Anda di halaman 1dari 15

1.

Malaria

a. Pengertian

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium

yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini

secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina.

Plasmodium merupakan golongan protozoa darah yang termasuk dalam

phillum Apicomplexa, kelas Protozoa, subkelas Coccidiida, ordo Eucoccidides,

sub-ordo Haemosporodiidea, family Plasmodiidae, genus Plasmodium (Frans

Manangsang,dkk. Modul Malaria: hal.2)

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria

(plasmodium) bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia yang

ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Penyakit ini mengancam

keluarga miskin dan dapat menjadi salah satu penyebab penurunan kehadiaran

di sekolah dan tempat kerja ( WHO, 2010).

b. Etiologi

Penyebab penyakit malaria adalah parasit malaria, suatu protozoa dari genus

Plasmodium. Saat ini dikenal 5 jenis plasmodium yang dapat menginfeksi

manusia secara alami (Harijanto, 2012), yaitu:

1) Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropika yang sering

menyebabkan malaria yang berat (malaria serebral dengan kematian) dan

mudah menyebabkan resisteni obat

2) Plasmodium vivax, penyebab malaria tertian

3) Plasmodium malariae, dapat menimbulkan sindrom nefrotik dan

penyebab malaria quartana

4) Plasmodium ovale, menyebabkan malaria ovale banyak dijumpai di


daerah Afrika dan Pasik Barat, di Indonesia dijumpai di Papua dan

Nusa Tenggara, memberikan infeksi yang paling ringan dan sembuh

spontan tanpa pengobatan.

5) Plasmodium Knowlesi, pertama kali dilaporkan tahun 2004 jenis malaria

baru yang sudah ditemukan di Malaysia, dan juga ditemukan Singapura,

Thailand, Myanmar serta Filipina penularannya dari monyet, bentuk

plasmodium menyerupai P. malariae. Tingkat keganasan seperti falsifarum

dan tingkat kekebalan seperti malaria vivax.

Gambar 1 : Siklus Plasmodium


c. Manifestasi Klinis

Gejala Klinis beberapa macam malaria menurut Frans Manangsang, dkk. (Modul

Malaria; Hal. 8)

1) Plasmodium Vivax
a) Panas irregular 2-4 hari, kadang remiten dan interminen

b) Panas bisa mencapai 40,5℃

c) Mengigil

d) Mual dan muntah

e) Pusing

f) Anemia lebih sering pada anak-anak

g) Sering dijumpai pembesaran limpa

2) Plasmodium Falciparum

a) Sakit kepala dan nyeri tulang belakang

b) Lesu

c) Perasaan dingin (menggigil)

d) Mual dan muntah

e) Panas dengan temperature >40℃

3) Plasmodium Malariae

a) Panas irregular 4 hari, kadang remiten dan interminen

b) Panas bisa mencapai 39℃

c) Mengigil

d) Mual dan muntah

e) Pusing

f) Anemia lebih sering pada anak-anak

g) Sering dijumpai pembesaran limpa

4) Plasmodium Ovale

a) Gejala klinis hamper sama dengan malaria vivax, namun lebih ringan

b) Panas

c) Menggigil (jarang)
d) Gametosit terlihat pada minggu pertama.

d. Macam-macam

Penyakit malaria pada manusia ada empat jenis dan masing-masing

disebabkan spesies parasit yang berbeda. Jenis malaria itu adalah (Harijanto,

2012) :

1) Malaria tertiana (paling ringan), yang disebabkan oleh Plasmodium vivax

2) Malaria tropika, disebabkan oleh Plasmodium falciparum.

3) Malaria quartana yang disebabkan Plasmodium malariae.

4) Malaria ovale mirip malaria tertiana, malaria ini paling jarang

ditemukan, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Pada penderita penyakit

malaria, penderita dapat dihinggapi lebih dari satu plasmodium. Infeksi

demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Di Indonesia

paling banyak dua jenis parasit yakni campuran antara Plasmodium

vivax dengan Plasmodium falciparum.

e. Patofisiologi

1) Siklus hidup semua spesies parasit malaria pada manusia adalah sama,

yaitu mengalami stadium-stadium yang berpindah dari vector nyamuk ke

manusia dan kembali ke nyamuk lagi. Terdiri dari siklus seksual (Sporogoni)

yang berlangsung pada nyamuk anopheles dan siklus aseksual (skizogoni)

yang berlangsung pada hopes vertebrata termasuk manusia.

