Konsep Taqwa Dalam Al Qur
Konsep Taqwa Dalam Al Qur
A. Muqaddimah
a) Informasi umum
Dalam al Qur’an kata taqwa terdapat 224 ayat dengan berbagai bentuk yang berbeda-
beda tergantung konteks ayat yang ada, akan tetapi inti dari semua ayat itu bermuara pada
beberapa pengertian, yaitu taqwa adalah orang yang beriman, taqwa adalah takut dan taqwa
Ketiga pengertian tersebut terdapat dalam surat 2: 182, 3:15-16, 3: 133-134, 2: 224,
2:21, 2:282, 4:9, 2:187, 39: 24, 2:24, 26:16, 13:34, 3:28, 2:180.
b) Urgensi pembahasan
Dari berbagai bentuk dan makna taqwa yang ada dalam al Qur’an, maka kita akan
mengkaji lebih dalam tentang konsep taqwa yang sebenarnya seperti apa, tak lepas dari
konteks ayat maka hal yang perlu kita kaji adalah apakah orang yang bertaqwa itu pasti
B. Definisi
(اتَّقَى- ) َيتَّ ِقى,yang berarti “menjaga diri dari segala yang membahayakan”.
Kata ini berasal dari kata waqa-yagi-wiqayah yang berarti “menjaga diri menghindari dan
menjahui” yaitu menjaga sesuatu dari segala yang dapat menyakiti dan mencelakan, taqwa
juga berarti mengetahui dengan akal, memahami dengan hati dan melakukan dengan
perbuatan. Taqwa juga melaksanakan semua perintah allah dan menjauhi larangannya.
bermuara pada satu pengertian yaitu Seorang hamba melindungi dirinya karena takut akan
kemurkaan Allah azza wa jalla dan juga siksaNya. Hal itu dilakukan dengan melaksanakan
Afif Abdulullah Al Fahah Thabbarah mengatakan Taqwa adalah seorang memelihara dirinya
dari segala sesuatu yang mengundang kemarahan Allah dan dari segala sesuatu
yangmendatangkan mudharat baik dirinya maupun orang lain. Ibnu Rajab rahimahullah
berkata bahwa asal taqwa adalah seorang hamba membuat pelindung yang melindungi
dirinya dari hal-hal yang ditakuti. Jadi ketaqwaan seseorang hamba kepada Rabnya adalah ia
melindungi dirinya dari hal-hal yang dia takuti, yang datang dari Allah berupa kemurkaan
dan azabNya yaitu melakukan ketaatan kepadaNya dan menjauhi kemaksiyatan kepadaNya.
Orang-orang bertakwa diberi berbagai kelebihan oleh Allah Swt, tidak hanya ketika mereka
di akhirat nanti tetapi juga ketika mereka berada di dunia ini. Beberapa kelebihan mereka
(4) Dianugerahi furqân ()فُرقَان, yakni petunjuk untuk dapat membedakan yang hak dan bathil
dan
(6). Disediakan surga-surga yang mengalir dibawahnya air terdapat dalam surat ali imran
ayat 15
(7). Dikaruniai istri-istri yang disucikan serta mendapat keridhoan allah, terdapat dalam surat
Dalam Qs. Ali Imron ayat 102 Allah berfirman Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah
kepada Allah sebenar-benarnya taqwa kepadaNya, dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam. Jika seorang ingin mencapai derajat taqwa
mustahil ia dapatkan dalam waktu yang sekejap melainkan melalui proses yang sangat
panjang dengan izin Allah. Allah pun tidak melihat hasil melainkan proses melalui ujian-
ujian yang diberikan pada hambaNya baik dalam bentuk kebaikan maupun keburukan,
kelonggaran maupun kesempitan dan sebagainya. Allah pun memberikan keluasaan untuk
memilih bagi hambanya dua jalan yang terbentang dihadapannya berupa jalan fujur dan
Di sisi lain ayat-ayat Alqur’an yang bertemakan taqwatersebut pada umumnya sangat
berhubungan erat dengan “martabat” dan “peran” yang harus dimainkan manusia di dunia,
sebagai bukti keimanan dan pengabdian kepada Allah. Misalnya, ayat Alqur’an yang
berkaitan dengan masalah ini terungkap dalam Surat Alhujarat/49: 13sebagai berikut : ”Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.” Dalam ayat tersebut, taqwa dipahami sebagai “yang terbaik menunaikan
kewajibannya”. Maka, manusia “yang paling mulia dalam pandangan Allah” adalah “yang
terbaik dalam menjalankan perintah dan meninggalkan laranganNya”. Inilah yang menjadi
salah satu dasar kenapa Allah menciptakan langit dan bumi yang menjadi tempat berdiam
makhluk-Nya serta tempat berusaha dan beramal, agar nyata di antara mereka siapa yang taat
Allah juga menegaskan bahwa yang paling mulia di atas semuanya bukanlah yang
memaksimalkan peran dirinya, peran sosialnya, peran profesinya, dan peran beragamanya
melalui amalan. Bukan hanya amal dalam pengertian shadaqah, akan tetapi amal dalam
pengertian karya nyata dan amal shalih. Rasulullah bersabda, bahwa manusia yang paling
baik adalah mereka yang menciptakan manfaat, karya, serta amal shalih yang lebih banyak
Nabi bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu agar kamu bertaqwa kepada Allah, mendengar dan
diantara kamu hidup pada saat itu akan menyaksikan banyak perbedaan pendapat. Oleh
karena itu, hendaklah kamu mengikuti sunnahku dan sunnah khulafaurrasyidin yang
mendapat petunjuk. Gigitlah kuat-kuat dengan gigi gerahammu dan waspadalah kamu
terhadap perkara yang diada-adakan (bid’ah) karena setiap bid’ah itu sesat” (HR Ahmad IV ,
Ibnu rajab mengartikan taqwa dalam hadis diatas adalah sebagai garansi untuk kebahagiaan
D. Konsep Taqwa
Al Baqarah :177 orang yang bertaqwa adalah orang yang beriman pada allah, hari akhir,
malaikat, kitab, nabi, memberi harta yang dicintai pada kerabat, anak yatim
َصابِ ِرينَ َعا َهد ُوا إِذَا بِعَه ِدهِم َوال ُموفُون
َّ اء فِي َوال
ِ س ِ صدَقُوا الَّذِينَ أُولَئِكَ البَأ ِس َو ِحينَ َوالض ََّّر
َ اء البَأ َ َال ُمتَّقُونَ ُه ُم َوأُولَئِك
(177)
Taqwa amat erat kaitannya dengan iman, orang yang bertaqwa pasti dia beriman, sedangkan
orang yang beriman belum tentu bertaqwa karena untuk menuju taqwa dia harus melewati
jalur islam dan iman terlebih dahulu. Dalam al Qur’an banyak ayat yang menyebutkan kata
taqwa dengan terlebih dahulu mengatakan kata iman, misalnya terdapat dalam surat al
allah, hari akhir, malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, membarikan harta yang dicintai kepada
kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, memerdekakan hamba sahaya, mendririkan
sholat, menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janjinya jika mereka berjanji, dan
orang-orang yang bersabar ketika ditimpa penderitaan. Itulah orang yang bertaqwa.
ض فَ َمن َمعلُو َمات أَش ُهر ال َح ُّج َ ََللاُ يَعلَمهُ خَير ِمن ت َفعَلُوا َو َما ال َح ِّجِ فِي ِجدَا َل َو َل فُسُوقَ َو َل َرف
َ ث فَ ََل ال َح َّج فِي ِه َّن فَ َر َّ
Dalam ayat ini menerangkan tentang bekal seseorang ketika hendak berhaji adalah taqwa,
dalam beberapa tafsir disebutkan bahwa makna taqwa disini adalah bekal secara bathin atau
mental yang baik, dengan bekal taqwa orang akan bisa melaksanakan ibadah haji dengan baik
dan mabrur, dengan tidak melakukan hal-hal yang dilarang saat ibadah haji.
Ketaqwaan/keimanan, pakaian keimanan dan ketaqwaan yang dapat menutup diri kita dari
segala keburukan.
Dalam ayat lain menyebutkan kaitan antara orang yang bertaqwa dengan orang yang
beruntung, dalam beberapa ayat disebutkan bahwa orang yang bertaqwa adalah orang yang
َِي قُل اْل َ ِهلَّ ِة َع ِن يَسأَلُونَك َ ورهَا ِمن البُيُوتَ ت َأتُوا ِبأَن ال ِب ُّر َولَي
ِ َّس َوال َح ِّجِ ِللن
َ اس َم َواقِيتُ ه ُ َوأتُوا اتَّقَى َم ِن ال ِب َّر َولَ ِك َّن
ِ ظ ُه
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-
tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-
rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan
masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
beruntung
(Al Baqarah,189)
Dalam beberapa tafsir menjelaskan tentang ayat ini bahwa taqwa disni adalah perintah untuk
menjauhi segala larangan Allah dan meninggalkannya lalu menjalankan semua perintah-
يث يَستَ ِوي َل قُل َّ ث كَث َرة ُ أَع َجبَكَ َو َلو َوال
ُ ِطيِِّبُ ال َخب َّ ب أُو ِلي يَا
ِ َللاَ فَاتَّقُوا ال َخبِي ِ ( تُف ِلحُونَ لَعَلَّ ُكم اْلَلبَا100)
Katakanlah: “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu
menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu
Dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan bahwa bertaqwalah wahai ulil albab artinya bertaqwalah
wahai orang yang memiliki akal yang sehat dan lurus, jauhilah maksiat dan tinggalkan dan
jagalah diri agar kamu beruntung dunia dan akherat. Makna beruntung disini tidak hanya di
Kesimpulannya, bahwa jika orang ingin mendapat keberuntungan di dunia dan di akhirat
maka ia harus bertaqwa, dan jika ia ingin bertaqwa ia harus beriman terlebih dahulu. Karena
orang yang bertaqwa adalah pasti orang yang beriman, dan tidak akan mendapat