Anak umunya memiliki jumlah kuman yang lebih sedikit (pausibasiler) sehingga rekomendasi pemberian 4 macam OAT pada fase intensif hanya diberikan kepada anak dengan BTA positif, TB berat dan TB tipe dewasa. Terapi TB pada anak dengan BTA negatif menggunakan paduan INH, Rifampisin, dan Pirazinamid pada fase inisial (2 bulan pertama) diikuti Rifampisin dan INH pada 4 bulan fase lanjutan. Tabel 1.1 Dosis OAT untuk Anak Nama Obat Dosis harian Dosis maksimal Efek samping (mg/kgBB/hari) (mg/hari) Isoniazid (H) 10 (7-15) 300 Hepatitis, neuritis perifer, hipersensitivitis Rifampisin (R) 15 (10-20) 600 Gastrointestinal, reaksi kulit, hepatitis, trombositopenia, peningkatan enzim hati, cairan tubuh berwarna oranye kemerahan Pirazinamid (Z) 35 (30-40) - Toksisitas hepar, artralgia, gastrointestinal Etambutol (E) 20 (15-25) - Neuritis optik, ketajaman mata berkurang, buta warna merah hijau, hiper sensitivitas, gastrointestinal
Tabel 1.2 Panduan OAT dan lama pengobatan TB pada anak
Kategori Diagnostik Fase Intensif Fase Lanjutan TB Klinis TB Kelenjar 2HRZ 4HR Efusi pleura TB TB Terkonfirmasi Bakteriologis TB paru dengan kerusakan luas 2HRZE 4HR TB ekstraparu (selain TB Meningitis dan TB Tulang/sendi) TB Tulang/sendi 2HRZE 10HR TB Millier TB Meningitis
Berdasarkan Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Pada Anak oleh
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2016 OAT yang sesuai untuk anak S yaitu meliputi 2HRZ (fase intensif) dan 4HR (fase lanjutan), karena anak S tersebut termasuk kedalam efusi pleura TB yang ditandai dengan sesak nafas dan penurunan berat badan.