2) Fase-fase terjadinya malaria

a) Fase aseksual

Pada fase aseksual terdiri atas fase jaringan dan fase eritrosit. Pada

fase jaringan, sporozoit masuk dalam aliran darah ke sel hati dan
berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung ribuan

merozoit, proses ini disebut skizogoni pre-eritrositer. Pada fase ini,

skizon pecah dan merozoit keluar dan masuk aliran darah, disebut

sporulasi. Pada plasmodium vivax dan plasmodium ovale, sebagian

sporozoit membentuk hipnozoit dalam hati sehingga dapat

mengakibatkan relaps jangka panjang dan rekrudesensi.

Fase eritrosit dimulai dan merozoit dalam darah menyerang eritrosit

membentuk tropozoit. Proses berlanjut menjadi tropozoit-skizon-

merozoit menjadi bentuk seksual. Masa inkubasi intrisik dimulai dari

masuknya sporozoit dalam badan hopes sampai timbulnya gejala klinis

demam.

b) Fase seksual

Parasit seksual (mikro dan makrogametosit) masuk ke dalam lambung

nyamuk betina melalui darah yang dihisap nyamuk. Bentuk ini

mengalami pematangan kemudian terjadilan pembuahan, hasil

pembuahan disebut zigot. Zigot berubah bentuk menjadi ookinet yang

kemuadian menembus dinding usus dan menjadi ookista. Bila ookista

pecah, ribuan sporozoit dilepaskan dan mencapai kelenjar liur nyamuk,

yang siap ditularkan kepada hospes lain. Bentuk sporozoit merupakan

bentuk infektif yang siap ditularkan oleh nyamuk pada host baru.

Patogenesis malaria ada 2 cara:

(1) Alami, melalui gigitan Nyamuk ketubuh manusia

(2) Induksi, jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam

darah manusia melalui transfuse, suntikan atau pada bayi baru


lahir melalui plasenta yang terinfeksi. Frans Manangsang,

dkk.(Modul Malaria, Hal.4-6)

f. Komplikasi

1) Dehidrasi atau kekurangan cairan pada tubuh.

2) Tekanan darah menurun secara tiba-tiba.

3) Malaria Serebral: komplikasi ini cukup langka, tapi malaria bisa

mengakibatkan pembengkakan pada Ini terjadi ketika sel darah yang

dipenuhi parasit menghalangi pembuluh darah kecil di otak. Terkadang bisa

menyebabkan kerusakan otak permanen, kejang-kejang, atau bahkan koma.

4) Anemia parah: kerusakan sel darah merah yang disebabkan parasit malaria

bisa mengakibatkan terjadinya anemia pada tingkat Anemia adalah kondisi

di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang berfungsi dengan baik

dalam membawa oksigen ke organ-organ tubuh.

5) Kegagalan fungsi organ tubuh: malaria bisa menyebabkan gagal ginjal,

gagal hati atau pecahnya organ limpa. Semua kondisi ini bisa mengancam

nyawa seseorang.

6) Gangguan pernapasan: penumpukan cairan di dalam paru-paru atau edema

paru bisa menyebabkan Anda kesulitan bernapas.

7) Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).

8) Hipoglikemia: malaria yang parah bisa menyebabkan hipoglikemia atau

kondisi gula darah rendah. Obat antimalaria quinine, juga bisa akibatkan

gula darah rendah. Gula darah yang sangat rendah bisa berakibat koma

atau bahkan kematian.

9) Jaundice atau penyakit kuning. (Rani Kusriastuti, 2012)


g. Pencengahan

Pencegahan malaria secara garis besar mencakup 3 aspek, yaitu:

1) Mengurangi pengandung gametosit yang merupakan sumber infeksi

(reservoir), yaitu manusia yang sakit.

