NIM. PO.71.24.4.16.026
TAHUN 2019
1
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing I Pembimbing II
2
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh :
NOVANIAR BURIAN
NIM. PO.71.24.4.16.026
Tim Penguji
Mengetahui,
Puji dan syukur penulis panjakan kehadiran Tuhan yang Maha Esa, ata hikmat dan karunia-
nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus komprehensif dengan judul “
Manajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S. dengan anemia sedang di Puskesmas
Jayapura Utara” dapat di selesaikan tepat pada waktunya. Terselesainya laporan kasus
komprehensif ini, berkat bantuan berbagai pihak untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Dr. Hermanus Arwam, MZ, SE., M.Kes,. D.min selaku Direktur poltekes kemenkes
jayapura
2. Ibu Ruth Yogi, S,ST.,M.Kes selaku ketua jurusan kebidanan politeknik kesehatan
kemenkes jayapura
ini.
4. Ibu Dewi Wuryandari, S.Kes., Bd, selaku pembimbing II yang juga ditengah kesibukan
komprehensif ini
5. Seluruh dosen beserta staf jurusan kebidanan politeknik kesehatan kemenkes jayapura
4
8. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tak dapat penulis sebutkan satu per
satu.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bawah dalam pembuatan laporan
kasus komprehensif pada pasien dengan Anemia Sedang ini dari penyusunan masi jauh dari kata
sempurnah. Untuk itu keritik dan saran sangatlah penulis harapkan dari perbaikan ke depan
Akhir kata, semoga laporan kasus komprehensif ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Doa
dan harapan dari penulis kiranya Tuhan Ynag Maha Esa, selalu menyertai kita dalam
menyelesaikan tugas serta mau lebih banyak belajar untuk karir hudup ini ke depanya.
Penulis
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia
banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu hamil. Anemia pada
remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut World Health Organization
(WHO) (2013), prevalensi anemia dunia berkisar 40-88%. Jumlah penduduk usia remaja
(10-19 tahun) di Indonesia sebesar 26,2% yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1%
Anemia pada ibu hamil menjadi masalah di dunia, karena anemia pada ibu hamil
sangat erat kaitannya dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi termasuk
resiko keguguran, lahir mati, rematuritas, berat bayi lahir rendah World Health
Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu
21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita
berumur 15-24 tahun (Kemenkes RI, 2014). Data Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2012 menyatakan bahwa prevalensi anemia pada balita sebesar 40,5%, ibu
hamil sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar 45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun sebesar
57,1% dan usia 19-45 tahun sebesar 39,5%. Wanita mempunyai risiko terkena anemia
paling tinggi terutama pada remaja putri (Kemenkes RI, 2013). Prevalensi anemia pada
pada tahun 2014 sebesar 85 %, prevalensi ini mengalami peningkatan dibandingkan pada
6
Anemia merupakan salah satu faktor penyebab tidak langsung kematian ibu
hamil. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah tertinggi bila dibandingkan dengan
kehamilan dan persalinan mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 289.000
orang. Target penurunan angka kematian ibu sebesar 75% antara tahun 1990 dan 2015
(WHO, 2015).
Anemia yakni suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau
kapasitas darah untuk mengangkut oksigen kesekitar tubuh. Anemia merupakan indikator
untuk gizi buruk dan kesehatan yang buruk. Anemia pada ibu hamil sangat terkait dengan
mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi, termasuk risiko keguguran, lahir mati,
Kondisi bayi dalam kandungan seorang ibu sangat dipengaruhi keadaan gizi ibu
sebelum dan selama mengandung. Wanita hamil berisiko mengalami kekurangan energi
kronik (KEK) jika memiliki lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm. ibu hamil
dengan KEK berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). BBLR akan membawa
risiko kematian, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. KEK juga bisa menjadi
penyebab tidak langsung kematian ibu, karena KEK pada wanita hamil bisa menjadi salah
satu penyebab terjadinya anemia dalam kehamilan. Anemia pada kehamilan bisa
menyebabkan perdarahan yang nantinya bisa mengakibatkan kematian baik pada ibu
tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin,
7
berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan.
mengalami penurunan dari 96,84% pada Tahun 2012 menjadi 95,25% pada Tahun 2013.
Hal yang sama juga berlaku pada Cakupan K4 yang biasanya meningkat tetapi cakupan
K4 kembali menurun pada 2013 menjadi 86,85% dari 90,18% pada Tahun sebelumnya.
Secara nasional, indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada Tahun
2013 belum dapat mencapai target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan
Sedangkan angka nasional mencapai 32 per 100.000 kelahiran baru. Tahun 2014 AKB di
Papua tercatat 8 per 100.000, sehingga terdapat penurunan tajam pada tahun 2010 ke
2014 tercatat 54 menjadi 8 anak per 1000. Sama halnya dengan angka kematian ibu
tahun 2010 di provinsi Papua menunjukkan angka 587 per 100.000 kelahiran baru dan
tahun 2014 menjadi 422 per 100.000 per kelahiran baru. Sementara itu angka nasional
Kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas jayapura utara meningkat dari data
pada tahun 2017 tercatat 228 orang ibu hamil dengan anemia dari 1.247 jiwa, sedangkan
tercatat 25 orang ibu hamil dengan anemia terhitung dari bulan April hingga Juli 2018.
asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, Ny. “S” dengan Anemia. Adapun
8
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
9
D. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Institusi
3. Bagi Penulis
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian Kehamilan
perhatian dan dukungan dari seluruh anggota keluarga (BKKBN, 2003, p. 19).
Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur. Dalam prosesnya,
perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh perjuangan
dalam siklus reproduksi. Kehamilan dimulai dari konsepsi dan berakhir dengan
dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa, dan ovum,
plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
11
b. Tanda-tanda Kehamilan
kehamilan yaitu :
a) Amenorhea
lambung yang berlebihan. Mual dan muntah pada pagi hari disebut
c) Ngidam
12
atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16
minggu.
e) Payudara Tegang
menghilang.
h) Pigmentasi kulit
dinding perut terdapat striae albican, striae livide dan linea nigra
i) Epulis
j) Varices
13
sekitargenetalia, kaki, betis, dan payudara. Penampakan pembuluh
a) Perut Membesar
saling bersentuhan.
14
3) Tanda Pasti Kehamilan
1) Perubahan Fisik
b) Trimester I
tergolong rendah, kira-kira 1-2 kg, karena pada masa ini saat
dibentuk.
a. Trimester II
15
kehamilan berasal dari uterus dan isi-isinya. Pada trimester II
badan yang berlebih dan secara cepat bisa jadi indikasi awal
b. Trimester III
12,5 kg adalah :
Janin 3-4
Plasenta 0,6
Lemak 3,5
Total 12,5
16
BBI = (TB-110) jika TB diatas 160 cm
30% dn sel darah bertamabah 20%. Massa sel darah merah terus
2. Sistem Pernafasan
17
pernafasan perut menjadi pernafasan dada oleh karena itu
karbondioksida.
3. Sistem Payudara
4. Sistem Reproduksi
18
Perubahan sistem reproduksi pada wanita hamil sebagai berikut :
a. Uterus
Pembesaran disebabkan :
darah.
c. Perkembangan desidua
Bentuk alfokat Bentuk : 4 bln => bulat akhir hamil => lonjong
telur
lunak.
19
dewasa.
16 ½ pusat – SOP
b. Serviks Uteri
20
Hipervaskularisasi pada vagina dan vulva mengakibatkan
d. Ovarium
plasenta.
e. Sistem Kekebalan
kehamilan.
f. Sistem Persyarafan
21
Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat
h.64-67).
a. Trimester pertama
ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang
22
kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan.
bahwa ialah penyebab tragedy tersebut. Hal ini dapat dihindari bila ia
kehamilan atu telah berusaha keras untuk hamil, merasa suka cita
sekaligus tidak percaya bahwa dirinya telah hamil dan mencari bukti
anatar wanita yanga satu dan yang lain. Meski beberapa wanita
23
pertama merupakan waktu terjadinya penurunan libido dan hal ini
yang besar dan cinta kasih tanpa seks. Libido secara umum sangat
b. Trimester kedua
yang baik, yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari
hamil atau ibu baru lainnya dan minat serta aktivitasnya berfokus
24
kebutuhan akan sejumlah proses duka cita, yang kemudian menjadi
c. Trimester ketiga
25
sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala
persalinan muncul.
perawatan bayi.
luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami cedera
26
Ia juga mengalami prosesduka lain ketika ia mengantisipasi
penting.
a. Status Kesehatan
27
untuk mendukung perkembangan dari kehidupan yang baru dan
28
Ibu hamil rawan mengalami kenaikan kadar gula darah yang
tidak pernah dialami sebelum hamil. Gangguan ini juga bisa dialami
b. Status Gizi
ibu hamil (diet ibu hamil). Masalah inilah yang menjadi tugas kita
diet atau makanan yang terbaik bagi wanita hamil akan sangat
29
diperlukan untuk pertumbuhan janin, plasenta, buah dada, dan
prematurus.
30
ini dengan bijaksana, jangan sampai menyinggung “ kearifan lokal “
( Ari, 2012 )
d. Ekonomi
kondisi kesehtan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil
31
e. Gaya Hidup
Cara hidup yang serba sibuk dan terburu-buru seperti yang banyak
1. Aktivitas Seksual
2011).
32
asuhan kehamilan dimana ibu hamil sama sekali tidak boleh
pula dari sisi keuntungan dan resiko bagi ibu hamil. ( Suryati,
2011 )
3. Senam Hamil
33
Komponenen gerakan senam ada bebrapa hal yang perlu
).
5. Merokok
34
kematian di ranjang bayi ( Crib Death). Asap rokok dapat
plasenta berkurang.
Kebutuhan fisik pada ibu hamil sangat diperlukan, yaitu meliputi oksigen,
a. Oksigen
b. Nutrisi
nilai bermutu tinggi. Gizi pada waktu hamil harus ditingkTKn hingga 300
kalori perhari.
35
1. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil Trimester Pertama
kalori/hari.
c. Minggu ke-7
miligram/hari.
d. Minggu ke-9
e. Minggu ke-10
36
Saatnya makan banyak protein untuk memperoleh asam
d. Minggu ke-12
berdenyut.
a. Minggu ke-13
berkembang.
b. Minggu ke-14
37
Ibu perlu menambah asupan kalori 300 kalori/hari untuk
c. Minggu ke-17
d. Minggu ke-24
e. Minggu ke-28
dipenuhi.
38
Di trimester ke III, ibu hamil butuh bekal energi yang memadai.
a. Kalori
b. Vitamin B6 (Piridoksin)
39
Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah
c. Yodium
e. Air
40
melarutkan dan mengatur proses metabolisme zat-zat gizi,
b. Personal Hygiene
Kebersihan diri selama kehamilan penting untuk dijaga oleh seorang ibu
1. Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan pakaian minimal 2 kali
sehari.
1. Pakaian
pada kaki.
2. Eliminasi
41
Ibu hamil sering buang air kecil terutama pada trimester pertama
dikurangi.
3. Seksual
a. Pilih posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi wanita
hamil.
4. Mobilisasi
42
dan bodi mekanik untuk ibu hamil harus memperhatikan cara-cara yang
tempat tidur.
5. Senam Hamil
hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan
spontan.
Keuntungan :
a. Melenturkan otot
b. Memberikan kesegaran
43
memutuskan mengikuti senam hamil, diskusikan kondisi kehamilan
6. Istirahat/tidur
Kurang istirahat/tidur, ibu hamil akan terlihat pucat, lesu dan kurang
perut yang membesar atau posisi tidurnya jadi tidak nyaman. Tidur yang
7. Pekerjaan
44
a. Wanita hamil boleh bekerja, tapi jangan terlalu berat
a. Perdarahan Pervaginam
dkk, 2010).
