Anda di halaman 1dari 3

Hadits 10: Hakikat Muslim dan Muhajir (Orang yang Berhijrah)

Written By Admin BeDa on Selasa, 21 September 2010 |


14:00

Alhamdulillah, pembahasan hadits Shahih Bukhari kini memasuki hadits ke-10. Hadits ini
masih termasuk dalam Kitab Iman (‫)كتاب االيمان‬.

Hadits ke-10 Shahih Bukhari yang akan kita kaji ini akan memaparkan karakter muslim
secara singkat. Di samping itu, ia juga menjelaskan hakikat muhajir (orang yang berhijrah)
dalam maknanya yang luas. Karenanya Bersama Dakwah memberi judul untuk pembahasan
hadits ke-10 ini "Hakikat Muslim dan Muhajir (Orang yang Berhijrah)".

‫ قَا َل ْال ُم ْس ِل ُم َم ْن‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬


ِّ ِ ‫ َع ِن النه ِب‬- ‫ رضى هللا عنهما‬- ‫ع ْم ٍرو‬ َ ‫ع ْن‬
ِ ‫ع ْب ِد ه‬
َ ‫َّللا ب ِْن‬ َ
ُ‫َّللاُ َع ْنه‬ ِ ‫ َو ْال ُم َه‬، ‫سانِ ِه َويَ ِد ِه‬
‫اج ُر َم ْن َه َج َر َما نَ َهى ه‬ َ ‫س ِل َم ْال ُم ْس ِل ُمونَ ِم ْن ِل‬
َ

Dari Abdullah bin Umar r.a. Nabi SAW bersabda, "Muslim adalah orang yang
menyelamatkan semua orang muslim dari lisan dan tangannya. Dan Muhajir adalah orang
yang meninggalkan segala larangan Allah"

Penjelasan Hadits

ْ ‫س ِل َم ا ْل ُم‬
َ ‫س ِل ُمونَ ِم ْن ِل‬
‫سانِ ِه َويَ ِد ِه‬ ْ ‫ا ْل ُم‬
َ ‫س ِل ُم َم ْن‬
Muslim adalah orang yang menyelamatkan semua orang muslim dari lisan dan tangannya

Matan hadits ini menjelaskan salah satu karakter muslim. Sebagaimana salah satu makna
Islam adalah "selamat" yang diambil dari asal kata salima, seorang muslim adalah seorang
yang menyelamatkan. Tidak mencelakakan orang lain, terlebih sesama muslim.

Maka itulah karakter muslim yang juga menjadi hakikat muslim sejati. Ia tidak
membahayakan muslim yang lain, tidak pula mencelakakan mereka. Ia tidak membuat
sesama muslim yang pada hakikatnya adalah saudaranya sendiri menjadi binasa karena lisan
dan tangannya. Lisan berarti adalah ucapan dan perkataan. Sedangkan tangan adalah
perbuatan, sikap, juga keputusan-keputusannya.

Seorang muslim sejati akan benar-benar menjaga lisan dan tangannya agar tidak sampai
menyakiti sesama muslim. Lisannya ia jaga agar jangan sampai mengeluarkan perkataan
yang menyakitkan, ucapan yang membuat hati terluka, kebohongan yang mendatangkan
keburukan, ghibah yang menjatuhkan harga diri, umpatan yang memicu kemarahan, celaan
yang mendatangkan penghinaan, apalagi fitnah yang mencelakakan.

Tangannya juga ia jaga sebaik-baiknya. Agar jangan sampai tangannya memukul sesama
muslim, memecah belah persatuan mereka, mendatangkan kerusakan dalam kehidupan
mereka, menzhalimi hak-hak mereka, menindas mereka yang lemah, merongrong stabilitas
umat, dan sebagainya. Disebutkannya tangan di sini bukan hanya terbatas pada tangan secara
fisik yang merugikan orang lain. Lebih strategis dari itu adalah tangan dalam arti kekuasaan
sebagaimana dalam hadits lain:

‫اإلي َما ِن‬


ِ ‫ف‬ ْ َ ‫سانِ ِه فَإِ ْن لَ ْم يَ ْست َِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َوذَلِكَ أ‬
ُ َ‫ضع‬ َ ‫َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْنك ًَرا فَ ْليُغَيِ ِّْرهُ ِبيَ ِد ِه فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ْست َِط ْع فَبِ ِل‬

Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan


tangan/kekuasaannya. Jika tidak mampu, hendaklah mengubah dengan lisannya. Jika tidak
mampu hendaklah mengubah dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemah iman. (HR.
Muslim)

Maka jika seorang muslim memiliki kekuasaan, ia harus menjaganya agar jangan sampai
kekuasaan itu menyakiti kaum muslimin, menzhalimi, menindas, atau merampas hak mereka.