2) Memberantas nyamuk sebagai vector (pembawa) malaria

3) Melindungi orang yang rentan dan beresiko terinfeksi malaria

Frans Manangsang,dkk. (Modul Malaria, Hal. 12)

h. Penatalaksanaan

1) Anamnesis

Pada anamnesis sangat penting diperhatikan:

a) Keluhan: demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala,

mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal

b) Riwayat sakit malaria dan riwayat minum obat malaria

c) Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria.

d) Riwayat tinggal di daerah endemis malaria

2) Pemeriksaan fisik

a) Suhu tubuh aksiler > 37,5 °C

b) Konjungtiva atau telapak tangan pucat

c) Sklera ikterik

d) Pembesaran Limpa (splenomegali)

e) Pembesaran hati (hepatomegali)

3) Pemeriksaan laboratorium

a) Pemeriksaan dengan mikroskop

Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis di Puskesmas/


lapangan/ rumah sakit/ laboratorium klinik untuk menentukan:

(1) Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif).

(2) Spesies dan stadium plasmodium

(3) Kepadatan parasit

b) Pemeriksaan dengan uji diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test)

Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria,

dengan menggunakan metoda imunokromatografi. Sebelum

menggunakan RDT perlu dibaca petunjuk penggunaan dan tanggal

kadaluarsanya. Pemeriksaan dengan RDT tidak digunakan untuk

mengevaluasi pengobatan (Rani Kusriastuti, 2012; hal.7)

i. Pengobatan

Menurut Frans Manangsang, dkk dalam modul Malaria (hal.47-48)

a) Pengobatan Malaria Falciparum

(1) Ibu Hamil Trimester I

Tabel 2.3 Pengobatan malaria falciparum pada ibu hamil TM I

HARI JENIS OBAT JUMLAH TABLET/HARI


KINA 3X2
I
Klindamisin 2X 300 mg
KINA 3X2
II
Klindamisin 2X 300 mg
KINA 3X2
III
Klindamisin 2X 300 mg
KINA 3X2
IV
Klindamisin 2X 300 mg
KINA 3X2
V
Klindamisin 2X 300 mg
KINA 3X2
VI
Klindamisin 2X 300 mg
KINA 3X2
VII
Klindamisin 2X 300 mg

(2) Ibu hamil Trimester II-III

Tabel 2.4 Pengobatan malaria falciparum pada ibu hamil TM II

dan III

JUMLAH TABLET/HARI
HARI JENIS OBAT
40-60 kg >60 kg
I DHP 3 4
II DHP 3 4
III DHP 3 4

b) Pengobatan Malaria Vivax

(1) Ibu Hamil Trimester I

Tabel 2.5 Pengobatan malaria vivax pada ibu hamil TM I

HARI JENIS OBAT JUMLAH TABLET/HARI


I KINA 3X2
II KINA 3X2
III KINA 3X2
IV KINA 3X2
V KINA 3X2
VI KINA 3X2
VII KINA 3X2

(2) Ibu hamil Trimester II-III


Tabel 2.6 Pengobatan malaria Vivax pada ibu hamil TM II dan III

JUMLAH TABLET/HARI
HARI JENIS OBAT
40-60 kg >60 kg
I DHP 3 4
II DHP 3 4
III DHP 3 4

A. Tinjauan Teori Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Menurut Varney

Langkah-langkah Manajemen Kebidanan menurut Varney (Sih Rini Handayani, dkk.

2017; Hal. 131) adalah sebagai berikut:

a. Langkah I

Pengumpulan data dasar Dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua

data yang diperlukan untuk megevaluasi keadaan klien secara lengkap.

Mengumpulkan semua informasi yang akurat dari sumber yang berkaitan dengan

kondisi klien.

b. Langkah II: Interpretasi data dasar

Dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah klien

atau kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan. Kata “masalah dan diagnose” keduanya digunakan karena

beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi

membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan kebidanan

terhadap klien. Masalah bisa menyertai diagnose. Kebutuhan adalah suatu

bentuk asuhan yang harus diberikan kepada klien, baik klien tahu ataupun

tidak tahu.

a. Langkah III: mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial


Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian

masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Membutuhkan antisipasi, bila

mungkin dilakukan pencegahan. Penting untuk melakukan asuhan yang aman.

b. Langkah IV: Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera.