1. Plasenta Previa
45
b. Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada
2. Solusio Plasenta
tanda yang lebih khas (rahim keras seperti papan) karena seluruh
46
kehamilan 37 minggu) maupun pada kehamilan aterm, ketuban
bayi akan mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika
ibu makan dan minum dengan baik. Biasanya tanda dan gejala nya
menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti
6. Anemia
47
ditegakkan bila kadar hemoglobin (Hb) <11g/dL (7,45mmol/L) dan
hematokrit <0,33.
bawah 11gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5gr% pada trimester 2,
nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil,
Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang tidak diimbangi dengan jumlah plasma
menyebabkan pengenceran darah. Plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%.
1) Patologis
payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan, dan
maksimum terjadi pada trimester III dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit
menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang
48
Cepat lelah, lesu, mata berkunang, pusing, gampang pingsan, sesak nafas saat
beraktivitas atau berolahraga berat, permukaan kulit dan wajah pucat, mual muntah
49
darah minimal 2 kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan III (Dep.Kes RI, 2014)
50
d. Diagnosis
1) Anamnesa
Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang – kunang, dan keluhan sering mual muntah lebih hebat pada hamil
muda.
2) Pemeriksaan fisik
b) Kurang bergairah.
takhirkardi.
51
<7 gr% : anemia berat
52
e. Pengaruh anemia pada ibu hamil, bersalin, dan nifas
1) Keguguran.
2) Partus prematurus.
5) Syok.
8) Bila terjadi anemia gravis ( Hb dibawah 4 gr% ) terjadi payah jantung yang bukan
1) Bagi ibu
53
a) Bahaya selama
kehamilan (1)Dapat
terjadi abortus
(2)Persalinan
prematuritas
54
(9) Ketuban pecah dini (KPD)
30 mg pada trimester III ibu hamil non anemik Hb ≥ 11 gr/dl, sedangkan untuk hamil
dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen sulfat 325 mg 1-2 kali sehari.
Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari
atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin
makanan serta mengkonsumsi buah dan sayur yang mengandung vitamin C pada
waktu makan bisa membuat tubuh terhindar dari anemia. Mengindari makanan yang
1) Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran warna hijau,
2) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, tomat, mangga dan
lain – lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi (Mei, 2013)
Penderita anemia sedang sebaiknya tidak menggunakan suplemen zat besi. Lebih
makanan yang banyak mengandung zat besi seperti telur, susu, hati,
55
ikan, daging, kacang – kacangan (tahu, oncom, kedelai, kacang hijau, sayuran berwarna
hijau, sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam) dan buah – buahan (jeruk, jambu biji
dan pisang). Selain itu dibiasakan pula menambahkan substansi yang mendahulukan
penyerapan zat besi sperti vitamin C, air jeruk, daging ayam dan ikan. Sebaliknya substansi
penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi patut dihindari (Anonim, 2003).
makanan yang mengadung zat besi seperti sayuran yang berwarna hijau tua yaitu bayam.
Dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung kaya akan zat besi di imbangi dengan
makanan yang dapat membantu penyerapan zat besi yaitu yang mengandung vitamin C
seperti jeruk, tomat, mangga dan jambu. Sebab kandungan asam askorbat dalam vitamin
Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ). Dalam keadaan normal kenaikan
berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang
berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang
266
tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran
tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap
minimal pemberian
Imunisasi TT
penyakit Tetanus.
bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan
267
Tabel. 2.5 Perubahan Tinggi Fundus Uteri
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm
e. Pemeriksaan HB
Pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke 28.
bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka harus diberi
lebih.
268
f. Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab.)
spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka
Untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti
i. Senam Hamil
Diberikan kepada Bumil pendatang dari daerah malaria juga kepada bumil
dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan
269
2. Konsep Dasar Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan
yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap
lengkap.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan. (Retno, 2013; h. 2). Persalinan normal
menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah
pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan
secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37
dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan 37-42 minggu lahir spontan, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun janin, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
270
b. Tanda-tanda Persalinan
a. Lightening
lebih sulit saat berjalan, seiring nyeri pada anggota badan, dan
sering kencing.
271
1. Perubahan Fisiologis pada Ibu Bersalin
lanjut, uterus terdiri atasdua bagian yaitu segmen atas rahim yang
dibentuk oleh corpus uteri dan segmen bawah rahim yang dibentuk
5. Sebagian dari isi rahim keluar dari segmen atas dan diterima oleh
sedangkan segmen bawah rahim makin diregang dan makin tipis dan
Karena segmen atas makin tebal dan segmen bawah makin tipis
maka batas antara segmen atas dan bawah lingkaran reaksi yang
retraksi lebih jelas dan naik mendekat pusat lingkaran retraksi yang
patologis/lingkaran bandle.
272
Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang
kutup atas anak tertekan pada fundus sedangkan kutub bawah ditekan
kedalam PAP.
Agar bayi dapat keluar dari rahim maka perlu terjadi pembukaan dari
dari serviks.
sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi satu lubang saja
cm diameternya.
Dalam kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina yang sejak
273
Waktu kepala sampai divulva, lubang vulva menghadap kedepan atas.
e. Tekanan Darah
yang mengubah tekanan darah ibu. Aliran darah yang menurun pada
f. Metabolisme
g. Suhu Tubuh
274
h. Detak Jantung
i. Pernafasan
menyebabkan alkologis
1. Poliuria
ginjal.
rasa malu. Protein urin 1+ dapat dikatakan normal dan hasil ini
persalinan.
k. Perubahan Gastrointestinal
275
l. Perubahan Hematologi
penolong persalinan.
Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu dalam persalinan, terutama pada
sekelilingnya
pemeriksaan
276
9. Tampak menuntut, tidak mempercayai, marah atau menolak terhadap
para petugas
pemberi perawatan
11. Tampak lepas kontrol dalam persalinan seperti saat nyeri hebat,
remeh.
14. Respon “Melawan atau menghindar” yang dipicu oleh adanya bahaya
Adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,
dasar panggul, serviks dan vagina.Agar janin dan placenta dapat melalui jalan
panggul.
277
3. Dasar panggul terdiri dari otot-otot dan macam-macam jaringan, untuk
dapat dilalui bayi dengan mudah jaringan dan otot-otot harus lemas dan
4. Kelainan pada jalan lahir lunak diantaranya disebabkan oleh serviks yang
kaku.
b. Power (Kekuatan)
Persalinan akan berjalan normal, jika his dan tenaga meneran ibu baik. Kelainan
4. Inkoordibasi kontraksi otot rahim yang disebabkan karena usia terlalu tua,
6. Kelelahan
c. Passanger
2. Janin merupakan passanger utama, dan bagian janin yang paling penting
adalah kepala, karena kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar,
278
3. Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passanger adalah
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi,
sungsang.
d. Psyche (Pikologis)
Asuhan ini berorientasi pada tubuh ibu selama dalam proses persalinan, hal
ini juga dapat menghindarkan dari ibu dari infeksi. Adapun asuhan yang
2. Berendam
3. Perawatan mulut
4. Pengipasan
279
c. Pengurangn rasa sakit
f. Penatalaksanaan Dalam Proses Persalinan Kala I-IV dan 2 Jam Post Partum
Pengertian asuhan persalinan normal (APN) adalah asuhan yang bersih dan
aman dari setiap tahapan persalinan yaitu mulai dari kala satu sampai dengan kala
bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta
dengan intervensi yang minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan
ampul oksitosin dan memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah
partus set.
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan degan sabun dan
air mengalir.
5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan
280
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva
ke perineum.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai (pastikan DJJ
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta
ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (pada
saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa
nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
281
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental.
gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah
arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang.
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke arah bokong
dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk
25. Melakukan penilaian selintas : (a) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
282
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
(intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari
pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali
31. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi),
32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva.
35. Meletakan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk
36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan,
Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat
minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai
283
dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan
dorsokranial).
38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-
hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase (pemijatan) pada fundus uteri
jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk
memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap,
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
43. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara terbalik dan
rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5 % selama sepuluh menit. Cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan tangan dengan tissue
atau handuk pribadi yang bersih dan kering. Kemudian pakai sarung tangan
44. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit
1 jam.
284
45. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata
46. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di
47. Celupkan tangan dilarutan klorin 0,5% ,dan lepaskan secara terbalik dan
rendam, kemudian cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir,
49. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
51. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1
jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
52. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.
53. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan
kering.
56. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila
285
58. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung
tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI,
2005).
Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir merupakan suatu proses adaptasi
dengan lingkungan luar atau di kenal dengan kehidupan ekstra uteri. Sebelum nya
bayi cukup hanya beradaptasi dengan kehidupan intra uteri. Perubahan fisiologis
a. Sistem Pernapasan
Perubahan sisitem ini di awali dari perkembangan organ paru itu sendiri
sistem pernapasan. Proses perubahan bayi baru lahir adalah dalam hal pernapasan
yang dapat di pengaruhi oleh keadaan hipoksia pada akhir persalinan dan
oblongata di otak. Selain itu juga jadi tekanan rongga dada karena kompresi paru
286
timbulnya pernapasan dapat terjadi akibat interaksi sistem pernapasan itu sendiri
dengan sisitem kardiovaskuler dan susunan saraf pusat. Selain itu adanya surfaktan
dan upaya resfirasi dalam pernapasan dapat berfungsi untuk mengeluarkan cairan
dalam paru serta mengembangkan jaringan alveolus paru agar dapat berfungsi.
menstabilkan diding alveolus untuk mencegah kolaps ( Betz dan Sowden, 2002 ).
1. Perkembangan Paru-Paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang
bronkus, proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8tahun, sampain
adalah :Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar
287
saraf pusat menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkesinambungan
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang
bronkus, proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8tahun, sampain
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan
nafas janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan
6. Perubahan Suhu
288
Keadaan dingin akan merangsang pernafasan.
pertama kali.
pernapasaan.
sudah terganggu.
beyi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini di
289
paru-paru basah dalam jangka waktu yang lebih lama. Dengan beberapa
kali tarikan nafas yang pertama udara memenuhi ruangan trakhea dan
ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima
Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru
lahir, yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses pengantaran oksigen ke seluruh
atrium jantung dan penutupan duktus ateriosus anatara arteri paru dan aorta.
Perubahan ini terjadi akibat adanya tekanan pada seluruh sistem pembuluh
sistem pembuluh darah dapat terjadi saat tali pusat di potong, resistensinya akan
meningkat dan tekanan atrium kanan akan menurun karena suplai darah ke atrium
290
kanan berkurang yang dapat menyebabkan volume dan tekanan atrium kanan juga
menimbulkan relaksi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru yang dapat
mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan, dengan
meningkatkan tekanan pada atrium kanan akan terjadi penurunan atrium kiri,
foramen ovale akan menutup, atau dengan pernafasan kadar oksigen dalam darah
akan meningkat yang dapat menyebabkan duktus arteriosus mengalami kontriksi dan
menutup. Perubahan lain adalah menutupnya vena umbilikus, dutus venosus, dan
arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit
setelah tali pusat di klem dan penutupan jaringan fibrosa membutuhkan waktu sekitar
turun120x/m
291
g) Respirasi : Pada menit-menit pertama cepat,yaitu 80 kali/menit,
pertama.
m) Suhu : 36,5-37ºC
3. Cairan
a) Kebutuhan cairan
292
Hari I : 60 cc/kg BB/hari
8. Perlindungan
293
e) Memberi salep mata antibiotik pada kedua mata
f) Memberikan imunisasi
a) Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-
alat reproduksi pulih seperti sebelum hamildan secara normal masa nifas
c) Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, placenta, serta
d) Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai sampai
294
f) Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1jam setelah lahirnya ta sampai
g) Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
a) Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan.
c) Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
atau tahun. Perubahan-perubahan dan adaptasi fisiologi dan psikologi ibu nifas
a) Sistem Kardiovaskuler
b) Volume Darah
295
Perubahan pada volume darah tergantung pada beberapa variabel.
perubahan volume darah tetapi hanya terbatas pada volume darah total.
sebelum kehamilan.
c) Cariac Output
venosus return, bradicardi terlihat selama waktu ini. Cardiac output akan
kembali pada keadaan semula seperti sebelum hamil dalam 2-3 minggu.
d) Sistem Haematologi
296
haematokritdan haemoglobin akan kembali pada keadaan normal
dan tetap tinggi dalam beberapa hari postpartum. Jumlah sel darah
e. Varices pada kaki dan sekitar anus (haemoroid) adalah umum pada
e) Sistem Reproduksi
a. Uterus
297
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (Involusi) sehingga
b. Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan
c. Serviks
hari pertama sesusah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada
298
berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi
lebih menonjol.
c. Perineum
d. Payudara
dengan efektif dengan cara diisap oleh bayi untuk pengadaan dan
keberangsungan laktasi.
f) Sistim Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan terdapat
spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami
kompresi anatara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urine
dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah
299
Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali
g) Sistem Gastrointestinal
namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua
hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika
h) Sistem Endokrin
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post partum.
Progesteron turun pada hari ke3 post partum. Kadar prolaktin dalam darah
beragsur-angsur hilang.
i) Sistem Muskuloskeletal
Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam post partum. Ambulasi dini
involusi
300
Masa ini terjadi 1-3 hari pasca-persalinan, ibu yang baru akan melahirkan
Masa inni terjadi 3-10 hari pasca-persalinan, ibu menjadi khawatir akan
ibu dalam merawat bayi semakin besar. Ibu berupaya untuk menguasai
NAKES)
Masa ini biasanya terjadi bila ibu sudahpulang dari RS dan melibatkan
keluarga. Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran
Postpartum blues atau sering juga disebut maternity blues atau sindrom
ibu baru, dimengerti sebagai suatu sindrom gangguan efek ringan pada
301
minggu pertama setelah persalinan dengan ditandai gejala-gejala berikut
ini.
a) Reaksi depresi/sedih/disforia
b) Sering menangis
c) Mudah tersinggung
d) Cemas
e) Labilitas perasaan
h) Kelelahan
i) Mudah sedih
j) Cepat marah
menjadi gembira.
bayinya.
m) Perasaan bersalah
n) Pelupa
Puncak dari postpartum blues ini 3-5 hari setelah melahirkan dan
302
bayinnya. Kecenderungan untuk mengembangkan postpartum blues tidak
oleh stres. Namun stres dan sejarah depresi dapat mempengerahi apakah
postpartum blues terus menjadi depresi besar, oleh karena itu postpartum
masa nifas.
disampaikan
d) Cukup istirahat
f) Berolahraga ringan
Keadaan ini berlangsung antara 3-6 bulan bahkan pada beberapa kasus
303
terjadi selama 1 tahun pertama kehidupan bayi. Penyebab depresi terjadi
karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul saat melahirkan dan karena
menyusui)
304
d. Kunjungan Masa Nifas
Tujuan:
perdarahan berlanjut.
ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau
Tujuan :
305
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi
abnormal.
tanda penyakit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
abnormal.
tanda penyakit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
306
4. Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)
Tujuan :
c) Nyeri perut hebat/rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung, serta ulu
hati.
i) Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih atau nafas
terengah-engah.
k) Tidak bisa buang air besar selama tiga hari atau rasa sakit waktu buang air
kecil.
l) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri sendiri.
307
m) Depresi pada masa nifas.
a) Kebutuhan Nutrisi
Nutrisi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya.
Kebutuahn gizi pada masa nifas teruatama bila menyusui akan meningkat 25%,
untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi semua itu
Nutrisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi,bergizi dan cukup kalori. Kalori
kandungannya dalam makanan adalah vit B6, asam folat, kalsium, seng da
magesium. Kadar Vit B6, dan asam folat dalam air susu langsung berkaitan
dengan diet atau asupan suplemen yang dikonsumsi ibu. Asupan vitamin yang
b) Kebutuhan Cairan
Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme tubuh.
Miumlah cairan cukup untuk membuat tubuh ibu tidak dehidrasi. Asupan tablet
tambah darah dan zat besi diberikan selama 40 hari postpartum. Mium kapsul
Vit.A (200.000 unit). Kegunaan cairan bagi tubuh menyangkut beberapa fungsi
berikut :
308
2) Keseimbangan dan keselaraan berbagai proses didalam tubuh
3) Sistem urinarius
c) Kebutuhan Ambulasi
usai. Aktivitas tersebut amat berguna bagis semua sistem tubuh, terutama
fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru. Hal tersebut juga
dan istirahat. Dalam 2 jam setelah bersalin ibu harus sudah bisa melakukan
dengan miring kanan atau kiri terlebih dahulu, kemudian duduk dan berangsur-
mengalami sulit kencing, sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme
oleh iritasi musculus spinchter selama persalinan, juga karea adanya edema
kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila dalam 3 hari ibu tidak dapat
vesica urinaria dengan air hangat, jika ibu belum bisa melakukan maka ajarkan
ibu untuk berkemih sambil membuka kran air, jika tetap belum bisa melakukan
Buang air besar akan biasa setelah sehari, kecuali bila ibu takut dengan luka
episiotomi. Bila sampai 3-4 hari belum buang air besar, sebaiknya dilakukan
diberikan obat rangsangan peroral atau per rektal, jika masih belum bisa
309
dilakukan klisma untuk meragsang buang air besar sehingga tidak mengalami
perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan
cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas
tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal. Ibu harus tetap bersih, segar
dan selalu diingat bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke belakang.
Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada
1) Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan
g) Kebutuhan Seksual
Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami-istri begitu darah berhenti
dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
310
Begitu darah berhenti dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan, inilah saat
aman untuk memuali melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
bersangkutan.
Orang-orang tubuh wanita akan kembali seperti semula sekitar 6 minggu. Oleh
tubuhnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara latihan senam nifas.
Senam nifas dilakukan pada saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada
komplikasi atau penyulit masa nifas atau diantara waktu makan. Sebelum
311
Tujuan dari kunjungan pertama ini ialah :
baru lahir.
bau.
melahirkan.
penyulit.
312
e) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara
fundus dibawah umbikulus, tidak ada perdarahan abnormal atautidak ada bau.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga
4) Kunjungan Keempat.
bayinya.
313
bahagia sejahtera. Keluarga sejahtera merupakan keluarga yang sah menurut
agama dan undang-undang serta memiliki ketahanan (baik secara fisik maupun non-
fisik), mampu memperbaiki dan meningkatkan kondisi mental, fisik, dan social
keluarga serta mampu menanamkan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan agama.
tidak di inginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak
seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Jumlah anak dalam sebuah keluarga
priavasektomi. Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi
ideal itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) dapat di percaya; 2) tidak
Keluarga Berencana (Depkes RI, 2005). Berasal dari kata Kontra berarti
(selwanita) yang matang dan sel sperma (selpria) yang mengakibatkan kehamilan.
314
Sedangkan alat kontrasepsi suntik menurut BKKBN adalah kontrasepsi dengan
hormon progesterone yang disuntikan kebokong atau otot panggul setiap 3 bulan
sementara atas kesepakatan suami-istri karena situasi dan kondisi tertentu untuk
istilah yang umum dipakai di dunia internasional yakni “family planning” atau
1. Kontrasepsi Sederhana
a. Kondom
Macam-macam Kondom :
1) Kondom Wanita
315
Cara kerja kondom wanita sama halnya dengan cara kondom pria,
menggunakannya benar.
2) Kondom Pria
Cara kerja kondom pria sama halnya dengan cara kondom wanita,
b. Coitus Interuptus
dicegah.(koes irianto,2014)
c. KB Alami
KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur,
serviks.
Macam-macam KB alami :
1. Metode Kalender
3. Diafragma
316
mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian
spermisida.
4. Spermisida
2. Kontrasepsi Hormonal
1) Pil KB
irianto,2014)
progesteron
c) Pil seksual, pil ini dibuat seperti urutan hormone yang dikeluarkan
317
2) Suntik KB
mengandung esterogen.
spermatozoa.
(Depo Noristerat)
Mekanisme Kerja :
1. Mencegah ovulasi
318
3) Implant
a. Jenis Implant
1. Norplant (6 kapsul)
2. Implanol (1 kapsul)
3. Jadena (2 kapsul)
b. Cara Kerja
indung telur
ke dalam rahim
2014; h.191).
a) Jenis-jenis AKDR/IUD
(1) IUD yang terbuat dari plastic (Lippes loop) atau baja anti karat
(2) IUD yang mengandung obat, yakni hormon steroid seperti IUD
319
2010).
a) Tubektomi
antara lain saat oprasi, cara mencapai tuba, dan cara penutupan tuba
(Sulistyawati, 2011).
320
Desember 1972) mengambil kesimpulan sebaiknya tubektomi
Indonesia di Medan (3-5 Juni 1976) dianjurkan pada umur antara 25-
tahun dengan 3 anak atau lebih, umur antara 30-35 tahun dengan 2
anak atau lebih, umur antara 35-40 tahun dengan 1 anak atau lebih.
apabila jumlah anak telah melebihi jumlah yang telah diinginkan oleh
pasangan itu.
(1) Efektifitas
(2) Keuntungan
genupektorial.
321
(d) Obesitas berlebihan
(Hartanto, 2004).
b) Vasektomi
merupakan suatu metode operatif minor pada pria yang sangat aman.
(1) Keuntungan
(a) Efektif
(c) Sederhana.
322
(e) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anastesi lokal
saja.
merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia
(2) Kerugian
infeksi.
yang sudah ada di dalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi
bengkak, nyeri, dan infeksi pada luka operasi. Pada vasektomi infeksi
terjadi.
323
1) KB Alami
a. Indikasi KB Alami
2. Wanita gemuk/kurus
b. Kontraindikasi KB Alami
2) Kontrasepsi Sederhana
a. Indikasi Kondom
Semua pasangan usia subur yang ingin berhubungan seksual dan belum
menginginkan kehamilan.
b. Kontraindikasi Kondom
b) Malposisi penis
3) Kontrasepsi Hormonal
a. Indikasi
1. Suntik
324
ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi,
2. Pil
Siklus haid tidak teratur, usia subur, telah memiliki anak, anemia
b. Kontraindikasi
1. Suntik
2. Pil
hepatitis
4) Implant
a. Indikasi
pil.
b. Kontraindikasi
325
penyebabnya, riwayat kanker payudara, diabetes melitus, penderita
5) IUD (AKDR)
a. Indikasi
b. Kontraindikasi
6) Kontrasepsi Mantap
1. Tubektomi
a) Indikasi
Usia >26 tahun, paritas >2, akan menimbulkan resiko yang serius
2. Vasektomi
a) Indikasi
b) Kontraindikasi
326
penyakit kencing manis, kelainan mekanisme pembekuan darah,
1) Pil Kombinasi
Periksa dalam atau tes kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum
Amenorea (tidak ada Tidak perlu pengobatan khusus. Coba berikan pil dengan dosis
perdarahan, atau spotting) estrogen 50 µg. Atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis progestin
pasien, bahwa pil yang telah diminumnya tidak punya efek pada
janin.
Mual, pusing atau muntah Tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik. Bila tidak hamil,
(akibat reaksi anafilaktik disarankan minum pil saat makan malam, atau sebelum tidur.
dan lambat laun akan berhenti. Bila perdarahan tetap saja terjadi,
327
ganti pil dengan dosis estrogen lebih tinggi (50 µg) sampai
2) Pil Proestin
Pastikan hamil atau tidak, bila tidak hamil, tidak perlu tindakan
membuat klien khawatir, rujuk ke klinik. Bila hamil, hentikan pil, dan
Perdarahan tidak Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan/tidak hamil, tidak perlu
teratur/spotting tindakan khusus. Bila klien tetap saja tidak dapat menerima kejadian
328
tersebut, perlu dicari metode kontrasepsi lain.
3) Suntik Kombinasi
Pastikan tidak ada kehamilan. Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil,
Mual, pusing atau muntah informasikan bahwa hal ini adalah hal biasa dan akan hilang dalam
waktu dekat.
Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil cari penyebab perdarahan yang
Perdarahan lain. Jelaskan bahwa perdarahan yang terjadi merupakan hal biasa.
