Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN HIV/AIDS

TENTANG
“olahraga yang baik untuk penderita hiv”

DISUSUN OLEH :
1. PONNI YULIANTARI
2. MEGI ANANTA
3. RESI WAHYUNI
4. HUSBATUL HASANAH
5. SUSILAWATI
6. PARZAN LIPARTA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA
TAHUN : 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu
metode pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi .
Kami sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan
segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini dan kami akan sangat bangga
apabila makalah yang kami susun ini mendapatkan saran maupun kritik yang
bersifat membangun. Tidak lupa kami haturkan permohonan maaf apabila
makalah yang kami buat terdapat suatu kesalahan.
Terakhir kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu tersusunnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Dharmasraya, 20 APRIL 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konsep ...........................................................................................................
B. Tujuan penulisan ...........................................................................................
BAB II
PENDAHULUAN
A. DEFINISI ......................................................................................................
B. Tidak boleh berlebihan...................................................................................
C. Tips latihan untuk penderita odha..................................................................
D. Baik buruknya olahraga untuk penderita ODHA..........................................
E. Manfaat untuk penderita................................................................................
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah sindroma yang
menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang tanpa adanya penyebab
yang diketahui untuk dapat menerangkan terjadinya defisiensi tersebut
sepertii keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah
dikenal dan sebagainya ( Rampengan & Laurentz ,1997 : 171).
Jadi, HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada
manusia yang menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam
jangka waktu yang relatif lama dapat menyebabkan AIDS, sedangkan AIDS
sendiri adalah suatu sindroma penyakit yang muncul secara kompleks
dalam waktu relatif lama karena penurunan sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh infeksi HIV.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari hiv/aids ?
2. Apa saja yang tidak boleh berlebihan pada penderita ODHA ?
3. Apa saja tips latihan untuk penderita ODHA ?
4. Apa saja yang baik buruknya olahraga bagi ODHA ?
5. Apa manfaat untuk penderita ODHA ?

C. TUJUAN PENULISAN
Agar mahasiswa dapat mengetahui olahraga yang baik untuk penderita
ODHA.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Menjadi penyandang HIV/AIDS bukan berarti hidup berakhir. Para
penderita HIV AIDS yang juga disebut orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
justru harus selalu menjaga daya tahan tubuhnya agar tidak menurun.Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan
Society of Indonesia Health Journalist, mengadakan seminar dengan topik
Olahraga untuk ODHA, Kamis, 26 Februari 2009, di Jakarta. Perbincangan
itu menghadirkan dr. Suharto Sp.KO.DPH sebagai pembicara.
Menurut dr. Suharto, orang yang hidup dengan virus HIV, cepat atau
lambat akan mengalami penurunan ketahanan tubuh. Upaya yang paling
masuk akal adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh melalui berbagai
cara yang berkaitan dengan gaya hidup sehat. “Latihan fisik yang baik dan
benar akan meningkatkan kualitas imun,” kata dr. Suharto. “Olahraga atau
latihan fisik bagi ODHA sangat dianjurkan untuk membantu memerangi
infeksi penyakit sekunder selain mengkonsumsi obat-obatan antiretrovirus
(ARV).

B. TIDAK BOLEH BERLEBIHAN


Jenis olahraga yang bisa dilakukan oleh ODHA syaratnya tidak boleh
eksesif atau melebihi batas kemampuannya. "Sebab, kalau berlebihan malah
menurunkan kualitas imun, dan itu sangat berbahaya bagi ODHA", kata dr.
Suharto. Ia menyarankan olahraga yang mengikutsertakan otot sebanyak
mungkin seperti aerobik, lari, berenang, dan bersepeda. "Olahraga yang
memungkinkan terjadinya kontak fisik langsung sebaiknya dihindari atau
dibatasi agar tidak menimbulkan cedera. Bukannya dilarang, tapi dibatasi
saja demi menjaga dampak cedera yang memperburuk kondisi kesehatan",
kata dr. Suharto.
Dengan olahraga yang terprogram, teratur akan didapati peningkatan
ketahanan fisik. Dr. Suharto menambahkan, pada dasarnya latihan fisik
yang dilakukan odha akan membantu meningkatkan ketahanan humoral dan
seluler, yang akan membantu memperpanjang periode kehidupan. "Sudah
banyak penelitian yang membuktikan bahwa olahraga itu anti-aging. Orang
yang gemar olahraga hidupnya akan lebih panjang dari yang tidak aktif
berolahraga. Bagi ODHA hal itu juga berlaku", kata dr. Suharto.

