PENDAHULUAN
Pada beberapa tahun terakhir ini, karsinoma atau kanker telah menjadi salah satu
penyebab tersering kematian, tidak hanya di negara-negara berkembang tetapi juga di negara-
negara yang telah maju. Beberapa di antaranya berawal dari sebuah benjolanyang kecil dan
tampak tak berbahaya, atau disebut sebagai tumor. Bagi para penderita tumor, tak ada sesuatu
yang lebih baik selain diagnosis bahwa tumor yang diderita merupakan tumor jinak. Namun,
dalam kasus tumor ganas (kanker), diagnosis sedini mungkin merupakan langkah yang dapat
meningkatkan harapan untuk sembuh pada pasien.
Bagi para wanita, kanker payudara (selain kanker serviks) merupakan kanker yang sangat
ditakuti. Data dari American Cancer Society menyebutkan bahwa meskipun telah ada
perbaikan dalam hal diagnosis dini dan penatalaksanaan, hampir seperempat perempuan yang
mengidap kanker ini dapat meninggal akibat penyakit tersebut. Oleh karena itu, banyak
penelitian intensif dilakukan untuk mengetahui penyebab kanker ini serta berbagai
penanganannya.
Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan
usia di bawah 30 tahun. Adanya fibroadenoma atau yang biasa dikenal dengan tumor payudara
membuat kaum wanita selalu cemas tentang keadaan pada dirinya. Terkadang mereka
beranggapan bahwa tumor ini adalah sama dengan kanker. Yang perlu ditekankan adalah kecil
kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas. Fibroadenoma
mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi dipayudara. Benjolan tersebut berasal dari
jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga
tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau
oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan
dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobile, oleh sebab itu
sering disebut sebagai ”breast mouse”.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Fibroadenoma adalah tumor jinak dan berbatas tegas dengan konsistensi padat kenyal.
Neoplasma payudara jinak ini umum yang terjadi pada semua usia, dengan insidensi tertinggi
pada wanita muda. Fibroadenoma muncul sebagai nodul padat pada payudara yang berbatas
tegas dan dapat digerakkan dengan bebas. Tumor ini terdiri dari gabungan antara kelenjar
glandula dan fibrosa.
Secara histologi:
- Fibroadenoma yang sering ditemukan berbentuk bundar atau oval, tunggal, relative mobile,
dan tidak nyeri. Massa berukuran diameter 1-5cm. Biasanya ditemukan secara tidak sengaja
Fibroadenoma multiple terjadi pada 10% kasus. Umumnya, fibroadenoma terbungkus di dalam
kapsul, teraba padat, dan seluruhnya rata berwarna putih keabuan. Fibroadenoma biasanya
berdiameter 1-5 cm, tetapi dapat juga lebih besar (“fibroadenoma raksasa”).
B. Etiologi
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab sesungguhnya
dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh hormonal sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dari fibroadenomamammae, hal ini diketahui karena ukuran
fibroadenoma dapat berubah pada siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat
bahwa tumor ini adalah tumor
jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat menjadi kanker
atau tumor ganas.
2
C. Epidemiologi
Fibroadenoma adalah tumor jinak tersering pada payudara perempuan yang biasanya
terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan
laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan
usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih
dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast
Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan
lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun,
kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah
menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia muda.
D. Patologi
- Makroskopi: tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih keabuan.
- Mikroskopi: epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh stroma fibroblastic
yang khas (intracanalicular fibroadenoma dan pericanalicular fibroadenoma). Intracanalicular
fibroadenoma, yaitu fibroadenoma pada payudara yang secara tidak teratur dibentuk dari
pemecahan antara stroma fibrosa yang mengandung serat jaringan epitel. Pericanalicular
fibroadenoma, yaitu fibroadenoma pada payudara yang menyerupai kelenjar atau kista yang
dilingkari oleh jaringan epitel pada satu atau banyak lapisan.
E. Manifestasi Klinis
3
Walaupun fibroadenoma dapat ditemukan pada seluruh kuadran payudara, namun lebih
sering ditemukan pada kuadran atas lateral. Beberapa lesi di payudara memiliki karakteristik
yang sama dan pemeriksaan fisik dapat dilakukan untuk diagnosis yang akurat pada setengah
sampai dua per tiga kasus. Walaupun demikian, hasil pemeriksaan palpasi dari massa tersebut
dapat juga merupakan tumor jinak payudara yang lainnya seperti fibrosis kistik.
