakan laba yang diinginkan oleh perusahaan atas suatu produk atau jasa
yang dihasilkan.
pasar untuk menentukan harga jual produk yang baru. Berdasarkan hasil tes
tersebut, perusahaan dapat memilih harga jual yang akan diterapkan bagi
produk atau jasa yang baru dihasilkan. Selain melakukan eksperimen atau tes
pasar, perusahaan menerapkan strategi penentuan harga jual produk atau jasa
29
pricing. Skrimming pricing merupakan bentuk strategi penentuan harga jual
produk atau jasa baru dengan menentukan harga jual mula-mula relatif tinggi
3) Teori Harga
teori ini, harga jual yang terbaik adalah yang dapat memaksimulmkan laba
perusahaan. Laba yang maksimum dapat terjadi pada saat perbedaan antara
pendapatan total dengan biaya total dalam jumlah yang paling besar.
30
BAB III METODE KEGIATAN
dengan cara melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen yang berisi data dan
dianalisis adalah data mengenai biaya produksi, data transaksi, dan catatan dari
perusahaan yang selanjutnya akan diolah terkait dengan masalah yang dibahas.
Teknik analisis yang digunakan oleh penulis dalam kegiatan ini adalah
1) Pengumpulan data awal yaitu jenis produk dan harga jual produk
31
2) Identifikasi aktivitas dan biaya sumber daya pada kegiatan poduksi seperti
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead;
6) Pengklasifikasikan aktivitas;
Menghitung harga per unit cost driver dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
antara peneliti dengan responden yang terkait yaitu pemilik UKM Bali Sari
produksi pada UKM Bali Sari dengan pendekatan Activity Based Costing
32
3. Penerapan metode perhitungan HPP dengan menggunakan metode ABC
keunggulan dari metode Activity Based Costing. William K.Carter (2009; 532)
metode ABC dan tradisional, yang menjadi standar yaitu Keputusan dan kendali
yang lebih baik. Sistem ABC menyajikan pengukuran yang lebih akurat
tentang biaya yang timbul karena dipicu oleh aktivitas, membantu manajemen
untuk meningkatkan nilai produk dan nilai proses dengan membuat keputusan
33
yang lebih baik tentang desain produk, mengendalikan biaya secara lebih baik,
metode.
34
BAB IV HASIL DAN DESKRIPSI KEGIATAN
4.1 Hasil
bidang industri mebel yang berlokasi di Nusa Harapan Permai, jalan poros BTP
Makassar yang didirikan oleh Bapak Erwin. Usaha ini berbentuk perseorangan
berbagai macam produk seperti lemari, tempat tidur, kursi, bufet, pintu, kusen dan
partisi. Perusahaan ini memiliki 14 pekerja yang dibagi ke dalam beberapa bagian.
perakitan, dan bagian finishing. Kedua, bagian operasional terdiri dari supir dan
buruh.
produk yang dijadikan sebagai pajangan atau contoh produk untuk dipasarkan ke
pelanggan, tetapi untuk produk yang dijual terlebih dahulu melalui proses
pembayaran upah tenaga kerja. Adapun tugas pekerja yaitu melakukan pekerjaan
yang menunjukkan:
35
3) Batas atau wewenang jabatan yang memegang fungsi dalam organisasi.
PEMILIK
BAGIAN SUPIR
PENGOLAHAN
BAHAN BAKU
BAGIAN FINISHING
36
bahan baku, dan sebagainya yang berhubungan dengan proses produksi
secara keseluruhan.
menjadi papan dan balok kayu yang siap untuk masuk ke bagian perakitan.
5) Buruh bertugas mengangkut kayu yang telah dibeli ke mobil dan kemudian
baku.
Masagena Furniture:
Bedasarkan gambar di atas, tahap pertama yaitu pengolahan bahan baku. Pada
tahap ini bahan baku kayu akan diolah terlebih dahulu melalui proses pemotongan
menggunakan alat ketam atau meja katang untuk membentuk sebuah balok dan
mengurangi ketebalan kayu, dan juga dipotong sesuai dengan ukuran dan bentuk yang
akan dibuat menggunakan alat selendang. Setelah itu permukaan bahan baku
37
dirapikan menggunakan alat pahat agar memudahkan dalam membuat lubang
purusan atau lubang kunci, dan diperhalus lagi menggunakan alat amplas.
