Anda di halaman 1dari 48

PENGENALAN

PROGRAM PENCEGAHAN DAN


PENANGGULANGAN HIV& AIDS
di TEMPAT KERJA

Oleh
PUSAT HIERKES DAN KESELAMATAN KERJA
DKI JAKARTA
APA ITU
1. HIV
2.
3.
AIDS
ODHA
?
Human
Immunodeficiency
Virus

HIV adalah virus yang menyerang sel


darah putih (CD 4) di dalam tubuh.
Sel darah putih : sel kekebalan yang berfungsi
melawan bibit penyakit yang masuk ke dalam
tubuh
5
• AQUIRED (DIDAPAT)
• IMUNO (SISTEM KEKEBALAN TUBUH)
• DEFICIENCY (PENURUNAN FUNGSI)
• SYNDROME (KUMPULAN GEJALA/TANDA)
AIDS
(AQUIRED IMUNODEFICIENCY SYNDROME)

Suatu kumpulan gejala penyakit (Sindrom) berupa


menurun/hilangnya kekebalan tubuh yang
diakibatkan oleh virus (HIV) dan disertai berbagai
penyakit/infeksi ikutan yang berakibat fatal

Infeksi ikutan = infeksi opurtunistik


INFEKSI YANG MENYERTAI AIDS
(INFEKSI OPORTUNISTIK)
Jenis Infeksi Oportunistik Frekuensi (%)
1. Kandidiasis mulut & oesophagus 80.8
2. Tuberkulosis 40.1
3. Sitomegalovirus 28.8
4. Ensefalitis toksoplasma 17.3
5. Pneumonia P. carinii (PCP) 13.4
6. Herpes simplex 9.6
7. M. avium complex (MAC) 4.0
8. Kriptosporodiosis 2.0
9. Histoplasmosis paru 2.0

Sumber: Pokdisus AIDS RSCM


ODHA HIV (+)
• ORANG
• DENGAN
• HIV
• AIDS
MASALAH HIV/AIDS ?
1. AIDS merupakan penyakit mematikan
yang sampai saat ini belum ditemukan
obatnya.
2. AIDS dapat menular kepada siapa saja.
3. AIDS sudah ada di mana-mana/seluruh
dunia.
HIV/AIDS MERUPAKAN
EPIDEMI TERSEMBUNYI (SILENT EPIDEMY)

 Masa inkubasi panjang (5-10 tahun) dan tanpa gejala


 ODHA terlihat sehat dan tidak mengetahui kalau
dirinya terinfeksi HIV
 Orang yang tertular juga tidak tahu kalau dirinya
tertular dan selanjutnya bisa menulari lagi orang lain
 Fenomena gunung es (jumlah kasus yang tercatat
jauh lebih kecil dari jumlah kasus yang sesungguhnya)
HIV / AIDS Dunia (Estimasi)
Eastern Europe
Western & Central & Central Asia
Europe 1.4 million
610 000 [920 000 – 2.1
[480 000 – 760 million]
North America East Asia
1.0 million 000] 1.1 million
[540 000 – 1.6 million] [560 000 – 1.8 million]
North Africa & Middle East
Caribbean 540 000 South & South-East Asia
440 000 [230 000 – 1.5 million] 7.1 million Indonesia
[270 000 – 780 000] [4.4 – 10.6 million] 90,00 – 150.000

Sub-Saharan Africa
Latin America 25.4 million
[23.4 – 28.4 million] Oceania
1.7 million 35 000
[1.3 – 2.2 million] [25 000 – 48 000]

Total: 39.4 (35.9 – 44.3) Juta


Sumber: UNAIDS
PERKEMBANGAN JUMLAH KUMULATIF KASUS HIV/AIDS
1987 - 2004

7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998* 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Dep. Kesehatan


JUMLAH KASUS AIDS MENURUT UMUR S/D APRIL 2005

1600

1400

1200

1000

800

600

400

200

0
<1 1-4 5 - 14 15 - 19 20 - 29 30 - 39 40 - 49 50 - 59 > 60

Sumber: Dep. Kesehatan


Estimasi jumlah ODHA di Jakarta sebesar 24.000 orang

Narapidana
Pasangan tetap dari 13%
kelompok risti 3,100
12%
3,000
Napza suntik
Waria
43%
2%
400 10,300
Gay
3%
600
Pelanggan WPS
WPS/waria 4%
23% 900

5,500
DIMANAKAH HIV ITU BERADA?
HIV terutama ditemukan di:
• Darah
• Cairan Vagina
• Air Mani (bukan pada sperma)
• Air Susu Ibu

Penularan terjadi melalui kontak dengan


cairan tsb yang mengandung HIV

HIV tidak ditemukan di keringat, air


kencing, tinja, air ludah
BAGAIMANA
PENULARAN HIV ?
KONTAK SOSIAL TIDAK MENULARKAN HIV
KONTAK SOSIAL TIDAK MENULARKAN HIV
AIDS tidak menular melalui :

