Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

Pada beberapa tahun terakhir ini, karsinoma atau kanker telah menjadi salah satu
penyebab tersering kematian, tidak hanya di negara-negara berkembang tetapi juga di negara-
negara yang telah maju. Beberapa di antaranya berawal dari sebuah benjolanyang kecil dan
tampak tak berbahaya, atau disebut sebagai tumor. Bagi para penderita tumor, tak ada sesuatu
yang lebih baik selain diagnosis bahwa tumor yang diderita merupakan tumor jinak. Namun,
dalam kasus tumor ganas (kanker), diagnosis sedini mungkin merupakan langkah yang dapat
meningkatkan harapan untuk sembuh pada pasien.

Bagi para wanita, kanker payudara (selain kanker serviks) merupakan kanker yang sangat
ditakuti. Data dari American Cancer Society menyebutkan bahwa meskipun telah ada
perbaikan dalam hal diagnosis dini dan penatalaksanaan, hampir seperempat perempuan yang
mengidap kanker ini dapat meninggal akibat penyakit tersebut. Oleh karena itu, banyak
penelitian intensif dilakukan untuk mengetahui penyebab kanker ini serta berbagai
penanganannya.

Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan
usia di bawah 30 tahun. Adanya fibroadenoma atau yang biasa dikenal dengan tumor payudara
membuat kaum wanita selalu cemas tentang keadaan pada dirinya. Terkadang mereka
beranggapan bahwa tumor ini adalah sama dengan kanker. Yang perlu ditekankan adalah kecil
kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas. Fibroadenoma
mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi dipayudara. Benjolan tersebut berasal dari
jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga
tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau
oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan
dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobile, oleh sebab itu
sering disebut sebagai ”breast mouse”.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Fibroadenoma adalah tumor jinak dan berbatas tegas dengan konsistensi padat kenyal.
Neoplasma payudara jinak ini umum yang terjadi pada semua usia, dengan insidensi tertinggi
pada wanita muda. Fibroadenoma muncul sebagai nodul padat pada payudara yang berbatas
tegas dan dapat digerakkan dengan bebas. Tumor ini terdiri dari gabungan antara kelenjar
glandula dan fibrosa.

Secara histologi:

- Intracanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang secara tidakteratur


dibentuk dari pemecahan antara stroma fibrosa yang mengandung seratajringan epitel.

- Pericanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang menyerupai kelenjar atau


kista yang dilingkari oleh jaringan epitel pada satu atau banyak lapisan. Tumor ini dibatasi
letaknya dengan jaringan mammae oleh suatu jaringan penghubung.

- Fibroadenoma yang sering ditemukan berbentuk bundar atau oval, tunggal, relative mobile,
dan tidak nyeri. Massa berukuran diameter 1-5cm. Biasanya ditemukan secara tidak sengaja
Fibroadenoma multiple terjadi pada 10% kasus. Umumnya, fibroadenoma terbungkus di dalam
kapsul, teraba padat, dan seluruhnya rata berwarna putih keabuan. Fibroadenoma biasanya
berdiameter 1-5 cm, tetapi dapat juga lebih besar (“fibroadenoma raksasa”).

B. Etiologi

Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab sesungguhnya
dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh hormonal sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dari fibroadenomamammae, hal ini diketahui karena ukuran
fibroadenoma dapat berubah pada siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat
bahwa tumor ini adalah tumor

jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat menjadi kanker
atau tumor ganas.

2
C. Epidemiologi

Fibroadenoma adalah tumor jinak tersering pada payudara perempuan yang biasanya
terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan
laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan
usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih
dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast
Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan
lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun,
kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah
menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia muda.

D. Patologi

Pemeriksaan histologik menunjukkan proliferasi unsure glandula maupun unsure stroma.


Jumlah relative masing-masing komponen bervariasi dari kasus ke kasus. Bila komponen
glandula mendominasi, digunakan istilah “adenoma tubular” atau
“fibroadenomaperikanalikular”; bila stroma mendominasi, digunakan istilah “fibroadenoma
intrakanalikular”.

- Makroskopi: tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih keabuan.

- Mikroskopi: epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh stroma fibroblastic
yang khas (intracanalicular fibroadenoma dan pericanalicular fibroadenoma). Intracanalicular
fibroadenoma, yaitu fibroadenoma pada payudara yang secara tidak teratur dibentuk dari
pemecahan antara stroma fibrosa yang mengandung serat jaringan epitel. Pericanalicular
fibroadenoma, yaitu fibroadenoma pada payudara yang menyerupai kelenjar atau kista yang
dilingkari oleh jaringan epitel pada satu atau banyak lapisan.