Bahan baku kayu yang sudah diolah kemudian dirakit sesuai jenis produk yang
dipesan menggunakan alat bor, alat profit, dan grenda untuk pemotongan kaca
maupun cermin. Tahap perakhir yaitu finishing. Pada tahap finishing dilakukan
pemasangan jok untuk produk yang menggunakan jok seperti kursi, dan proses
atas dasar unit cost yaitu dengan menjumlahkan biaya langsung dan biaya
overhead yang ditaksir oleh pemilik perusahaan. Harga jual produk pada CV
meja makan, dan kursi 1 set adalah kayu jati. Penggunaan bahan baku tiap
38
produk berbeda-beda tergantung ukuran yang diinginkan oleh pemesan.
produk yang terjual pada bulan april 2019 yaitu Rp. 12.800.000,-.
Bagian
Jumlah pengolahan Bagian Bagian
Jumlah (Rp)
tukang bahan baku perakitan (Rp) finishing (Rp)
(Rp)
8 Rp 4,800,000 Rp 4,800,000 Rp 3,200,000 Rp 12,800,000
Sumber: Data diolah, 2019.
a) Bahan penolong
engsel, paku, sekrup, amplas, gagang lemari, kaca cermin, kunci, dan
wood filler, biaya bahan penolong untuk meja makan, antara lain:
39
oskar, busa, wood filler, dan amplas. Biaya bahan penolong untuk
kursi sofa 1 set, antara lain: thinner, melamin clear, melamin sanding,
lem, paku, sekrup, amplas, kulit oskar, busa, dan wood filler.
produk:
Tabel 4.6 Biaya Bahan Penolong Kursi Sofa 1 Set CV Masagena Furniture
40
Lem epoxy WPM Rp 180,000
Paku Rp 30,000
Skrup Rp 49,500
Kulit oskar Rp 1,440,000
Busa Rp 804,000
Wood Filler Rp 215,618
Amplas Rp 28,000
Sumber: Data diolah, 2019
bulan.
c) Biaya listrik
baku dan pengantaran pesanan selama bulan April 2019 yaitu sebesar
Rp. 440.000,-.
41
g) Biaya penyusutan aktiva
aktiva yaitu Rp. 2.811.667,-. Jenis mesin dan kendaraan yang dimiliki
42
Tabel 4.8 Daftar Kendaraan dan Penyusutan Kendaraan CV Mazagena
Furniture
Total
Tahun Harga Total Umur Penyusutan
Nama Jenis Jumlah Penyusutan
Perolehan (Rp) (Rp) Ekonomis (Rp)
(Rp)
4.1.6 Identifikasi Aktivitas dan Biaya Sumber Daya pada Pembuatan Produk
CV Mazagena Furniture
Aktivitas ini adalah proses pengangkutan bahan mentah produk yang akan
digunakan nantinya di pabrik. Aktivitas ini menimbulkan biaya upah buruh dan
diolah menjadi bahan setengah jadi. Aktivitas ini menimbulkan biaya tenaga
3) Aktivitas Perakitan
Aktivitas ini adalah bagian yang bertugas melakukan perakitan bahan baku
menjadi barang jadi serta melakukan pengukiran terhadap produk. Aktivitas ini
43
menimbulkan biaya tenaga kerja tukang untuk 3 orang dan biaya bahan
penolong.
4) Aktivitas Finishing
biaya tenaga kerja tukang untuk 2 orang dan biaya bahan penolong.
Aktivitas ini adalah biaya dibebankan dalam upaya untuk menjaga kondisi
Aktivitas ini adalah biaya dibebankan dalam upaya untuk menjaga kondisi
44
gedung. Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus.
perusahaan.
4.2 Pembahasan
berdasarkan sistem tradisional. Dalam bab ini akan dibahas mengenai penerapan
CV Mazegena Furniture.
Mazegena Furniture
Salah satu cara yang biasa digunakan untuk menghitung harga pokok
CV Mazegena Firniture tahun 2019 diperoleh hasil harga pokok produksi untuk
45
lemari 3 pintu (2 unit) sebesar Rp 15.946.741,- untuk meja makan (3 unit) sebesar
CV Mazegena Furniture.
46
c) Aktivitas perakitan dalam proses produksi mengonsumsi biaya biaya gaji
pemeliharaan mesin.
penyusutan aktiva
dimaksudkan dalam penentuan tarif per unit Cost Driver. Data Cost Driver pada
47
Biaya gaji tukang
3 Aktivitas perakitan
departemen perakitan Jumlah volume
produk
Biaya bahan penolong
4. Identifikasi Sumber Daya Aktivitas, Biaya Sumber Daya, dan Driver Sumber
Daya
yang terbagi atas sopir dan buruh dengan gaji masing-masing sebesar Rp
48
1.100.000,-. Total biaya gaji yang dikeluarkan oleh CV Mazagena
Biaya bahan bakar merupakan biaya bahan bakar yang digunakan sopir
Total biaya bahan bakar CV Mazagena Furniture pada bulan April 2019
6.257.620,-.
adalah Rp 850.000.-.
