Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Justifikasi Tindakan/Intervensi
1. Asupan Gizi Ibu Hamil
Berdasarkan hasil analisa asupan zat gizi berdasarkan recall 3 x 24
jam Ny. A didapatkan asupan gizi seluruh makronutrient dan hampir
seluruh micronutrient Ny. A kurang dari kebutuhannya. Padahal ketika
masa kehamilan, kebutuhan gizi ibu meningkat. Pada masa kehamilan
ini asupan yang baik berpengaruh pada pertumbuhan rahim, plasenta,
dan janin dalam kandungan yang optimal, sehingga menghasilkan
anak yang sehat dan cemerlang nantinya, selain itu asupan yang baik
juga diperlukan ibu untuk menghindari penyakit lain akibat
kekurangan zat gizi ketika hamil.1 Maka dari itu dilakukan intervensi
berupa edukasi kepada Ny. A mengenai zat gizi yang penting ketika
kehamilan serta pesan gizi seimbang secara umum maupun khusus
pada ibu hamil. Dengan dilakukan edukasi tersebut diharapkan
timbulnya kesadaran ibu mengenai pentingnya asupan gizi terhadap
janin yang dikandungnya dan kesehatan ibu.

2. Perawatan Payudara
Perawatan payudara merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
secara sadar dan teratur untuk memelihara kesehatan payudara.
Perawatan payudara sebaiknya dilakukan selama masa kehamilan yaitu
pada usia kehamilan 18 minggu sampai usia kehamilan 40 minggu
(Trimester II dan III).2
Permasalahan yang timbul saat masa menyusui seperti ASI tidak
keluar, puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap,
produksi ASI sedikit, dan tidak cukup dikonsumsi bayi, infeksi pada
payudara, payudara bengkak, bernanah, dan muncul benjolan di
payudara dapat disebabkan karena selama kehamilan ibu tidak
melakukan perawatan payudara.3
Berdasarkan hasil pendataan, Ny A pernah mengalami abses
payudara saat masa menyusui anak pertamanya. Selain itu, Ny A juga
mengatakan bahwa ia tidak mengerti tentang cara perawatan payudara
yang benar. Oleh karena itu, intervensi yang dilakukan berupa edukasi
mengenai perawatan payudara yang baik dan benar dengan demontrasi
menggunakan phantom. Dengan dilakukan edukasi tersebut,
diharapkan Ny. A dapat melakukan perawatan payudara yang baik dan
benar dan dapat terhindar dari masalah-masalah yang mungkin timbul
pada masa menyusui terkait payudara dan ASI.

3. Pencegahan Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih
dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima
menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.4
Berdasarkan Kemenkes RI, salah satu faktor risiko hipertensi
adalah riwayat keluarga dan kebiasaan merokok. Selain itu, faktor
resiko hipertensi yang lain adalah umur, jenis kelamin, konsumsi
garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, obesitas, kurang
aktifitas fisik, dan stres.4 Sedangkan menurut Van den Elzen et al.
(2015), riwayat hipertensi keluarga merupakan faktor risiko terkuat
dalam memprediksi hipertensi.5
Berdasarkan hasil pendataan, Tn. D beresiko menderita hipertensi.
Hal ini dikarenakan Ny. M selaku orang tua dari Tn. D memiliki
riwayat hipertensi. Selain itu, diketahui bahwa Tn. D memiliki
kebiasaan merokok. Oleh karena itu, intervensi yang diberikan adalah
dengan melakukan edukasi mengenai konsep hipertensi, pencegahan
hipertensi dan bahaya serta tips berhenti merokok menggunakan media
leaflet dan video Kemenkes RI. Selain itu juga ditampilkan video
demonstrasi dampak rokok terhadap sistem pernapasan manusia.
Dengan dilakukan edukasi tersebut, diharapkan timbulnya kesadaran
Tn. D untuk berhenti merokok dan Tn. D dapat menerapkan cara
pencegahan hipertensi sehingga Tn. D bisa terhindar dari hipertensi.

4. Pencegahan Diabetes Mellitus


Diabetes mellitus atau penyakit gula/kencing manis merupakan
suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar gula
dalam darah yang melebihi normal.
Berdasarkan PERKENI, salah satu faktor resiko dari diabetes
mellitus adalah riwayat keluarga. Faktor risiko lainnya adalah
ras/etnik, bertambahnya umur, berat badan berlebih, kurangnya
aktivitas fisik, dan diet tidak sehat.6 Sedangkan menurut Wagner et al.
(2013), risiko untuk menderita prediabetes akan meningkat sekitar
40% jika memiliki riwayat keluarga diabetes mellitus.7
Berdasarkan hasil pendataan, Tn. D beresiko menderita diabetes
mellitus. Hal ini dikarenakan Tn. S selaku orang tua dari Tn. D
memiliki riwayat diabetes mellitus. Oleh karena itu, intervensi yang
diberikan adalah dengan melakukan edukasi mengenai konsep diabates
mellitus dan cara pencegahannya dengan menggunakan media leaflet
dan video. Diharapkan dengan adanya edukasi tersebut Tn. D dapat
menerapkan cara pencegahan diabetes mellitus sehingga Tn. D dapat
terhindar dari pernyakit diabetes mellitus.

