Anda di halaman 1dari 3

KLB Keracunan makanan

Selama proses pembuatan, pengolahan, pengiriman, penyediaan, penyimpanan atau penyajian,


makanan atau minuman memmmyai kemungkinan terkontaminasi oleh zat-zat beracun (toxic subtances)
atau bakteri patogen, virus dan parasit lainnya.

Terjadinya kesakitan atau keracunan dapat disebabkan karena makanan tumbuh-tumbuhan yang
memang sudah mengandung racun sejak sumbernya, selama pengolahan atau karena infeksi parasit lain.

Foodborne ilness / poisoning ialah timbulnya sindroma klinik disebabkan karena memakan makanan
tertentu kelainan ini meliputi keracunan karena memakan makanan yang mengandung zat zat kimia
beracun atau toxin yang dihasilkan oleh mikroorganisme patogen, infeksi karena bakteria yang membuat
enterotoxin selama masa kolonisasi dan pertumbuhan di mukosa usus, dan infeksi karena
mikroorganisme yang mengadakan invasi dan berkembang biak di mucosa usus atau jaringan lainnya.

Maksud dan tujuan penyelidikan


1. Identifikasi macam makanan atau minuman yang tersangka mengandung racunatau mikroorganisme
patogen

2. Menjelaskan atau mengetahui keterangan tentang penyebab sakit atau ( causative agents ) dan
sumbernya ( reservior )

3. Menentukan faktor - faktor yang menunjang atau mempengaruhi ( contributing factors ) terjadinya
peristiwa keracunan.

4. Mencegah terjadinya peristiwa yang sama dikemudian hari.

Bila makanan penyebab keracunan sudah diketahui, penderita selanjutnya dapat dicegah dengan
menghentikan produksi, menarik dari peredaran makanan yang didistribusikan, menghentikan penjualan
dan lain-lain.

Kegiatan surveilans foodborne poisoning


Dalam garis besarnya, kegiatannya meliputi sebagai berikut

1. Mengumpulkan / mendapatkan data/ laporan peristiwa keracunan makanan atau letusan ( outbreak )
penyakit lainnya yang disebabkan karena makanan.

2. Penyelidikan epidemiologi peristiwa letusan

3. Kompilasi analisis, dan interpretasi data.


4. Penyebaran data serta hasil hasil penemuan

5. Membuat rekomendasi untuk penanggulangan dan pencegahan.

1. Menegakkan diagnosis
Setiap laporan dari manapun datangnya hendaknya di cek kebenarannya dan dicoba untuk
menegakan diagnosis dengan anamnesis yang baik, bila mungkin dengan pemeriksaan sampel
makanan yang dicurigai sebagai sumber penularan dan pemeriksaan spesimen yang diambil dari
penderita. Hal ini dapat dilakukan oleh petugas kesehatan yang sudah terampil.

2. Mengadakan / mendapatkan riwayat penderita


Setiap penderita yang diketahui dan ditemukan ditanyakan dan dicatat nama, umur, jenis
kelamin, pekerjaan, kebiasaan makan, dan lain lain. Dan kemudian gejalan penyakit yang
dialami oleh penderita bila perlu dapat dipergunakan catatan ( records ) yang ada di puskesmas
rumah sakit dan lain lain. Juga informasi mengenai kegiatan terakhir, mengunjungi pesta dan
orang orang yang berkunjung keeumahnya perlu juga ditanyakan, yang kadang-kadang memberi
petunjuk / ada hubungan dengan kejadian tersebut.

Kemudian yang penting adalah mengumpulkan informasi semua makanan yang telah dimakan
dalam waktu 72 jam sebelum timbulnya gejala penyakit. Mungkin makanan yang dicurigai
sebagai penyebab peristiwa keracunan / penyakit tidak jelas. Dalam keadaan tertentu dan tidak
bisa mungkin peristiwa yang terjadi disertai dengan gejala klinik yang berbeda.

3. Pengambilan spesimen penderita


Usahakan pengambilan spesimen penderita dalam waktu yang secepatnya setelah penderita
diketahui /ditemukan karena beberapa mikroorganisme patogen sebagai penyebab keracunan
makanan hanya terdapat beberapa hari pada mukosa usus sesudah gejala penyakit timbul. Pada
umumnya macam macam spesimen yang diambil penderita tergantung pada gejala klinik
penyakit yang dialami penderita misal muntahan, tinja, darah, urine , usap tenggorok, hidung,
kulit,usap dubur, dll.

4. Pengambilan sampel makanan


Pengambilan sampel makanan yang dicurigai sebagai penyebab keracunan / penyakit yang
mungkin masih sisa, atau kalau tidak ada. Ambilan bahan - bahan yang mungkin dipakai dalam
membuat makanan tersebut. Hendaknya cara - cara pengambilan ini menurut prosedur yang
baik. Tentunya ini dapat dilakukan oleh seseorang teknisilaboratorium. Dalam pemeriksaan
laboratorium terhadap banyak sampel makanan yang dicurigai, maka sampel makanan yang
paling dicurigai harus diperiksa lebih dahulu.

5. Membuat asosiasi epidemiologi


Perlu dilakukan evaluasi terhadap data yang telah dikumpulkan bila ada petunjuk bahwa letusan
telah terjadi, kembangkan suatu hipotesis sementara untuk menerangkan mengenai penyebab,
faktor yang mempengaruhi terjadinya letusan dan lain-lain berdasarkan data yang sudah ada.

Anda mungkin juga menyukai