Oleh :
17051334024
FAKULTAS TEKNIK
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau
minuman (Kementan 2016), (Kemenkumham 2015).
Pola Konsumsi adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan
makanan rata-rata per orang per hari, yang umum dikonsumsi masyarakat dalam jangka
waktu tertentu. Jenis bahan pangan dibedakan menurut berbagai cara. Salah satu cara
membedakan bahan pangan adalah berdasarkan sumbernya. Berdasarkan sumbernya
bahan pangan dibedakan menjadi bahan pangan pokok, lauk hewani, lauk nabati,
sayuran, dan buah- buahan. Jenis bahan makanan yang dikonsumsi idealnya memenuhi
syarat kualitas maupun kuantitas. Secara kualitas pangan yang dikonsumsi harus mampu
memenuhi seluruh kebutuhan zat gizi. Bahan pangan yang dikonsumsi apabila telah
mampu menyediakan semua jenis zat gizi yang dibutuhkan maka ia disebut berkualitas.
Fakta yang adalah bahwa tidak ada satu bahan makanan yang mampu memenuhi seluruh
zat gizi. Atas alasan inilah maka perlu dilakukan penganekaragaman konsumsi pangan
dan harus berbasis makanan lokal. Banyak pertimbangan logis sederhana yang harus
dipahami pada kebijakan pemerintah terkait penganekaragaman dan konsumsi makanan
lokal. (Kementan 2016), (Mahfi et al. 2008), (Kementerian Pertanian 2014).
Metode ingatan makanan (Food Recall 24 Jam) adalah metode SKP yang
fokusnya pada kemampuan mengingat subjek terhadap seluruh makanan dan minuman
yang telah dikonsumsinya selama 24 jam terakhir.
Metode ingatan makanan (food recal 24 hours) dapat dilakukan di semua setting
lokasi survei baik di tingkat rumah tangga maupun masyarakat dan rumah sakit atau
instansi. Metode ini sangat memungkinkan untuk dilakukan setiap saat apabila
dibutuhkan informasi yang bersifat segera. Metode ini juga dilakukan untuk tujuan
penapisan (skrining) asupan gizi individu.
Remaja putri termasuk kelompok yang rentan mengalami masalah gizi. Asupan
makan yang buruk menjadi penyebab umum masalah gizi pada remaja. Keseimbangan
antara zat gizi yang masuk dibutuhkan untuk kesehatan yang optimal. kebutuhan energi
dan zat gizi di usia remaja ditujukan untuk deposisi jaringan tubuhnya. Apalagi di masa
ini, aktivitas fisik remaja pada umumnya lebih banyak.
B. TUJUAN
Survei konsumsi pangan sebagai fungsi dari penilaian status gizi secara tidak
langsung bertujuan untuk memberikan informasi awal tentang kondisi asupan zat gizi
individu, keluarga dan kelompok masyarakat saat ini dan masa lalu. Pada sisi ini
diketahui bahwa informasi tentang kualitas dan kuantitas asupan zat gizi saat ini dan
masa lalu adalah cerminan untuk status gizi masa yang akan datang. Konsumsi hari ini
akan memengaruhi kondisi kesehatan dan gizi dimasa yang akan datang. Status asupan
gizi saat ini yang diketahui dari kuantitas dan kualitas makanan di meja makan, adalah
bermanfaat untuk mendeskripsikan status gizi dimasa yang akan datang.
Tujuan umum survei konsumsi pangan adalah untuk mengetahui gambaran umum
konsumsi pangan individu, kelompok dan masyarakat baik secara kualitatif maupun
secara kuantitatif dalam rangka menilai status gizi secara tidak langsung.
b. Mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi individu pada periode waktu tertentu.
c. Mengetahui kebiasaan makan individu.