Makan bersama

Gigitan nyamuk/serangga
Berjabat tangan

23
SIAPA YANG SUDAH TERINFEKSI HIV
ATAU HIV + ?

 TIDAK BISA DIKATAKAN DENGAN


PASTI

 ORANG DENGAN HIV+ TERLIHAT


SEHAT DAN TETAP MERASA SEHAT

 ORANG DENGAN HIV+ TIDAK TAHU


BAHWA DIRINYA SUDAH TERINFEKSI

 TES HIV ADALAH SATU-SATUNYA CARA


UNTUK MENGETAHUI APAKAH
SESEORANG SUDAH TERINFEKSI HIV
PERKEMBANGAN DARI HIV MENJADI AIDS:

Periode Jendela HIV + AIDS


3 - 6 BULAN 5 – 10 tahun periode tanpa gejala fisik 1 - 2 TAHUN
Tertular

AIDS

Meningga
PERIODE JENDELA

 Tahap 3 - 6 bulan setelah infeksi


 Sudah ada virus tetapi tes HIV (-)
 Virus aktif memperbanyak diri
 Tahap ini sangat infeksius/mudah menulari
orang lain :
 Kontak seks dan darah
 Penularan ibu ke anak
APAKAH KITA PERLU MELAKUKAN
TES HIV?
 Tidak perlu jika:
 Perilaku seksual kita tidak berisiko (tidak berganti-
ganti pasangan)
 Tidak terpapar pada pemakaian jarum suntik yang
tidak steril, tidak menggunakan narkoba suntik, tidak
pernah mendapat transfusi darah
 Perlu jika:
 Perilaku seksual kita atau pasangan kita berisiko
(berganti-ganti pasangan)
 Terpapar pada pemakaian jarum suntik tidak steril,
menggunakan narkoba suntik, pernah mendapat
transfusi darah
MANFAAT TES HIV

 Semakin dini kita mengetahui status HIV


semakin baik
 Gaya hidup dan perawatan kesehatan bisa
disesuaikan dengan hasil tes HIV yang +
 Hidup teratur, kebersihan perorangan
 Makanan bergizi, tidak merokok
 Pemeriksaan kesehatan
 Tidak menjadi donor
 Menggunakan kondom
 Akan memperpanjang masa tanpa gejala
(menunda tahap AIDS)
PRINSIP TES HIV

 Sukarela
 Konseling sebelum dan sesudah tes
 Kerahasiaan

Sumber: Strategi Nasional Penanggulangan AIDS


CARA PENCEGAHAN
Tidak melakukan hubungan seksual
dg pasangan yg tidak syah
(abstinensia)

A
Saling setia pada satu pasangan
yang tidak terinfeksi HIV (baku
setia)

B
Gunakan kondom untuk
hubungan seks yang berisiko

C
Hindari penggunaan jarum suntik
secara bergantian dan tidak steril

D
PENCEGAHAN PENULARAN
MELALUI DARAH
1. Skrining Darah Transfusi
2. Menggunakan Jarum Suntik Steril (Disposible)
3. Pekerja Kesehatan: menggunakan sarung tangan dan
alat steril
4. Stop Narkoba Suntik
5. Universal Precaution (kewaspadaan universal):
• Hati-hati Pengumpulan dan pembuangan benda tajam
• Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan di air mengalir
dengan deterjen/sabun/alkohol 70%
• Penggunaan pelindung : sarung tangan, masker, jubah bila
kontak langsung dengan cairan tubuh/darah
• Membuang sisa darah atau cairan yang tercemar dengan
aman
• Peralatan tercemar disterilisasi dengan menggunakan
disinfektan
• Kain kotor dilakukan pencucian dengan ditergen dan bahan
disinfektan dengan temperatur 80%
CARA MENCEGAH PENULARAN
DARI IBU KE ANAK

• Selama kehamilan trimester III diberi ARV


(Anti Retro Virus)
• Persalinan secara sectio caesaria
• Bayi tidak diberi ASI

• Dengan cara ini kemungkinan penularan


dari ibu ke anak bisa diturunkan dari rata-
rata 30% menjadi 6%
CARA MENCEGAH PENULARAN HIV
PADA PEMAKAI NARKOBA SUNTIK
• Tidak menggunakan jarum yang tidak steril
• Dengan penggunaan jarum steril, pemakai
narkoba suntik akan terhindar juga dari
Hepatitis B dan Hepatitis C serta komplikasi
lain akibat pemakaian jarum tidak steril
• Penggunaan jarum suntik steril oleh pemakai
narkoba suntik akan mengurangi penularan
HIV diantara sesama mereka dan di
masyarakat
FAKTOR PENDUKUNG PENYEBARAN HIV
DI INDONESIA
 Kemiskinan dan ketimpangan pembangunan
mendorong terjadinya pelacuran
 Migrasi, terutama pada laki-laki yang
berpindah-pindah dalam mencari pekerjaan
dan berpisah dari pasangan seksual tetapnya
dapat masuk dalam situasi berisiko tinggi
untuk penularan HIV
 Gaya hidup yang semakin bebas
SEKTOR YANG RENTAN TERHADAP HIV/AIDS

