1. Pada pengamatan torso anatomi sistem saraf pada pisces terdapat bagian lobus olfaktori, otak besar (cerebrum), habenular ganglion, dienchepalon, lobus optikus, cerebellum, dan sum-sum tulang belakang. Pada bagian otak terdapat lobus olfaktori yang berfungsi menerima dan memproses impuls dari organ penciuman atau hidung. Lobus olfaktori dan lobus optikus dihubungkan oleh dienchepalon yang mempunyai hubungan dengan hormon dan homoestasis. Pada otak tengah atau mesenchepalon terdapat dua lobus optikus yang berfungsi menerima dan memproses impuls dari indra mata. Serebelum atau otak besar pada ikan lamprey terlihat relatif lebih kecil. Myencepalon atau otak posterior berfunsi dalam mengatur pernafasan dan osmoregulasi. Otak kecil tau serebellum pada ikan lebih berkembang karena berfungsi dalam mengatur keseimbangan gerak renang cepat dalam air. 2. Pada pengamatan torso anatomi sistem saraf pada amphibi terdapat bagian lobus olfaktori, cerebrum, lobus optikus, dan cerebellum. Pada lobus olfaktori amphibi yang berperan sebagai pusat pembau dan tidak terlalu berkembang karena hidup amphibi yang tidak terlalu banyak membutuhkan peran dari lobus olfaktori. Serebrum pada amphibi berfungsi unutk mengatur aktivitas yang kompleks, misalnya pembiakan dan berbagai macam gerak. Pada bagian mesenchepalon amphibi terdapat sepasang lobus optikus yang berfungsi dalam mengatur releks mata dan juga merupakan pusat pendenegaran. Pada umumnya lobus optikus pada amphibi lebih berkembang karena amphibi contohnya pada katak merupakan hewan lokturnal yang lebih banyak melakukan aktivitas pada malam hari. Akan tetapi pada torso yang kami amati terlihat otak besar yang lebih berkembang karena kemungkinan setiap spesies dari amphibi memiliki kekhasan perkembangan otak pada masing masing jenis amphibi. Serebellum pada amphibi befungsi untuk koordinasi gerakakn otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan dan posisi tubuh. Pada torso yang kami amati tidak terdapat pineal body dan medula spinalis karena jenis amphibi yang dipakai untuk pengamatan memiliki jenis yang berbeda dengan anatomy sistem saraf pada amphibi secara umum. 3. Pada pengamatan torso anatomi sistem saraf pada reptil terdapat bagian olfactory bulb, olfactory tract, olfactory lobe, cereblam, lobus optikus, cerebellum, dan sum- sum tulang. Lobus optikus pada reptil memiliki bentuk yang memanjang dan tersusun atas bagian olfactory bulb, olfactory tract, dan olfactory lobe yang terhubung ke hemisfer otak besar. Pada lobus olfaktori pada reptil terlihat berkembang karena fungsinya sebagai organ pembau utama pada aligator. Cerebrum pada amphibi terletak di bawah lobus optikus. Lobus olfaktori pada bebrapa reptil juga berkembang , seperti pada ular dan kadal yang membantunya dalam mencari makan. Cerebellum pada reptil lebih besar dari cerebellum pada amphibi. Cerebellum ini terletak di antara medula spinalis dan di bawah lobus optikus. 4. Pada pengamatan torso anatomi sistem saraf pada aves terdapat bagian lobus olfaktori, cerebrum, lobus optikus, cerebellum, dan sum-sum tulang belakang. Otak besar, lobus olfaktori dan otak kecil pada burung tumbuh dengan baik. Pada otak kecil burung terlihat adanya lipatan yang menandakan neuron cukup banyak. Otak kecil aves befungsi dalam mengatur keseimbangan burung saat terbang. Beberapa jenis burung yang memiliki indra penglihatan yang tajam seperti pada burung hantu memiliki lobus optikus yang berkembang. Otak besar pada burung berkembang dengan baik tapi berbeda dengan mamalia. Pada aves otak besarnya tidak terdapat lekukan-lekukan. Dibawah otak kecil terdapat medula spinalis. 5. Pada pengamatan torso anatomi sistem saraf pada mamalia terdapat bagian lobus olfaktori, cerebral, dan cerebellum. Sistem saraf pada mamalia tingkat yang lebih tinggi dari kelas vertebrata lainnya. Otak besar pada mamalia memilki ukuran paling dibandingkan dengan keseluruhan bagian otak dan terdapat banyak lipatan. Otak besar berperan dalam intelegensi, memori, dan keseimbangan sadar. Lobus optikus pada mamalia tidak terlihat karena tertutupi oleh otak besar. Sedangkank lobus olfaktorinya berkembang dengan baik, sebagai indra pembau utama pada anjing untuk membantunya mencari mangsa atau mendeteksi sesuatu yang digunkakan dalam bidang investigasi lembaga kepolisian. Serebellum atau otak kecil dan medula spinalis pada anjing hanya terlihat sedikit saja. Sebenarnya otak kecil pada mamalia berkembang terlihat lekikan-lekukan, hanya saja tertutup oleh otak besar.