Matan hadits di atas juga menunjukkan bahwa hakikat Islam bukan hanya baiknya hubungan
manusia dengan Rabbnya (hablun minallah), tetapi juga harus baik hubungannya dengan
sesama manusia (hablun minannas). Dan salah satu indikasi baiknya hubungan dengan
sesama manusia, khususnya sesama muslim, adalah terjaganya kaum muslimin dari gangguan
lisan dan tangannya.

ُ‫ع ْنه‬ ِ ‫َوا ْل ُمه‬


‫َاج ُر َم ْن َهج ََر َما نَهَى ه‬
َ ُ‫َّللا‬
Dan Muhajir adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah

Muhajir adalah orang yang berhijrah. Dalam bentuk jamak, kata muhajir akan berubah
menjadi muhajirin, "orang-orang yang berhijrah."

Ketika istilah "hijrah" dan "muhajirin" disebutkan dalam Al-Qur'an, hampir bisa dipastikan
maknanya adalah hijrah (berpindahnya) seorang muslim dari negeri kufur ke negeri Islam
atau negeri yang aman untuk agamanya. Dalam sirah nabawiyah, dikenal dua hijrah. Yang
pertama adalah hijrah ke Habasyah, dan yang kedua adalah hijrah ke Madinah. Hijrah
pertama untuk menyelamatkan agama dari tribulasi dakwah yang dilancarkan kaum kafir
Quraisy, sementara hijrah ke Madinah lebih besar lagi untuk membangun basis agama Islam
sekaligus pendirian negara Islam di Madinah.

Setelah futuhnya Makkah, Rasulullah SAW bersabda tentang dihapuskannya hijrah,


khususnya dari Makkah:

ِ ْ‫الَ هِجْ َرة َ َب ْعدَ ْالفَت‬


‫ح‬

Tidak ada hijrah sesudah fathu Makkah (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan demikian, muhajir dalam matan hadits ini adalah muhajir dalam maknanya yang luas.
Yakni orang yang berpindah dari kondisi mendurhakai Allah atau peluang bermaksiat kepada
Allah menuju ketaatan yang lebih baik. Lebih tepatnya, meninggalkan larangan-larangan
Allah SWT.

Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan bahwa ada dua bentuk hijrah. Pertama, hijrah zhahirah.
Yaitu pergi meninggalkan tempat untuk menghindari fitnah demi mempertahankan agama.
Kedua, hijrah bathinah. Yaitu meninggalkan perbuatan yang dibisikkan oleh nafsu amarah
dan syetan. Seakan-akan orang yang berhijrah diperintahkan seperti itu, agar hijrah yang
mereka lakukan tidak hanya berpindah tempat saja, tetapi lebih dari iru, mereka benar-benar
melaksanakan perintah syariat dan meninggalkan larangannya. Orang yang meninggalkan apa
yang dilarang oleh Allah berarti ia telah melaksanakan hakikat hijrah.

Pelajaran Hadits
Pelajaran yang bisa diambil dari hadits ini diantaranya adalah:
1. Islam bukan hanya mengajarkan dan memerintah memperbaiki hubungan dengan Allah
(hablun minallah), tetapi juga hubungan dengan manusia (hablun minannas)
2. Salah satu karakter muslim adalah menjaga lisan dan tangannya agar tidak menyakiti atau
mencelakai sesama muslim
3. Dalam hadits, kadang satu istilah dipakai untuk makna yang berbeda, yakni makna secara
sempit dan makna secara luas
4. Hakikat hijrah adalah meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah SWT.

Demikian hadits ke-10 Shahih Bukhari dan penjelasannya, semoga bermanfaat untuk
menambah pemahaman Islam kita, memotivasi kita untuk memperbaiki kualitas keislaman
kita, dan menjadikan kita sebagai muslim dan muhajir sejati. Wallaahu a'lam bish shawab. []

Anda mungkin juga menyukai