Meningkatnya angka HIV+ dikalangan pekerja laki-laki


yang berpindah dalam sektor industri :

• Bidang transportasi (pelaut, pengemudi truk,


nelayan)
• Bidang Perkebunan, Kehutanan, Pertambangan,
dan Perminyakan
• Industri lain dengan populasi pekerja laki2 yang
berpindah-pindah tempat.
DAMPAK HIV/AIDS BAGI PEMBANGUNAN

 Menurunnya produktivitas:
 Meningkatnya tingkat absensi
 Tingginya pergantian tenaga kerja
 Berkurangnya tenaga kerja yang trampil
Secara makro akan menurunkan GNP

 Muncul keresahan di masyarakat yang


berdampak mengganggu kegiatan
pembangunan
Dalam pencegahan penyebarluasan
HIV/aids

1. KEWASPADAAN
2. TIDAK TAKUT BERLEBIHAN
3. MEMBERI DUKUNGAN :
• Tidak stigmatisasi
• Tidak diskriminasi
MENGAPA DIPERLUKAN
PENCEGAHAN HIV/AIDS DI DUNIA KERJA ?
1) HIV/AIDS berdampak besar terhadap dunia kerja :
a) Mengancam kehidupan (pekerja dan pengusaha)
b) Melemahkan hak-hak pekerja (stigmatisasi dan diskriminasi)
c) Mengurangi jumlah tenaga kerja terampil dan
berpengalaman
d) Meningkatkan biaya
e) Menurunkan produktivitas
2) Banyak pekerja berhadapan dengan situasi dan pola
kerja yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya
HIV/AIDS
3) Tempat kerja merupakan tempat strategis untuk
melakukan intervensi pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS
DASAR HUKUM
• Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, dan peraturan pelaksanaanya
• Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
• Kepmennakertrans No. KEP.68/MEN/IV/2004 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat
Kerja dan Petunjuk Pelaksanaanya (Kep. Ditjen
Binwasnaker No. 20/2005)
• Permennakertrans No. 11/2005 tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Penyalahgunan dan Peredaran
Gelap Narkoba di Tempat Kerja
KEWAJIBAN PEMERINTAH
(Kepmenakertrans No 68 Th 2004)
• Melakukan pembinaan thd program
pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
di tempat kerja
• Bersama-sama dengan Pengusaha dan
SP/SB atau sendiri2 melaksanakan upaya
pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
di tempat kerja
• Dapat dilakukan dengan melibatkan pihak
ketiga dan atau ahli dibidang HIV/AIDS
KEWAJIBAN PENGUSAHA
(Kepmenakertrans No 68 Th 2004)

Pengusaha wajib melakukan upaya pencegahan


dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja :
a) Mengembangkan kebijakan (dpt dituangkan
dalam PP atau PKB)
b) Mengkomunikasikan kebijakan melalui :
– Penyebarluasan informasi
– Penyelenggaraan pendidikan dan latihan
c) Memberikan perlindungan kpd pekerja/buruh dari
tindakan dan perlakuan diskriminatif.
d) Menerapan prosedur K3 khusus.
KEWAJIBAN SERIKAT PEKERJA/
SERIKAT BURUH (SP/SB)
(Kepmenakertrans No 68 Th 2004)

• Bersama-sama Pemerintah dan Pengusaha


atau sendiri-sendiri melaksanakan upaya
pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
di tempat kerja;
HAK PEKERJA/BURUH DENGAN HIV/AIDS
(Kepmenakertrans No 68 Th 2004)

• Mendapatkan pelayanan kesehatan


kerja yang sama dengan pekerja/buruh
lainnya sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
TES HIV Terhadap Tenaga Kerja
(Kepmenakertrans No 68 Th 2004)
 DILARANG digunakan untuk :
 Persyaratan dalam proses rekrutmen
 Kelanjutan status pekerja/buruh
 Kewajiban pemeriksaan kesehatan

 DAPAT DILAKUKAN atas dasar :


 Kesukarelaan
 Dengan persetujuan tertulis
 Tersidianya konseling sebelum dan sesudah
tes
 Dilakukan oleh dokter yang mempunyai
keahlian khusus.
KERAHASIAAN YANG HARUS DIJAGA
(Kepmenakertrans No 68 Th 2004)

INFORMASI yang diperoleh dari :


 Kegiatan konseling
 Tes HIV
 Pengobatan
 Perawatan
 Kegiatan lainnya
PETUNJUK TEHNIS PELAKSANAAN
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
HIV/AIDS DI EMPAT KERJA
(Kepdirjen Binwasnaker No. 20 Th 2005)

RUANG LINGKUP :
• Kebijakan
• Pendidikan
• Perlindungan hak pekerja/buruh
• Prosedur K3
• Program pengendalian
PENUTUP
• HIV/AIDS sudah ada di Indonesia dan
jumlahnya semakin meningkat dari tahun
ke tahun
• Tanpa pencegahan yang efektif maka
epidemi AIDS akan menjadi bencana
nasional
• Upaya pencegahan menjadi
tanggungjawab kita semua

Anda mungkin juga menyukai