49
g) Biaya Pemeliharaan Kendaraan.
yaitu ganti oli, dan service ringan secara berkala . Total biaya
Rp. 920.000,-.
1.952.790,-.
Aktiva yang digunakan oleh setiap aktivitas memiliki harga perolehan dan
umur ekonomis yang berbeda. Adapun total biaya penyusutan mesin untuk
2.811.667,-.
Berikut merupakan data kapasitas driver aktivitas dan driver sumber daya:
Tabel 4.12 Daftar Penggunaan Bahan Baku CV Mazagena Furniture Bulan April
2019
Jenis bahan
No. Jenis produk Jumlah (m3)
baku
1 Lemari 3 pintu kayu jati 0,62
2 Meja makan kayu jati 0,5
3 1 set kursi sofa kayu jati 0,94
Sumber: Data diolah, 2019
baku bulan April 2019 untuk lemari 3 pintu berjumlah 0,62 m3, meja makan
50
berjumlah 0,5 m3, dan 1 set kursi sofa berjumlah 0,94 m3. Jadi, total penggunaan
bahan baku CV Mazagena Furniture bulan April 2019 adalah 2,06 m3.
Jumlah
No. Jenis produk Harga satuan Total
pesanan
Rp10,000,000
1 Lemari 3 pintu 2 Rp 20,000,000
Rp 7,000,000
2 Meja makan 3 Rp 21,000,000
Rp25,000,000
3 1 set kursi sofa 1 Rp 25,000,000
Sumber: data diolah, 2019
bulan April 2019 untuk lemari 3 pintu sebanyak 2 unit, meja makan sebanyak 3
unit, dan 1 set kursi sofa sebanyak 1 unit . Jadi, total pesanan produk pada CV
51
Berdasarkan Tabel 4.14, dapat diketahui bahwa mesin CV Mazagena Furniture
yaitu mesin ketam kayu 12 unit, mesin bor 8 unit, mesin profil kayu 4 unit, mesin
gergaji 5 unit, mesin pahat 1 unit, mesin selendang kayu 1 unit, mesin asah kayu 1
unit, mesin gerinda 5 unit, mesin amplas 5 unit, mesin kompressor 3 unit, dan
mesin meja katang 2 unit. Jadi, total mesin pada CV Mazagena Furniture adalah
47 unit.
Tahun
Nama Jenis Jumlah Harga Total
Perolehan
Furniture yaitu pickup panter 1 unit, pickup colt 1 unit, dan motor 2 unit. Jadi,
i. Gaji buruh
52
unit mobil perusahaan. Jadi, total biaya bahan bakar sebesar
Rp. 240.000,-.
Total Rp 4,640,000
Data diolah april 2019
b) Aktivitas Pengolahan Bahan Baku
Biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas ini adalah biaya gaji tukang
4.800.000,-.
ii. Biaya bahan baku sebesar Rp. 22.080.000 untuk proses produksi di
c) Aktivitas Perakitan
Biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas perakitan yaitu biaya gaji tukang
53
i. Gaji Tukang
3.494.857,-.
d) Aktivitas Finishing
54
e) Aktivitas Pengantaran Produk
sebesar Rp 920.000,-.
Biaya yang timbul dari aktivitas ini untuk setiap departemen berbeda.
