Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ni Wayan Radha Maharseni

Nim : 1881611023
Kelas Maksi 22A
UTS Take Home Akuntansi Manajemen (VI.Artikel)

Moderasi Karakteristik Organisasi pada Hubungan Proses Penganggaran


dan Kinerja Organisasi Nirlaba.

Karakteristik organisasi merupakan dasar dan sarana untuk mencapai


kinerja yang tinggi (Oyewobl et al., 2016 dalam Gachoka et al.,2018),
keberhasilan proses penganggaran ditentukan faktor-faktor seperti gaya
kepemimpinan dan teknologi untuk membantu data historis dalam peramalan.
Karakteristik organisasi sangat penting untuk mendorong semua proses dalam
suatu organisasi. Gaya kepemimpinan memberikan ruang dan iklim dalam
mendukung dan menetapkan partisipasi anggaran untuk pengendalian
internal (Lin,2007 dalam Gachoka et al., 2018). Usia organisasi menunjukkan
sistem dan proses penganggaran yang dibangun dari waktu ke waktu
berdasarkan semakin besar ukuran organisasi serta semakin canggih proses
penganggaran.
Organisasi nirlaba menghadapi tantangan yang signifikan karena
dunia selalu berubah dalam hal budaya, teknologi, dan pola perilaku (Tanul et
al., 2016;Boggs&Fields, 2010;Bama,2000;Rainer;1993 dalam Gachoka et al.,
2018). Menurut Irvin (2005), penganggaran merupakan alat akuntansi yang
berharga dalam mewujudkan visi. Karakteristik organisasi berperan moderat
dalam menyediakan lingkungan untuk proses penganggaran dan peluang
kinerja yang baik. Menurut Gachoka (2018), karakteristik organisasi memberi
perhatian sebagai variabel moderasi dalam proses penganggaran dan kinerja
organisasi nirlaba.
Budaya organisasi merupakan suatu sistem makna bersama yang
dilakukan oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi dengan
organisasi lain (Robbins, 2006;721 dalam Sukawati,2017). Menurut
Soedjono (2005) dalam Sukmawati (2017), budaya dapat menjadi sebuah
instrumen keunggulan yang kompetitif dan utama, apabila organisasi
mendukung strategi organisasi dan budaya mampu menjawab serta mengatasi
tantangan lingkungan secara tepat dan cepat. Budaya organisasi dipilih karena
termasuk karakteristik organisasi sebagai variabel moderasi (Gachoka et al.,
2018).
Kinerja manajerial salah satu faktor untuk menjaga eksistensi atau
kelangsungan operasional organisasi. Kinerja merupakan hasil fungsi
kegiatan seseorang atau kelompok dalam organisasi , dipengaruhi berbagai
faktor untuk mencapai tujuan organisasi periode waktu tertentu (Pabundu
dalam Sucitrawati&Maria, 2017). Menurut Mardiasmo (2002) dalam
Sucitrawati&Maria (2017), anggaran memiliki fungsi sebagai alat penilaian
kinerja. Kinerja dinilai dari pencapaian target anggaran dan efesiensi
pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer nirlaba dinilai berdasarkan nilai
realisasi yang berhasil dicapai dikaitkan dengan anggaran yang ditetapkan.
Proses penganggaran diukur menggunakan karakteristik anggaran
yaitu: perencanaan anggaran, partisipasi anggaran, komunikasi anggaran dan
evaluasi anggaran. Karakteristik organisasi diukur menggunakan komponen :
ukuran, umur, budaya, gaya kepemimpinan, kemajuan teknologi, dan
keterlibatan kepemimpinan dalam proses penganggaran. Kinerja organiasasi
dilihat berdasarkan kemampuan seseorang manajerial dalam melaksanakan
tugas-tugas manajerial yaitu : perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi,
pengaturan staf, negosiasi dan respresentasi (Mahoney dalam Leach-Lopez et
al, 2007 dalam Sucitrawati&Maria, 2017).
Berdasarkan studi terdaluhu Joshl et al.,(2003) dalam Gachoka(2018)
ada hasil yang bertentangan dengan karakteristik organisasi mempengaruhi
kinerja, seperti ukuran tidak memiliki efek pada partisipasi anggaran. Namun
terdapat banyak penelitian yang tidak bertentangan dengan karakteristik
organisasi mempengaruhi kinerja, seperti studi (Mohamed dan Ali, 2013;
Isaboke dan Kwasila 2016; Tunji, 2013) dalam Gachoka et al (2018)
memiliki hubungan positif antara penganggaran dan kinerja. Jadi perdebatan
tentang ada proses penganggaran dan efektif dalam organisasi nirlaba tidak
terkecuali. Maka masalah yang dapat dipertanyakan apakah efek moderasi
karakteristik organisasi terhadap hubungan antara proses penganggaran dan
kinerja organisasi nirlaba dapat diteliti lebih lanjut untuk di Indonesia. Artikel
ini mengacu pada penelitian yang dilakukan Gachoka et al (2018) yang
meneliti hal serupa dengan gambaran artikel ini. Dimana hasil penelitian
Gachoka et al (2018) terdapat efek moderasi karakteristik organisasi terhadap
hubungan antara proses penganggaran dan kinerjaorganisasi nirlaba yaitu
gereja di Kenya.Kerangka berpikir ini diperoleh dari penelitian Gachoka et al
(2018) dan dikembangkan dengan penelitian-penelitian terdahulu terkait
permasalahan ini. Berikut kerangka berpikir yang digunakan untuk
pengembangan.

H1: tidak ada efek moderasi Karakteristik organisasi terhadap hubungan


antara proses anggaran dan kinerja organisasi nirlaba
Data dalam penelitian ini bisa bersumber dari data primer yang
diperoleh dari pernyataan responden melalui instrumen penelitian berupa
kuesioner. Instrumen kuesioner yang digunakan bisa berasal dari penelitian
Gachoka et al (2018) serta penelitian-penelitian terdaluhu terkait masalah
proses penganggaran, karakteristik organisasi dan kinerja organisasi. Teknik
analisis data yang bisa digunakan untuk penelitian ini adalah regresi linear
berganda. Dimana Y = Kinerja Organisasi, X1 = Proses Penganggaran, dan
X2 = Karakteristik Organisasi.

Sumber:
Sucitrawati & Maria (2017). Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Kinerja
Manajerial dengan Budaya Organisasi dan Job Relevant Information sebagai
Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.20(3).

Gachoka et al (2018). The Moderating Effect of Organizational Characteristics on


the Relationship Between Budgeting Process and Performance of Churches in
Kenya. Journal of Finance and Investment Analysis. Vol.7(2).

Anda mungkin juga menyukai