Anda di halaman 1dari 40

PTU M.

SANTIKA
3. PENDAHULUAN
ANALISA DISAIN
TEGANGAN (FEM) PEMILIHAN MATERIAL
MODIFIKASI
ANALISA UJI :
TEGANGAN PROTOTIPE UNJUK KERJA,
SECARA KEKUATAN STATIS,
EKSPERIMENTAL DINAMIS

PENGUKURAN
PENGEMBANGAN
BEBAN SECARA
OPERASI EKSPERIMENTAL
OPTIMASI
KONTROL
KONSTRUKSI
KUALITAS PRODUKSI
METODE NDI
TAHAPAN METODE
RANCANG OPERASI INSPEKSI
BANGUN DAN PERBAIKAN
Proses Pengembangan
Kendaraan Bermotor

Perhitungan

tungan
Penelitian dasar

Perhi
awal
Kemungkinan Produksi
produksi

Perundang-

Desain Menyeluruh

Desain komponen

Pengerjaan detail
undangan

Pengujian
Pengerjaan

Pasar Konsep Perhitungan

Service

Pembelian
Keselamatan
Suplier

Tekno-material
canaan
Peren

Status teknologi
Pengalman uji
dan pelanggan
Jadi….
Langkah langkah desain adalah???
 Langkah-langkah sebelum melakukan
pembuatan mesin, terlebih dahulu
dilakukan pengambilan keputusan.
Ide yang telah diinventarisasi menjadi
suatu konsep mesin yang sesuai
dengan tujuan dari pembuatan mesin
tersebut.
Contoh analisis morfologi untuk mesin pencacah jerami
tujuan DARI MORFOLOGI DESAIN??
 Mengetahui konsep dasar perencanaan
dalam manajemen organisasi.
 Mengetahui jenis-jenis perencanaan dan
bagaimana perencanaan dilakasanakan.
 Mengetahui alat-alat bantu manajemen
dalam kegiatan perencanaan.
Fungsi dan manfaat morfologi
desain??
 Pengarah organisasi
 Meminimalisasi ketidak pastian
 Meminimalisasi inefisiensi sumber daya
 Penetapan standar dalam pengawasan
kualitas.
ANALISIS
KONSEP DESAIN  KECENDERUNGAN
 HASIL RISET
 PERMASALAHAN
SURVEY/EXPLORASI LINGKUNGAN
 PESAN
 ANALISIS PASAR
 DLL

 SPESIFIKASI
ANALISIS  STANDAR PENAMPILAN
KEBUTUHAN  FAKTOR LINGKUNGAN FISIK
 SDM
 KETERBATASAN

A
A

 PERBANDINGAN
KONSEP ALTERNATIF YANG TELAH ADA
PILIHAN  MENCARI INFORMASI
 MORFOLOGI
ANALISIS DAN
ULTILITY

PENGEMBANGAN
DESAIN  FUNGSI
 PROSES
 KEAMANAN
 EFISIENSI
 PEMELIHARAAN
B
B

 BENTUK
 UKURAN TOLERANSI
GAMBAR KERJA  TANDA PENGERJAAN
 BAHAN, JUMLAH DAN
SPEFIKASI
 LAIN-LAIN

 PEMILIHAN PROSES
 BUAT BELI PESAN
 URUTAN PROSES
PROSES PRODUKSI  PENJADWALAN
 PEMOGRAMAN
 KONTROL
 DIAGNOSA

C
B

 FUNGSIONAL
 PELAYANAN
 KESINAMBUNGAN
 KINERJA
PENGUJIAN  VERIFIKASI
 KARAKTERISTIK
 PASAR
METODE PERANCANGAN
 Perancangan adalah proses
penerapan berbagai teknik dan
prinsip dengan tujuan untuk
mentransformasikan hasil analisis
ke dalam bentuk yang
memudahkan
pengimplementasian.
ANALISIS METODE PERANCANGAN
1. Preliminary need statement
2. Analysis of need
 Specification
 Standard of performance
 Environmental factors
3. Designing for production
4. Designing for use
5. Designing for maintenance
Tegangan tarik terjadi apabila gaya yg
bekerja tegak lurus dengan permukaan
lurus, misalnya terjadi pada tali, rantai,
dan sudut-sudut turbin .
A

RUMUS : F F

F Fn
t  
A A
Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya F
yang saling berlawanan dan terletak dalam satu garis
gaya, misalnya terjadi pada porok sepeda, batang
torak, dan tiang bangunan yang belum mengalami
tekukan.

RUMUS :
Fn F
D  
A A
Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja
dengan dua gaya yang berlawanan arah, tegak lurus
sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada
penampangnya tidak terjadi momen. , misalnya pada
paku keling, gunting, dan baut.

RUMUS :
Fq F
S  
A A
Tegangan lengkung, misalnya pada poros-poros mesin
dan poros roda yang dalam keadaan ditumpu. Jadi
merupakan tegangan tangensial.

RUMUS :
F = RA+ RB
Mb
b 
Wb
Mb = momen lengkung
Wb = momen tahanan lengkung
Tegangan puntir, misalnya pada poros roda gigi dan
batang-batang torsi pada mobil. Jadi merupakan
tegangan tangensial.

RUMUS :
Mt
t 
Wp
Mt = momen puntir (torsi)
Wp = momen tahanan polar (padan puntir)
Tegangan patah adalah beban maksimum yang
menyebabkan patah dibagi dengan luas penampang
batang. Tegangan yang terjadi pada beban maksimum
merupakan batas tegangan patah.