E. Manifestasi Klinis

Fibroadenoma sering ditemukan secara kebetulan ketika dilakukan pemeriksaan medis


atau ketika pemeriksaan yang dilakukan sendiri. Fibroadenoma biasanya berupa massa
berukuran 1-5 cm yang berbentuk bulat atau oval, elastis, diskret, relatif mudah digerakkan dan
tidak nyeri. Diagnosis klinis pada pasien muda umumnya tidak sulit. Pada wanita berusia > 30
tahun, fibrokistik maupun karsinoma pada payudara harus dipertimbangkan.

3
Walaupun fibroadenoma dapat ditemukan pada seluruh kuadran payudara, namun lebih
sering ditemukan pada kuadran atas lateral. Beberapa lesi di payudara memiliki karakteristik
yang sama dan pemeriksaan fisik dapat dilakukan untuk diagnosis yang akurat pada setengah
sampai dua per tiga kasus. Walaupun demikian, hasil pemeriksaan palpasi dari massa tersebut
dapat juga merupakan tumor jinak payudara yang lainnya seperti fibrosis kistik.

F. Penegakan Diagnosis

Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik
(phisycal examination), dengan mammography atau ultrasound, dengan Fine Needle
Aspiration Cytology (FNAC). Pada pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan yang
ada dengan palpasi pada daerah tersebut,dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil atau
tidak, kenyal atau keras, dll.

1. Anamnesis

Keluhan utama

Misalnya : benjolan dan nyeri, putting discharge tapi tidak banyak, kulit dengan ulserasi dan
kemerahan. Bila ada nipple discharge :

-Mengeluarkan darah, kemungkinan : intraductal papilloma, carcinom, cystic hyperplasia.

-Mengeluarkan serous sperti serum, kemungkinan : normal, cystic hyperplasia.

-Mengeluarkan susu, kemungkinan : lactasi / galactoceal, acromegali

-Mengeluarkan cairan pekat kuning, kemungkinan : galactoceal (hanya pernah pada wanita
hamil dan laktasi)

Umum

-Umur

-Menarche

-menikah / kawin atau tidak

-laktasi (laktasi lama, insidennya lebih kecil)

-KB

-Keluhan-keluhan metastasis jauh

4
Letak Gejala dan Tanda Umum
Otak Nyeri kepala, mual muntah, epilepsi , ataksia, paresis , parastesia
Pleura Efusi , sesak
Paru Biasa tampak gejala
Hati Kadang tanpa gejala , massa , ictus obstruksi
Tulang
- tengkorak Nyeri tulang, kadang tanpa keluhan
- vetebrae Kekosongan sumsum tulang (anemia aplastic)
- costae Nyeri tulang, patah tulang
- tulang panjang Nyeri tulang, patah tulang

-Keturunan, riwayat keluarga menderita penyakit mammae

Ibu atau saudara kandung menderita Ca = resiko meningkat 3x

-Operasi genekologis (orang yang dikastrasi atau ovarium dan uterus tidak ada)

-Menopause

2. Pemeriksaan Fisik

Kulit, nipple, kelenjar mammae termasuk tumornya, kel.axillaris lengan

Inspeksi

-Bagaimana mammae secara keseluruhan apakah ada deformitas atau asimetri.

-Bagaimana kulit mammaenya, apakah ada ulcus, dimpling, pelebaran vena, satelit nodule,
peau de orange.

-Bagaimana nipplenya, inverted, luka, sekret (darah, serous atau kental kuning)

Bagaimana axilla dengan lengan homolateral

a) Posisi duduk

- Pasien menegangkan m. pectoralis dengan membusungkan dada, sehingga mammae


menonjol, lalu bandingkan kiri dengan kanan.

- Memerlukan penerangan ruangan yang baik

5
- Pemeriksaan sangat sensitif (privacy), harus dilakukan dengan gentle

- Bandingkan kembali, kini sewaktu pasien mengangkat kedua lengan lurus keatas.

b) Posisi berbaring

- Punggung diganjal dengan bantal

- Bandingkan kembali, kini sewaktu pasien mengangkat kedua lengan lurus keatas.