C. MANFAAT
5. Dapat mencegah dan mendeteksi dini adanya masalah gizi terutama pada remaja.
BAB II
METODE
C. VARIABEL
Variabel yang digunakan adalah asupan energi pada remaja putri yang masih
berstatus sebagai siswa di SMK Penerbangan Juanda. Pertama-tama akan dihitung berat
badan ideal (BBI), kemudian basal metabolic rate (BMR), total energy expenditure
(TEE), dan kebutuhan masing-masing zat gizi makro. Kemudian menghitung hasil recall
yang telah direkap sebelumnya. Setelah itu dilakukan perbandingan jumlah total energi
pada tiap individu dengan energi aktual yang dikonsumsi responden apakah sudah sesuai,
kelebihan atau kekurangan.
Instrument yang digunakan pada survey konsumsi pangan pada remaja putri di
SMK Penerbangan Juanda adalah form food recall 2x24 hours dan food model.
Metode ingatan makanan (food recall) adalah metode kualitatif SKP yang
fokusnya pada kemampuan mengingat subjek terhadap seluruh makanan dan minuman
yang telah dikonsumsinya selama 24 jam terakhir. Kesederhanaan metode ini
memerlukan cara yang tepat untuk mengurangi kesalahan. Cara yang dianggap paling
baik adalah mengikuti metode lima langkah dalam recall konsumsi makanan atau yang
dikenal dengan istilah Five Steps Multi Pass Method. Metode lima langkah ini adalah
metode yang paling sering digunakan pada berbagai penelitian konsumsi pangan.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari metode food recall ini yaitu sebagai
berikut :
2. Biaya murah.
3. Karena dilakukan hanya 1-3 hari saja maka kondisi ini tidak dapat
mencerminkan asupan makanan yang sebenarnya.
5. Tidak cocok untuk individu usia >7 tahun dan <70 tahun.
1. Mulai menyakan terlebih dahulu waktu makannya sejak awal, dengan membagi
aktivitas makan dalam sehari ke dalam waktu sejak bangun tidur, makan pagi,
selingan pagi, makan siang, selingan siang, makan malam, dan selingan malam.
2. Menanyakan menu makanan yang dikonsumsi sesuai urutan waktu tadi (listing
menu).
3. Menanyakan rincian bahan makanan yang terkandung di dalam setiap menu tadi
sedetail mungkin.
5. Dilakukan upaya untuk mencari nilai zat gizi yang terkandung dalam bahan makanan
tersebut.
F. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Data food recall, rekap hasil recall, dan analisis asupan energi dan zat gizi.
1. Responden 1
Umur : 16 th
BB / TB : 40 kg / 160 cm
= 1,6² x 21
= 53,7 kg
= 1251,8 Kal
= 2103 Kal
a. Karbohidrat
= 55% x 2103 : 4
= 289 gr
b. Protein
P = 15% x TEE : 4
= 15% x 2103 : 4
= 78,8 gr
c. Lemak
L = 25% x TEE : 9
= 25% x 2103 : 9
= 58,4 gr
2. Responden 2
Nama : Mutiara Sabrina
Umur : 16 th
BB / TB : 40 kg / 146 cm
= 1,46² x 21
= 44,7 kg
= 1226,6 Kal
= 2060,6 Kal
d. Karbohidrat
= 55% x 2060,6 : 4
= 283 gr
e. Protein
P = 15% x TEE : 4
= 15% x 2060,6 : 4
= 77,2 gr
f. Lemak
L = 25% x TEE : 9
= 25% x 2060,6 : 9
= 57,2 gr
Jumat, 3 Mei 2019
Waktu Nama masakan Bahan makanan URT Berat(gr)
Pagi - - - -
Selingan - - - -
Nasi 2 ctg
100 gr
Wortel 2 sdm
20 gr
Nasi & sayur sop Kentang 2 sdm
30 gr
Telur & tahu Buncis 1 sdm
Siang 10 gr
Dadar jagung Telur 1 ptg
35 gr
Tahu 1 ptg sdg
40 gr
Tepung 2 ptg
80 gr
Jagung
Teh 1 gelas
Selingan Teh apel 200 ml
Gula
Nasi 1 ctg 50 gr
Malam Nasi & ikan pindang
Ikan pindang 1 ekor kcl 50 gr
= 1,59² x 21
= 53 kg
= 1403,6 Kal
= 2358 Kal
