Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN TUMBUH KEMBANG

A. Konsep Tumbuh Kembang


1. Perbedaan Tumbuh Kembang
Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang sifatnya saling berbeda
tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
Pengertian mengenai pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut :
Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat
sel organ, maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pon, kilogram),
ukuran panjang (cm, meter), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium
dan nitrogen tubuh) (Adriana, 2013).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya skill (kemampuan) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2012)
Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa perubahan ukuran
besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh.
Pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak dapat dilihat dari kemampuan secara
simbolik maupun abstrak, seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca, dan lain-lain.

2. Factor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


Setiap manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda
antarasatu dengan manusia lainnya, bisa dengan cepat bahkan lambat, tergantung pada
individu danlingkungannya. Proses tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor di
antaranya :
a. Factor heriditer/genetic
Faktor heriditer Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada
individu, yaitusecara bertahap, berat dan tinggi anak semakin bertambah dan secara
simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial
maupun spiritual ( Supartini,2000).
Merupakan faktor keturunan secara genetik dari orang tua kepada anaknya. Faktor
ini tidakdapat berubah sepanjang hidup manusia, dapat menentukan beberapa
karkteristik seperti jeniskelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, dan
beberapa keunikan sifat dan sikaptubuh seperti temperamen.
Faktor ini dapat ditentukan dengan adanya intensitas dan kecepatan dalam
pembelahan seltelur, tingkat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas,
dan berhentinya pertumbuhan tulang. Potensi genetic yang berkualitas hendaknya
dapat berinteraksi denganlingkungan yang positif agar memperoleh hasil yang
optimal.
b. Factor lingkungan/eksternal
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi individu setiap hari mulai
lahir sampai akhirhayatnya, dan sangat mempengaruhi tercapinya atau tidak potensi
yang sudah ada dalam dirimanusia tersebut sesuai dengan genetiknya. Faktor
lingkungan ini secara garis besar dibagimenjadi 2 yaitu :
1) Lingkungan pranatal (faktor lingkungan ketika masihdalam kandungan)
Faktor prenatal yang berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu hamil, faktor
mekanis, toksinatau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, dan
anoksia embrio.
2) Lingkungan postnatal (lingkungan setelah kelahiran)
Lingkungan postnatal dapat digolongkakn menjadi :
a) Lingkungan biologis, meliputi ras, jenis kelamin, gizi, perawatan kesehatan,
penyakit kronis,dan fungsi metabolisme.
b) Lingkungan fisik, meliputi sanitasi, cuaca, keadaan rumah, dan radiasi.
c) Lingkungan psikososial, meliputi stimulasi, motivasi belajar, teman sebaya,
stress, sekolah,cinta kasih, interaksi anak dengan orang tua.
3) Factor status social ekonomi
Status sosial ekonomi dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Anak yang
lahir dandibesarkan dalam lingkungan status sosial yang tinggi cenderung lebih
dapat tercukupi kebutuhan gizinya dibandingkan dengan anak yang lahir dan
dibesarkan dalam status ekonomiyang rendah.
4) Factor nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang kelangsungan pros
es tumbuhkembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan
zat gizi seperti protein,karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila
kebutuhan tersebut tidak di penuhi maka proses tumbuh kembang selanjutnya
dapat terhambat.
5) Factor kesehatan
Status kesehatan dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh kembang. Pada anak
dengankondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk tumbuh kembang sangat
mudah. Namun sebaliknya,apabila kondisi status kesehatan kurang baik, akan
terjadi perlambatan.