F. Penegakan Diagnosis
Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik
(phisycal examination), dengan mammography atau ultrasound, dengan Fine Needle
Aspiration Cytology (FNAC). Pada pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan yang
ada dengan palpasi pada daerah tersebut,dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil atau
tidak, kenyal atau keras, dll.
1. Anamnesis
Keluhan utama
Misalnya : benjolan dan nyeri, putting discharge tapi tidak banyak, kulit dengan ulserasi dan
kemerahan. Bila ada nipple discharge :
-Mengeluarkan cairan pekat kuning, kemungkinan : galactoceal (hanya pernah pada wanita
hamil dan laktasi)
Umum
-Umur
-Menarche
-KB
4
Letak Gejala dan Tanda Umum
Otak Nyeri kepala, mual muntah, epilepsi , ataksia, paresis , parastesia
Pleura Efusi , sesak
Paru Biasa tampak gejala
Hati Kadang tanpa gejala , massa , ictus obstruksi
Tulang
- tengkorak Nyeri tulang, kadang tanpa keluhan
- vetebrae Kekosongan sumsum tulang (anemia aplastic)
- costae Nyeri tulang, patah tulang
- tulang panjang Nyeri tulang, patah tulang
-Operasi genekologis (orang yang dikastrasi atau ovarium dan uterus tidak ada)
-Menopause
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
-Bagaimana kulit mammaenya, apakah ada ulcus, dimpling, pelebaran vena, satelit nodule,
peau de orange.
-Bagaimana nipplenya, inverted, luka, sekret (darah, serous atau kental kuning)
a) Posisi duduk
5
- Pemeriksaan sangat sensitif (privacy), harus dilakukan dengan gentle
- Bandingkan kembali, kini sewaktu pasien mengangkat kedua lengan lurus keatas.
b) Posisi berbaring
- Bandingkan kembali, kini sewaktu pasien mengangkat kedua lengan lurus keatas.
Palpasi
-Pada sikap duduk, benjolan yang tidak teraba ketika penderita berbaring, kadang lebih mudah
ditemukan. Perabaan aksilla agaknya lebih mudah dilakukan pada posisi duduk ini.
-Jika sudah diketahui lokasinya, kita gunakan fingertips. Kuadran per kuadran menggunakan
palpasi dengan bagian volar ujung jari, karena bagian ini yang sangat sensitif.
-Bila tumor sudah teraba, tumor difixasi dengan tangan kiri. Sedangkan tangan kanan,
mempalpasi tumor dengan baik.
-Dengan kedua tangan, kita dapat meraba keadaan tumor; besarnya dan jumlahnya, batasnya,
nyeri tekan, indurasi, lobulasi, mobilitas, konsistensi (padat/kistik), temperatur
-Setelah selesai dengan palpasi tumor, lakukan pula palpasi quadran per quadran.
-Dengan memijat halus putting susu, dapat diketahui adanya pengeluaran cairan darah atau
nanah. Cairan yang keluar dari kedua putting harus dibandingkan. Pengeluaran cairan dari
putting diluar masa laktasi, dapat disebabkan beberapa kelainan seperti Ca atau papilloma
disalah satu ductus, dan kelainan yang disertai ectasia ductus.
-Evaluasi aksilla (kelenjarnya dan mammae acessoris), kelenjar dan fossa supra clavicula.
1. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan berasal
dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus;
2. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular
(perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler);
3. Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform
Diagnosa terhadap FAM ini dapat dibuat dengan penggabungan penilaian klinis,
ultrasonografi dan pengambilan sampel dengan penggunaan jarum.
Umur:
7
G. Penatalaksanaan
- Ukuran
- Terdapat rasa nyeri atau tidak
- Usia pasien
- Hasil biopsy
Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan Operasi pengangkatan tumor
tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada operasi ini. Operasi ini tidak akan
merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang
nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan. Karena FAM adalah tumor jinak maka
pengobatan yang dilakukan tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang perlu
diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya saja. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut
menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan.
H. Prognosis
Fibroadenoma mamma dapat terulang hingga 20% pada perempuan. Sebuah jumlah kecil
dapat hilang dengan sendirinya
Teraba kenyal karena mengandung kolagen (serat protein yang kuat yang ditemukan didalam
tulang rawan, urat daging dan kulit). SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara
kiri dan kanan simetris. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri
dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya
cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting berkerut
2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan
kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah
untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan
kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
3. Kedua tangan diletakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan
bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
8
4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara
kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di
sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai
ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah
kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan
kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga daerah antara kedua
payudara dan ketiak.
5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu.
Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri
ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jarijari tangan kanan.
Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan
7. memudahkan pemeriksaan
8. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah
bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh
jari-jari tangan kiri.
9. Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam
keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.
9
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identifikasi
Nama : Nn. M
Umur : 20-05-1994
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
No RM 168052
B. Anamnesis
Sejak sekitar 2 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS), pasien merasa muncul
benjolan pada payudaranya di sebelah kiri. Benjolan tersebut kira-kira berdiameter sebesar
1cm. Benjolan tidak terasa nyeri dan bisa digerakkan. Pasien tidak merasa nyeri pada
payudaranya walaupun saat menjelang atau sedang haid. Pasien tidak merasa ada keluhan lain.
Pasien tidak pernah merasa terbentur ataupun terpukul payudaranya.
10
Riwayat datang bulan pertama kali sekitar umur 13 tahun. Riwatat datang bulan dirasakan
teratur setiap bulannya.
Riwayat Penyakit dalam Keluarga : Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal
C. Pemeriksaan Fisik
TD : 120/70 mmHg
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,8° C
Kulit :
Turgor baik, anemia (-), ikterus tidak ada, sianosis tidak ada.
Kepala :
Mulut : bibir kering tidak ada, stomatitis angularis tidak ada, atrofi papil lidah tidak ada
11
Thoraks Paru-paru :
Jantung
Perkusi : batas kanan linea midsternalis, batas kiri linea midclavicularis sinistra
Abdomen :
Inspeksi : datar
Perkusi : timpani
Ekstremitas :
Status Lokalis
12
permukaannya licin, konsistensi lunak kenyal, mobile, berbatas jelas, nyeri tekan (-) Papilla
mamae elastis,pengeluaran discharge tidak ada. Pembesaran KGB aksila (-)
D. Diagnosis Kerja
E. Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin
Hb : 11,8 g/dl
Hct : 41 %
CT : 12’
BT : 3’
Golongan darah : O
F. Penatalaksanaan
Medikamentosa :
IVFD RL 20 gtt
G. Prognosis
13
H. Follow Up
Tanggal Follow Up
29 agustus 2019 S: Nyeri bekas op (+), bekas jahitan kering
O: TD : 120/80 mmHg
Hr : 80 x/i
Rr : 20 x/i
T : 36,,7 C
A: Fibroadenoma Mammae
P: IVFD RL 20 gtt
Inj cefotaxim 2x1gr
Inj keterolac 3x1
Inj ranitidin 2x1
30 agustus 2019 S: Nyeri bekas op (-), bekas jahitan kering
O: TD : 120/80 mmHg
Hr : 80 x/i
Rr : 20 x/i
T : 36,,7 C
A: Fibroadenoma Mammae
P: pasien berobat jalan
Ciprofloxacin 2x500 mg
Paracetamol 3x500 mg
14
BAB IV
ANALISIS KASUS
Pasien datang dengan keluhan muncul benjolan pada payudara kirinya yang muncul sejak
sekitar 2 bulan yang lalu. Benjolan tersebut dirasakan semakin lama semakin membesar, mula-
mula diameter lebih kurang 1 cm yang kemudian membesar sebesar kelereng hingga sekarang
dirasakan pasien sebesar telur puyuh. Namun, pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri atau
keluhan lain. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien
dalam batas normal dengan status lokalis pada payudara kiri secara palpasi teraba benjolan di
kuadran superolateral, berbentuk bulat dengan diameter ± 3 cm, permukaannya licin,
konsistensi lunak kenyal, mobile, berbatas jelas, nyeri tekan tidak ada. Papilla mamae elastis,
pengeluaran discharge tidak ada. Pembesaran KGB aksila tidak ada.
Berdasarkan keluhan utama pasien yang datang dengan adanya benjolan di payudaranya
tersebut maka perlu dibedakan benjolan tersebut apakah disebabkan oleh neoplasma atau
benjolan yang bukan disebabkan oleh neoplasma. Untuk keadaan dimana terdapat benjolan di
payudara non-neoplasma dapat dipikirkan adanya galaktokel dan abses payudara.
Kemungkinan benjolan tersebut galaktokel dapat disingkirkan sebab secara klinis galaktokel
akan menampilan konsistensi keras, nyeri tekan, dan terdapat kista. Sedangkan kemungkinan
abses payudara juga dapat disingkirkan dengan tidak adanya gambaran benjolan yang nyeri,
merah, suhu lokal panas, fisura/luka pada puting, abses (nanah), demam, dan pembesaran
limfonodus.
15
DAFTAR PUSTAKA
4. Robbins dan Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi II. Edisi 4. Jakarta : EGC.
16