Palpasi

-Dapat dilakukan dalam 2 posisi :

Jika tumor di lateral lengan dijatuhkan kesamping tempat tidur

Jika tumor di medial  lengan diletakkan dibawah kepala

-Pada sikap duduk, benjolan yang tidak teraba ketika penderita berbaring, kadang lebih mudah
ditemukan. Perabaan aksilla agaknya lebih mudah dilakukan pada posisi duduk ini.

-Umumnya pasien mengetahui lokasinya

-Jika sudah diketahui lokasinya, kita gunakan fingertips. Kuadran per kuadran menggunakan
palpasi dengan bagian volar ujung jari, karena bagian ini yang sangat sensitif.

-Bila tumor sudah teraba, tumor difixasi dengan tangan kiri. Sedangkan tangan kanan,
mempalpasi tumor dengan baik.

-Dengan kedua tangan, kita dapat meraba keadaan tumor; besarnya dan jumlahnya, batasnya,
nyeri tekan, indurasi, lobulasi, mobilitas, konsistensi (padat/kistik), temperatur

-Setelah selesai dengan palpasi tumor, lakukan pula palpasi quadran per quadran.

-Pemeriksaan klinis yang cermat, 70% benar.

-Dengan memijat halus putting susu, dapat diketahui adanya pengeluaran cairan darah atau
nanah. Cairan yang keluar dari kedua putting harus dibandingkan. Pengeluaran cairan dari
putting diluar masa laktasi, dapat disebabkan beberapa kelainan seperti Ca atau papilloma
disalah satu ductus, dan kelainan yang disertai ectasia ductus.

Yang diperhatikan pada cairan dari putting payudara :

 Sifat cairan (serous, hemoragik, susu)


 ada tidaknya sel tumor
6
 unilateral atau bilateral
 dari satu atau dari beberapa ductus
 keluar spontan atau setelah dipijat
 keluar bila seluruh mammae ditekan atau dari segmen yang tertentu
 berhubungan dengan daur haid
 pramenopause atau pascamenopause
 penggunaan obat hormon

-Evaluasi aksilla (kelenjarnya dan mammae acessoris), kelenjar dan fossa supra clavicula.

Mammography digunakan untuk membantu diagnosis, mammography sangat berguna


untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70 tahun, sedangkan pada wanita
usia muda tidak digunakan mammography, sebagai gantinya digunakan ultrasound, hal ini
karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila
menggunakan mammography. Yang paling pasti dan tepat dalam diagnosa terhadap
fibroadenoma mammae ini adalah penggunaan sample biopsy. Pengambilan sampel biopsi ini
dapat dilakukan dengan mengiris bagian mammae atau dengan memasukkan jarum yang kecil
dan panjang untuk mengambil sampel sel fibroadenoma tersebut. Pada FNAC kita akan
mengambil sel dari fibroadenoma dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang
dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada
fibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk
diperiksa di bawah mikroskop. Dibawah mikroskop tumpor tersebut tampak seperti berikut :

1. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan berasal
dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus;
2. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular
(perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler);
3. Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform
Diagnosa terhadap FAM ini dapat dibuat dengan penggabungan penilaian klinis,
ultrasonografi dan pengambilan sampel dengan penggunaan jarum.

Penilaian klinis terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkan:

Umur:

- Karsinoma: umumnya menyerang pada usia menjelang menopause

- Fibroadenoma: umumnya menyerang wanita usia di bawah 30 tahu

7
G. Penatalaksanaan

Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal sebagai berikut:

- Ukuran
- Terdapat rasa nyeri atau tidak
- Usia pasien
- Hasil biopsy

Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan Operasi pengangkatan tumor
tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada operasi ini. Operasi ini tidak akan
merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang
nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan. Karena FAM adalah tumor jinak maka
pengobatan yang dilakukan tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang perlu
diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya saja. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut
menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan.

H. Prognosis

Fibroadenoma mamma dapat terulang hingga 20% pada perempuan. Sebuah jumlah kecil
dapat hilang dengan sendirinya

I. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

Teraba kenyal karena mengandung kolagen (serat protein yang kuat yang ditemukan didalam
tulang rawan, urat daging dan kulit). SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara
kiri dan kanan simetris. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri
dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya
cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting berkerut
2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan
kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah
untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan
kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
3. Kedua tangan diletakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan
bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.

8
4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara
kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di
sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai
ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah
kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan
kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga daerah antara kedua
payudara dan ketiak.
5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu.
Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri
ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jarijari tangan kanan.
Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan
7. memudahkan pemeriksaan
8. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah
bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh
jari-jari tangan kiri.
9. Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam
keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.