3. Tahapan Tumbuh Kembang


Tahapan tumbuh kembang pada manusia adalah sebagai berikut :
a. Neonates (bayi lahir sampai usia 28 hari)
Dalam tahap neonatus ini bayi memiliki kemungkinan yang sangat besar tumbuh
dan kembangsesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh orang tuanya. Sedangkan
perawat membantu orangtua dalam memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi yang
masih belum diketahui oleh orangtuanya.
b. Bayi (1 bulan sampai 1 tahun)
Dalam tahap ini bayi memiliki kemajuan tumbuh kembang yang sangat pesat.
Bayi pada usia 1-3 bulan mulai bisa mengangkat kepala,mengikuti objek pada mata,
melihat dengan tersenyum dll.Bayi pada usia 3-6 bulan mulai bisa mengangkat kepala
90°, mulai bisa mencari benda-bendayang ada di depan mata dll. Bayi usia 6-9 bulan
mulai bisa duduk tanpa di topang, bisa tengkurapdan berbalik sendiri bahkan bisa
berpartisipasi dalam bertepuk tangan dll. Bayi usia 9-12 bulanmulai bisa berdiri
sendiri tanpa dibantu, berjalan dengan dtuntun, menirukan suara dll. Perawatdisini
membantu orang tua dalam memberikan pengetahuan dalam mengontrol
perkembanganlingkungan sekitar bayi agar pertumbuhan psikologis dan sosialnya
bisa berkembang dengan baik.
c. Toddler (usia 1-3 tahun)
Anak usia toddler (1-3 tahun) mempunyai sistem control tubuh yang mulai
membaik, hamper setiap organ mengalami maturitas. Pengalaman dan perilaku
mereka mulai dipengaruhi oleh lingkungan diluar keluarga terdekat, mereka mulaii
berinteraksi dengan teman, mengembangkan perilaku/moral secara simbolis,
kemampuan bahasa yang minimal. Sebagai sumber pelayanan kesehatan. Perawat
berkepentingan untuk mengetahui konsep tumbuh kembang usia toddler guna
memberikan ashan keperawatn anak dengan optimal.
d. Pra sekolah (3-6 tahun)
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara (3-6 tahun), anak
usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkem
bangannya.Dalam hal pertumbuhan, secara fisik anak pada tahun ketiga terjadi
penambahan BB 1,8 s/d 2,7kg dan rata-rata BB 14,6 kg.penambahan TB berkisar
antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm.Kecepatan pertumbuhan pada tahun keempat
hampir sama dengan tahun sebelumnya.BBmencapai 16,7 kg dan TB 103 cm
sehingga TB sudah mencapai dua kali lipat dari TB saat lahir.Frekuensi nadi dan
pernafasan turun sedikit demi sedikit. Pertumbuhan pada tahun kelimasampai akhir
masa pra sekolah BB rata-rata mencapai 18,7 kg dan TB 110 cm, yang mulai
ada perubahan adalah pada gigi yaitu kemungkinan munculnya gigi permanent ssudah
dapat terjadi.
e. Usia sekolah (6-12 tahun)
Kelompok usia sekolah sangat dipengaruhi oleh teman sebayanya. Perkembangan
fisik, psikososial, mental anak meningkat. Perawat disini membantu memberikan
waktu dan energi agar anak dapat mengejar hoby yang sesuai dengan bakat yang ada
dalam diri anak tersebut.
f. Remaja (12-18/20 tahun)
Perawat membantu para remaja untuk pengendalian emosi dan pengendalian
koping pada jiwamereka saat ini dalam menghadapi konflik.
g. Dewasa muda (20-40 tahun)
Perawat disini membantu remaja dalam menerima gaya hidup yang mereka pilih,
membantu dalam penyesuaian diri, menerima komitmen dan kompetensi mereka,
dukung perubahan yang penting untuk kesehatan.
h. Dewasa menengah (40-65 tahun)
Perawat membantu individu membuat perencanaan sebagai antisipasi terhadap
perubahan hidup, untuk menerima faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan
kesehatan dan fokuskan perhatian individu pada kekuatan, bukan pada kelemahan.
i. Dewasa tua
Perawat membantu individu untuk menghadapi kehilangan (pendengaran,
penglihatan, kematian orang tercinta).