329
4) Suntik Progestin
ke klinik.
Amenorea (tidak ada 2. Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien. Hentikan penyuntikan.
perdarahan, atau spotting) 3. Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera.
karena tidak akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak
330
perdarahan banyak selama pemberian suntikan ditangani
Meningkatnya/menurunnya kg dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat
berat badan badan terlalu mencolok. Bila berat badan berlebihan, hentikan
5) AKDR
Tabel 2.10 Efek Samping dan Penanganan Alat Kontrasepsi dalam Rahim
Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR apabila talinya
terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat,
Amenorea
atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepaskan. Apabila klien
dan diperhatikan.
331
Pastikan dan tegaskan adanya Penyakit Radang Panggul dan penyebab lain
Kejang dari kekejangan. Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri analgesik berat,
Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan yang sesuai. Jika
Kram analgesik saja. Jika penyebabnya tidak dapat ditemukan dan menderita
kram berat, cabut AKDR, kemudian ganti dengan AKDR baru atau cari
panggul atau kehamilan ektopik, rujuk klien bila dianggap perlu. Bila tidak
<7gr%) anjurkan untuk melepas AKDR dan bantulah memakai metode lain
yang sesuai.
Apabila tidak hamil dan AKDR tidak terlepas, berikan kondom. Periksa
Apabila tidak hamil dan AKDR yang hilang tidak ditemukan, pasanglah
332
AKDR baru atau bantulah klien menentukan metode lain.
333
B. Tinjauan Teori Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Menurut Varney
Pada langkah pertama ini dilakukan pengumpulan data dasar untuk mengumpulkan
semua data yang di perlukan guna mengevaluasi keadaan klien secara lengkap. Data terdiri
atas data subjektif dan data objektif. Data subjektif dapat diperoleh melalui anamnesa
langsung, maupun meninjau catatan dokumentasi asuhan sebelumnya, dan data objektif
di dapatkan dari pemeriksaan langsungpada pasien. Pada langkah pertama ini dikumpulkan
semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
334
ii. Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini, data dasar yang sudah di kumpulkan di interpretasikan sehingga
ditemukan diagnosis yang sfesifik (sesuai dengan “nomenklatur standar diagnosa”) dan
atau masalah yang menyertai. Dapat juga dirumuskan kebutuhan klien berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Masalah dan diagnosis
keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosis,
terhadap klien. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang di identifikasi oleh
bidan. Masalah ini sering menyertai diagnosa. Sebagai contoh diperoleh diagnosa
“kemungkinan wanita hamil”, dan masalah yang berhubungan dengan diagnose ini adalah
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnose yang sudah di identifikasi. Langkah ini I membutuhkan
Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman. Contoh: seorang wanita
yang hamil pertama kali, tetapi letak janinnya tidak normal (misalnya : bayi letak sungsang),
yang harus diantisipasi adalah terhadap kemungkinan kelahiran bayi tersebut apabila ingin
dilahirkan pervaginam, maka bidan harus dipertimbangkan besarnya janin dan ukuran
panggul ibu, juga harus dapat mengantisipasi terjadinya persalinan macet (after coming
335
iv. Langkah IV : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan
Segera.
Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
kondisi klien. Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin akan memerlukan konsultasi
atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya seperti pekerja sosial, ahli gizi
atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini bidan harus mampu
mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah- langkah
masalah yang telah di identifikasi atau diantisipasi, dan pada langkah ini reformasi/data
dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya
meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa
yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan
apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial-
Dengan perkataan lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang
berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana haruslah disetujui oleh kedua belah
pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat dilaksankan dengan efektif karena klien
336
merupakan bagian dari pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini
tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah
kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan
atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim
kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung
tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan dalam manajemen asuhan
bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama
yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan mengurangi waktu dan biaya serta
Pada langkah ke-tujuh ini dilakukan evaluasi ke efektifan dari asuhan yang sudah diberikan,
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan sebagaimana telah di identifikasi dalam masalah dan diagnosis. Rencana tersebut
dapat dianggap efektif jika memang sesuai dengan masalah dan diagnosis klien, juga benar
dalam pelaksanaannya. Disamping melakukan evaluasi terhadap hasil asuhan yang telah
diberikan, bidan juga dapat melakukan evaluasi terhadap proses asuhan yang telah
diberikan. Dengan harapan, hasil evaluasi proes sama dengan hasil evaluasi secara
keseluruhan.
337
2) SOAP
a. Definisi SOAP
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan tertulis. Metode 4 langkah
yang dinamakan SOAP ini disarikan dari proses pemikiran penatalaksaan kebidanan.
Dipakai untuk mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekaman medis pasien sebagai
catatan kemajuan. Model SOAP sering digunakan dalam catatan perkembangan pasien.
Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP setiap kali dia bertemu dengan pasiennya.
Selama antepartum, seorang bidan bisa menulis satu catatan SOAP untuk setiap kunjungan,
sementara dalam masa intrapartum, seorang bidan boleh menulis lebih dari satu catatan
b. Pembagian SOAP
Metode 4 langkah yang dinamakan SOAP ini disarikan dari proses pemikiran
Bentuk SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasien, dengan cara
S (subjektif) : Data subektif Berisi data dari pasien melalui anamnesis (wawancara)
O (objektif) : Data objektif Data yang dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik.
338
P (plan) : Perencanaan Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan
pasien.
e. Memberikan data untuk catatan nasional, riset, dan statistic mortalitas morbiditas.
f. Meningkatkan pemberian asuhan yang lebih aman, bermutu tinggi pada klien.
a. Pembuatan grafik metode SOAP merupakan progesi informasi yang systematis yang
b. Metode ini merupakan penyulingan inti sari dari proses penatalaksanaan kebidanan
a) Pasal 9
339
Bidan dalam menyelenggarakan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan yang
meliputi :
a) Pasal 10
(1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 1 diberikan
pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui
berwenang untuk :
(a) Episiotomi.
340
(g) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III dan postpartum.
b) Pasal 11
(1) Pelayanan kesehatan anak yang sebagaiman dimaksud dalam pasal 9 ayat 2
diberikan kepada bayi baru lahir, bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
(a) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan
hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi Vit. K 1, perawatan bayi baru lahir
(b) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk.
(e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
c) Pasal 12
341
(1) Memberikan penyuluhan dan konseling; kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana.
d) Pasal 13
(1) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10,11 dan 12, bidan
kesehatan meliputi :
(a) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim dan alat
(c) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan.
(d) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan
(e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah, dan
anak sekolah.
lainnya.
342
(2) Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi,
penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk
zat adiktif lainnya (NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah dilatih
untuk itu.
32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan dipandang perlu menetapkan strandar profesi bagi
Mengingat :
Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)
343
(c) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
(Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3547).
(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3637).
344
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Data Subyektif
1. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. A
345
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
2. Kunjugan Ke :4
3. Alasan kunjungan : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
4. Keluhan utama : Ibu mengatakan sakit di bagian bawah perut
5. Riwayat keluhan utama : Ibu mengatakan merasa sering sakit di bagian bawah perut
6. Riwayat perkawinan :
a. Umur waktu nikah : 19 tahun
b. Lama : 3 tahun
c. Perkawinan ke :1
7. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
1. Menarche : 13 tahun
2. Siklus :28 hari
3. Lama : 7 hari
4. Jumlah : 2-3 x ganti pembalut
5. Warna : Merah Darah
6. Bau : Amis
7. Keluhan : Tidak ada
8. Gangguan haid : Tidak ada
346
sekar \
ang
6) Keluhan
Trimester 1 : Mual.
Trimester 2 : Pilek dan pusing
Trimester 3 : Sakit di bagian bawah perut dan sakit di bokong
7) Imunisasi TT
- TT1 : sudah
- TT2 : sudah
8) Therapy/obat-obatan yang dikonsumsi : Tablet Sf, Kalk, vit c
9) Penyuluhan/nasehat yang telah didapat : Istirahat yang cukup, lengkapi nutrisi
ibu hamil dengan makan-makanan bergizi
10) Rencana Persalinan
a. Dibantu oleh : Bidan ( RSUD Dok II
Jayapura)
b. Dana persalinan disiapkan oleh : Suami
c. Kendaraan oleh : Keluarga
d. Metode KB setelah melahirkan : Suntik 3 bulan
e. Sumbangan darah dibantu oleh : Keluarga
8. Riwayat KB : tidak ada
347
9. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
1. Jantung : tidak ada sakit jantung
2. Asma : tidak ada
3. Hipertensi : tidak ada
4. Hepatitis : tidak ada
5. Tubercolusis : tidak ada
6. Ginjal : tidak ada sakit ginjal
7. Diabetes militus : tidak ada
8. Malaria : tidak ada
9. HIV/ AIDS : tidak ada
10. Riwayat kesehatan keluarga
1. Jantung : tidak ada sakit jantung
2. Asma : tidak ada
3. Hipertensi : tidak ada
4. Hepatitis : tidak ada
5. Tubercolusis : tidak ada
6. Ginjal : tidak ada sakit ginjal
7. Diabetes militus : tidak ada
8. Malaria : tidak ada
9. HIV/ AIDS : tidak ada
348
i. Latar belakang budaya : Ibu dan suami berasal dari daerah yang sama
Sulawesi Tenggara
j. Latar belakang ekonomi : Ibu dari keluarga dengan ekonomi cukup
k. Lingkungan yang berpengaruhi
Tinggal dengan : suami
Hewan peliharaan : tidak ada
SEBELUM TRIMESTER
POLA KEBUTUHAN TRIMESTER I TRIMESTER II
SEHARI-HARI HAMIL III
a. Pola Nutrisi
Frekuensi 3x/hari 3x/hari 3x/hari 3x/hari
Makanan Pantangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Gangguan Minum Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
b. Pola Eliminasi
- BAB
-BAK
349
Bau Khas Urine Khas Urine Khas urine Khas urine
d. Pola Istirahat
Tidur
±1-2 jam, tidak ±1-2 jam, tida
±1-2 jam, tidak ±1-2 jam, tidak
Tidur siang, gangguan ada gangguan ada
ada gangguan ada gangguan
gangguan
e. Personal
Hygiene
2x/hari, 2x/hari, 2x/hari, 2x/hari
Fekuensi Mandi,
menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan
menggunakan
sabun sabun sabun sabun
350
lakukan
g. Kebiasaan yang
mempengaruhi
Minum alcohol Tidak pernah Tidak pernah Tidak pernah Tidak pernah
Obat Penenang Tidak pernah Tidak pernah Tidak pernah Tidak pernah
351
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Status emosional : Tenang
d. TB : 156 cm
e. BB saat hamil : 60 kg
f. BB sebelum hamil : 52 kg
g. Lila : 23 cm
h. HPL : ?-05-2019
352
4) Hidung
Kebersihan : Bersih
Sekret : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
5) Telinga
Bentuk : Simetris ka/ki
Keadaan telinga luar : Normal
Pendengaran : Baik
Kebersihan : Bersih
6) Mulut
Kebersihan : Bersih
Stomatitis : Tidak ada
Lidah : Bersih
7) Leher
Kelenjar thyroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
8) Dada
Bentuk : Simetris ka/ki
Pergerakan dada : Normal
Irama pernapasan : Teratur
9) Payudara
a. Inspeksi
Bentuk : Simetris ka/ki
Kebersihan : Bersih
Pembesaran : Tidak ada
Areola mamae : Ada
Putting susu : Menonjol ka/ki
b. Palpasi
353
Pengeluaran colostrum : Ada
Pembesaran kelenjar aksila : Tidak ada
Massa : Tidak ada
10) Abdomen
Pembesaran : Tidak ada
Striea gravidarum : Ada (gravidarum)
Luka bekas operasi : Tidak ada
Jaringan Parut : Tidak ada
Striea : Tidak ada
Linea nigra/alba : Linea nigra
11) Ekstermitas Atas
Bentuk : Simetris
Oedema : Tidak ada
Pergerakan : Normal ka/ki
12) Ektermitas Bawah
Oedema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Pergerakan : Normal ka/ki
Reflex Patella : Ada ka/ki
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Palpasi secara leopold
Leopold I : TFU 30 cm, teraba bagian bulat tidak keras dan tidak melenting
Leopold II : Teraba pungung kanan
Leopold III : Teraba bagian keras, bulat, dan melenting
Leopold IV : Bagian terendah belum masuk PAP
b. Auskultasi :
Denyut Jantung Janin : 138x/menit
c. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 7,5 gr%
354
Golongan darah :O
DDR : Negatif (-)
HbsAg : Negatuf (-)
HIV : Non Reaktif (-)
Syfilis : Negatif (-)
Diagnosa
Ibu : Ny. S, umur 23 tahun, G2 P0 A0 Umur Kehamilan 34 minggu
Janin : jani tunggal,hidup, intra uterine, Aterem,pugung kanan dan presentasi kepala
Data
Subyektif :
Obyektif :
355
Langkah III : Masalah Potensial
Tidak ada
Tidak ada
356
Tanggal : 25 April 2019 Jam : 10.45 WIT Oleh : Mhs. Kebidanan
1. Keluarga pasien memahami dan mengerti tentang keadaan pasien, dengan hasil yaitu :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
Tekanan Darah : 100/80mmHg Nadi : 80x/menit Respirasi : 20 x/menit
Suhu Badan : 36,7 C DJJ : 138x/menit
Pemeriksaan abdomen : TFU 1 jari dibawah PX, dan bagian terendah janin belum masuk
PAP
Pemeriksaan Laboratorium :
HbsAg : Negatif (-)
Hb : 7,5 gr%
Golongan Darah : “O”
DDR : Negatif (-)
Syfilis : Negatif (-)
HIV : Non Reaktif (-)