C. TIPS LATIHAN UNTUK PENDERITA ODHA


Olahraga yang benar, menurut dr. Suharto, harus mengikuti ketentuan
fisiologis berikut ini:
1. Latihan harus memperhatikan komponen kesegaran jasmani seperti
kekuatan, ketahanan jantung dan paru, kelenturan, komposisi tubuh, dan
lain-lain.
2. Latihan harus dilakukan dengan pemberian beban lebih untuk setiap
komponen yang dilatih.
3. Asupan gizi disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Istirahat yang cukup.
5. Harus dijaga agar tidak terjadi cedera atau latihan berlebihan
(overtraining).

Pengalaman ODHA
Diskusi itu juga menghadirkan Ahmad, seorang ODHA yang berbagi
pengalamannya. Sejak terinfeksi HIV tahun 2005, Ahmad rajin menjalani
terapi ARV. Ia juga rutin berolahraga. "Saya dari dulu rajin jalan pagi dan
bulu tangkis," kata Ahmad.
Dalam berolahraga, Ahmad selalu memberi batasan sendiri kapan ia
harus menghentikan aktivitas fisiknya. "Kalau keringat sudah cukup banyak,
ya saya stop. Sebab saya kenal betul batas maksimal tubuh saya," ujarnya.
Ahmad mengaku tak terlalu mengubah gaya hidupnya semenjak ia
tertular HIV lewat jarum suntik. "Saya makan tetap teratur 3 kali sehari,
tidur cukup, tidak begadang kalau itu tidak penting, dan masih merokok
meski sekarang sudah berkurang,” ujar Ahmad
Pasang 2 alarm
Mungkin akan terasa berat untuk bangun pagi pada tahap awal saat
Anda baru memulai berolahraga. Pastikan Anda dapat bangun tepat waktu,
pasang 2 alarm dan letakkan jauh dari tempat tidur Anda. Alarm pertama
memberi tahu bahwa Anda masih memiliki beberapa menit untuk tidur dan
alarm kedua untuk benar-benar membangunkan Anda.
Makan dan minum yang benar
Minum cukup cairan sangat penting saat Anda berolahraga. Air dapat
menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Ingatlah bahwa teh, kopi, soda,
cokelat atau alkohol berbahaya dan dapat menyebabkan Anda kehilangan
cairan tubuh. Cek tautan berikut untuk tahu minuman yang baik diminum
saat berolahraga. Jangan makan dengan porsi besar sebelum berolahraga.
Cobalah untuk makan selama 1 jam pertama setelah sesi olahraga untuk
menggantikan cadangan tenaga tubuh. Mengonsumsi cemilan seperti apel
atau roti gandum lapis isi selai kacang sebelum berolahraga dapat
meningkatkan tenaga.
Nutrisi yang tepat juga sangat penting. Dengan peningkatan aktivitas,
Anda akan perlu mengonsumi lebih banyak kalori untuk menghindari
penurunan berat badan. Anda dapat menyiapkan sarapan yang lezat pada
malam sebelumnya dan menghangatkannya di microwave pada pagi hari.
Hal ini dapat membuat Anda lebih semangat untuk olahraga. Memikirkan
sarapan yang bergizi setelah berolahraga dapat menjadi pengalaman yang
menyenangkan.
Pilihlah aktivitas yang Anda sukai
Pilihlah kegiatan yang Anda nikmati. Baik itu yoga, berlari, bersepeda
atau olahraga lain. Melakukan sesuatu yang Anda sukai dapat mendorong
Anda untuk tetap rutin berolahraga. Ambil waktu istirahat untuk jalan-jalan
santai.
Anda dapat mulai dengan olahraga ringan dan meningkatkan
intensitasnya saat kondisi kesehatan Anda membaik. Apabila tingkat
kebugaran Anda sudah baik, Anda dapat mengikuti olahraga kompetitif.
Tenang saja, berpartisipasi dalam olahraga kompetitif atau tim tidak
memiliki risiko penyebaran HIV pada atlit lain dan pelatih.
Jangan berlebihan
Program olahraga dengan cukup akan meningkatkan komposisi tubuh
dan meminimalisir risiko kesehatan. Pada awalnya, cukup olahraga dengan
perlahan dan atur jadwal olahraga dalam aktivitas sehari-hari Anda.
Olahraga berlebihan dapat menyebabkan efek berbahaya pada kesehatan
Anda.
Berolahragalah setidaknya 20 menit, 3 kali seminggu, semampu Anda.
Rutin berolahraga dapat menggenjot tingkat kebugaran tubuh
sehingga Anda akan merasa lebih baik.Begitu kekuatan dan tenaga sudah
dirasa meningkat, cobalah tambah waktu berolahraga. Misalnya, 5 menit
hingga 1 jam, 3-4 hari seminggu.
Olahraga juga merupakan salah satu metode terapi HIV yang dapat
meningkatkan sistem imun Anda. Olahraga juga mungkin lebih berguna
daripada pengobatan dalam hal tertentu, terutama mendukung pikiran yang
positif. Jadi, mengapa Anda tidak olahraga mulai dari sekarang?
Baik dan Buruk Olahraga untuk Penderita HIV/AIDS Tidak ada yang
melarang bagi penderita HIV/AIDS untuk melakukan aktifitas olahraga,
meskipun beraktifitas olahraga tidak akan bisa mengurangi bahaya AIDS
yang sudah diderita.