4. Tugas Perkembangan Anak


Salah satu dasar untuk menentukan apakah seorang anak telah mengalami
perkembagan dengan baik adalah memulai apa yang disebut dengan tugas-tugas
perkembangan atau Development Task. Tugas perkembangan masa anak menurut
Munandar (1985) adalah belajar berjalan, belajar mengambil makanan yang padat, belajar
berbicara, toilet training, belajar membedakan jenis kelamin dan dapat kerja kooperatif,
belajar mencapai stabilitas fisiologis, pembentukan konsep-konsep yang sederhana
mengenai kenyataan sosial dan fisik, belajar untuk mengembangkan diri sendiri secara
emosional dengan orang tua, sanak saudara dan orang lain serta belajar membedakan baik
dan buruk.
Sedangkan menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980) tugas perkembangan pada
masa anak-anak adalah sebagai berikut:
a. Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang
umum.
b. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang
tumbuh.
c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
e. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan
berhitung
f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga
i. Mencapai kebebasan pribadi.
5. Penilaian Pertumbuhan Anak
a. Ukuran antopometri
Pertumbuhan fisik anak pada umumnya dinilai dengan menggunakan ukuran
antropometrik yang dibedakan menjadi 2 kelompok yang meliputi:
1) tergantung umur yaitu berat badan (BB) terhadap umur, tinggi badan (TB)
terhadap umur, lingkaran kepala (LK) terhadap umur dan lingkaran lengan atas
(LLA) terhadap umur.
Untuk dapat memberikan pemaknaan secara klinis pada parameter tersebut
diperlukan keterangan yang akurat mengenai tanggal lahir anak. Kesulitannya
adalah di daerah-daerah tertentu, penetapan umur anak kurang tepat karena orang
tua tidak ingat bahkan tidak ada catatan mengenai tanggal lahirnya
2) tidak tergantung umur yaitu berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB),
lingkaran lengan atas (LLA) dan tebal lipatan kulit (TLK).
Hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan suatu baku
tertentu misalnya NCHS dari Harvard atau standar baku nasional (Indonesia)
seperti yang terekam pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Dengan melihat
perbandingan hasil penilaian dengan standar baku tersebut maka dapat diketahui
status gizi anak. Nilai perbandingan ini dapat digunakan untuk menilai
pertumbuhan fisik anak karena menunjukkan posisi anak tersebut pada persentil
(%) keberapa untuk suatu ukuran antropometrik pertumbuhannya, sehingga dapat
disimpulkan apakah anak tersebut terletak pada variasi normal, kurang atau lebih.
Selain itu juga dapat diamati trend (pergeseran) pertumbuhan anak dari waktu ke
waktu.
b. Berat badan (BB)
Berat badan (BB) adalah parameter pertumbuhan yang paling sederhana,mudah
diukur,dan diulang. BB merupakan ukuran yang terpenting yang dipakai pada setiap
pemeriksaan penilaian pertumbuhan fisik anak pada semua kelompok umur karena
BB merupakan indikator yang tepat untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh
kembang anak saat pemeriksaan (akut). Alasannya adalah BB sangat sensitif terhadap
perubahan sedikit saja seperti sakit dan pola makan. Selain itu dari sisi pelaksanaan,
pengukuran obyektif dan dapat diulangi dengan timbangan apa saja, relatif murah dan
mudah, serta tidak memerlukan waktu lama
Namun, pengukuran BB tidak sensitif terhadap proporsi tubuh misalnya pendek
gemuk atau tinggi kurus. Selain itu, beberapa kondisi penyakit dapat mempengaruhi
pengukuran BB seperti adanya bengkak (udem), pembesaran organ (organomegali),
hidrosefalus, dan sebagainya. Dalam keadaan tersebut, maka ukuran BB tidak dapat
digunakan untuk menilai status nutrisi
Penilaian status nutrisi yang akurat juga memerlukan data tambahan berupa umur
yang tepat,jenis kelamin, dan acuan standar. Data tersebut bersama dengan
pengukuran BB dipetakan pada kurve standar BB/U dan BB/TB atau diukur
persentasenya terhadap standar yang diacu.
BB/U dibandingan dengan standar, dinyatakan dalam persentase
 >120% disebut gizi lebih
 80-120% disebut gizi baik
 60-80% tanpa edema = gizikurang
 Dengan edema = gizi buruk
Perubahan BB perlu mendapat perhatian karena merupakan petunjuk adanya
masalah nutrisi akut. Kehilangan BB dapat dikategorikan menjadi: 1. Ringan =
kehilangan 5-15%, 2. Sedang = kehilangan 16-25%, Berat = kehilangan >25%
c. Tinggi badan (TB)
Tinggi badan (TB) merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting.
Pengukuran TB sederhana dan mudah dilakukan. Apalabila dikaitkan dengan hasil
pengukuran BB akan memberikan informasi penting tentang status nutrisi dan
pertumbuhan fisik anak
Ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan dapat terus meningkat sampai tinggi
maksimal dicapai. TB merupakan indikator yang menggambarkan proses
pertumbuhan yang berlangsung dalam kurun waktu relatif lama (kronis), dan berguna
untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan fisik di masa lampau. Indikator ini
keuntungannya adalah pengukurannya obyektif, dapat diulang, alat dapat dibuat
sendiri, murah dan mudah dibawa.
Kerugiannya perubahan tinggi badan relatif lambat dan sukar untuk mengukur
tinggi badan secara tepat. Pengukuran TB pada anak umur kurang dari 2 tahun
dengan posisi tidur dan pada anak umur lebih dari 2 tahun dengan berdiri.
Seperti pada BB, pengukuran TB juga memerlukan informasi seperti umur yang
tepat, jenis kelamin dan standar baku yang diacu. TB kemudian dipetakan pada kurve
TB atau dihitung terhadap standar baku dan dinyatakan dalam persen.
TB/U dibandingkan dengan standar baku (%)
 90-110% = baik/normal
 70-89% = tinggi kurang
 <70%= tinggi sangat kurang
d. Rasio BB menurut TB (BB/TB)
Rasio BB/TB jika dikombinasikan dengan BB/U dan TB/U sangat penting dan
lebih akurat dalam penilaian status nutrisi karena memberikan informasi mengenai
proporsi tubuh. Indeks ini digunakan pada anak perempuan hanya sampai tinggi
badan 138 cm dan pada anak lelaki sampai tinggi badan 145 cm. Setelah itu, hasil
perbandingan BB/TB menjadi tidak bermakna, karena adanya tahap percepatan
pertumbuhan (growth spurt) pada masa pubertas. Keunggulan parameter ini adalah
jika informasi mengenai umur tidak diketahui dengan pasti.
Interpretasi BB/TB (dalam %)
 > 120 % : obesitas
 110-120 % : overweight
 90-110 % : normal
 70-90% : gizi kurang
 <70% : gizi baik
e. Lingkar kepala (LK)
Lingkar kepala (LK) menggambarkan pertumbuhan otak dari estimasi volume
dalam kepala. Lingkar kepala dipengaruhi oleh status gizi anak sampai usia 36 bulan.
Pengukuran rutin dilakukan untuk menjaring kemungkinan adanya penyebab lain
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan otak walaupun diperlukan pengukuran LK
secara berkala daripada sewaktu-waktu saja.
Apabila pertumbuhan otak mengalami gangguan yang dideteksi dari hasil
pengukuran LK yang kecil (dinamakan mikrosefali) maka hal ini bisa mengarahkan si
anak pada kelainan retardasi mental. Sebaiknya kalau ada gangguan pada sirkulasi
cairan otak (liquor cerebrospinal) maka volume kepala akan membesar (makrosefali),
kelainan ini dikenal dengan hidrosefalus.
Pengukuran LK paling bermanfaat pada 6 bulan pertama sampai 2 tahun karena
pada periode inilah pertumbuhan otak berlangsung dengan pesat. Namun LK yang
abnormal baik kecil maupun besar bisa juga disebabkan oleh faktor genetik
(keturunan) dan bawaan bayi.
Pada 6 bulan pertama kehidupan LK berkisar antara 34-44 cm sedangkan pada
umur 1 tahun sekitar 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.
f. Lingkal lengan atas (LLA)
Lingkar lengan atas (LLA) menggambarkan tumbuh kembang jaringan lemak di
bawah kulit dan otot yang tidak banyak terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh
dibandingkan dengan berat badan (BB). LLA lebih sesuai untuk dipakai menilai
keadaan gizi/tumbuh kembang pada anak kelompok umur prasekolah (1-5 tahun).
Pengukuran LLA ini mudah, murah, alat bisa dibuat sendiri dan bisa dilakukan
oleh siapa saja. Alat yang digunakan biasanya adalah pita ukur elastis. Namun,
penggunaan LLA ini lebih tepat untuk mengidentifikasi anak dengan gangguan
gizi/pertumbuhan fisik yang berat. Selain itu terkadang pengukurannya juga dengan
menekan pertengahan LLA yang dirasakan tidak nyaman bagi anak-anak.
Interpretasi hasil dapat berupa:
1) LLA (cm): < 12.5 cm = gizi buruk (merah), 12.5 – 13.5 cm = gizi kurang
(kuning), >13.5 cm = gizi baik (hijau).
2) Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan indeks LLA/TB: 85% =
gizi baik (normal).
g. Tebal lipatan kulit (TLK)
Tebal Lipatan Kulit (TLK) merupakan pencerminan tumbuh kembang jaringan
lemak dibawah kulit yang lebih spesifik. Hampir 50% lemak tubuh berada di jaringan
subkutis sehingga dengan mengukur lapisan lemak (TLK) dapat diperkirakan jumlah
lemak total dalam tubuh. Hasilnya dibandingkan dengan standar dan dapat
menunjukkan status gizi dan komposisi tubuh serta cadangan energi.
Makna klinisnya adalah TLK ini dapat digunakan untuk menganalisis kecukupan
energi anak. Bila dikaitkan dengan indeks BB/TB, ia dapat menentukan masalah
nutrisi yang kronik. Pada keadaan asupan gizi yang kurang (malnutrisi misalnya),
tebal lipatan kulit menipis dan sebaliknya menebal pada anak dengan asupan gizi
yang berlebihan (overweight sampai obese). Sehingga parameter ini juga dapat
bermakna penting bagi pengaturan pola diet anak khususnya yang mengalami
kegemukan (overweight sampai obese). Selain itu, pemeriksaan TLK bila dikaitkan
dengan nilai LLA misalnya pada otot triseps dapat dipakai untuk menghitung massa
otot.
Regio tubuh umum tempat dilakukannya pengukuran TLK dengan menggunakan
skinfold calliper adalah regio trisep, bisep, subskapula, suprailiaka, dan betis.
Pengukuran dilakukan dengan mencubit kulit sampai terpisah dari otot dasarnya,
ditarik menjauhi tubuh kemudian menempatkan kaliper diantara cubitan kulit
tersebut. Hasil pengukuran dinyatakan dalam millimeter yang kemudian hasil
penjumlahan beberapa regio tersebut dimasukkan dalam rumus untuk mendapatkan
persentase lemak tubuh. Oleh karena itu diperlukan pengalaman dan keterampilan
pengukur untuk mendapatkan hasil yang akurat.
h. Z-score
Standar Deviasi Unit disebut juga Z-skor. WHO menyarankan menggunakan cara
ini untuk meneliti dan memantau pertumbuhan. status gizi anak usia 0 - 5 tahun,
gunakan Z-score. Rusmus z-score sebagai berikut :

