Disusun Oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
Ovum yang dibuahi (blastokista) biasanya tertanam di lapisan endometrium
rongga uterus. Implantasi di tempat lain disebut kehamilan ektopik. Tipe kehamilan
ektopik lainnya adalah implantasi trofoblas di serviks (kehamilan serviks) atau ovarium
(kehamilan ovarium). Kehamilan abdomen terjadi jika plasenta yang sedang tubuh di
dalam tuba fallopi pecah ke dalam rongga peritoneum dan terjadi implantasi di struktur
panggul, termasuk uterus, usus, atau dinding samping panggul (Leveno dkk, 2009: 67).
Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebabnya adalah: (1) peningkatan
prevalensi infeksi tuba akibat penyakit menular seksual (2) diagnosis yang lebih dini
pemeriksaan yang lebih peka terhadap gondotropin korion dan ultrasound transvagina (3)
popularitas kontrasepsi yang mencegah kehamilan intrauterus tetapi tidak dapat
mencegah kehamilan ekstrauterus (4) kegagalan sterilisasi tuba (5) induksi aborsi yang
diikuti oleh infeksi (6) peningkatan penggunaan teknik bantuan reproduksi (7)
pembedahan tuba, termasuk riwayat salpingotomi akibat kehamilan tuba dan tubuloplasti
(Leveno dkk, 2009: 67).
2. Etiologi
4. Klasifikasi KET
1. Kehamilan tuba, meliputi >95% yang terdiri atas Pars ampularis (55%), Pars
ismika (25%), pras fimbriae (17%), dan pars interstisialis (2%)
2. Kehamilan ektopik lain (<5%) antara lain teajdi di serviks uterus,ovarium,
atau abdominal. Untuk kehamilan abdominal lebih sering merupakan
kehamilan abdominal sekunder dimana semula merupakan kehamilan tuba
pars abdominalis (abortus tubaria) yang kemudian embrio/buah
kehamilannya mengalami reimplantasi di kavum abdomen, misalnya di
mesenterium/mesovarium atau di omentum.
3. Kehamilan intraligamenter, jumlahnya sangat sedikit
4. Kehamilan heterotopik, merupakan kehamilan ganda dimana satu janin berada
di kavum uteri sedangkan yang lain merupakan kehamilan ektopik. Kejadian
sekitar satu per satu 15.000 – 40.000 kehamilan.
5. Patofisiologi
6. Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin, Hematokrit dan Hitung Leukosit
Setelah perdarahan, volume darah yang berkurang dikembalikan kea rah normal
oleh hemodilusi yang berlangsung dalam satu atau beberapa hari. Oleh karena itu,
pemeriksaan hemoglobin atau hematokrit pada awalnya mungkin hanya
memperlihatkan sedikit penurunan. Pada kehamilan ektopik terganggu, derajat
leukositosis sangat bervariasi. Pada sekitar sepuluh wanita, dapat ditemukan
leukositosis hingga 30.000/µL.
7. Penatalaksanaan
Penanganan menunggu
Sebagian memilih mengamati kehamilan tuba yang sangat dini dengan kadar
β-hCG serum yang stabil atau turun. Hamper sepertiga dari wanita dengan
kehamilan ektopik akan memperlihatkan penurunan kadar β-hCG. Adapun
criteria untuk penanganan menunggu pada kehamilan tuba, yaitu.
1. Penurunan kadar β-hCG serial
2. Hanya kehamilan tuba
3. Tidak ada tanda-tanda perdarahan intra-abdomen atau rupture dengan
sonografi vagina
4. Garis tengah massa ektopik tidak lebih drai 3,5 cm
Immunoglobulin Anti-D
Jika wanita yang bersangkutan D negative, tetapi beum tersensitisasi antigen
D maka ia perlu diberi immunoglobulin anti-D.
Metotreksat
Pada keadaan-keadaan kinis tertentu, dianjurkan penanganan terapi medis
dengan metotreksat. Perdarahan intra-abdomen aktif merupakan
kontraindikasi bagi kemoterapi ini. Angka keberhasilan dengan seleksi pasien
yang benar adalah lebih dari 90 persen. Sebgaian wanita mungkin
memerlukan pemberian beberapa kali.
a) Pemilihan Pasien
Ukuran massa ektopik dna kadar β-hCG merupakan factor penting.
Keberhasilan paling besar terjadi jika gestasi berusia kurang dari 6
minggu, massa tuba bergaris tengah tidak lebih dari 3,5 cm, janin telah
meninggal, dan kadar β-hCG kurang dari 15.000 mIU/mL. Menurut
American Collage of Obstetricians and Gynecologists (1998),
kontraindikasi lain meliputi menyusui, imunodefisiensi, alkoholisme,
penyakit hati atau ginjal, diskrasia darah, penyakit paru aktif, dan tukak
peptic. Kandidat untuk terapi metotreksat harus memiliki hemodinamika
yang stabil dengan hemogram normal serta fungsi hati dan ginjal normal.
b) Penetapan Dosis Metotreksat
Metotreksat adalah suatu obat antineoplastik yang bekerja sebagai
antagonis asam folat dan sangat efektif terhadap trofoblas yang
berproliferasi cepat. Terapi metotreksat sebagai terapi primer untuk
kehamilan ektopik.
A. Pengakajian
1. Biodata
Meliputi Nama, umur, seks, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan, dan
penanggungjawabnya.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dialami oleh penderita kehamilan ektopik adalah mual, muntah,
nyeri abdomen
3. Riwayat Penyakit
a. Menanyakan penyakit yang pernah diderita pasien sebelumnya
b. Menanyakan penyakit yang sedang dialami sekarang
c. Menanyakan apakah pasien pernah menjalani operasi
4. Riwayat Keluarga
a. Menanyakan apakah di keluarga pasien ada anggota keluarga yang menderita
penyakit menular kronis
b. Menanyakan apakah dari pihak keluarga ibu atau suami ada yang memiliki
penyakit keturunan
c. Menanyakan apakah dari pihak keluarga ibu atau suaminya pernah melahirkan
atau hamil anak kembar dengan komplikasi
5. Riwayat obstetric
a. Menanyakan siklus menstruasi apakah teratur atau tidak
b. Menayakan beberapa kali ibu itu hamil
c. Menanyakan berapa lama setelah anak dilahirkan dapat menstruasi dan berapa
banyak pengeluaran lochea
d. Menanyakan jika datang menstruasi terasa sakit
e. Menanyakan apakah pasien pernah mengalami abortus
f. Menanyakan apakah di kehamilan sebelumnya pernah mengalami kelainan
g. Menanyakan apakah pasien menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim
Anamnesa :
1. Menstruasi terakhir
Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menentukan taksiran persalinan.
Taksiran persalinan ditentukan bertdasarkan hari pertama haid terakhir. Untuk
menentukan taksiran persaliran berdasarkan HPHT dapat digunakan rumus Naegle,
yaitu hari ditambah tujuh, bulan dikurang tiga, tahun disesuaikan.
2. Adanya bercak darah yang bersal dari vagina
3. Nyeri abdomen
4. Jenis kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibatkan buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat kunjungan
pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut saat kehamilan
yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual janin.
5. Riwayat gangguan tuba sebelumnya
Kondisi kronis (menahun/terus-menerus) seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan
penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan, oleh karena itu, adaya riwayat
infeksi, prosedur operasi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus
didokumentasikan.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan
mempengaruhi tekanan darah ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada
posisi sejajar dengan posisi posisi jantung.
b. Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-100 kali per menit. Takikardia bisa terjadi pada
keadaan cemas, hipertiroid dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh
untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk
menentukan masalah sirkulasi tungkai, nado seharusnya sam akuat dan teratur.
c. Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit.
Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara
napas harus sama bilateral, ekspansi paru simetris dan lapang baru bebas dari
suara napas abdominal.
d. Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,5 – 37,6oC. peningkatan suhu menandakan
terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
2. Sistem Kardovaskuler
a. Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kaediovaskuler adalah observasi terhadap bendungan vena,
yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada
tungkai, vulva dan rectum.
b. Edema pada ekstremitas
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstermitas
akibat perpindahan cairan intravascular ke ruang intertesial. Ketika dilakukan
penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan,
keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan
pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
3. Sistem musculoskeletal
a. Postur tubuh
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan ini
mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
b. Tinggi badan dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat
menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum
konsepsi lebih dari 90 kg dapat ,engakibatkan diabetes pada kehamilan, hipertensi
pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum. Rekomendasi
kenaikan berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks masa tubuh.
c. Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya
yang berguna untuk persalinan per vagina.
d. Abdomen
Tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika fundus bisa
dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus dikosongkan sebelum
pemeriksaan dilakukan untuk menentukan keakuratannya. Pengukuran metode
Mc.Donal dengan posisi ibu berbaring.
Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan etopik terganggu. Pada
rupture tuba nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intesitas yang
kuat disertai dengan perdarahan yang menyebabkan ibu pingsan dan masuk ke
dalam syok. Intensitas nyeri berkisar antara 9 – 10 nyeri hebat.
4. Sistem neurologi
Pemeriksaan reflek tendo sebaiknya dilakukan karena hiperfleksi menandakan adanya
komplikasi kehamilan.
5. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anaemis, jaundice
menandakan gangguan pada hepar, lesi hiperpigmentasi seperti closma gravidarum,
serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat. Kuku berwarna
merah muda menandakan pengisian kapiler dengan baik.
6. Sistem Endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan
menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
7. Sistem Gatrointestinal
a. Mulut
Membaran mukosa bewarna merah muda dan lembut, bibir bebas dari ulserasi,
gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen yang
mengakibatkan hyperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan
kedokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi
yang memicu terjadinya persalinan premature. Trimester kedua lebih nyaman bagi
ibu untuk melakukan perawatan gigi.
b. Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu
hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesterone pada otot polos,
sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila menderita
diare.
8. Sistem Urinarius
Pengumpulan urine untuk pemeriksaan dilakukan dengan cara urine tengah. Urine
diperiksa untuk mendeteksi tanda infeksi saluran kemih dan zat yang ada dalam urine
yang menandakan suatu masalah.
1. Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal ini
menandakan adanya kontaminasi secret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi
pada kehamilan.
2. Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada ibu
hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula darah.
3. Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau
pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
4. Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaita dengan infeksi saluran kemih yang
biasanya terjadi pada ibu hamil.
9. Sistem Reproduksi
a. Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi putting dan pengeluaran kolostrum perlu
dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada payudara membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut.
b. Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membrane mukosa perineum, vulva dan anus perlu diperiksa dari
eksiorisasi, ulserasi, lesi, varises dan jaringan parut pada perineum.
c. Organ reproduksi internal
1. Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna merah
kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.
2. Vagian mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh esterogen
sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.
3. Ovarium (indung telur) dengan terjadinya kehamilan, indung telur
mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur kehamilan 16 minggu.
C. Diagnosa Keperawatan
Pre-Operasi