yaitu Rp 1.952.790,-
55
7. Penghitungan Tarif per Unit Cost Driver
volume produk yang digunakan pada bulan April 2019. Total biaya pada
aktivitas ini adalah Rp 4.640.000,-. Tarif aktivitas pada aktivitas ini dapat
4.640.000,-
Tarif per cost driver = = Rp 2.252.427,18
2.06
Cost driver pada aktivitas pengolahan bahan baku adalah jumlah volume
produk yang digunakan pada bulan April 2019. Total biaya pada aktivitas ini
adalah Rp 26.880.000,-. Tarif per cost driver pada aktivitas ini dapat dihitung
sebagai berikut:
26.880.000
Tarif per cost driver = = Rp 13.048.543,69
2,06
c) Aktivitas Perakitan
Cost driver pada aktivitas perakitan adalah jumlah jumlah volume produk
yang digunakan pada bulan April 2019. Total biaya pada aktivitas ini adalah
Rp 8.294.857,-. Tarif per cost driver pada aktivitas ini dapat dihitung sebagai
berikut:
56
8.294.857
Tarif per cost driver = = Rp 4.026.629,61
2,06
d) Aktivitas Finishing
Cost driver pada aktivitas perakitan adalah jumlah volume produk yang
digunakan pada bulan April 2019. Total biaya pada aktivitas ini adalah
Rp 5.962.763,-. Tarif per cost driver pada aktivitas ini dapat dihitung sebagai
berikut:
Rp 5.962.763
Tarif per cost driver = = Rp 2.894 545,15
2.06
Cost driver pada aktivitas perakitan adalah jumlah volume produk yang
digunakan pada bulan April 2019. Total biaya pada aktivitas ini adalah
Rp 200.000,-. Tarif per cost driver pada aktivitas ini dapat dihitung sebagai
berikut:
200.000
Tarif per cost driver = = Rp 97.087,38
2.06
mesin produksi. Total biaya pada aktivitas ini adalah Rp 850.000,-. Tarif per
57
850.000
Tarif per cost driver = = Rp 77.272,73
11
produk yang digunakan. Total biaya pada aktivitas ini adalah Rp 920.000,-.
Tarif per cost driver pada aktivitas ini dapat dihitung sebagai berikut:
920.000
Tarif per cost driver = = Rp 230.000
4
Cost driver pada aktivitas pemakaian listrik dan air adalah jumlah biaya
listrik yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk produk pada bulan april 2019.
Total biaya pada aktivitas ini adalah Rp 1.952.790,-. Tarif per cost driver pada
1.952.790
Tarif per cost driver = = Rp. 947.956,31
2.06
produk yang digunakan bulan april 2019. Total biaya pada aktivitas ini adalah
Rp 2.811.667,-. Tarif per cost driver pada aktivitas ini dapat dihitung sebagai
berikut:
2.811.667
Tarif per cost driver = = Rp. 1.364.886,89
2.06
58
4.2.2 Pembebanan Biaya Aktivitas pada Masing-masing Produk.
Rp. 2.252.427,18,- per produk. Berdasarkan Penghitungan Tarif per Unit Cost
Driver, jumlah produk yang terjual yaitu, lemari 3 pintu 2 unit, meja makan 3
unit, dan 1 set kursi sofa 1 unit. Total biaya pembelian bahan baku yang
makan adalah sebesar Rp. 1.126.213,59,-, dan 1 set kursi sofa adalah sebesar
Rp. 2.117.281.55,-.
Cost Driver, jumlah produk yang terjual yaitu, lemari 3 pintu 2 unit, meja
makan 3 unit, dan 1 set kursi sofa 1 unit. Total biaya pembelian bahan baku
meja makan adalah sebesar Rp. 6.524.271,84-, dan 1 set kursi sofa adalah
Tarif per cost driver aktivitas perakitan adalah Rp. 4.026.629,61-, per
produk. Berdasarkan Penghitungan Tarif per Unit Cost Driver, jumlah produk
yang terjual yaitu, lemari 3 pintu 2 unit, meja makan 3 unit, dan 1 set kursi
sofa 1 unit. Total biaya pembelian bahan baku yang dibebankan kepada lemari
Rp. 2.496.501,36-, dan 1 set kursi sofa adalah sebesar Rp. 2.013.314,81,-.
59
4) Biaya Aktivitas Finishing
Tarif per cost driver aktivitas Finishing adalah Rp. 2.894.545,15,- per
produk. Berdasarkan Penghitungan Tarif per Unit Cost Driver, jumlah produk
yang terjual yaitu, lemari 3 pintu 2 unit, meja makan 3 unit, dan 1 set kursi
sofa 1 unit. Total biaya pembelian bahan baku yang dibebankan kepada lemari
Tarif per cost driver aktivitas Pengantaran Produk adalah Rp. 97.087,38,-
per produk. Berdasarkan Penghitungan Tarif per Unit Cost Driver, jumlah
produk yang terjual yaitu, lemari 3 pintu 2 unit, meja makan 3 unit, dan 1 set
kursi sofa 1 unit. Total biaya pembelian bahan baku yang dibebankan kepada
lemari 3 pintu adalah sebesar Rp. 60.194,17-, meja makan adalah sebesar
Rp. 48.543,69-, dan 1 set kursi sofa adalah sebesar Rp. 91.262,14,-.