2. Ibu telah bersedia minum tablet SF, kalk dan vit c. Dengan aturan menganjurkan untuk minum
Tablet Fe 2x1 tablet, kalk 1x1 tablet
3. Ibu telah mengerti dengan dukungan yang diberikan.
4. Ibu telah mengerti dan memahami makan-makanan yang bernutrisi tinggi protein, vitamin dan
karbohidrat dan cara menjaga personal hygine.
5. Ibu telah bersedia untuk istirahat yang cukup
6. Ibu bersedia dikunjungi tanggal 27 April 2019
357
DATA PERKEMBANGAN I
Jam :10.45
Subyektif :
Objektif :
358
Assesment :
Ny. S umur 23 tahun GII PI AO, Umur kehamilan 34 minggu, janin tunggal, hidup intra uteri, letak
memajang, punggung kanan, presentasi kepala, bagian terbawah janin belum masuk panggul.
Planning :
359
DATA PERKEMBANGAN II
Subyektif : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya karena perutnya mulai terasa sakit dan
memeriksa HB,
Objektif :
360
Assesment :
Ny. S umur 23 tahun GII PI AO, Umur kehamilan 34 minggu, janin tunggal, hidup intra uteri, letak
memajang, punggung kanan, presentasi kepala, bagian terbawah janin belum masuk panggul.
Planning :
1. Surat rujukan
2. Tanda tanda persalinan
3. Persiapan diri, istirahaat yang cukup.
4. Pola makan yang baik.
361
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INTRA NATAL CARE
PADA NY “S” KALA II FASE AKTIF
DI RUANG VK
KALA I
LANGKAH I : PENGUMPULAN DATA DASAR
DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama : Ny. S Nama Suami : Tn. A
Umur : 23 Tahun Umur : 25 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : SATPAM
Suku/bangsa : Sulawesi Tengah Suku/bangsa : Sulawesi Selatan
Nikah ke : 1
Lama Nikah : 3 Tahun
Alamat : APO Bukit Barisan
2. Data Biologis/Fisiologis
a. Keluhan Utama : sakit atas sympisis tembus tulang belakang di sertai keluar lendir darah
dan ibu mengatakan pergerakan anak kuat.
b. Riwayat Keluhan Utama : ibu mengatakan perut terasa sakit seja tadi pagi tanggal 03-05-
2019 jam 5.29 WIT di sertai pengeluaran lendir bercampur darah
362
c. Riwayat kehamilan sekarang
1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke : GIIPIA0
2. HPHT : ?-08-2018
3. TP : 03-05-2019
4. ANC : yang ke 4x di PKM jayapura utara
5. Imunisasi TT
TT I : Sudah
TT II : Sudah
TT III : Lengkap
6. Gerakan janin pertama kali dirasakan ibu : Bulan ke 5
7. Umur kehamilan : 38 minggu
8. Ibu mengatakan gerekan janin aktif : Bulan ke 5
9. Obat-obatan yang diminum selama hamil : Sf, Kalak, Vitamin C
d. Riwayat keluarga berencana
● Anak ke-1 (KB ??) : Ibu mengatakan tidak menggunakan KB
e. Riwayat Reproduksi
1) Menarche :13 tahun
2) Siklus haid : 28 hari (teratur)
3) Durasi haid : 7 hari
4) Banyaknya : 2-3x ganti pembalut tiap hari
5) Bau/warna : bau amis/merah segar
6) Sifat darah haid : cair
7) Dismenorhoe : tidak ada
f. Riwayat kesehatan lalu
1. Penyakit waktu anak-anak : tidak ada
2. Riwayat opname : tidak ada
3. Riwayat operasi : tidak ada
4. Penyakit seriuis saat ini : tidak ada
g. Riwayat kesehatan keluarga
1. Penyakit menular dalam keluarga : tidak ada
2. Penyakit keturunan dalam keluarga : tidak ada
363
3. Riwayat persalinan kembar
○ Pihak suami : tidak ada
○ Pihak istri : tidak ada
h. Keadaan psikososial
1. Klien : ibu merasakan gelisa
2. Suami : turut mengkhawatirkan keadaan istrinya
3. Keluarga : kedua bela pihak mencemaskan keadaan ibu
dan janinnya
i. Latar belakang sosial budaya : ibu mengatakan, ibu tidak terikat dalam latar belakang budaya
j. Dukungan keluarga : keluarga sangat mendukung kehamilannya
364
15 Leukorea Tidak ada Tidak ada Tidak ada
16 Polyuria/dysuria Tidak ada Tidak ada Tidak ada
17 Oedem Tidak ada Tidak ada Tidak ada
365
c. Dikeringkan dengan handuk Iya Iya
d. Frekuensi sikat gigi 2x sehari
e. Sikat gigi dengan pasta gigi 2x sehari 2x sehari Iya
f. Frekuensi keramas Iya Iya
g. Memakai shampoo 2x seminggu
Kebiasaan yang mempengaruhi 2x seminggu 2x seminggu Iya
kehamilan Iya Iya
6. a. Merokok
b. Obat penenang Tidak ada
c. Minuman beralkohol Tidak ada Tidak ada Tidak ada
d. Jamu dan obat-obatan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
tradisional Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
366
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Baik
c. Penampilan : Baik
d. Ekspresi wajah : Baik
e. Tanda-tanda vital
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
1) Keadaan : baik
2) Rambut : lurus
b. Muka
1) Ekspresi : segar
2) Odema : tidak ada
3) Cloasma gravidarum : tidak ada
c. Mata
1) Bentuk : simetris
2) Konjungtiva : tidak anemis
3) Sclera : tidak ikterik
4) Penglihatan : baik
5) Kebersihan : baik
367
d. Hidung
1) Polip : tidak ada
2) Sinusitis : tidak ada
3) Pengeluaran cairan : tidak ada
4) Kebersihan : bersih
5) Penciuman : baik
6) Keluhan : tidak ada
e. Telinga
1) Pengeluaran : tidak ada
2) Pendengaran : baik
3) Kebersihan : bersih
4) Keluhan : tidak ada
f. Mulut/gigi
1) Stomatitis : tidak ada
2) Mukosa mulut : tidak ada
3) Caries : tidak ada
4) Epulis : tidak ada
5) Kebersihan : bersih
6) Labioscisis : tidak ada
7) Keluhan : tidak ada
g. Leher
1) Pembesaran Kelenjar thyroid : tidak ada
2) Pembesaran Kelenjar limfe : tidak ada
3) Pembesaran Vena jugularis : tidak ada
4) Nyeri saat menelan : tidak ada
h. Dada
1) Bentuk dada : simetris ka/ki
2) Pergerakan dada : normal
3) Pernafasan : teratur
4) Tarikan dinding dada : baik
i. Payudara
368
Inspeksi
1) Simetris : iya
2) Hyperpigmentasi areola : iya
3) Putting susu : menonjol
4) Kebersihan putting : bersih
Palpasi
Palpasi
369
n. Ekstremitas bawah
1) Oedema : tidak ada
2) Varices : tidak ada
3) Reflex patella : normal
3. Pemeriksaan obstetri
a. Palpasi secara Leopold
1) Leopold I : TFU 28 CM
2) Leopold II : teraba punggung kanan
3) Leopold III : kepala
4) Leopold IV : sudah masukm PAP 4/5
b. Auskultasi
1) Denyut jantung janin (DJJ) : 145 x/m
2) Frekuensi : teratur
3) Irama : teratur
c. His
1) Frekuensi : 6x
2) Durasi : 45-55
3) Kekuatan : kuat
4) Relaksasi : dalam 10 menit
d. Pemeriksaan dalam
Tanggal : 03 Mei 2019
Jam : 9.35 wit
Oleh : bidan
Hasil :
1) Vulva/vagina : tidak ada kelainan
2) Portio : Tidak teraba
3) Pembukaan : 6 cm
4) Ketuban : U (utuh)
5) Presentase : kepala
6) Petunjuk : UUK kiri depan
370
7) Penurunan : Hotge II
8) Ukuran panggul dalam : cukup
4. Pengeluaran
5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium tanggal
1) Urin
a) Protein : tidak ada
b) Reduksi : tidak ada
2) Darah
a) Golongan darah :O
b) DDR : Negatif (-)
c) HB : 11,9
d) Leukosit : 12,77
e) Trombosit : 308
f) HbsAg : Negatif (-)
3) USG : Bayi letak normal
Diagnosa
Ibu : Ny. S, Umur 23 Tahun GII PII A0, Usia kehamilan 38 Minggu, Impartu Kala 1 fase aktif
normal.
Dasar
Data Subjektif :
371
4. ibu mengatakan gerakan janin aktif
Data Objektif :
tidak ada
372
5. berikan dukungan psikologi pada ibu
10. siap partus set, obat uterotonika, air dtt dan klorin
LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
respirasi : 21 x/menit
nadi : 82x/menit
b. hasil VT
pembukaan : 6 cm
ketuban : utuh
2. mengobservasi HIS dalam 10 menit frekuensi dan durasinya tiap 30 menit ( HIS 4x dalam 10
menit, durasi 60 detik)
373
3. Mengobservasi DJJ dan nadi tiap 30 menit ( DJJ : 134x/menit, nadi : 84x/menit)
4. mengobservasi suhu badan dan tekana darah tiap 4 jam ( suhu badan : 360c , 130/80 mmHg)
6. menganjurkan ibu untuk relaksasi pernafasan ( menariknafas dari hidung dan keluar secara
perlahan dari mulut)
8. memberikan ibu teh manis dan makanan agar ibu ada tenaga saat mengedan
10. menyiapkan partus set, obat uterotonika, air DTT dan air klorin 0,5%
1. ibu me
374
MANAJEMEN ASHUAN KEBIDANAN INTRA NATAL CARE
DI RUANG VK
LANGKAH I : PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
375
d. Ketuban : jernih
e. Presentasi : kepala
f. Penunjuk : tidak di ketahui
g. Penurunan : hodge IV
h. Kesan panggu : cukup
Diagnosa :
Ibu : Umue 23 tahun, GII PI A0 umur kehamilan 38 minggu, inpartu kala II, normal
DS :
1. Ibu merasa sakit tulang belakang dan di bawah pusat semakin kuat dan sering
2. Ibu ingin merasakan BAB
3. Ibu ingin mengedan
DO :
376
LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA
2. letakkan handuk bersih ( untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka
vulva dengan diameter 5-6 cm
3. letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
4. buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
5. pakai celemek
11. lindungi perineum denga kain bersih saat kepala nampak diameter 5-6 cm depan vulva dan bantu
lahirkan kepala
13. biarkan kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
15. setelah bahu bayi lahir segera melakukan sanggah da susur untuk melahirkan seluruh badan bayi
377
17. jepit tali pusat 3 jari dari bayi dan 2 jari dari klem tali pusat, potong tali pusat
LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
Tanggal :03 mei 2019 Pukul :9.35 WIT Oleh : Mhs. Novaniar
2. meletakkan handuk bersih ( untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka
vulva dengan diameter 5-6 cm
3. meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
4. membuka partus set dan mengecek kembali kelengkapan alat dan bahan
5. memakain celemek
10. memimpin ibu mengedan saat his yaitu : rangkul paha, kepala angkat lihat perut, gig ketemu gigi
dan mengedan seperti ingin buang air besar
11. setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm vulva membuka maka lindungi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. tangan yang lain menahan kepala
bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. anjurkan ibu untuk meneran
perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.
12. periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat & ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan
segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
378
a. jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.
b. jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di 2 tempat, dan potong diantara 2
klem tersebut
14. setelah melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparenteral, anjurkan ibu untuk meneran
saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah da distal hingga bahu depan muncul di
bawah arkus pubis dan kemudian gerakan ke arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
15. setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah kepala,
lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri & memegang lengan dan siku
sebelah atas.
16. setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai
dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata
kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).
17. setelah melahirkan bahu, sanggah dan susur untuk melahirkan seluruh badan bayi
Tanggal : 03 Mei 2019 Pukul :10.35 WIT Oleh : Mhs. Novaniar burian
1. tanggal 03 mei 2019, pukul 10.35 WIT bayi lahir lengkap spontan pervaginam, letak belakang
kepala, jenis kelamin perempuan, A/S 8/9, BB 3400 gram, panjang badan 47 cm, cacat (-), caput (-)
3. dokumentasi
379
MANAJEMEN ASHUAN KEBIDANAN INTRA NATAL CARE
DI RUANG VK
LANGKAH I : PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF :
DATA OBJEKTIF :
Diagnosa
ibu : Ny. S umur 23 tahun PII A0, inpartu kala III, Normal
DS
1. ibu merasa perut mules
380
DO
1. Plasenta belum lahir
2. Talipusat nampak memanjang
3. Kontraksi uterus baik
4. pendarahan ± 150cc
Tidak ada
Tidak ada
LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
381
Tanggal : 03 mei 2019 Pukul : 11.30 WIT Oleh : Mhs. Novaniar Burian
h. Letakan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis untuk mendeteksi.
Tangan lain menegangkan tali pusat
382
MANAJEMEN ASHUAN KEBIDANAN INTRA NATAL CARE
DI RUANG VK
LANGKAH I : PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
Diagnosa :
Dasar :
DO:
383
2. Kesadaran : Composmentis
Nadi : 99x/menit
Respirasi : 21x/menit
Perenium : utuh
Tidak ada
Tidak ada
384
6. Dekotaminasi alat-alat bekas pakek dalam clorin 05% 10 menit, cuci, bilas lalu sterilkan
7. Buat laporan dan lengkapi patograf
LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
385
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL CARE
PADA NY “S”POST PARTUM 6 JAM
DI PUSKESMAS JAYAPURA UTARA
B. Data Biologis
1. Keluhan Utama :
2. Riwayat Keluhan Utama : sejak proses persalinan 6jam yg lalu
3. Riwayat kehamilah sekarang : GII PII AO
4. Keluhan selama kehamilan
a. Penyakit yang pernah diderita : Tidak ada
b. Pernah opname : Tidak ada
386
c. Pernah mmenderita penyakkit menahun : Tidak ada
d. Pernah menderita pennyakit menular : Tidak ada
5. Riwayat persalinan sekarang
a. Jenis persalinan : Normal Spontan
b. Lama persalinan
Kala I : berlangsung 8jam
Kala II : Berlangsung 15menit bayi lahir segera menangis
Kala III : Berlangsung 7menit plasenta lahir lengkap dengan selaputnya
Kala IV : Berlangsung 2jam pemantauan post partum
Jenis kelamin : Perempuan
c. Plasenta lahir : lengkap dengan selaputnya
d. Jumlah perdarahan kala III : 400cc
e. Jumlah perdarahan kala IV : 150cc
f. Ada robekan jalan lahir : Tidak ada
g. Keluhan selama persalinan : Sakit pada sympisis samapi ke tulang belakang
6. Kebutuhan dasar nifas
No. Kebutuhhan Dasar Masa Nifas
1. Nutrisi
- Makan yang terakhir dimakan Nasi kuning ikan
- Jumlah 1Porsi
- Jenis menu Nasi kuning
- Suplemen Vit A 1 kapsul Sudah diberikan
- Suplemen SF Sudah diberikan
- Minuman atau cairan yang diminum Air putuh dan Teh hangat
- Lain-lain Tidak ada
2. ELIMINASI BAB
- Terakhir kapan Tidak ada
- Ada gangguan Tidak ada
387
ELIMINASI BAK
- Terakhir BAK 3jam post partum
- Ada kesulitan BAK Tidak ada
KERINGAT
- Malam hari Tidak ada
- Siang hari Ada
3. AMBULANSI
- Sudah menggerakan tubuh setelah Ya sudah
persalinan
- Bangun /turun dari tempat tidur Ya sudah
- Aktifitas lain Menyusui
4. KEBERSIHAN DIRI
- Mandi 2x/hari,
- Pakaian Sudah di ganti
- Perineum Utuh
5. ISTIRAHAT
- Cukup waktu istirahat Ya
- Ada gangguan tidur/istirahat Tidak ada
7. Riwayat KB
Pernah berKB : tidak
Berapa lama : -
Jenis alat kontrasepsi : -
Pengetahuan tentang KB : -
8. Seksual : Tidak melakukan
9. Latihan/senam nifas : belum dilakukan
Senam otot dasar panggul : belum dilakukan
10. Data psikososial
388
a. Perasaan ibu
1) Leher/capek : ya
2) Rasa nyaman : ya
3) Perasaan menerima bayi : senang
4) Perasaan menolak bayi : tidak ada
5) Alasan menolak : Tidak ada
6) Sedih atau duka : Tidak ada
7) Kesepian (tanpa bayi) : Tidak
8) Pengetahuan ibu
Fisiologis nifas : Normal
Menyusui : Ya
Perawatan bayi : sudah dilakukan
b. Perasaan ayah
1) Penerimaan bayi : Ya
2) Penolakan bayi : Tidak
c. Perasaan kakak kandung
Respon : Sangat senang atas kehadiran adiknya
d. Perasaan keluarga
Respon : keluarga senang
Alasan : karena bertama 1 perempuan penerus keluarga/marga
389
4) Rambut : Bersih
p. Muka
4) Ekspresi : Tenang
5) Odema : Tidak ada
6) Cloasma gravidarum : Tidak ada
q. Mata
6) Bentuk : Simetris
7) Konjungtiva : Merah muda
8) Sclera : Putih
9) Penglihatan : Jelas
10) Kebersihan : Bersih
r. Hidung
7) Secret : Tidak ada
8) Polip : Tidak ada
9) Kebersihan : Bersih
s. Telinga
5) Bentuk : Simertis
6) Pendengaran : Jelas
7) Kebersihan : Bersih
t. Mulut
1) Gigi
Keadaan gigi : Baik
Caries : Tidak ada
2) Gusi
Warna : Merah
Peradangan: Tidak ada
3) Lidah : Bersih
4) Bibir
Mukosa mulut : Kering
Sariawan : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
u. Leher
5) Kelenjar thyroid :Tidak ada pembesaran
6) Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
7) Vena jugularis : Tidak ada kelainan
v. Dada
Tarikan dinding dada : Tidak ada
Inspeksi
390
Pernafasan : Reguler
w. Abdomen
Uterus teraba : Ya
TFU : 2jari di bawah pusat
Kontraksi uterus : keras
Kandung kemih : Kosong
Tungkai
Oedema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
x. Genitalia
Kebersihan vulva Perineum : Bersih
Pengeluaran lochea : ada
Warna : merah
Bau Lochea : Amis darah
Perdarahan tidak banyak : Ya 150cc
Luka robekan : Tidak ada
Keadaan luka : tidak ada
Tanda-tanda infeksi : Tidak ada
B. Tanda-tanda Vital
1. Keadaan umum : Baik
2. Tekanan darah : 120/60 mmHg
3. Suhu badan : 36,5
4. Nadi : 90x/menit
5. Pernafasan : 20x/menit
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah
HB : 11,9 gr %
DDR : Negatif
b. Pemeriksaan urin : Protein urine (-)
c. Pemeriksaan feses : Tidak dilakukan
2. Pemeriksaan USG : Tidak dilakukan
391
Diagnosa
Ibu Ny.S, umur 23 Tahun PII A0, Nifas 2jam Post partum normal
DS :
- Ibu umur 23 Tahun, Nyeri pada perineum
DO :
- Pengeluaran darah kurang lebih 150cc
- Pemantaun TTV
TD : 100/80 mmHg
N : 90x/menit
RR : 20x/menit
SB : 36,5
TFU : 2jari di bawah pusat
Kontraksi uterus : Keras
Tidak ada
Tidak ada
392
LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
393
CATATAN PERKEMBANGAN
(SOAP)
394
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
PADA BY.NY.S NORMAL
DI RSUD DOK II JAYAPURA
395
Lama menikah : 3 Tahun Alamat : APO BB
396
3. Keadaan waktu lahir
Usia kehamilan : 38 minggu
Proses persalinan : normal / spontan
Letak bayi waktu lahir : normal
Cara lahir : normal
A/S : 7/8
Penolong persalinan : bidan
Tempat persalinan : RS dok II jayapura
Tindakan lanjut : tidak ada
Cacat/caput : tidak ada
4. Keadaan kesehatan sekarang
Minum : baik
Muntah : tidak ada muntah
Istirahat : sudah
BAK : sudah
Keamanan : baik
397
● Bau : todak ada
Ektremitas : normal
Genetalia : tidak ada kelainan
Refleks : normal
Mencari : baik
Menghisap : baik
Menelan : baik
Diagnosa : Bayi Ny. S , neonates cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 0 bulan
Dasar
DS :-
DO :
398
- Jenis kelamin : Perempuan
- Tanggal lahir : 03 Mei 2019
- Jenis persalinan : Spntan pervaginam
399
LANGKAH III : MASALAH POTENSIAL
tidak ada
LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
Tanggal : 03 Mei 2019 Pukul : 10.35 WIT Oleh : Mhs. Novaniar Burian
400
4. Mengajari ibu cara menyusui yang baik
5. Menganjurkan ibu untuk sering menyusui bayinya
6. Menganjurkan ibu untuk memberikan bayinya ASI eksklusif
7. Memberikan konseling tanda-tanda bahaya pada bayi
8. Menganjurkan ibu untuk mengganti popok yang sudah basa/ kotor
Tanggal : 03 Mei 2019 Pukul : 10.35 WIT Oleh : Mhs. Novaniar Burian
401
CATATAN PERKEMBANGAN
(SOAP)
402
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA
PADA IBU “S” KB SUNTIK 3 BULAN
DI PUSKESMAS JAYAPURA UTARA
2. Data Biologis/fisiologis
11. Keluhan Utama : Tidak da
12. Riwayat Keluhan Utama : ibu partus tanggal 03 mei 2019 jam 10.35 WIT, PII A0, Nifas 40
hari
403
13. Riwayat reproduksi
Menarche : 13 Tahun
Siklus : Teratur
Durasi : 28 Hari
Sifat darah : Cair
Warna darah : Merah Segar
Bau : Amis
Dimenorea : Tidak ada
14. Riwayat obtretrik
Riwayat kehamilan :
Riwayat persalinan : Normal/Spontan
Riwayat nifas :
15. Riwayat ginekologi
Gangguan sistem reproduksi : Tidak ada
Section caesarea : Tidak ada
Abortus : Tidak ada
Riwayat KB : Tidak ada
16. Keadaan kesehatan sekarang
Hamil atau diduga hamil : Hamil
Penyakit hati akut : Tidak ada
Menyusui < 6 bulan : Iya
Perdarahan pervaginam : Tidak ada
Penyakit jantung : Tidak ada
Stroke : Tidak ada
Hipertensi (>80/110 mmHg) : Tidak ada