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau

untuk dikonsultaikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan

yang lain sesuai dengan kondisi klien.

c. Langkah V: Merencanakan asuhan yang menyeluruh

Merencanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah

sebelumnya. Rencana asuhan yg menyeluruh meliputi apa yang sudah

diidentifikasi dari klien dan dari kerangka pedoman antisipasi terhadap

wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya.

d. Langkah VI: Melaksanakan perencanaan

Melaksanakan rencana asuhan pada langkah ke lima secara efisien dan

aman. Jika bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab

untuk mengarahkan pelaksanaanya.

e. Langkah VII: Evaluasi

Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi

pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi

sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam masalah

dan diagnosa.

2. SOAP
Di dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data objektif, A

adalah analysis, P adalah planning. Metode ini merupakan dokumentasi yang

sederhana akan tetapi mengandung semua unsure data dan langkah yang

dibutuhkan dalam asuhan kebidanan, jelas, logis. Berikut ini pembahasan satu per

satu metode soap (Sih Rini Handayani, dkk. 2017; Hal. 124):

a. Data Subjektif

Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien.

Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai

kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan

diagnosis. Pada klien yang menderita tuna wicara, dibagian data dibagian data

dibelakang hruf “S”, diberi tanda huruf “O” atau”X”. Tanda ini akan menjelaskan

bahwa klien adalah penederita tuna wicara. Data subjektif ini nantinya akan

menguatkan diagnosis yang akan disusun.

b. Data Objektif

Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil

pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium Catatan medik dan

informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini

sebagai data penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien

dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.

c. Analysis

Langkah selanjutnya adalah analysis. Langkah ini merupakan

pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif

dan objektif. Karena keadaan klien yang setiap saat bisa mengalami perubahan,

dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif,

maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis.


d. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan

yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan

secara komprehensif; penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan

rujukan. Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan tercapainya kondisi

pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya.

B. Dasar Hukum Kewenangan Bidan Dalam Melakukan Asuhan Kebidanan

Komprehensif

Dasar hukum kewenangan bidan dalam melakukan asuhan kebidanan komprehensif telah

diatur dalam Permenkes RI No 1464/menkes/per/x/2010 Tentang Izin Dan

Penyelenggaraan Praktik Bidan yaitu pada Bab 3 ayat 9, 10, 11, dan 12 yang berbunyi

sebagai berikut:

1. Pasal 9

Bidan dalam mejalankan praktik berwenang untuk memberikan Pelayanan yang

meliputi:

c. Pelayanan kesehatan ibu

d. Pelayanan kesehatan anak

e. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

2. Pasal 10

e. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a

diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa

menyusui dan masa antara dua kehamilan.

f. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

1) Pelayanan konseling pada masa pra hamil

2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal


3) Pelayanan persalinan normal

4) Pelayanan ibu nifas normal

5) Pelayanan ibu menyusui

6) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

g. Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat 2

berwenang untuk :

1) Episiotomi

2) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

3) Penanganan kegawat-daruratan, dlanjutkan dengan perujukan

4) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

5) Pemberian Vit A dosis tinggi pada ibu nifas

6) Bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi ASI ekslusif

7) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan

postpartum

8) Penyuluhan dan konseling

9) Bimbingan pada kelompok ibu hamil

10) Pemberian surat keterangan kematian

11) Pemberian surat keterangan cuti bersalin

3. Pasal 11

a. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksd dalam pasal 9 huruf b

diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah

b. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) berwenang untuk :

1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,

pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi Vitamin K 1,


perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0 - 28 hari), dan

perawatan tali pusat

2) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk

3) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan rujukan

4) Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah

5) Pemantauan tubuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah

6) Pemberian konseling dan penyuluhan

7) Pemberian surat keterangan kelahiran

8) Pemberian surat keterangan kematian

4. Pasal 12

Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c berwenang untuk:

a. Memberikan penyuluhan dan konseling; kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana

b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

Anda mungkin juga menyukai