BB anak − BB median
Jika BB anak < median =
BB median − (nilai BB pada (−1SD))

BB anak − BB median
Jika BB anak > median =
(nilai BB pada (+1SD) − BB median))

Kategori Z-score menurut WHO


Z-score <-2 -2 sampai +2 >+2
BB/U Gizi kurang Normal Gizi lebih
BB/TB Kurus Normal Gemuk
IMT/U Kurus Normal Gemuk
PB/U Stunted Normal -
Yang biasa digunakan pada anak 0-2 tahun adalah kategori z-scoreBB/U
Distribusi simpang baku :
a. BB/U
Simpang Baku

Umur -3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD

11 Bulan 6,8 7,6 8,4 9,4 10,5 11,7 13

26 Bulan 8,9 10,0 11,2 12,5 14,1 15,8 17,8

Kategori BB/U :
1) Kategori Gizi Buruk, jika z-score < -3,0
2) Kategori Gizi Kurang, jika z-score > -3,0 s/d z-score < -2,0
3) Kategori Gizi Baik, jika z-score > -2,0 s/d z-score < 2,0
4) Kategori Gizi Lebih, jika z-score >2,0
b. PB/U dan TB/U
Panjang badan digunakan pada anak usia 0-2 tahun. Sedangkan tinggi
badan diperuntukkan untuk anak usia lebih dari 2 tahun. Untuk contoh yang sama
kita dapat hitung nilai z score nya.
Simpang Baku