Keganasan payudara : Tidak ada
Tromboemboli : Tidak ada
Kelainan pembuluh darah : Tidak ada
Migrain : Tidak ada
17. Riwayat kesehatan lalu
Penyakit yang diderita : Tidak ada
404
Riwayat opname : Tidak ada
Riwayat operasi : Tidak ada
18. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakir menular : Tidak ada
Penyakit penahun : Tidak ada
Penyakit menurun : Tidak ada
19. Keadaan psikologi : Normal
20. Latar belakang sosial budaya : Tidak terikat
21. Keadaan keagamaan : Taat beribadah
22. Keadaan sosial ekonomi : Cukup
23. Masalah-masalah reproduksi : Tidak ada
24. Pola kegiatan sehari-hari
1) Nutrisi
Frekuensi makan : 2-3x/hari
Jenis makanan : Nasi
2) Kebiasaan yang mempengaruhi
Merokok : Tidak ada
Minuman keras : Tidak ada
Obat penenang : Tidak ada
Jamu : Tidak ada
3) Pola eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x/ hari
Bau : Amis
Warna : Cokelat
Konsistensi : Lunak
Gangguan : Tidak ada
BAK
Frekuensi : 2-5x/hari
Bau : Amoniak
Warna : Kuning
405
Gangguan : Tidak ada
4) Pola tidur
Tidur siang : 2 Jam per hari
Tidur malam : 8 Jam per hari
5) Olahraga dan rekreasi : Ibu tidak
6) Hygiene perorangan
Frekuensi mansi : 2X/ hari
Sikat gigi : 2x / hari
Cuci rambut : 3x/ seminggu
Kebersihan kuku : Bersih
Pakaian dalam : 2x/ hari
Pekerjaan tambahan : Tidak ada
B. DATA OBJEKTIF
5. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Baik
BB : 48 kg
Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/70 mmHg
b. Nadi : 82x/m
c. Respirasi : 21x/m
d. Suhu badan : 360 C
6. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut : Panjang
Warna : Hitam
Kebersihan : Bersih
b. Wajah
Ekspresi : Baik
Simetris : Iya
406
Oedema : Tidak ada
c. Mata
Simetris : Iya
Kebersihan : Bersih
Secret : Tidak ada
Conjungtiva : Tidak anemi
Sclera : Tidak ikterik
Penglihatan : Baik
d. Hidung
Secret : Tidak ada
Polip : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
e. Kulit
Kebersihan : Bersih
Turgor : Tidak ada
f. Mulut dan gigi
Kebersihan : Bersih
Stomatitis :
Caries : Tidak ada
Lidah : Lembab
Mukosa mulut : Bersih
g. Telinga
Simetris : Iya
Kebersihan telingah luar : Bersih
Canalis : Tidak ada
Pendengaran : Normal
h. Leher
Kelenjar thyroid : Tidak ada
Kelenjar limfe : Tidak ada
Vena jugularis : Tidak ada
i. Payudara
407
Bentuk : Simetris
Kebersihan : Bersih
Benjolan : Tidak ada
j. Paru-paru
Frekuemsi pernafasan : Baik
k. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada
Palpasi : Tidak ada
l. Aksila
Inspeksi : Tidak ada
Palpasi : Tidak ada
m. Ekstremitas
Atas : Normal
Bawah : Normal
7. Pemeriksaan ginekologi
HB : Tidak dilakukan
DDR : Tidak dilakukan
Protein Urine : Tidak dilakukan
Eduksi Urine : Tidak dilakukan
USG : Tidak dilakukan
Diagnosa
DS :
408
- Ibu mengatakan ingin memakai KB Suntik 3 Bulan
- Ibu mengatakan ini adalah kunjungan pertama KB
- Ibu mengatakan ingin menyuntikan KB 3 Bulan
DO :
Tidak ada
Tidak ada
LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
409
Tanggal : 15 Juni 2019 Jam : 09.00 WIT Oleh : Novaniar Burian
1. Melakukan pemeriksaan TTV, tekanan darah 110/70, nadi 80x/m, suhu badan 36,20C,
respirasi 20x/m.
2. Menyiapkan alat kontrasepsi KB Suntik 3 bulan.
3. Memberikan suntikan KB 3 bulan pada 1/3 bagian dari spina illiaka interior superior.
4. Menganjurkan ibu untuk suntik ulang pada tanggal 7 bulan September 2011
5. Mendokumentasi hasil tindakan
410
BAB IV
PEMBAHASAN
Manajemen Asuhan Kebidanan yang dilakukan pada kasus ini menggunakan manajemen 7
langkah varney dan dengan catatan perkembangan menggunakan metode SOAP. Pada pembahasan
Studi Kasus ini penulis mencoba menyajikan pembahasan yang membandingkan antara teori dengan
pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil, persalinan normal, bayi baru lahir dan nifas yang
diterapkan pada klien Ny.S G2P1A0. Sehingga dapat menyimpulkan apakah asuhan tersebut telah
sesuai dengan teori atau tidak. Dalam pembahasan juga dibahas mengapa kasus yang ada (diambil
oleh mahasiswa) sesuai atau tidak sesuai dengan teori, menurut argumentasi penulis yang didukung
Asuhan yang diberikan pada ibu saat kehamilan, sebelum memberikan asuhan pada ibu
terlebih dahulu dilakukan informed consent pada ibu dalam bentuk komunikasi yang baik juga
dilakukan penulis terhadap keluarga sehingga saat pengumpulan data ibu bersedia memberikan
Cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan
411
412
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin
semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan atau asuhan antenatal.
kehamilan dapat berkembang atau menjadi masalah dan komplikasi setiap saat, itu sebabnya
wanita hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya, oleh karena itu setiap
satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan
Dari teori tersebut penulis mencoba menerapkannya pada Ny. S karena studi kasus ini
dimulai pada kehamilan 34 minggu maka ibu hamil dianjurkan minimal 4 kali memeriksakan
kehamilannya, tetapi Ny. S melakukan 4 kali periksa kehamilan, hal ini bertujuan untuk
melakukan pengawasan yang lebih ketat agar dapat mendeteksi diri komplikasi yang terjadi
dan memantau kemajuan serta pertumbuhan janin. Hal ini tidak bertentangan dengan teori
(Saifuddin,2013)
- Dua Kali Kunjungan Selama Trimester ke 3 : 28-36 Minggu Dan Sesudah Minggu ke 36
Minggu
ibu berharap kelak bayinya lahir dalam keadaan sehat dan tidak cacat. Kesimpulan tersebut
didapat langsung dari keterangan Ny. S dalam Menjalani masa kehamilannya Ny. S sangat
yang telah dianjurkan oleh penulis, serta melakukan asuhan perkunjungan secara rutin.
Selama kehamilan Ny. S bertambah berat badan sebesar 13 kg, dan tinggi
badan Ny. S 156 cm, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
Ny. S memiliki tekanan darah normal dari mulai 110/70 mmHg – 120/70
3) Status gizi
IMT pada Ny. S adalah 23,75 termasuk dalam kategori normal maka tidak
Selama kehamilan Ny. S memiliki DJJ yang normal tidak kurang dari 130x/menit
Ny. S sudah melakukan imunisasi TT pada saat umur kehamilan 18 minggu dan 22
minggu.
Ny. S telah melakukan pemeriksaan glukosa dan reduksi urine dengan hasil negatif
dan melakukan test Hb pada kunjungan pertama dan keempat dengan ada
perubahan hasil dari 7,5 gr% menjadi 11,4 gr%, harusnya dilakukan pemeriksaan
414
ulang pada kunjungan kedua karena ketebatasan alat maka ada kesenjangan
Pemberian tablet Fe pada Ny. S selama kehamilan sudah 90 tablet terhitung dari
Setiap kunjungan temu wicara telah dilakukan seperti memberikan penkes yang
memberikan konseling.
10). Konseling
mengatakan tidak ada keluhan. Pertambahan berat badan Ny. S selama kehamilan
mengalami kenaikan 11 kg pada kunjungan ANC III yaitu 52 kg. Ternyata Ny. S
mengalami kenaikan berat badan dalam batas yang normal dengan rekomendasi
kenaikan berat badan yang dibutuhkan selama kehamilan 6,5-16,5 kg tidak ada
Pada saat kunjungan ANC III memeriksakan Tinggi Fundus Uteri pada
Ny. S adalah 34 cm. Hal ini tidak menjadi masalah dikarenakan masih dalam batas
415
normal bila dihitung dengan rumus Neagle, taksiran berat janin >2500 gram, tidak
Pada Ny. S didapati DJJ pada ANC III yaitu 138x/menit, hal ini sesuai
Pada Trimester I sudah mendapatkan terapi vitonal F dan Calc, dan Ny.
S mau meminum tablet zat besi sesuai dengan anjuran yang diberikan, tidak ada
yang digunakan. Jadi ada kesenjangan dengan teori karena hasil pemeriksaan pada
Pada ANC III tidak dilakukan pemeriksaan urine dan pada ANC II tidak
dilakukan pemeriksaan urine, karena pada ANC I dilakukan pemeriksaan urine Ny. S
10.30 WIB, ibu mengatakan keluhan sering BAK sejak 2 hari yang lalu. Diberikan
penkes bahwa sering BAK yang ibu alami saat ini adalah normal dan hal yang wajar
karena janin yang semakin besar dan kepala bayi yang menekan untuk turun ke
bawah, dan menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan tidak meminum
kenaikan berat badan dalam batas yang normal dengan rekomendasi kenaikan berat
416
dengan teori.
Ny. S adalah 35 cm. Hal ini tidak menjadi masalah dikarenakan masih dalam batas
normal bila dihitung dengan rumus Neagle, taksiran berat janin >2500 gram, tidak
Pada Ny. S didapati DJJ pada ANC IV yaitu 138x/menit, hal ini sesuai
Pada Trimester I sudah mendapatkan terapi vitonal F dan Calc, dan Ny.
S mau meminum tablet zat besi sesuai dengan anjuran yang diberikan, tidak ada
Pada ANC IV dilakukan pemeriksaan Hb, pada ANC II dan ANC III tidak
dilakukan karena keterbatasan alat, pada ANC III dilakukan dan hasilnya normal,
11,4 gr%. Jadi, tidak ada kesenjangan dengan teori. Pada ANC IV tidak dilakukan
pemeriksaan urine dan pada ANC II dan ANC III tidak dilakukan pemeriksaan urine,
karena pada ANC I dilakukan pemeriksaan urine Ny. S hasilnya adalah negatif, jadi
mengatakan masih sering BAK sejak 2 hari yang lalu. Diberikan penkes bahwa
417
sering BAK yang ibu alami saat ini adalah normal dan hal yang wajar karena janin
yang semakin besar dan kepala bayi yang menekan untuk turun ke bawah, dan
menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan tidak meminum minuman yang
bersoda.
kenaikan berat badan dalam batas yang normal dengan rekomendasi kenaikan berat
dengan teori.
Ny. S adalah 36 cm. Hal ini tidak menjadi masalah dikarenakan masih dalam batas
normal bila dihitung dengan rumus Neagle, taksiran berat janin >2500 gram, tidak
Pada Ny. S didapati DJJ pada ANC IV yaitu 136x/menit, hal ini sesuai
Pada Trimester I sudah mendapatkan terapi vitonal F dan Calc, dan Ny.