9
BAB III

LAPORAN KASUS

A. Identifikasi

Nama : Nn. M

Umur : 20-05-1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Bangsa : Indonesia

Alamat : Lubuk pinang

No RM 168052

Pasien rawat inap bangsal bedah pada tanggal 28 juli 2019

B. Anamnesis

Keluhan utama : Benjolan di payudara kiri

Keluhan tambahan : Benjolan semakin membesar

Riwayat Perjalanan Penyakit

Sejak sekitar 2 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS), pasien merasa muncul
benjolan pada payudaranya di sebelah kiri. Benjolan tersebut kira-kira berdiameter sebesar
1cm. Benjolan tidak terasa nyeri dan bisa digerakkan. Pasien tidak merasa nyeri pada
payudaranya walaupun saat menjelang atau sedang haid. Pasien tidak merasa ada keluhan lain.
Pasien tidak pernah merasa terbentur ataupun terpukul payudaranya.

Sekitar 1 bulan SMRS benjolan diarasa semakin membesar kira-kira sebesarkelereng.


Benjolan tersebut tidak nyeri dan tidak ada keluhan lain. Satu hari SMRS, benjolan dirasakan
pasien semakin membesar dan sebesar telur puyuh. Pasien tidak merasa nyeri ataupun keluhan
lain, namun karena khawatir akan membesarnya benjolan tersebut, pasien memutuskan untuk
memeriksakan payudaranya. Riwayat keluar cairan dari puting payudara kiri disangkal.

10
Riwayat datang bulan pertama kali sekitar umur 13 tahun. Riwatat datang bulan dirasakan
teratur setiap bulannya.

Riwayat Penyakit Dahulu :Riwayat penyakit pada payudara disangkal

Riwayat Penyakit dalam Keluarga : Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal

Riwayat keluarga dengan penyakit pada payudara disangkal

C. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compus mentis

TD : 120/70 mmHg

Nadi : 80 kali/menit, isi dan tegangan cukup

Pernapasan : 20 kali/menit

Suhu : 36,8° C

Kulit :

Turgor baik, anemia (-), ikterus tidak ada, sianosis tidak ada.

Kepala :

Bentuk : bulat, simetris.

Rambut : hitam, tidak mudah dicabut

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera tidak ikterik, refleks cahaya

(+/+) normal, pupil bulat, isokor 2 mm

Hidung : sekret tidak ada

Telinga : sekret tidak ada

Mulut : bibir kering tidak ada, stomatitis angularis tidak ada, atrofi papil lidah tidak ada

Tenggorokan : tonsil T1-T1, faring hiperemis (-)

Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening, tekanan

vena jugularis tidak meningkat

11
Thoraks Paru-paru :

Inspeksi : statis dinamis simetris, retraksi (-)

Palpasi : stemfremitus kiri sama dengan kanan

Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi : vesikuler (+) normal, ronki (-/-), wheezing tidak ada

Jantung

Inspeksi : pulsasi, iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : thrill tidak teraba

Perkusi : batas kanan linea midsternalis, batas kiri linea midclavicularis sinistra

Auskultasi : HR 80 x/menit, irama reguler, murmur dan gallop tidak ada

Abdomen :

Inspeksi : datar

Palpasi : lemas, hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus (+) normal

Lipat paha dan genitalia :

Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada

Ekstremitas :

Akral dingin (-/-), edema tidak ada, sianosis (-/-)

Status Lokalis

Pemeriksaan/regio Mammae dekstra Mammae sinistra Inspeksi Warna kulit mammae


sama seperti warna kulit sekitar, penebalan kulit mamae tidak ada, kedua payudara tampak
simetris, tak tampak adanya massa, cekungan atau dimpling mamae tidak ada, retraksi atau
cekungan papilla mammae tidak ada, pengeluaran discharge secara spontan tidak ada. Palpasi
Tidak teraba massa. Papilla mamae elastis, pengeluaran discharge tidak ada. Pembesaran KGB
aksila (-) Teraba sebuah massa pada kuadran superolateral, bentuk bulat, diameter ± 3 cm,

12
permukaannya licin, konsistensi lunak kenyal, mobile, berbatas jelas, nyeri tekan (-) Papilla
mamae elastis,pengeluaran discharge tidak ada. Pembesaran KGB aksila (-)

D. Diagnosis Kerja

Fibroadenoma Mammae (FAM) Sinistra

E. Pemeriksaan Penunjang

Darah rutin

Hb : 11,8 g/dl

Hct : 41 %

PLT : 320.000 /mm³

WBC : 8.000 /mm³

CT : 12’