RUMUS :
Beban maksimum penyebab patah
Tegangan patah =
Luas penampang batang
Tegangan patah kemungkinan dapat terjadi berada di
bawah harga tegangan pada beban maksimum. Untuk
menjelaskan tegangan patah ini dapat dimisalkan
pada diagram tarik berikut ini.

Keterangan :
= Batas elastisitas
= Batas proporsional
= Batas tarik
= Kekuatan patah
= Regangan patah
• Tegangan maksimum yang terjadi pada momen
maksimum adalah
(Mitchell, 1994)
M max . y
 max 
I
keterangan :
b = Tegangan maksimum bahan (kg/mm2)
Mb = momen bengkok (kgmm)
y = jarak titik berat terhadap garis gaya (mm)
I = momen inersia (mm4)

Melengkungnya sebuah batang yang
diakibatkan oleh beban tekan disebut tekukan.
Apabila pada pembebanan ada kemungkinan
terjadi tekukan maka batang itu harus dihitung
pada tekukan. Gaya tekuk adalah gaya yang
mengakibatkan terjadinya tekukan (Fk) maka
tegangan tekuk ( ) adalah gaya tekuk setiap
satuan luas penampang.

Fk
 k  (kg / m , N / m , g / cm )
2 2 2

A
Dalam pembebanan sebenarnya pada suatu konstruksi
gaya tekan harus lebih kecil daripada gaya tekuk. Hal ini
dilakukan agar pembebanan dalam keadaan aman. Oleh
karena itu, tegangan tekan yang terjadi harus lebih kecil
daripada tegangan tekuk

Perbandingan antara gaya tekuk dengan gaya


tekan dinamakan faktor keamanan tekuk .

 d  k  
Fk
F
Empat macam keadaan tumpuan,
1. Ujung bawah batang dijepit dan ujung atasnya bebas.
2. Kedua ujungnya diberi engsel
3. Ujung bawah dijepit dan ujung atasnya diberi engsel
4. Kedua ujungnya dijepit
Dalam penyelidikannya, Euler menggunakan sebuah
batang yang ramping dan dikedua ujungnya diberi engsel
(sendi). Diperoleh ketetapan bahwa panjang tekukan
batang itu sebesar panjang batang semula. Oleh karena
itu, faktor tumpuan engsel-engsel diberi harga sama
dengan satu.

Dirumuskan :
untuk jepit –sendi  .E.I min
Fk 
L2
dan karena faktor tumpuan tadi mempengaruhi
panjangnya tekukan maka dirumuskan :

E = modulus elastisitas bahan (kg/m2, N/m2, atau


 .E.I min g/cm2)

Fk  2
Imin= momen inersia penampang minimum (m4
atau cm4)
Lk Lk= panjang tekukan (m atau cm)
  10
2

L = panjang batang (m atau cm)


Lk = L. c.
c = faktor pemasangan tumpuan
c = 1 untuk sendi-sendi
c = 2 untuk
2 jepit bebas
c = ½ untuk jepit-jepit
Apabila faktor keamanan tekukan diperhitungkan
maka :

 2 .E.I min
Fk  f . 
L2k F = gaya tekan (kg,N,atau g)
Fk = gaya yang mengakibatkan
terjadinya tekukan (kg, N, atau g)
F . .L2k
I min 
 2 .E
 = faktorkeamanan
 .E.I min
2
F  tekuk (tanpa satuan)
 .L2k
Macam-macam tekukan yang terjadi adalah sebagai
berikut :

Jepit-bebas
 2 .E.I min
F 
L2
c=2
Lk = L . c = 2 L
 2 .E.I min
Fk 
4 L2
Sendi-sendi

 .E.I min
2
Fc =1 2
L =L L
k

 .E.Imin
2
Fk  2
L
Jepit-sendi
 2 .E.I min
F
L2
1
c 2  0,707
2
1
Lk  2L
2

 2 .E.I min
Fk 
L2

Jepit-jepit

 2 .E.I min
F
L2
c=½

1
Lk  L
2

4 2 .E.I min
Fk 
L2
Untuk mengetahui tegangan kritis pada batang
penyangga harga beban kritis yang terjadi yaitu
 2 .E.I
F 
L2
(Mitchell, 1994)

keterangan :
F = beban kritis (kg)
E = modulus elastisitas bahan (kg/mm2)
I = momen inersia bahan (mm4)
L = panjang kolom diantara kedua ujung
sendi (mm)
 = konstanta phi = 3,1416
Defleksi yang terjadi pada batang penyangga


y  A sin
L

kedua ujung sendi (mm)


keterangan :
y = defleksi batang (mm)
A = luas penampang (mm2)
L = panjang kolom diantara
kedua ujung sendi sendi (mm)
Angka kelangsingan  adalah

L
 
i
keterangan :
 = angka kelangsingan
L = panjang kolom diantara kedua ujung sendi (mm)
i = jari-jari inersia dari penampang A (mm)

I
i
A
Tegangan yang diijinkan pada batang penyangga

 .E 2
 cr  2
keterangan :


 = angka kelangsingan
E = modulus elastisitas bahan (kg/mm2)
 = konstanta phi = 3,1416
Tegangan maksimum yang terjadi pada batang
penyangga

V
 max 
A
keterangan :
 = tegangan geser maksimum (kg/mm2)
V = beban tumpuan yang diberikan pada batang (kg)
A = Luas penampang (mm )
2
Cukup Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai