Anda di halaman 1dari 9

KONSEP TAQWA DALAM AL QUR’AN

20 APRIL 2016 MR. COS

A. Muqaddimah

a) Informasi umum

Dalam al Qur’an kata taqwa terdapat 224 ayat dengan berbagai bentuk yang berbeda-

beda tergantung konteks ayat yang ada, akan tetapi inti dari semua ayat itu bermuara pada

beberapa pengertian, yaitu taqwa adalah orang yang beriman, taqwa adalah takut dan taqwa

adalah beramal soleh.

Ketiga pengertian tersebut terdapat dalam surat 2: 182, 3:15-16, 3: 133-134, 2: 224,

2:21, 2:282, 4:9, 2:187, 39: 24, 2:24, 26:16, 13:34, 3:28, 2:180.

b) Urgensi pembahasan

Dari berbagai bentuk dan makna taqwa yang ada dalam al Qur’an, maka kita akan

mengkaji lebih dalam tentang konsep taqwa yang sebenarnya seperti apa, tak lepas dari

konteks ayat maka hal yang perlu kita kaji adalah apakah orang yang bertaqwa itu pasti

beriman? Lalu apakah taqwa itu adalah keimanan tertinggi seseorang?

B. Definisi

Secara etimologis kata taqwa merupakan bentuk masdar dariittaqâ–yattaqiy ittaqâ–yattaqiy

(‫اتَّقَى‬- ‫) َيتَّ ِقى‬,yang berarti “menjaga diri dari segala yang membahayakan”.
Kata ini berasal dari kata waqa-yagi-wiqayah yang berarti “menjaga diri menghindari dan

menjahui” yaitu menjaga sesuatu dari segala yang dapat menyakiti dan mencelakan, taqwa

juga berarti mengetahui dengan akal, memahami dengan hati dan melakukan dengan

perbuatan. Taqwa juga melaksanakan semua perintah allah dan menjauhi larangannya.

Taqwa mengandung pengertian yang berbeda-beda di kalangan ulama, namun semuanya

bermuara pada satu pengertian yaitu Seorang hamba melindungi dirinya karena takut akan

kemurkaan Allah azza wa jalla dan juga siksaNya. Hal itu dilakukan dengan melaksanakan

yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarangNya.

Afif Abdulullah Al Fahah Thabbarah mengatakan Taqwa adalah seorang memelihara dirinya

dari segala sesuatu yang mengundang kemarahan Allah dan dari segala sesuatu

yangmendatangkan mudharat baik dirinya maupun orang lain. Ibnu Rajab rahimahullah

berkata bahwa asal taqwa adalah seorang hamba membuat pelindung yang melindungi

dirinya dari hal-hal yang ditakuti. Jadi ketaqwaan seseorang hamba kepada Rabnya adalah ia

melindungi dirinya dari hal-hal yang dia takuti, yang datang dari Allah berupa kemurkaan

dan azabNya yaitu melakukan ketaatan kepadaNya dan menjauhi kemaksiyatan kepadaNya.

Orang-orang bertakwa diberi berbagai kelebihan oleh Allah Swt, tidak hanya ketika mereka

di akhirat nanti tetapi juga ketika mereka berada di dunia ini. Beberapa kelebihan mereka

disebutkan di dalam al-Quran, antara lain:


(1) Dibukakan jalan keluar pada setiap kesulitan yang dihadapinya

(2) Dimudahkan segala urusannya

(3) Dilimpahkan kepadanya berkah dari langit dan bumi

(4) Dianugerahi furqân (‫)فُرقَان‬, yakni petunjuk untuk dapat membedakan yang hak dan bathil

dan

(5) Diampuni segala kesalahan dan dihapus segala dosanya.

(6). Disediakan surga-surga yang mengalir dibawahnya air terdapat dalam surat ali imran

ayat 15

(7). Dikaruniai istri-istri yang disucikan serta mendapat keridhoan allah, terdapat dalam surat

ali imran ayat 15.

Dalam Qs. Ali Imron ayat 102 Allah berfirman Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah

kepada Allah sebenar-benarnya taqwa kepadaNya, dan janganlah sekali-kali kamu mati

melainkan dalam keadaan beragama Islam. Jika seorang ingin mencapai derajat taqwa
mustahil ia dapatkan dalam waktu yang sekejap melainkan melalui proses yang sangat

panjang dengan izin Allah. Allah pun tidak melihat hasil melainkan proses melalui ujian-

ujian yang diberikan pada hambaNya baik dalam bentuk kebaikan maupun keburukan,

kelonggaran maupun kesempitan dan sebagainya. Allah pun memberikan keluasaan untuk

memilih bagi hambanya dua jalan yang terbentang dihadapannya berupa jalan fujur dan

taqwa sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an.

Di sisi lain ayat-ayat Alqur’an yang bertemakan taqwatersebut pada umumnya sangat

berhubungan erat dengan “martabat” dan “peran” yang harus dimainkan manusia di dunia,

sebagai bukti keimanan dan pengabdian kepada Allah. Misalnya, ayat Alqur’an yang

berkaitan dengan masalah ini terungkap dalam Surat Alhujarat/49: 13sebagai berikut : ”Hai

manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling

kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah

orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Mengenal.” Dalam ayat tersebut, taqwa dipahami sebagai “yang terbaik menunaikan

kewajibannya”. Maka, manusia “yang paling mulia dalam pandangan Allah” adalah “yang

terbaik dalam menjalankan perintah dan meninggalkan laranganNya”. Inilah yang menjadi

salah satu dasar kenapa Allah menciptakan langit dan bumi yang menjadi tempat berdiam

makhluk-Nya serta tempat berusaha dan beramal, agar nyata di antara mereka siapa yang taat

dan patuh kepada Allah.

Allah juga menegaskan bahwa yang paling mulia di atas semuanya bukanlah yang

menjadikan keragaman sebagaifait a compli, atau faktor yang memunculkan disharmoni,


Orang paling mulia adalah orang yang dapat memanfaatkan keragaman itu untuk

memaksimalkan peran dirinya, peran sosialnya, peran profesinya, dan peran beragamanya

melalui amalan. Bukan hanya amal dalam pengertian shadaqah, akan tetapi amal dalam

pengertian karya nyata dan amal shalih. Rasulullah bersabda, bahwa manusia yang paling

baik adalah mereka yang menciptakan manfaat, karya, serta amal shalih yang lebih banyak

dan lebih baik bagi sesama umat manusia.

Ada beberapa hadis yang terkait dengan taqwa

Nabi bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu agar kamu bertaqwa kepada Allah, mendengar dan

mentaati, sekalipun kepada budak keturunan habsyi. Maka sesungguhnya, barangsiapa

diantara kamu hidup pada saat itu akan menyaksikan banyak perbedaan pendapat. Oleh

karena itu, hendaklah kamu mengikuti sunnahku dan sunnah khulafaurrasyidin yang

mendapat petunjuk. Gigitlah kuat-kuat dengan gigi gerahammu dan waspadalah kamu

terhadap perkara yang diada-adakan (bid’ah) karena setiap bid’ah itu sesat” (HR Ahmad IV ,

126-127, Abu dawud, 4583)

Ibnu rajab mengartikan taqwa dalam hadis diatas adalah sebagai garansi untuk kebahagiaan

dunia dan akhirat.

C. Taqwa dalam al Qur’an


Indikasi atau ciri orang yang bertaqwa adalah

Gemar menginfakkan harta bendanya dijalan allah

Mampu menahan diri dari sifat marah

Mampu memaafkan oranglain yang telah berbuat salah kepadanya

Tidak meneruskan perbuatan keji ketika terjerumus pada perbuatan keji

D. Konsep Taqwa

Al Baqarah :177 orang yang bertaqwa adalah orang yang beriman pada allah, hari akhir,

malaikat, kitab, nabi, memberi harta yang dicintai pada kerabat, anak yatim

َ ‫ق قِبَ َل ُو ُجو َه ُكم ت ُ َولُّوا أَن ال ِب َّر لَي‬


‫س‬ ِ ‫اَللِ آ َمنَ َمن ال ِب َّر َو َل ِك َّن َوال َمغ ِر‬
ِ ‫ب ال َمش ِر‬ َّ ‫ب َوال َم ََلئِ َك ِة اْل ِخ ِر َواليَو ِم ِب‬
ِ ‫َوالنَّ ِب ِيِّينَ َوال ِكتَا‬

‫ساكِينَ َواليَت َا َمى القُربَى ذَ ِوي ُحبِِّ ِه َعلَى ال َما َل َوآتَى‬


َ ‫سبِي ِل َوابنَ َوال َم‬ ِ ‫الرقَا‬
َّ ‫ب َوفِي َوالسَّائِلِينَ ال‬ َ َ‫ص ََلة َ َوأَق‬
ِّ ِ ‫ام‬ َّ
َّ ‫الزكَاة َ َوآتَى ال‬

َ‫صابِ ِرينَ َعا َهد ُوا إِذَا بِعَه ِدهِم َوال ُموفُون‬
َّ ‫اء فِي َوال‬
ِ ‫س‬ ِ ‫صدَقُوا الَّذِينَ أُولَئِكَ البَأ ِس َو ِحينَ َوالض ََّّر‬
َ ‫اء البَأ‬ َ َ‫ال ُمتَّقُونَ ُه ُم َوأُولَئِك‬

(177)

Taqwa amat erat kaitannya dengan iman, orang yang bertaqwa pasti dia beriman, sedangkan

orang yang beriman belum tentu bertaqwa karena untuk menuju taqwa dia harus melewati

jalur islam dan iman terlebih dahulu. Dalam al Qur’an banyak ayat yang menyebutkan kata

taqwa dengan terlebih dahulu mengatakan kata iman, misalnya terdapat dalam surat al

baqarah ayat 2, ayat 177 dan lainnya.


Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa orang yang bertaqwa adalah orang yang beriman pada

allah, hari akhir, malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, membarikan harta yang dicintai kepada

kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, memerdekakan hamba sahaya, mendririkan

sholat, menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janjinya jika mereka berjanji, dan

orang-orang yang bersabar ketika ditimpa penderitaan. Itulah orang yang bertaqwa.

Surat Al Baqarah : 197 Terkait ibadah haji

‫ض فَ َمن َمعلُو َمات أَش ُهر ال َح ُّج‬ َ َ‫َللاُ يَعلَمهُ خَير ِمن ت َفعَلُوا َو َما ال َح ِّجِ فِي ِجدَا َل َو َل فُسُوقَ َو َل َرف‬
َ ‫ث فَ ََل ال َح َّج فِي ِه َّن فَ َر‬ َّ

ِ ُ‫ب أُو ِلي يَا َواتَّق‬


َّ ‫ون التَّق َوى‬
‫الزا ِد خَي َر فَإِ َّن َوتَزَ َّود ُوا‬ ِ ‫( اْلَلبَا‬197)

Dalam ayat ini menerangkan tentang bekal seseorang ketika hendak berhaji adalah taqwa,

dalam beberapa tafsir disebutkan bahwa makna taqwa disini adalah bekal secara bathin atau

mental yang baik, dengan bekal taqwa orang akan bisa melaksanakan ibadah haji dengan baik

dan mabrur, dengan tidak melakukan hal-hal yang dilarang saat ibadah haji.

Al A’raf : 26 Pakaian taqwa

‫سا َعلَي ُكم أَنزَ لنَا قَد آدَ َم بَنِي يَا‬


ً ‫سوآتِ ُكم ي َُو ِاري ِلبَا‬ ُ َ‫ت ِمن ذَلِكَ خَير ذَلِكَ التَّق َوى َو ِلب‬
ً ‫اس َو ِري‬
َ ‫شا‬ َّ ‫( يَذَّ َّك ُرونَ لَعَلَّ ُهم‬26)
ِ ‫َللاِ آيَا‬
Dalam ayat ini membahas tentang pakaian taqwa, ada dua penafsiran tentang pakaian taqwa

terkait dengan ayat ini,

Pakaian taqwa yang menutup aurat

Ketaqwaan/keimanan, pakaian keimanan dan ketaqwaan yang dapat menutup diri kita dari

segala keburukan.

Dalam ayat lain menyebutkan kaitan antara orang yang bertaqwa dengan orang yang

beruntung, dalam beberapa ayat disebutkan bahwa orang yang bertaqwa adalah orang yang

beruntung. Sebagaimana terdapat dalam beberapa ayat berikut,

َ‫ِي قُل اْل َ ِهلَّ ِة َع ِن يَسأَلُونَك‬ َ ‫ورهَا ِمن البُيُوتَ ت َأتُوا ِبأَن ال ِب ُّر َولَي‬
ِ َّ‫س َوال َح ِّجِ ِللن‬
َ ‫اس َم َواقِيتُ ه‬ ُ ‫َوأتُوا اتَّقَى َم ِن ال ِب َّر َولَ ِك َّن‬
ِ ‫ظ ُه‬

َ‫َللاَ َواتَّقُوا أَب َوا ِب َها ِمن البُيُوت‬


َّ ‫( تُف ِلحُونَ َل َعلَّ ُكم‬189)

Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-

tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-

rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan

masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu

beruntung

(Al Baqarah,189)
Dalam beberapa tafsir menjelaskan tentang ayat ini bahwa taqwa disni adalah perintah untuk

menjauhi segala larangan Allah dan meninggalkannya lalu menjalankan semua perintah-

perintahnya agar beruntung di dunia dan akherat.

‫يث يَستَ ِوي َل قُل‬ َّ ‫ث كَث َرة ُ أَع َجبَكَ َو َلو َوال‬
ُ ِ‫طيِِّبُ ال َخب‬ َّ ‫ب أُو ِلي يَا‬
ِ ‫َللاَ فَاتَّقُوا ال َخبِي‬ ِ ‫( تُف ِلحُونَ لَعَلَّ ُكم اْلَلبَا‬100)

Katakanlah: “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu

menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu

mendapat keberuntungan (Al Maidah, 100)

Dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan bahwa bertaqwalah wahai ulil albab artinya bertaqwalah

wahai orang yang memiliki akal yang sehat dan lurus, jauhilah maksiat dan tinggalkan dan

jagalah diri agar kamu beruntung dunia dan akherat. Makna beruntung disini tidak hanya di

dunia saja tetapi juga di akherat.

Kesimpulannya, bahwa jika orang ingin mendapat keberuntungan di dunia dan di akhirat

maka ia harus bertaqwa, dan jika ia ingin bertaqwa ia harus beriman terlebih dahulu. Karena

orang yang bertaqwa adalah pasti orang yang beriman, dan tidak akan mendapat

keberuntungan jika orang tidak bertaqwa

Anda mungkin juga menyukai