S mau meminum tablet zat besi sesuai dengan anjuran yang diberikan, tidak ada
kunjungan sebelumnya sudah dilakukan dan hasilnya normal, sehingga tidak ada
fisik pemeriksaan khusus kebidanan secara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi
tidak temukan adanya masalah dengan demikian kehamilan Ny. S adalah kehamilan
normal. Kehamilan normal adalah kehamilan dengan ibu yang sehat, tidak ada
riwayat obstetrik yang buruk serta pemeriksaan fisik dan laboratorium normal.
(Saifuddin,2013).
seperti : mules-mules yang frekuensinya semakin sering, durasinya semakin lama, keluar
darah bercampur lendiryang berjalan normal, sesuai dengan teori tanda-tanda persalinan.
Pada masa tersebut penolong berusaha memberikan asuhan yang optimal, diantaranya
dengan melibatkan keluarga, berupa dukungan dan memberikan kesempatan pada ibu
untuk mendampingi selama proses persalinan. Asuhan sayang ibu pada saat persalinan
pada proses persalinan serta memberikan nutrisi dan cairan sehingga ibu dapat meneran
dengan baik tanpa adanya hambatan. Mengosongkan kandung kemih agar tidak
Cairan yang cukup selama persalinan akan lebih banyak memberikan energi dan mencegah
dehidrasi.
419
dengan keluhan mules-mules yang sering sudah keluar lendir darah dan belum
keluar air-air, ibu datang ke RS DOK II. kala 1 dimulai dari jam 09.35 WIB, dengan
hasil VT 6 cm dan pada pukul 10.30 VT ulang Pada jam 10.37 WIB ibu mengatakan
mules seperti akan BAB dan kemudian dilakukan VT ulang dengan hasil pembukaan
10 cm (lengkap). Jadi dapat dihitung kala I Ny. S yaitu ± 3 jam terhitung dari
cm, dikarenakan ibu segera ke klinik ketika merasakan mules dengan alasan mules
yang semakin sering. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada kesenjangan antara
teori dan praktek karena menurut teori Mochtar, 2013 kala 1 pada multigravida
jam, karena his ibu dan janin yang cukup besar sehingga berlangsung lebih lama
Asuhan sayang ibu yang diberikan, telah memberikan hasil yang cukup baik
selama proses persalinan.menurut teori APN 2012 pada kala I diberikan asuhan
mengobservasi his, nadi, DJJ setiap 30 menit, memberikan nutrisi dan cairan yang
persalinan, ibu kelihatan semangat, dapat memberikan rasa nyaman, mobilisasi dan
sampai lahirnya bayi yaitu 13 menit. Hal ini dikatakan normal karena Ny. S adalah
Multigravida. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Menurut
teori menyebutkan bahwa pada Primigravida kala II berlangsung rata - rata 1 jam
420
dan pada Multigravida rata - rata 0,5 jam (Prawirohardjo, 2013). Melakukan asuhan
sayang ibu pada kala II (APN, 2008) seperti mengosongkan kandung kemih,
Setelah terlihat adanya tanda gejala kala II, maka ibu dianjurkan untuk
mengambil posisi yang nyaman, ibu memilih berbaring telentang yang tidak sesuai
dengan teori APN 2012, maka terjadi kesenjangan, mengajarkan teknik - teknik yang
baik, dan pimpin persalinan Setelah 13 menit dipimpin pada pukul 10.35 WIB Bayi
lahir jenis kelamin perempuan. Langsung dilakukan penilaian bayi diantaranya bayi
segera menangis, kulit kemerahan, gerak aktif. Setelah itu bayi langsung diletakkan
III yaitu dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta selama 7 menit. Hal ini
sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa lama kala III yaitu 10 menit. (Ai yeyeh,
2014). Setelah bayi lahir dilakukan palpasi untuk memastikan tidak ada janin kedua
lalu dilakukan menejemen aktif kala III diantaranya penulis memberikan suntikan
oksitoksin 10 unit injeksi IM dilakukan untuk membuat kontraksi uterus agar kuat dan
efektif, selanjutnya peregangan tali pusat terkendali dilakukan saat kontraksi sampai
pada ibu karena dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah pendarahan
pada Ny. S dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
421
perdarahan, kontraksi uterus baik, perineum utuh, tanda-tanda post partum setelah
placenta lahir, tinggi fundus uteri dalam batas normal, yaitu 2 jari dibawah pusat.
dimulai dari lahirnya plasenta sampai sampai 2 jam pertama post partum.
Pemantauan dilakukan setiap 15 menit pada 1 jam pertama, dan setiap 30 menit
pada 1 jam kedua. Hal - hal yang perlu di observasi yaitu keadaan umum ibu,
tekanan darah, suhu, nadi, tinggi fundus uteri, kontraksi rahim, kandung kemih,
perdarahan. Hal tersebut penulis lakukan pada Ny. S sampai 2 jam post partum,
hasil observasi pada 15 menit pertama diantaranya adalah keadaan umum baik,
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 36,5 0C, pernapasan 20 x/menit,
tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
kosong, perdarahan 50 cc. Pada 15 menit kedua hasil observasi juga baik, keadaan
umum baik, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,5 0C,
pernapasan 20 x/menit, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
baik, kandung kemih kosong, perdarahan 30 cc. Pada 15 menit jam ketiga tekanan
darah 120/70 mmHg, nadi 78 x/menit, respirasi 18 x/menit, tinggi fundus uteri 2 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih 50 cc, perdarahan 20cc. Pada
15 menit jam keempat tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 78 x/menit, respirasi 18
x/menit, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung
kemih kosong, perdarahan 20 cc. Selanjutnya pada 30 menit pertama pada jam
kedua hasil observasi yang diperoleh keadaan umum baik, tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,60C, pernapasan 21 x/menit, tinggi fundus uteri 2
jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan 20 cc.
Pada 50 menit kedua masih dalam batas normal keadaan umum ibu baik, TTV
422
normal, kontraksi uterus baik tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, perdarahan 20
cc.
Sesuai dengan hasil yang didapat terlihat kontraksi uterus yang selalu dalam
dalam kondisi baik, sehingga keadaan TFU juga baik. Diperoleh dalam pemantauan
jam kedua tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, hal ini sesuai dengan teori. Yang
mengatakan setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat dalam hal
ini proses proses involusi uterus berjalan dengan baik. Selain itu jumlah perdarahan
dalam 2 jam post partum ini juga masih dalam keadaan normal yaitu ± 185 cc, hal ini
sama dengan teori yang menyatakan perdarahan masih dianggap normal jika jumlah
Menurut teori Saiffudin, 2013 dikatakan bahwa Selama masa nifas kunjungan
dilakukan sebanyak 4 kali yaitu kunjungan I pada 6-8 jam, kunjungan II 6 hari post partum,
kunjungan III 2 minggu post partum, kunjungan IV pda 6 minggu post partum. Proses masa
nifas berjalan dengan normal tidak ditemui tanda-tanda bahaya. Perencanaan dan
pengawasan involusi uterus dan pengeluaran lochea dimulai pada 6 jam post partum hingga
Pada kasus Ny. S tidak ditemui tanda-tanda bahaya dan keluhan yang
mengganggu kondisi ibu dan bayinya. Perencanaan dan pengawasan involusi uterus
dan pengeluaran lochea dimulai pada 6 jam postpartum hingga 40 hari postpartum.
memberikan asuhan selama masa nifas sesuai kebutuhan ibu, selama pengawasan
423
masa nifas sejak 6 jam postpartum keadaan involusi uterus baik, tinggi fundus uteri 2
jari dibawah pusat, ini adalah pengaruh oksitoksin yang dikeluarkan kelenjar hipofisis
posterior yang berpengaruh pada otot uteri dan buah dada,dan sesuai dengan teori
bahwa setelah plasenta lahir TFU berkurang 2 jari dibawah pusat (Mochtar, 2014).
Asuhan kebidanan yang diberikan 6 jam post partum yaitu diantaranya: mengajurkan
ibu untuk mobilisasi,personal hygine yang baik, tidak menahan BAK dan BAB,
memberikan ASI sesegera mungkin dan selalu menjaga kehangatan bayi. Hal ini
sejalan dengan teori bahwa salah satu program dan kebijakan teknis yang dilakukan
pada kunjungan pertama adalah pemberian ASI awal dan menjaga bayi tetap sehat
dengan cara mencegah hipotermi (Saifuddin, 2014). Saat pemeriksaan fisik penulis
DOK II , maka ada kesenjangan antara teori Saleha 2014 kapsul vit.A diberikan 2x
setelah bayi baru lahir dan 24 jam kemuadian. sehingga ada kesenjangan antara
mengenai pola nutrisi, hari post partum hal yang harus dinilai yaitu dengan
asuhan pada bayi salah satunya yaitu menjaga bayi agar tetap hangat (Saifuddin,
2010).
424
penyelesaian study kasus selama masa nifas. Ibu mengatakan bahwa ibu ingin
Asuhan yang diberikan selama masa nifas sesuai dengan teori walaupun
masa nifas sebanyak II kali pada saat 6 jam post partum, nifas 12 hari.
5.1 4.4.1 KN 1
kehidupan diluar rahim sampai 6 jam usia bayi. Dilakukan pemantauan mengenai
penilaian awal dengan jenis kelamin perempuan, berat badan 3400 gr, panjang
badan 47 cm, hal ini masih tergolong normal, karena berat badannya diantara 2500-
4000 gr dan tidak ditemukan adanya kelainan bawaan, ketika bayi lahir segera
menangis kuat dengan warna kemerahan, ini sangat berpengaruh sebagai indikator
kesehatan bayi secara umum. Seorang bayi yang normal, menangis kuat, berat
badan menunjukan bahwa bayi lahir cukup bulan. Hal-hal yang mendasar pada bayi
baru lahir seperti hipotermia, asfiksia, sionosis. Bayi tidak diberikan injeksi Vitamin K
pada saat segera setelah bayi baru lahir secara IM di paha kiri bayi bagian
Hepatitis B di paha sebelah kanan. Pada pengamatan selama satu jam pertama bayi
baru lahir sampai pada masa transisi berumur sekitar 6 jam, yang penulis amati, bayi
tampak dalam keadaan yang normal dan tidak menunjukan perubahan atau masalah
yang disebut diatas. Dan peristaltic segera berfungsi dengan sudah keluarnya
425
meconeum pada saat setelah bayi lahir, adanya meconeum menunjukan bahwa
peristaltic sudah ada. Hal ini menunjukan bahwa anus mempunyai lubang dan fungsi
ginjal sudah ada dengan keluarnya miksi setelah 2-3 jam bayi lahir. Pada asuhan
bayi baru lahir Ny. S berjalan lancar dan tidak ditemukan adanya kelainan-kelainan
4.4.3 KN 2
Pada kunjungan BBL II, yang penulis lakukan pada asuhan bayi baru lahir 2
bayi mau menyusui dengan adekuat, menganjurkan ibu memberiakan ASI selama 6
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan dari mulai kehamilan, persalinan, bayi baru lahir,
nifas pada Ny. S yang di mulai dari April 2019 sampai Mei 2019 penulis dapat
1. Pada kehamilan trimester III ibu telah melakukan 2 kali kunjungan yaitu pada tanggal
14 ferbuari 2019, dan 14 maret 2019. Dari hasil pemeriksaan yang di lakukan pada
pada kunjungan ke empat Anemia ibu dapat teratasi dan pada kunjungan ke empat
tafsiran berat janin ±2800 gr dari BB sebelum hamil 39 kg sampai dengan menjelang
persalinan BB 56 kg
2. ibu bersalin pada tanggal 03 mei 2019 dengan usia kehamilan 36 minggu
3. bayi lahir normal pada tanggal 03 mei 2019 pukul 10.35 wit PB 47 cm, dan BB 3400
4. kunjungan pada masa nifas 2 kali pada tanggal 03 mei 2019 dan pada tanggal 15
mei 2019, dengan hasil tanda tanda fital normal, TFU pertengahan pusat-simfisis,
B. Saran
1. Bagi petugas
2. Bagi insitusi
dapat di jadikan bahan bacaan dan refirensi bagi mahasiswa kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, persalinan, bayi baru