BT : 3’

Golongan darah : O

F. Penatalaksanaan

Medikamentosa :

IVFD RL 20 gtt

inj cefotaxim 2x1gr

Tindakan Bedah :Pro- eksisi

G. Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

13
H. Follow Up

Tanggal Follow Up
29 agustus 2019 S: Nyeri bekas op (+), bekas jahitan kering
O: TD : 120/80 mmHg
Hr : 80 x/i
Rr : 20 x/i
T : 36,,7 C
A: Fibroadenoma Mammae
P: IVFD RL 20 gtt
Inj cefotaxim 2x1gr
Inj keterolac 3x1
Inj ranitidin 2x1
30 agustus 2019 S: Nyeri bekas op (-), bekas jahitan kering
O: TD : 120/80 mmHg
Hr : 80 x/i
Rr : 20 x/i
T : 36,,7 C
A: Fibroadenoma Mammae
P: pasien berobat jalan
Ciprofloxacin 2x500 mg
Paracetamol 3x500 mg

14
BAB IV

ANALISIS KASUS

Pasien datang dengan keluhan muncul benjolan pada payudara kirinya yang muncul sejak
sekitar 2 bulan yang lalu. Benjolan tersebut dirasakan semakin lama semakin membesar, mula-
mula diameter lebih kurang 1 cm yang kemudian membesar sebesar kelereng hingga sekarang
dirasakan pasien sebesar telur puyuh. Namun, pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri atau
keluhan lain. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien
dalam batas normal dengan status lokalis pada payudara kiri secara palpasi teraba benjolan di
kuadran superolateral, berbentuk bulat dengan diameter ± 3 cm, permukaannya licin,
konsistensi lunak kenyal, mobile, berbatas jelas, nyeri tekan tidak ada. Papilla mamae elastis,
pengeluaran discharge tidak ada. Pembesaran KGB aksila tidak ada.

Berdasarkan keluhan utama pasien yang datang dengan adanya benjolan di payudaranya
tersebut maka perlu dibedakan benjolan tersebut apakah disebabkan oleh neoplasma atau
benjolan yang bukan disebabkan oleh neoplasma. Untuk keadaan dimana terdapat benjolan di
payudara non-neoplasma dapat dipikirkan adanya galaktokel dan abses payudara.
Kemungkinan benjolan tersebut galaktokel dapat disingkirkan sebab secara klinis galaktokel
akan menampilan konsistensi keras, nyeri tekan, dan terdapat kista. Sedangkan kemungkinan
abses payudara juga dapat disingkirkan dengan tidak adanya gambaran benjolan yang nyeri,
merah, suhu lokal panas, fisura/luka pada puting, abses (nanah), demam, dan pembesaran
limfonodus.

Setelah menyingkirkan kedua diagnosis banding tersebut, maka selanjutnya dapat


dipikirkan bahwa benjolan tersebut disebabkan oleh neoplasma yaitu neoplasma ganas atau
neoplasma jinak. Neoplasma atau sering dikenal dengan tumor didefinisikan sebagai setiap
pertumbuhan baru yang abnormal khususnya dimana multiplikasi selnya bersifat tidak
terkontrol dan progresif. Berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik, maka diagnosis
mengarah pada Fibroadenoma Mammae (FAM) yang merupakan tumor jinak. Tanda-tanda
adanya keganasan tidak ditemukan. Namun, FAM juga harus dibedakan dengan tumor ganas
stadium awal.

Untuk mendapatkan diagnosis pasti hanya dapat dilakukan dengan melakukan


pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan tambahan dapat yang dilalukan antara lain: radiologi
diagnosis dengan mammografi, USG, Rontgen Thorax, CT Scan, Fine Needle Aspiration
Biopsy. Dilakukan terapi dengan eksisi pada benjolan tersebut

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Greenberg, Ron et al. 1998. Management of Breast Fibroadenomas. Available from


http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1497021/pdf/jgi_188. pdf.

2. Kamus Saku Kedokteran Dorland. 1998. Jakarta : EGC.

3. Price dan Wilson. 2006. Patofisologi. Edisi 6. Volume 2. Jakarta : EGC.

4. Robbins dan Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi II. Edisi 4. Jakarta : EGC.

5. Sander, M.A. 2007. Atlas Berwarna Patologi Anatomi Jilid 2. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

16

Anda mungkin juga menyukai