Tarif per cost driver aktivitas Pemeliharaan Mesin adalah Rp. 77.272,73,-
per produk. Berdasarkan Penghitungan Tarif per Unit Cost Driver, jumlah
produk yang terjual yaitu, lemari 3 pintu 2 unit, meja makan 3 unit, dan 1 set
kursi sofa 1 unit. Total biaya pembelian bahan baku yang dibebankan kepada
lemari 3 pintu adalah sebesar Rp. 255.825,24-, meja makan adalah sebesar
Rp. 206.310,68-, dan 1 set kursi sofa adalah sebesar Rp. 387.864,08,-.
Rp. 230.000,00,- per produk. Berdasarkan Penghitungan Tarif per Unit Cost
60
Driver, jumlah produk yang terjual yaitu, lemari 3 pintu 2 unit, meja makan 3
unit, dan 1 set kursi sofa 1 unit. Total biaya pembelian bahan baku yang
makan adalah sebesar Rp. 223.300,97-, dan 1 set kursi sofa adalah sebesar
Rp. 419.805,83,-.
Tarif per cost driver aktivitas Pemakaian Listrik dan air adalah
Rp. 947.956,31,- per produk. Berdasarkan Penghitungan Tarif per Unit Cost
Driver, jumlah produk yang terjual yaitu, lemari 3 pintu 2 unit, meja makan 3
unit, dan 1 set kursi sofa 1 unit. Total biaya pembelian bahan baku yang
makan adalah sebesar Rp. 473.978,16-, dan 1 set kursi sofa adalah sebesar
Rp. 891.078,93,-.
Rp. 1.364.886,89,- per produk. Berdasarkan Penghitungan Tarif per Unit Cost
Driver, jumlah produk yang terjual yaitu, lemari 3 pintu 2 unit, meja makan 3
unit, dan 1 set kursi sofa 1 unit. Total biaya pembelian bahan baku yang
makan adalah sebesar Rp. 682.443,45-, dan 1 set kursi sofa adalah sebesar
Rp. 1.282.993,68,-.
61
Tabel 4.20 Pembebanan Biaya untuk Masing-Masing Produk CV.
Mazegena Furniture April Tahun 2019.
Lemari
0.62 Rp 1,396,504.85
3 Pintu
Meja
Pembelian 0.50 Rp 1,126,213.59
1 Makan Rp 2,252,427.18
bahan baku
Kursi
Sofa 1 0.94 Rp 2,117,281.55
Set
Total 2.06 Rp 4,640,000.00
Lemari
0.62 Rp 8,090,097.09
3 Pintu
Meja
Pengolahan 0.50 Rp 6,524,271.84
2 Makan Rp13,048,543.69
bahan baku
Kursi
Sofa 1 0.94 Rp 12,265,631.07
Set
Total 2.06 Rp 26,880,000.00
Lemari
0.62 Rp 2,496,510.36
3 Pintu
Meja
0.50 Rp 2,013,314.81
3 Perakitan Makan Rp 4,026,629.61
Kursi
Sofa 1 0.94 Rp 3,785,031.83
Set
Total 2.06 Rp 8,294,857.00
Lemari
0.62 Rp 1,794,617.99
3 Pintu
Meja
0.50 Rp 1,447,272.57
4 Fiinishing Makan Rp 2,894,545.15
Kursi
Sofa 1 0.94 Rp 2,720,872.44
Set
Total 2.06 Rp 5,962,763.00
Lemari
0.62 Rp 60,194.17
3 Pintu
Meja
Pengantaran 0.50 Rp 48,543.69
5 Makan Rp 97,087.38
Produk
Kursi
Sofa 1 0.94 Rp 91,262.14
Set
Total 2.06 Rp 200,000.00
Lemari
3.31 Rp 255,825.24
Pemeliharaan 3 Pintu
6 Rp 77,272.73
Mesin Meja
2.67 Rp 206,310.68
Makan
62
Kursi
Sofa 1 5.02 Rp 387,864.08
Set
Total 11.00 Rp 850,000.00
Lemari
1.20 Rp 276,893.20
3 Pintu
Meja
Pemeliharaan 0.97 Rp 223,300.97
7 Makan Rp 230,000.00
Kendaraan
Kursi
Sofa 1 1.83 Rp 419,805.83
Set
Total 4.00 Rp 920,000.00
Lemari
0.62 Rp 587,732.91
3 Pintu
Meja
Pemakaian 0.50 Rp 473,978.16
8 Makan Rp 947,956.31
listrik dan air
Kursi
Sofa 1 0.94 Rp 891,078.93
Set
Total 2.06 Rp 1,952,790.00
Lemari
0.62 Rp 846,229.87
3 Pintu
Meja
Penyusutan 0.50 Rp 682,443.45
9 Makan Rp 1,364,886.89
Aktiva
Kursi
Sofa 1 0.94 Rp 1,282,993.68
Set
Total 2.06 Rp 2,811,667.00
Sumber: Data diolah, 2019
Tabel 4.21 Harga Pokok Jasa per Kamar Superior Hotel Almadera Makassar
Tahun 2017
63
Penyusutan