B. Proses, Hasil, dan Kendala Intervensi


Intervensi dilakukan dengan memberikan edukasi kepada keluarga
Tn. D berdasarkan masalah-masalah yang ditemukan pada saat pendataan.
Edukasi yang dilakukan yaitu edukasi mengenai kebutuhan gizi pada ibu
hamil, perawatan payudara, pencegahan diabetes mellitus, dan pencegahan
hipertensi. Dalam intervensi, media yang digunakan adalah booklet
mengenai kebutuhan gizi pada ibu hamil, leaflet dan video mengenai
diabetes mellitus dan hipertensi, serta phantom untuk demostrasi
perawatan payudara yang baik dan benar. Intervensi tidak hanya dilakukan
satu arah saja, melainkan dari pihak anggota keluarga yang mendapat
intervensi juga bertanya mengenai isi dari intervensi dan beberapa cara
untuk menyesuaikan isi booklet, leaflet, dan video dengan lingkungan
serta kebiasaan keluarga sehari-hari. Intervensi dilakukan dalam dua hari
yaitu pada hari Jumat, 3 Mei 2019 dan Rabu, 15 Mei 2019.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, intervensi yang
dilakukan dapat diterima dengan baik oleh keluarga Tn. D. Keluarga Tn. D
dapat memahami seluruh isi dari booklet, leaflet, maupun video yang
diberikan dan juga sudah mengerti baik itu mengenai pentingnya
kebutuhan gizi pada ibu hamil, perawatan payudara yang baik dan benar,
pencegahan diabetes mellitus, maupun pencegahan hipertensi. Selain itu,
juga terdapat kenaikan pada hasil recall 1x24 jam Ny A, dimana dari hasil
recall 1x24 jam setelah dilakukan intervensi, didapatkan kenaikan asupan
Ny. A dari sebelum diberikan edukasi sebesar 1231,1 kkal (49% dari
kebutuhan) menjadi 2269,2 kkal (90% dari kebutuhan).
Kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan intervensi yaitu
intervensi tidak dihadiri oleh seluruh anggota keluarga. Pada hari pertama
intervensi, Tn. D sedang tidak berada di rumah karena Tn. D bekerja di
luar kota sedangkan pada hari kedua intervensi, Tn. D hanya mengikuti
sebagian dari intervensi yang dilakukan. Sehingga untuk edukasi
mengenai pencegahan diabetes melltus dan hipertensi disampaikan melalui
Ny A untuk selanjutnya dapat disampaikan ke Tn. D.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Kegiatan program IPE ini memiliki tujuan mengidentifikasi


permasalahan yang ada di keluarga. Program IPE ini dilaksanakan di
wilayah kerja Puskesmas Rowosari yaitu di rumah Tn D di Dinar Elok
Blok F2 No. 1 RT. 003 RW 022. Berdasarkan hasil pendataan, Ny A
sedang hamil yang kedua dan sudah mempunyai An N berusia 2 tahun 10
bulan. Secara umum, keluarga Tn D dalam keadaan baik dan berperilaku
cukup sehat. Namun, berdasarkan perhitungan recall 3x24 jam didapatkan
hasil asupan gizi Ny. A masih kurang dari kebutuhan. Selain itu, Tn D
memiliki risiko hipertensi dan diabetes mellitus. Intervensi dilakukan
berdasarkan masalah-masalah tersebut dan dapat diterima serta dipahami
dengan baik oleh keluarga Tn D. Diharapkan dengan adanya program IPE
ini dapat meningkatkan pendekatan dan pendampingan kesehatan keluarga
serta meningkatkan kesehatan keluarga.

B. Saran

1. Bagi Keluarga
a. Anggota keluarga disarankan untuk melakukan pemantauan
kebutuhan gizi ibu hamil agar selalu terpenuhi.
b. Ny A disarankan melakukan perawatan payudara secara
kontinu/berkelanjutan untuk mencegah terjadinya mastitis dan
merangsang produksi ASI yang lancar pada masa menyusui.
c. Pertahankan pola hidup sehat dalam keluarga untuk mencegah
terkena penyakit diabetes mellitus dan hipertensi.
d. Peningkatan peran tiap anggota keluarga supaya lebih peduli
terhadap kesehatan anggota keluarga didalamnya.
2. Bagi Puskesmas
a. Puskesmas melakukan pemantauan dan pembimbingan lebih
kepada keluarga yang memiliki maupun beresiko memiliki
masalah kesehatan.
b. Peningkatan peran kader-kader kesehatan dalam penyampaian
pesan mengenai kesehatan serta pentingnya menerapkan
kebiasaan hidup sehat ke warga-warga.
DAFTAR PUSTAKA

1. Brown J. Nutrition during pregnancy. In: BROWN J, editor. NUTRITION


THROUGH THE LIFE CYCLE. 4TH ed. WADSWORTH: NELSON
EDUCATION; 2011. p. 87–133.

2. Mododahi J, Katuuk M, Kundre R. Hubungan Pengetahuan Perawatan


Payudara Dengan Kelancaran Produksi ASI pada Ibu Post Partum di
Ruangan Dahlia RSD Liun Kendaghe Tahuna Kabupaten Kepulauan
Sangihe. J Keperawatan. 2018;6(1):1–8.

3. Mutmainah. Hubungan tingkat pengetahuan tentang breast care dengan


perilaku breast care pada ibu hamil di BPS Kusni Sri Mawarti Dlingo
Bantul Yogyakarta. 2015;

4. Kementerian Kesehatan RI. Info Datin Hipertensi. Jakarta Selatan: Pusat


Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI;

5. Van den Elzen AP, Hofman A, Witteman JCM, Uiterwaal CSPM. Families
and the Natural History of Blood Pressure. Am J Hypertens.
2015;17(10):936–40.

6. PERKENI. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di


Indonesia. PB. PERKENI; 2015.

7. Wagner R, Thorand B, Osterhoff MA, Müller G, Böhm A, Meisinger C, et


al. Family history of diabetes is associated with higher risk for prediabetes:
A multicentre analysis from the German Center for Diabetes Research.
Diabetologia. 2013;56(10):2176–80.

Anda mungkin juga menyukai