g. Karbohidrat
= 55% x 2358 : 4
= 324 gr
h. Protein
P = 15% x TEE : 4
= 15% x 2358 : 4
= 88,4 gr
i. Lemak
L = 25% x TEE : 9
= 25% x 2358 : 9
= 65,5 gr
= 1,62² x 21
= 55,1 kg
= 1351,4 Kal
= 2270,3 Kal
j. Karbohidrat
= 55% x 2270,3 : 4
= 312,1 gr
k. Protein
P = 15% x TEE : 4
= 15% x 2270,3 : 4
= 85,1 gr
l. Lemak
L = 25% x TEE : 9
= 25% x 2270,3 : 4
= 63 gr
= 1,54² x 21
= 49,8 kg
= 1298,6 Kal
= 2181,6 Kal
m. Karbohidrat
= 55% x 2181,6 : 4
= 299,97 gr
n. Protein
P = 15% x TEE : 4
= 15% x 2181,6 : 4
= 81,8 gr
o. Lemak
L = 25% x TEE : 9
= 25% x 2181,6 : 9
= 60,6 gr
Setelah dilakukan perhitungan pada individu mulai dari berat badan ideal (BBI),
kemudian basal metabolic rate (BMR), total energi expenditure (TEE), dan kebutuhan masing-
masing zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Kemudian menghitung hasil recall
yang telah direkap sebelumnya yang kemudian dilakukan perbandingan jumlah total energi pada
tiap individu dengan energi actual yang dikonsumsi responden didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Responden 1
- Total energi individu : 2103 Kal
- Total energi yang dikonsumsi : 1811 Kal
b. Responden 2
- Total energi individu : 2060,6 Kal
- Total energi yang dikonsumsi : 1114,7 Kal
c. Responden 3
- Total energi individu : 2358 Kal
- Total energi yang dikonsumsi : 1967,2 Kal
d. Responden 4
- Total energi individu : 2270,3 Kal
- Total energi yang dikonsumsi : 1770 Kal
e. Responden 5
- Total energi individu : 2181,6 Kal
- Total energi yang dikonsumsi : 2392 Kal
Dari 5 siswa tersebut, 4 siswa memiliki total energi yang dikonsumsi jauh lebih kecil
dibanding konsumsi energi seharusnya yang sesuai dengan berat dan tinggi badan serta umurnya.
Hal ini mungkin dapat disebabkan karena makanan yang dikonsumsi kurang beragam, terutama
pada kelompok sumber protein, yang paling banyak dikonsumsi yaitu ayam. Untuk sayur-
sayuran yang dikonsumsi hanya itu-itu saja. Dan makanan yang sama sekali tidak ada yaitu buah.
Padahal buah sangat penting sebagai sumber vitamin dan mineral.
Dan dari data survey konsumsi pangan kelima remaja putri siswa SMK Penerbangan
Juanda dapat juga dilihat bahwa ketika hari efektif sekolah, 4 dari 5 siswa tidak sarapan. Namun
pada saat hari libur mereka sarapan. Jadwal masuk kelas mereka yaitu pukul 6.30 dan mereka
mengatakan bahwa tidak sempat melakukan sarapan. Padahal sarapan adalah hal wajib dan
sebenarnya tidak boleh terlewat karena sarapan merupakan “bahan bakar” utama untuk tubuh
sebelum beraktivitas. Sarapan juga membantu melindungi tubuh dari penyakit, dan juga
membantu agar lebih fokus.
Kedepannya diharapkan untuk remaja putri khususnya responden yaitu siswa dari SMK
Penerbangan Juanda ini mengonsumsi makanan yang lebih beragam, agar sesuai dengan
pedoman gizi seimbang yaitu Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) serta untuk tidak
melewatkan sarapan setiap hari supaya kebutuhan nutrisi individu dapat terpenuhi dengan baik,
sehingga dapat mencegah timbulnya masalah gizi di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Hardinsyah. 2016. Ilmu Gizi Teori & Aplikasi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id/index.php/JSH/article/download/73/39
https://ijhn.ub.ac.id/index.php/ijhn/article/view/259
ikk.fema.ac.id
LAMPIRAN