Umur -3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD

11 Bulan 67,8 69,9 72,2 74,5 76,9 79,2 81,5

26 Bulan 79,3 82,5 85,6 88,8 92 95,2 98,3

Kategori TB/U :
1) Kategori Sangat Pendek, jika z-score < -3,0
2) Kategori Pendek, jika z-score > -3,0 s/d z-score < -2,0
3) Kategori Normal, jika z-score > -2,0
c. IMT/U
Simpang Baku
Tinggi
badan
(cm) -3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD

68 6,3 6,8 7,3 8,0 8,7 9,4 10,3

90 10,2 11,0 11,9 12,9 14,0 15,2 16,6


6. Penilaian Perkembangan Anak
a. Perkembangan fisik/jasmnai
Perkembangan fisik mencakup aspek-aspek anatomis dan fisiologis
1) Perkembangan anatomis
Perkembangan anatomis ditujukan dengan adanya kuantitatif pada struktur tulang-
berulang. Indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi
garis keajegan badan secara keseluruhan.
(a) Tulang-berulang pada masa bayi berjumlah 27 yang masih rentur, berpori dan
persambungannya longgal
(b) Berat badan tinggi badan pada waktu lahir umumnya sekitar 3-4 kg dan 0-60
cm, masa kanak-kanak sekitar 12-15 kg dan 90-120 cm
(c) Proporsi tinggi kepala dan badan pada masa bayi dan kanak-kanak sekitar 1:4.

b. Perkembangan fisiologi
Perkembangan fisiologi ditandai dengan adanya perubahan-perubahan secara
kuantitatif, kualitatif dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti konstraksi
otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan.
1) Otot sebagai pengontrol motorik, proporsi bobotnya 1-5 pada masa bayi dan
kanak-kanak;
2) frekuensi denyut jantung pada masa bayi sekitar 140 permenit dengan
meningkatkan usia dapat berkurang sampai 62-63 meskipun normalnya pada
orang dewasa sekitar 72;
3) Persentase tingkat kesempurnaan perkembangan secara fungsional
4) keaktifan dan tingkat kematangannya sekresi tubuh
c. Perkembangan perilaku psiko motorik
Prilaku psikomotorik memerlukan adanya koordinasi fungsional antara
neuronmuscular system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif,
konatif).
Loree (1970:75) menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik utama
yang bersifat universal harus dikuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau awal
masa kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan memegang benda (prehensian).
Kedua jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan basis bagi perkembangan
keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan sebutan bermain
(playing) dan bekeja (working)

