PEMBAHASAN
A. Justifikasi Tindakan/Intervensi
1. Asupan Gizi Ibu Hamil
Berdasarkan hasil analisa asupan zat gizi berdasarkan recall 3 x 24
jam Ny. A didapatkan asupan gizi seluruh makronutrient dan hampir
seluruh micronutrient Ny. A kurang dari kebutuhannya. Padahal ketika
masa kehamilan, kebutuhan gizi ibu meningkat. Pada masa kehamilan
ini asupan yang baik berpengaruh pada pertumbuhan rahim, plasenta,
dan janin dalam kandungan yang optimal, sehingga menghasilkan
anak yang sehat dan cemerlang nantinya, selain itu asupan yang baik
juga diperlukan ibu untuk menghindari penyakit lain akibat
kekurangan zat gizi ketika hamil.1 Maka dari itu dilakukan intervensi
berupa edukasi kepada Ny. A mengenai zat gizi yang penting ketika
kehamilan serta pesan gizi seimbang secara umum maupun khusus
pada ibu hamil. Dengan dilakukan edukasi tersebut diharapkan
timbulnya kesadaran ibu mengenai pentingnya asupan gizi terhadap
janin yang dikandungnya dan kesehatan ibu.
2. Perawatan Payudara
Perawatan payudara merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
secara sadar dan teratur untuk memelihara kesehatan payudara.
Perawatan payudara sebaiknya dilakukan selama masa kehamilan yaitu
pada usia kehamilan 18 minggu sampai usia kehamilan 40 minggu
(Trimester II dan III).2
Permasalahan yang timbul saat masa menyusui seperti ASI tidak
keluar, puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap,
produksi ASI sedikit, dan tidak cukup dikonsumsi bayi, infeksi pada
payudara, payudara bengkak, bernanah, dan muncul benjolan di
payudara dapat disebabkan karena selama kehamilan ibu tidak
melakukan perawatan payudara.3
Berdasarkan hasil pendataan, Ny A pernah mengalami abses
payudara saat masa menyusui anak pertamanya. Selain itu, Ny A juga
mengatakan bahwa ia tidak mengerti tentang cara perawatan payudara
yang benar. Oleh karena itu, intervensi yang dilakukan berupa edukasi
mengenai perawatan payudara yang baik dan benar dengan demontrasi
menggunakan phantom. Dengan dilakukan edukasi tersebut,
diharapkan Ny. A dapat melakukan perawatan payudara yang baik dan
benar dan dapat terhindar dari masalah-masalah yang mungkin timbul
pada masa menyusui terkait payudara dan ASI.
3. Pencegahan Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih
dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima
menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.4
Berdasarkan Kemenkes RI, salah satu faktor risiko hipertensi
adalah riwayat keluarga dan kebiasaan merokok. Selain itu, faktor
resiko hipertensi yang lain adalah umur, jenis kelamin, konsumsi
garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, obesitas, kurang
aktifitas fisik, dan stres.4 Sedangkan menurut Van den Elzen et al.
(2015), riwayat hipertensi keluarga merupakan faktor risiko terkuat
dalam memprediksi hipertensi.5
Berdasarkan hasil pendataan, Tn. D beresiko menderita hipertensi.
Hal ini dikarenakan Ny. M selaku orang tua dari Tn. D memiliki
riwayat hipertensi. Selain itu, diketahui bahwa Tn. D memiliki
kebiasaan merokok. Oleh karena itu, intervensi yang diberikan adalah
dengan melakukan edukasi mengenai konsep hipertensi, pencegahan
hipertensi dan bahaya serta tips berhenti merokok menggunakan media
leaflet dan video Kemenkes RI. Selain itu juga ditampilkan video
demonstrasi dampak rokok terhadap sistem pernapasan manusia.
Dengan dilakukan edukasi tersebut, diharapkan timbulnya kesadaran
Tn. D untuk berhenti merokok dan Tn. D dapat menerapkan cara
pencegahan hipertensi sehingga Tn. D bisa terhindar dari hipertensi.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
1. Bagi Keluarga
a. Anggota keluarga disarankan untuk melakukan pemantauan
kebutuhan gizi ibu hamil agar selalu terpenuhi.
b. Ny A disarankan melakukan perawatan payudara secara
kontinu/berkelanjutan untuk mencegah terjadinya mastitis dan
merangsang produksi ASI yang lancar pada masa menyusui.
c. Pertahankan pola hidup sehat dalam keluarga untuk mencegah
terkena penyakit diabetes mellitus dan hipertensi.
d. Peningkatan peran tiap anggota keluarga supaya lebih peduli
terhadap kesehatan anggota keluarga didalamnya.
2. Bagi Puskesmas
a. Puskesmas melakukan pemantauan dan pembimbingan lebih
kepada keluarga yang memiliki maupun beresiko memiliki
masalah kesehatan.
b. Peningkatan peran kader-kader kesehatan dalam penyampaian
pesan mengenai kesehatan serta pentingnya menerapkan
kebiasaan hidup sehat ke warga-warga.
DAFTAR PUSTAKA
5. Van den Elzen AP, Hofman A, Witteman JCM, Uiterwaal CSPM. Families
and the Natural History of Blood Pressure. Am J Hypertens.
2015;17(10):936–40.