Rp 1,364,886.89 0.62 Rp 846,229.87
Aktiva
Total biaya aktivitas dibebankan ke produk lemari
Rp 15,804,605.70
3 pintu
Jumlah produk terjual 2
Harga Pokok
Rp 7,902,302.85
Produk
Sumber: Data diolah, 2019
Tabel 4.22 Harga Pokok Jasa per Kamar Superior Hotel Almadera Makassar
Tahun 2017
Tabel 4.23 Harga Pokok Jasa per Kamar Superior Hotel Almadera Makassar
Tahun 2017
64
Total biaya aktivitas dibebankan ke produk kursi sofa 1 set Rp 23,961,821.54
Jumlah produk terjual 1
Harga Pokok Produk Rp 23,961,821.54
Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarkan Tabel 4.22 dapat diketahui bahwa harga pokok produk lemari
diketahui bahwa harga pokok produk meja makan adalah Rp 4.248.549.92,- per
produk. Berdasarkan Tabel 4.24 dapat diketahui bahwa harga pokok produk kursi
Metode Activity Based Costing pada CV Mazegena Furniture pada bulan april
2019.
65
Perhitungan harga pokok menggunakan metode Activity Based Costing
dan air, dan aktivitas penyusutan aktiva. Aktivitas yang telah diidentifikasi
menimbulkan biaya sumber daya. Biaya sumber daya tersebut diantaranya adalah
biaya upah buruh, biaya bahan bakar, biaya biaya gaji tukang, biaya bahan baku,
biaya bahan penolong, biaya listrik dan air, biaya pemeliharaan mesin, biaya
dilakukan terlebih dahulu sebelum menghitung tarif per cost driver, sebab cost
Tarif per cost driver akan dihitung dengan melakukan pembagian biaya
masing-masing aktivitas dengan cost driver. Tarif per cost driver masing-masing
66
perkalian antara tarif per cost driver dengan kapasitas driver masing-masing
produk.
tenaga kerja dan bahan baku yang berbeda setiap produk, sehingga untuk
mengetahui total biaya dari masing-masing aktivitas tersebut harus dihitung secara
produksi. Harga pokok produk dihitung dengan melakukan pembagian total biaya
produk, harga pokok produk meja makan adalah Rp 4.248.549.92,- per produk,
harga pokok produk kursi sofa 1 set adalah Rp 23.961.821,54,- per produk.
Pembebanan yang hanya dilakukan pada satu cost driver akan menyebabkan
terjadinya distorsi biaya overhead. Penggunaan cost driver yang lebih banyak
67
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
produk, harga pokok produk meja makan adalah Rp 4.248.549.92,- per produk,
harga pokok produk kursi sofa 1 set adalah Rp 23.961.821,54,- per produk..
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan pada kegiatan ini adalah sebagai
berikut:
1) CV Mazegena Furniture
Costing dalam menentukan harga jual produk, sebab metode ini dapat
2) Peneliti Selanjutnya
Based Costing. Oleh sebab itu, perlu adanya kegiatan lebih lanjut mengenai
hal ini.
68
DAFTAR PUSTAKA
Blocher., dkk. 2009. Manajemen Biaya Edisi 5. Jakarta Selatan: Salemba Empat.
Dunia dan Abdullah W. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi ke3. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya. Edisi ke5. UPP STIM YKPN Universitas Gajah
Mada
Raiborn dan Kinney m. 2011. Akuntansi Biaya Dasar Dan Pengembangan Edisi
7. Tr. Rahma Solo: Salemba Empat.
Syahputra. 2018. penentuan tarif sewa kamar dengan metode Activity Based
Costing pada hotel almadera Makassar. Makassar. Politeknik Negeri Ujung
Pandang.
Kristanto. 2014. Akuntansi Biaya Edisi 2. Bogor: In Media.
69