B. Intervensi
1. Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang,secara umum digolongkan menjadi tiga
kebutuhan dasar (dikutipdari Titi 1993) :
a. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH):
Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan
tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan,
olahraga, bermain dan beristirahat.
1) Pangan atau gizi merupakn kebutuhan terpenting
2) Perawatan kesehatan dasar,antara lain imunisasi,pemberian asi,penimbangan
bayi-anak yang teratur,pengobatan kalau sakit,dll.
3) Papan/pemukiman yang layak
4) Hygiene perorangan,sanitasi lingkungan
5) Sandang
6) Kesegaran jasmani,rekreasi
Untuk menjamin kebutuhan fisik-biologis dengan cara:
1) Nutrisi: harus dipenuhi sejak anak didalam rahim. ibu perlu memberikan nutrisi
seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air susu
ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi
terutama pada 6 bulan pertama (ASI Ekslusif).
2) Imunisasi: anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
3) Kebersihan: meliputi kebersihan makanan, minuman , udara, pakaian, rumah,
sekolah, tempat bermain dan transportasi.
4) Bermain, aktivitas fisik, tidur : anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan
tidur karena hal ini dapat:
a) Merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang metabolisme
kabohidrat, lemak dan protein.
b) Merangsangpertumbuhan otot dan tulang
c) Merangsang perkembangan
5) Pelayanan kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur.
Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2 kali
setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan februari dan bulan
agustus. Tujuan pemantauan yang teratur untuk: mendeteksi secara dini dan
menanggulangi bila ada penyakit serta memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak
b. Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH):
Pada tahun-tahun pertama kehidupan,hubungan yang erat,mesra dan selaras antara
ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang
selaras baik fisik,mental maupun psiko social.berperannya dan kehadiran
ibu/penggantinya sedini dan selanggang mungkin,akan menjalin rasa aman bagi
bayinya.Ini diwujudkan dengan kontak fisik dan psikis sedini mungkin,misalnya
dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir.Kekurangan kasih sayang
ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negative pada tumbuh
kembang anak baik fisik,mental maupun social emosi yang disebut”Sindrom
Deprivasi Maternal”.
Kasih sayang dari orangtuanya akan menciptakan ikatan yang erat atau bonding
dan kepercayaan dasar atau (basic trust) untuk menjamin tumbuh kembang fisik-
mental dan psikososial anak dengan cara:
1) Menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi,
2) Diperhatikan minat,keinginan, dan pendapatnya
3) Diberi contoh (bukan dipaksa)
4) Dibantu, didorong/dimotivasi dan dihargai
5) Dididik denganpenuh kegembiraan,melakukan koreksi dengan kegembiraan dan
kasih sayanh (bukan ancaman/hukuman)
c. Kebutuhan Stimulasi (ASAH):
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan
pelatihan) pada anak.Stimulasi mental atau asah ini mengembangkan perkembangan
mental psikososial: kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreatifitas, agama,
kepribadian ,moral etika,produktifitas dan sebagainya.
Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin
kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian,
kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak. Dasar perlunya stimulasi dini:
1) Milyaran sel otak dibentuk sejak anak dalam kandungan usia 6 bulan dan belum
ada hubungan antar sel-otak (sinaps)
2) Orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-otak
3) Bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan –hubungan baru (sinaps)
4) Semakin sering dirangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak
5) Semakin banyak variasi maka hubungan antar sel-sel otak semakin kompleks/luas
6) Merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk mengembangkan multipel
intelegen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi stimulasi mental secara dini
akan mengembangkan mental-psikososial anak seperti: kecerdasan, budi
luhur,moral,agama dan etika,kepribadian.
7) Ketrampilan berbahasa,kemandirian,kreativitas,produktifitas,dst.

2. Stimulasi Perkembangan
Stimulasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan
dasar anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Stimulasi tumbuh
kembang anak dapat dilakukan oleh setiap orang yang berinteraksi dengan anak, mulai
dari ibu, ayah, pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di
lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus
pada setiap kesempatan. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh
kembang anak bahkan gangguan yang menetap. Kemampuan dasar anak yang dirangsang
dengan stimulasi terarah meliputi setiap aspek perkembangan, yaitu:
a. Kemampuan motorik / gerak kasar
b. Kemampuan motorik / gerak halus
c. Kemampuan bicara dan bahasa, serta
d. Kemampuan sosialisasi dan kemandirian
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang
perlu diperhatikan, yaitu:
a. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
b. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku
orang-orang yang terdekat dengannya.
c. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
d. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
e. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap
keempat aspek kemampuan dasar anak.
f. Gunakan alai bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak.
g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
h. Anak Selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.

Empat Aspek perkembangan yang Dipantau


a. Gerak kasar atau motorik kasar
adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan
sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
b. Gerak halus atau motorik halus
adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjumput, menulis,
dan sebagainya.
c. Kemampuan bucara dan bahasa
adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon
terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya
d. Sosialisasi dan kemandirian
Adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri,
membereskan mainan setelah bermain), berpisah dengan ibu / pengasuh anak,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.
C. Daftar Pustaka

[1] dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc, MENGENAL PARAMETER PENILAIAN
PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK, http://staffnew.uny.ac.id
[2] Suratman Abdillah F, 2010, Buku Saku Gizi, https://www.academia.edu
[3] mellyhandayani, 2015, Kebutuhan Perkembangan Anak, https://wordpress.com
[4] Maulidia ningsasi, 2017, Konsep Tumbuh Kembang: KONSEP TUMBUH KEMBANG
MANUSIA, https://www.academia.edu
[5] Nurul Faziah, 2015, Karakteristik dan Tugas Perkembangan Anak,
https://www.academia.edu

Anda mungkin juga menyukai