D. BAIK BURUKNYA OLAHRAGA BAGI ODHA


Beraktifitas olahraga untuk penderita AIDS tidak dilarang. Namun
sejumlah penelitian menyebutkan bahwa olahraga tidak akan mengurangi
bahaya AIDS yang sudah diderita. Ada baik dan buruk yang bisa diterima
penderita AIDS saat berolahraga.
Olahraga bagi penderita HIV/AIDS dilarang dilakukan dengan cara
berlebihan. Pasalnya kualitas daya tahan tubuh (imun). Upaya yang paling
masuk akal adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh melalui berbagai
cara yang berkaitan dengan gaya hidup sehat. Sementara itu menurut dr
Suharto Sp.KO.DPH dari komisi penanggulangan AIDS Provinsi DKI
Jakarta, “Olahraga atau latihan fisik bagi ODHA sangat dianjurkan untuk
membantu memerangi infeksi penyakit sekunder selain mengkonsumsi obat-
obatan antiretrovirus," kata Suharto. Manfaat untuk penderita
1. Meningkatkan massa otot, serta kekuatan dan ketahanannya
2. Memperbaiki ketahanan jantung dan paru
3. Meningkatkan tenaga sehingga kita merasa segar kembali
4. Mengurangi stres
5. Meningkatkan rasa kesejahteraan
6. Meningkatkan kekuatan tulang
7. Mengurangi kolesterol LDL (‘buruk’) dan trigliserid
8. Meningkatkan kolesterol HDL (‘baik’)
9. Mengurangi lemak pada perut
10. Meningkatkan nafsu makan

E. MANFAAT UNTUK PENDERITA ODHA


Pedoman olahraga untuk penderita Copyright: © INTERNET
Meningkatkan program olahraga menjadi jadwal sedikitnya 20 menit paling
tidak tiga kali seminggu kalau bisa. Jadwal ini dapat memberi perbaikan yang
bermakna dalam kesehatan jasmani dan kita kemungkinan akan merasa lebih
baik. Sebagaimana kekuatan dan energi kita meningkat, kita sebaiknya
mengusahakan melakukan olahraga 45 menit sampai satu jam tiga atau empat
kali seminggu. Penderita dapat meningkatkan kesehatan jasmani melalui
olahraga sama seperti orang yang tidak terinfeksi HIV.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. 1.Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak menyadarinya karena
tidak ada gejala yang tampak segera setelah terjadi infeksi awal.
Beberapa orang mengalami gangguan kelenjar yang menimbulkan efek
seperti deman (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi, dan
pembengkakan pada limpa), yang dapat terjadi pada saat seroconversion
(pembentukan antibodi akibat HIV yang biasanya terjadi antara enam
minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi).
2. Kendatipun infeksi HIV tidak disertai gejala awal, seseorang yang
terinfeksi HIV sangat mudah menularkan virus tersebut kepada orang
lain. Satu-satunya cara untuk menentukan apakah HIV ada di dalam
tubuh seseorang adalah melalui tes HIV.
3. Infeksi HIV menyebabkan penurunan dan melemahnya sistem kekebalan
tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi penyakit dan
dapat menyebabkan berkembangnya AIDS.

B. SARAN
1. Dunia pendidikan dalam kontes pemberian tugas diharapkan agar dapat
menjadi suatu bagian yang menjadikan penulis maupun pembaca bias
lebih berkifrah dalam menambah wawasan.
2. Lingkungan pendidikan yang baik melalui tim pengajar dan mahasiswa
dapat meningkatkan mutu pendidikan di berbagai kalangan
3. Dosen dalam hal pemberian tugas agar dapat menulai secara konsisten
mutu dan kinerja mahasiswa
4. Dengan aktifnya dosen dalam menanggapi memberikan masukan dan
perbaikan dalam berbagai tugas yang ada dapat meningkatkan kwalitas
DAFTAR PUATAKA

Behrman, dkk (1999) Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15. Jakatra : EGC
Betz, Cecily L (2002) Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn E (2001) Rencana Keperawatan Maternal / Bayi. Edisi 2.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai