Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI II

“FISIOLOGIS HORMONAL”

DISUSUN OLEH

KELAS C

KELOMPOK 4

NIRWANA G 701 17 050

NURUL AMALIA G 701 16 062

ADINDA FAJRAH RAMADHANI G 701 17 063

NURHIKMAH SAHNI G 701 17 082

NURUL FITRIA G 701 17 118

JIHAN SEPTIANI AMIN G 701 17 166

DEWI SATIVA G 701 17 213

ZAHRA ZAFIRA HIOLA G 701 17 218

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang sebesar-besarnya kepada sang pencipta kita atas rahmat, hidayah
dan petunjuk-Nya yang berlimpah hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini.
Adapun judul dari makalah ini yaitu “FISIOLOGIS HORMONAL” penyusunan
makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah farmakologi toksikologi 2
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan pembuatan
makalah selanjutnya.
Akhir kata saya ucapkan trimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin

Palu, 08 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Hormon Adenohipofisis

B. Hormon Tiroid

C. Fisiologi Hormon Paratiroid

D Fisiologi Hormon Estrogen

E.Fisiologi Hormon Progestin

F. Fisiologi Hormon Kontrasepsi Oral

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang
Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk
memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam
tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik. Hormon berasal dari kata
Hormaein yang artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh
tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau
berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga
dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.
Hormonologi yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk hormon. Pada
makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam
tubuh. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah
melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang. Untuk dapat
melakukan kegiaan dan dapat memberikan reaksi terhadap perubahan-perubahan
eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi yang tepat di antara kegiatan
organ- organ tubuh. Dalam hal ini siste endokrin merupakan suatu sistem yang dapat
menjaga berlangsungnnya integrasi kegiatan organ tubuh. Hormon yang dihasilkan oleh
sistem endokrin ini memegang peranan yang sangat penting. Hormon dan faktor
pertumbuhan memiliki tiga peran biologis umum pada organisme yang sedang
berkembang serta organisme dewasa. Pertama, selama embriogenesis, hormon dan
faktor pertumbuhan mempengaruhi tanggung jawab sel multipotensial pada keturunan sel
yang spesifik. Kedua, hormon mempengaruhi waktu diferensiasi akhir sel tertentu.
Ketiga, hormon mengatur metabolisme seluler dan memperantarai respon stres pada
organisme pascanatal (Rudolph, 2007).

I. 2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Fisiologi Hormon Adenohipofisis ?
2. Bagaimana Fisiologi Hormon Tiroid ?
3. Bagaimana Fisiologi Hormon Paratiroid ?
4. Bagaimana Fisiologi Hormon Estrogen ?
5. Bagaimana Fisiologi Hormon Progestin ?
6. Bagaimana Fisiologi Hormon Kontrasepsi Oral ?
I. 3 Maksud dan Tujuan
1. Untuk mengetahui Fisiologi Hormon Adenohipofisis.
2. Untuk mengetahui Fisiologi Hormon Tiroid.
3. Untuk mengetahui Fisiologi Hormon Paratiroid.
4. Untuk mengetahui Fisiologi Hormon Estrogen.
5. Untuk mengetahui Fisiologi Hormon Progestin.
6. Untuk mengetahui Fisiologi Hormon Kontrasepsi Oral.
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Adenohipofisis

II. 1. 1 Definisi
Hormon Adenohipofisis adalah sebutan untuk organ hipofise anterior, berasal dari
kata "aden" yang berarti kelenjar dan "hipofisis" yang berarti organ hipofise. organ
hipofise terdiri dari dua lobus, anterior dan posterior. Lobus anterior banyak terdiri dari
sel-sel kelenjar yang mensekresi bermacam-macam hormon, sedangkan bagian posterior
terdiri dari sel-sel saraf, sehingga lebih sering disebut juga dengan "neurohipofisis".
Hormon Adenohipofisis adalah hormon yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar
hipofisis atau kelenjar Pituitari yang terletak dibawah hypothalamus (dibagian bawah
tengkorak terjepit antara syaraf optic ).

II. 1. 2 Fisiologis Hormonal


a. Hipofisis anterior (atau adenohypophysis):
Hipofisis Anterior (atau depan) menghasilkan hormon yang mempengaruhi
payudara, adrenal, tiroid, ovarium dan testis, di samping beberapa hormon lainnya.
Hipofisis anterior menerima sinyal yang dari ‘neuron parvoselular’ di otak. Hipofisis
anterior mensintesis dan mengeluarkan hormon endokrin penting, seperti:
 Hormon adrenokortikotropik (ACTH), untuk mengaktifkan kelenjar adrenal.
Kortisol, yang disebut “hormon stres” sangat penting untuk kelangsungan hidup
manusia. Ini membantu untuk menjaga tingkat tekanan darah dan glukosa darah.
 Thyroid-stimulating hormone (TSH), untuk merangsang kelenjar tiroid.
 Follicle-stimulating hormone (FSH), untuk merangsang ovarium pada wanita dan
testis pada pria dan untuk merangsang ovarium untuk mengaktifkan ovulasi pada
wanita.
 Luteinizing hormone (LH), untuk merangsang ovarium atau testis.
 Hormon pertumbuhan (GH) untuk membantu dalam pertumbuhan manusia. GH
merangsang pertumbuhan di masa kecil dan sangat penting untuk menjaga
komposisi tubuh yang sehat dan kebahagiaan pada orang dewasa. Pada orang
dewasa, penting untuk menjaga massa otot dan massa tulang. Hal ini juga
mempengaruhi distribusi lemak dalam tubuh.
 Hormon Releasing Hormone (GHRH), untuk melepaskan hormon.
 Prolaktin, untuk mengaktifkan produksi susu setelah kelahiran anak pada wanita.
Hal ini juga mempengaruhi kadar hormon seks dari ovarium pada wanita dan testis
dari pada pria.
Hormon-hormon ini dilepaskan dari hipofisis anterior di bawah pengaruh
hipotalamus. Hormon hipotalamus disekresikan ke lobus anterior melalui cara yang unik
dari sistem kapiler khusus, yang disebut sistem portal hipotalamus-hypophysial.

b. Lobus intermedia:
Terdapat sebuah lobus intermedia di beberapa hewan, tapi dasar pada manusia.
Sebagai contoh, diasumsikan untuk mengontrol perubahan warna fisiologis pada ikan.
Pada manusia dewasa, itu hanya lapisan tipis sel antara hipofisis anterior dan posterior.
Lobus intermedia menghasilkan melanocyte-stimulating hormone (MSH), untuk
mengendalikan pigmentasi kulit.

c. Hipofisis Posterior (atau neurohypophysis):


Kelenjar utama dipengaruhi oleh hipofisis posterior (atau belakang) adalah ginjal.
Hipofisis Posterior menerima sinyal dari ‘neuron magnoselular’ di otak. hipofisis
Posterior menyimpan kelenjar dan melepaskan hormon, seperti:
 Oksitosin, memainkan peran utama dalam sistem otak manusia karena merupakan
salah satu dari beberapa hormon untuk menghasilkan lingkaran reaksi positif.
Misalnya, kontraksi rahim membangkitkan pelepasan oksitosin dari hipofisis
posterior, yang, secara berurutan, meningkatkan kontraksi rahim. Lingkaran reaksi
positif ini terus berlanjut di seluruh proses persalinan pada wanita. Oksitosin
merangsang produksi susu pada wanita juga.
 Hormon antidiuretik (ADH), dalam rangka meningkatkan penyerapan air ke dalam
darah oleh ginjal. ADH juga disebut sebagai vasopressin. Ini mengatur
keseimbangan cairan dalam tubuh. Jika hormon ini tidak dirilis dengan benar, dapat
menyebabkan hormon minim (disebut diabetes insipidus), atau terlalu banyak
hormon (disebut sindrom sekresi ADH). Kedua kondisi ini mempengaruhi ginjal.
Diabetes insipidus ini berbeda dengan diabetes mellitus yang lebih terkenal
(termasuk diabetes tipe 1 dan tipe 2), yang mempengaruhi kadar glukosa dalam
tubuh manusia.
 Kedua kelenjar anterior dan posterior secara fungsional terkait dengan hipotalamus
oleh tangkai hipofisis. Hal ini dari hipotalamus bahwa faktor tropik hipotalamus
yang dibuang ke bergerak ke bawah tangkai hipofisis ke kelenjar pituitari di mana
mereka membangkitkan pembuangan hormon hipofisis. Kedua lobus dikendalikan
oleh hipotalamus

II. 1. 3 Mekanisme Kerja Hormonal


Sekresi kelenjar hipofisis anterior diatur oleh hormon-hormon yang disebut
releasing hormone and inhibitory hormone atau hormon (atau faktor) pelepas hipotalamus
dan hormon (faktor) penghambat yang disekresikan ke dalam hipotalamus sendiri dan
selanjutnya dijalarkan ke hipofisis anterior melalui pembuluh-pembuluh darah kecil yang
disebut pembuluh darah porta hipotalamus-hipofisis. Di dalam kelenjar hipofisis
anterior, hormon pelepas dan hormon penghambat ini bekerja terhadap sel kelenjar dan
mengatur sekresi kelenjar tersebut.
Hipotalamus selanjutnya menerima sinyal-sinyal dari hampir semua sumber yang
mungkin dalam saraf, sehingga hipotalamus dianggap sebagai pusat pengumpul informasi
mengenai kesehatan dalam tubuh, dan sebaliknya sebagian besar dari informasi ini
digunakan untuk mengatur sekresi sebagian besar hormon hipofisis yang sangat penting

II. 1. 4 Diagnosa (Laboratorium Penunjang Diagnosa)


Diagnosa adenoma hipofisis dibuat berdasarkan: gejala klinis dari gangguan
hormon, adanya riwayat penyakit dahulu yang jelas, pemeriksaan fisik yang menunjang,
pemeriksaan labo-ratorium yang menunjukkan disfungsi dari hormon yang terganggu,
adanya pemeriksaan penunjang yang akurat seperti CTScan, MRI-Scan.
Diagnosa banding yang mungkin ialah kelainan hipofisis oleh karena tera-pi obat-
obat yang mempengaruhi kerja hormon seperti seseorang yang sedang mendapatkan
terapi gonadotropin relea-sing hormone (GnRH) pada penderita tumor prostate akan
mengalami hipogo-nadism hipogonadotropik yang reverse-ble. Pemberian kortikosteroid
atau me-gestrol akan mengakibatkan suatu ke-adaan yang disebut penekanan ACTH
endogenous yang reversible. Pemberian cytomel (triiodothyronine) dan juga bexa-rotene
akan menekan sekresi TSH. Kea-daan kehamilan akan menampakkan gejala
hiperprolaktinemia. Kelainan hipofisis dan hipotalamus oleh karena tumor di daerah
diafragma dari sella tursika,tumor pada planum spenoidale dan tu-berkulum sella,
contohnya meningiomas dan tumor lainnya. Lesi pada daerah hipotalamus menyebabkan
hipersekresi dari prolaktin, maupun terjadinya tekanan.

II. 1. 5 Abnormalitas Hormonal


a. Hipopituitarisme
Gangguan ini menyerang dan menghantui sistem hormon manusia adalah
hipopituitarisme. Penyakit yang satu ini disebabkan karena kelenjar hipofisis tidak
mampu memproduksi hormon dengan jumlah yang cukup.
Ada berbagai macam jenis penyakit yang timbul apabila kelenjar hipofisis tidak
memproduksi hormon dengan cukup, seperti radiasi, tumor, infeksi, dan berbagai
macam kondisi lainnya. Salah satu pengobatan yang bisa dilakukan untuk
mengatasi hipopituitarisme adalah dengan pemberian obat-obatan dan terapi
penggantian hormon.
Mungkin beberapa dari Anda masih asing dengan penyakit yang satu ini. Anda
harus berhati-hati dengan penyakit hipopituitarisme.
b. Tumor
Ketika sel-sel tumbuh secara tidak terkendali, mereka menyebabkan
pembentukan tumor. Tumor jinak adalah tumor yang tidak berbahaya karena
mereka tidak menyebar ke bagian lain dari tubuh, sedangkan tumor ganas adalah
kanker karena mereka menyerang sel-sel lain dan menghancurkan mereka. Tumor
kelenjar hipofisis sebagian besar jinak di alam. Dalam 50% kasus, tumor non
fungsional dan tidak terdeteksi untuk waktu yang sangat lama. Namun, tumor
fungsional dapat sangat berbahaya, karena mereka kebanyakan dari sekretori alami.
Artinya, mereka mengeluarkan beberapa atau hormon lainnya.
c. Gigantisme
Apabila terlalu berlebihan atau justru kekurangan dapat memberikan dampak
yang tidak baik bagi tubuh. Misalnya saja, kelebihan hormon somatotrof (hormon
pertumbuhan) dapat menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme)
d. Akromegali
Bila kelebihan tersebut terjadi pada waktu dewasa dapat menyebabkan
pertumbuhan yang tidak seimbang (akromegali), seperti tulang muka, jari-jari
tangan, dan kaki yang membesar. Sebaliknya,
e. Kretinisme
Bila sekresi hormon pertumbuhan kurang, akibatnya adalah pertumbuhan
terhambat atau kekerdilan (kretinisme)

II. 1. 6 Obat-obat yang Mempengaruhi Hormonal


a. Gonadotropin korionik (Chorex)
Menstimulasi produksi testosteron dan progesteron untuk mengobati
hipogonadisme pada pria. Menginduksi ovulasi pada wanita dengan ovarium
masih berfungsi.
b. Kortikotropin ( Achtar) atau ACTH
Digunakan untuk mengobati gangguan inflamasi
Menstimulasi pelepasan steroid dan efek antiinflamasi.
c. Menotropin : Obat fertilitas
Menstimulasi ovulasi pada wanita dan spermatogenesis pada pria.
d. Tirotropin
Sebagai agens diagnostik untuk mengevaluasi fungsi Tiroid.

II. 2 Tiroid

II. 2. 1 Definisi
Hormon Tiroid adalah zat kimia yang dibuat oleh kelenjar tiroid, yang terletak pada
leher bagian depan. Kelenjar ini menggunakan yodium sebagai bahan baku untuk
membuat hormon tiroid. Hormon ini memegang peranan penting untuk menunjang
fungsi setiap sel di dalam tubuh.
Tiroid memiliki dua hormon yang paling penting adalah thyroxine (T4) dan
triiodothyronine (T3). Kelenjar tiroid juga membuat hormon kalsitonin yang terlibat
dalam metabolisme kalsium dan merangsang sel - sel tulang untuk menambahkan
kalsium ke dalam tulang.

II. 2. 2 Fisiologis Hormonal


Dua hormon utama yang diproduksi dan dikeluarkan oleh kelenjar tiroid adalah T3
(tri - iodothironin) dan T4 (tiroksin). Kelenjar tiroid yang berfungsi normal dapat
memproduksi sekitar 80 persen T4 dan sekitar 20 persen T3.
Meskipun jumlahnya lebih sedikit, hormon T3 memiliki efek yang lebih kuat
diantara kedua hormon tersebut. Hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid ini mengatur
banyak fungsi tubuh yang vital, termasuk diantaranya yaitu:
 Pernapasan
 Denyut jantung
 Sistem saraf pusat
 Sistem saraf tepi
 Berat badan
 Kekuatan otot
 Siklus menstruasi
 Suhu tubuh
 Kadar kolesterol
Merupakan sesuatu yang sangat penting bahwa kadar T3 dan T4 di dalam darah
harus selalu seimbang, tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Dua kelenjar yang
terdapat di otak yaitu hipotalamus dan hipofisis saling berperan satu sama lain dalam
menjaga keseimbangan kadar T3 dan T4 ini.
Hipotalamus menghasilkan TSH Realeasing Horomon (TRH) yang memberikan
sinyal kepada hipofisis untuk memberitahu kelenjar tiroid agar memproduksi lebih
banyak atau lebih sedikit T3 dan T4 dengan cara meningkatkan atau menurunkan
pelepasan Tiroid Stimulating Hormon (TSH).
Ketika kadar T3 dan T4 di dalam darah rendah, kelenjar hipofisis akan memelepaskan
lebih banyak TSH untuk memberitahu kelenjar tiroid agar memproduksi lebih banyak
hormon tiroid.
Jika kadar T3 dan T4 dalam darah tinggi, kelenjar hipofisis akan mengurangi
pelepasan TSH ke kelenjar tiroid sehingga kelenjar tiroid akan memperlambat produksi
kedua hormon tersebut.

II. 2. 3 Mekanisme Kerja Hormonal


Kelenjar tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu kecil dan terletak di bagian
depan leher, beratnya sekitar 30 gram, dan memproduksi hormon tiroid. Hormon tiroid
berjalan dari kelenjar tiroid melalui darah ke seluruh bagian tubuh, di mana mereka
melakukan pekerjaan mereka. Hormon tiroid membantu semua organ bekerja dengan
baik. Mereka mengontrol bagaimana tubuh menggunakan makanan untuk energi.
Hormon tiroid mempengaruhi tingkat metabolisme, yang berarti hormon tiroid
mengontrol seberapa cepat atau lambat otak, jantung, otot, hati, dan bagian lain dari
tubuh bekerja. Jika tubuh bekerja terlalu cepat atau terlalu lambat, Anda tidak akan
merasa baik. Misalnya, jika tidak memiliki cukup hormon tiroid, Anda mungkin merasa
lelah dan dingin. Atau, jika memiliki terlalu banyak hormon tiroid, Anda mungkin
merasa gugup, gelisah, dan panas.
Kelenjar tiroid dikendalikan oleh kelenjar hipofisis, kelenjar seukuran kacang yang
terletak di dasar otak. Kelenjar hipofisis terus memeriksa jumlah hormon tiroid dalam
darah. Kemudian ia memberitahu tiroid untuk membuat lebih atau kurang hormon
sehingga selalu ada dalam jumlah yang tepat.
Tiroid menggunakan yodium untuk membuat hormon tiroid. Yodium berasal dari
makanan, terutama makanan laut dan produk susu. Juga ditambah dari garam karena
akan sulit untuk mendapatkan cukup yodium dari makanan.
Dalam skala normal, kelenjar tiroid membutuhkan yodium untuk mensekresikan
hormon tiroid. Yodium tersebut dibutuhkan sebagai bahan dasar untuk membuat
hormon tiroid.
Tubuh memiliki mekanisme unik untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid dalam
tubuh. Awalnya Hipotalamus akan menghasilkan Tyrotropin Releasing Hormone yang
akan merangsang kelenjar hipofisis (pituitari) untuk mengeluarkan Thyroid Stimulating
Hormone (TSH). Thyroid Stimulating Hormone (TSH) berfungsi untuk menstimulasi
kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormon tiroid dalam darah. Menjaga keseimbangan
hormon tiroid dalam tubuh penting dilakukan. Keadaan dimana tubuh tidak memiliki
cukup hormon tiroid disebut hipotiroid, sedangkan keadaan dimana tubuh memiliki
terlalu banyak hormon tiroid disebut hipertioid.
Terdapat 2 hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid yaitu Triiodotironin (T3) dan
Tiroksin (T4).
- Tri-iodothyronin (T3)
Tri-iodothyronin adalah bentuk aktif dari Tiroksin (T4) yang kerjanya lebih cepat,
efektif dan efisine. Perubahan T4 menjadi T3 terjadi dalam hati dan beberapa organ
lain.
- Tiroksin (T4)
Tiroksin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang memiliki efek
ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh secara langsung. Di dalam hati dan
beberapa organ lain, T4 akan diubah menjadi T3 agar kerjanya lebih efektif dan efisien.
Selain hormon tersebut, kelenjar tiroid juga memproduksi hormon kalsitonin, yakni
hormon yang berfungsi untuk mengatur kadar kalsium dalam darah. Sel yang
bertanggung jawab untuk produksi hormon ini adalah parafolikular sel. Kalsitonin bisa
menurunkan pelepasan protein dari tulang dengan menurunkan aktivitas osteoklas di
tulang.

II. 2. 4 Diagnosa (Laboratorium Penunjang Diagnosa)


Riwayat medis dan pemeriksaan fisik merupakan bagian penting dari evaluasi
masalah tiroid. Praktisi perawatan kesehatan akan fokus pada mata, kulit, jantung, dan
temuan neurologis.
Tes darah:
 Thyroid-stimulating hormone (TSH): Dalam kebanyakan kasus, ini adalah tes
laboratorium yang paling berguna dalam mendiagnosis penyakit tiroid. Ketika ada
kelebihan hormon tiroid dalam darah, seperti pada hipertiroidisme, TSH rendah.
Ketika ada terlalu sedikit hormon tiroid, seperti pada hipotiroidisme, TSH tinggi.
 Free (T4): T4 adalah salah satu hormon tiroid. T4 tinggi dapat mengindikasikan
hipertiroidisme. T4 rendah dapat mengindikasikan hipotiroidisme.
 Triiodothyronine (T3): T3 adalah salah satu hormon tiroid. T3 tinggi dapat
mengindikasikan hipertiroidisme. T3 rendah dapat mengindikasikan hipotiroidisme.
 TSH receptor antibody (TSI): Antibodi ini hadir dalam penyakit Graves.
 Antibodi antitiroid (thyroperoxidase antibody): Antibodi ini hadir dalam penyakit
Hashimoto (kelainan autoimun yang memengaruhi kelenjar tiroid) dan Graves.
Pemindaian tiroid nuklir: Selama pemindaian ini sejumlah kecil yodium
radioaktif ditelan atau bahan yang serupa, 99m-technetium, disuntikkan ke dalam darah,
dan kemudian dilakukan studi pencitraan tiroid yang mengungkapkan lokalisasi
radioaktivitas. Peningkatan penyerapan bahan radioaktif dalam kelenjar tiroid
menunjukkan hipertiroidisme, sementara penurunan ambilan hadir dalam hipotiroidisme.
Tes ini sebaiknya tidak dilakukan pada wanita yang sedang hamil.
Ultrasound tiroid: Ultrasound tiroid membantu menentukan ukuran dan jumlah
serta berbagai jenis nodul di kelenjar tiroid. Pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi
apakah ada kelenjar paratiroid membesar atau kelenjar getah bening di dekat kelenjar
tiroid.
Aspirasi jarum halus: Selama prosedur ini, jarum tipis dimasukkan ke kelenjar
tiroid untuk mendapatkan sampel jaringan tiroid, biasanya dari nodul. Tes ini dapat
dilakukan di ruangan praktisi perawatan kesehatan tanpa persiapan khusus. Disarankan
agar biopsi dilakukan dengan panduan ultrasound. Jaringan kemudian diamati di bawah
mikroskop oleh ahli patologi untuk mencari tanda-tanda kanker.
CT scan terkomputerisasi (CT scan): CT scan kadang-kadang digunakan untuk
mencari luas gondok yang besar ke dada bagian atas atau untuk mencari penyempitan
atau pemindahan trakea (tabung pernapasan) dari gondok. Namun, ini bukan tes rutin
untuk nodul tiroid atau gondok.

II. 2. 5 Abnormalitas Hormonal


 Nodul Tiroid
Kondisi ini terjadi karena adanya benjolan pada kelenjar tiroid. Benjolan ini bisa
berjumlah satu (nodul tunggal) atau lebih (multinodul goiter). Benjolan yang muncul
kemungkinan akibat:
1. Kista yang mengandung cairan
2. Adenoma atau tumor jinak berdegenerasi
3. Adenoma tumbuh lambat
4. Keganasan yang bisa menyebabkan kanker tiroid (kasusnya dalam jumlah kecil)
 Hipertiroid
Kondisi ini terjadi karena kelenjar tiroid terlalu aktif menghasilkan hormon
sehingga jumlah yang beredar di dalam darah menjadi berlebih. Penyebabnya bisa
karena penyakit Graves, pengeluaran yang abnormal dari TSH (thyroid stimulating
hormone), tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid) dan konsumsi yodium berlebih.
Gejala yang muncul termasuk keringat berlebihan, berat badan menurun, gemetaran,
gelisah, tidaktoleran terhadap panas, mudah lelah, konsentrasi berkurang, mata melotot
(seperti mau keluar) dan menstruasi yang tidak teratur atau sedikit.
 Hipotiroid
Kondisi ini terjadi karena kelenjar tiroid memproduksi hormon dalam jumlah sedikit
atau rendah. Penyebabnya bisa karena penyakit hipofisis, obat-obatan, penghancuran
tiroid dan kekurangan yodium berat.
Gejala yang muncul termasuk depresi, kelelahan, tidaktoleransi terhadap dingin,
kulit dan rambut yang kering, tingkat kolesterol meningkat, denyut jantung menurun,
konsentrasi menurun dan rasa sakit atau nyeri yang samar-samar

II. 2. 6 Obat-obat yang Mempengaruhi Hormonal


Amiodarone adalah obat antiaritmia yang bermanfaat untuk mengatasi irama
jantung yang tidak teratur. Pengobatan menggunakan amiodarone merupakan langkah
lanjutan apabila antiaritmia lain tidak memberikan perkembangan. Amiodarone bekerja
dengan menghambat signal listrik tertentu di jantung yang menyebabkan irama jantung
menjadi tidak normal. Dengan menggunakan amiodarone, denyut jantung penderita
aritmia diharapkan menjadi teratur.
Merek dagang: Lamda, Kendaron, Cordarone, Rexodrone, Amiodarone HCL,
Tiaryt, Cortifib, Cordarone
Interferon adalah protein alami yang diproduksi tubuh sebagai respon tubuh dalam
melawan senyawa berbahaya, seperti virus, bakteri, atau kanker. Interferon juga
tersedia dalam bentuk obat. Interferon dalam bentuk obat bekerja dengan meningkatkan
respon kekebalan tubuh dan menghambat pertumbuhan virus, bakteri, atau kanker.
Pada dasarnya interferon terbagi lagi dalam 3 kelompok besar, yakni Alfa, Beta,
dan Gamma. Masing-masing kelompok tersebut memiliki tipe obat dengan fungsi, merk
dagang, dan dosis yang berbeda-beda.
Pengobatan untuk kanker tiroid sering melibatkan beberapa kombinasi dari
tiroidektomi (operasi pengangkatan kelenjar), yodium radioaktif, terapi radiasi (kurang
umum), obat antikanker, dan penekanan hormon.
Pengobatan umum untuk hipotiroidisme adalah terapi penggantian hormon
tiroid. Dengan pengobatan ini, pemberian oral hormon sintetis buatan diberikan untuk
mengganti hormon yang hilang. Pengobatan ini biasanya seumur hidup. Untungnya,
efek samping jarang terjadi. Namun, jika terlalu banyak penggunaan hormon tiroid,
mungkin Anda akan mengalami pusing, jantung berdebar-debar, dan kesulitan tidur.
Wanita hamil mungkin memerlukan peningkatan penggantian tiroid mereka hingga 50%.
Dibutuhkan sekitar 4 sampai 6 minggu untuk efek dari dosis awal atau perubahan dosis
dapat terlihat dalam tes laboratorium.
Mengenai hipertiroidisme, masalah ini dapat diobati dengan yodium (termasuk
yodium radioaktif), obat antitiroid atau operasi. Yodium radioaktif dapat
menghancurkan bagian dari kelenjar tiroid. Mungkin cukup untuk mengontrol
hipertiroidisme. Yodium radioaktif digunakan pada tingkat cukup rendah sehingga tidak
ada kerusakan ke seluruh tubuh dan juga, untuk menghindari hipotiroidisme. Yodium
merupakan kontraindikasi pada wanita hamil karena dapat merusak perkembangan
kelenjar tiroid janin. Selain itu, pasien dapat menggunakan obat anti-tiroid agar
hipertiroid terkontrol dalam waktu 6 minggu sampai 3 bulan.
Pendekatan pengobatan lain adalah operasi pengangkatan kelenjar tiroid. Ini
mungkin diperlukan jika:
 Ada nodul kanker
 Nodul non-kanker menyebabkan masalah pernapasan atau saat menelan
 Pasien tidak bisa menggunakan yodium radioaktif atau obat anti-tiroid atau kedua
metode tidak berpengaruh
 Nodul berisi cairan terus menimbulkan masalah.

II. 3 Paratiroid

II. 3. 1 Definisi
Paratiroid adalah sebuah kelenjarendokrin di leher yang memproduksi hormon
paratiroid. Manusia biasanya mempunyai empat kelenjar paratiroid, yang biasanya
terdapat di bagian belakang daripada kelenjar tiroid atau kelenjar yang dekat dengan
kelenjar tiroid sehingga disebebut dengan "paratiroid", atau, di kasus yang langka, di
dalam kelenjar tiroid itu sendiri atau di dada. Hormon paratiroid mengontrol jumlah
kalsium di darah dan di dalam tulang. Hormon Paratiroid bisa menurun sangat rendah
pada pasien post operasi pengangkatan kelenjar tiroid karena ikut terangkatnya kelenjar
paratiroid yang akibatnya adalah penurunan kadar kalsium dalam darah hipokalsemia.
Hormon Paratiroidmengakibatkan : peningkatan resorpsi kalsium dari tulang,
peningkatan reabsorbsi kalsium di ginjal, peningkatan absorbsi kalsium di Saluran cerna
oleh Vitamin D. Namun, Peningkatan kadar hormon paratiroid juga mengakibatkan
penurunan kadar fosfat dalam darah, karena hormon ini meningkatkan sekresi fosfat
dalam darah.

II. 3. 2 Fisiologis Hormonal


Satu-satunya tujuan dari kelenjar paratiroid adalah untuk mengontrol kalsium dalam
darah dalam rentang yang sangat ketat antara 8,5 dan 10,5. Dengan demikian, kelenjar
paratiroid juga mengontrol seberapa banyak kalsium dalam tulang, dan karena itu,
seberapa kuat dan padat tulang.
Meskipun kelenjar paratiroid sangat erat terkait secara anatomis dengan kelenjar
tiroid, mereka tidak memiliki fungsi yang terkait. Kelenjar tiroid mengatur metabolisme
tubuh dan tidak berpengaruh pada kadar kalsium sementara kelenjar paratiroid mengatur
tingkat kalsium dan tidak memiliki pengaruh pada metabolisme. Kalsium adalah unsur
utama yang menyebabkan otot untuk berkontraksi.
Tingkat kalsium juga sangat penting untuk konduksi normal arus listrik di sepanjang
saraf. Mengetahui dua fungsi utama kalsium membantu menjelaskan mengapa orang
bisa mendapatkan kesemutan di jari-jari mereka atau kram pada otot-otot tangan mereka
ketika terjadi penurunan tingkat kalsium di bawah 8,5 (seperti segera setelah operasi
paratiroid berhasil). Demikian juga, terlalu tinggi tingkat kalsium dapat menyebabkan
mereka tidur buruk, membuat mereka lebih mudah marah daripada biasanya, dan bahkan
menyebabkan penurunan memori.

II. 3. 3 Mekanisme Kerja Hormonal


Meskipun empat kelenjar paratiroid cukup kecil, mereka sangat vaskular. Hal ini
sesuai dengan mereka karena mereka diwajibkan untuk memantau tingkat kalsium dalam
darah 24 jam sehari. Sebagai filter darah melalui kelenjar paratiroid, mereka mendeteksi
jumlah kalsium dalam darah dan bereaksi dengan membuat lebih banyak atau kurang
hormon paratiroid (PTH). Ketika tingkat kalsium di dalam darah terlalu rendah, sel-sel
paratiroid merasakannya dan membuat hormon paratiroid lebih banyak.
Setelah hormon paratiroid yang dilepaskan ke dalam darah, itu beredar untuk
bertindak di sejumlah tempat untuk meningkatkan jumlah kalsium di dalam darah
(seperti menghapus kalsium dari tulang). Ketika tingkat kalsium di dalam darah terlalu
tinggi, sel-sel paratiroid membuat kurang hormon paratiroid (atau berhenti membuat
sama sekali), dengan demikian, memungkinkan kadar kalsium menurun. Mekanisme
umpan balik ini berjalan terus-menerus, dengan demikian mempertahankan kalsium (dan
hormon paratiroid) dalam kisaran “normal” yang sempit.
Seperti semua kelenjar endokrin, paratiroid membuat hormon (protein kecil yang
mampu menyebabkan sel-sel yang jauh dalam tubuh untuk bereaksi dengan cara
tertentu). Hormon paratiroid (PTH) memiliki pengaruh yang sangat kuat pada sel-sel
tulang yang menyebabkan mereka untuk melepaskan kalsium ke dalam aliran darah
mereka. Kalsium merupakan komponen struktural utama dari tulang yang memberi
mereka kekakuan. Di bawah kehadiran hormon paratiroid, tulang akan memberikan
kalsium mereka dalam upaya untuk meningkatkan tingkat kalsium darah. Dalam kondisi
normal, proses ini sangat sangat penting untuk menjaga jumlah kalsium dalam tulang
kita tetap pada tingkat tinggi yang normal. Di bawah kehadiran terlalu banyak hormon
paratiroid, tulang akan terus melepaskan kalsium mereka ke dalam darah pada tingkat
yang terlalu tinggi mengakibatkan tulang akan memiliki terlalu sedikit kalsium. Kondisi
ini disebut osteopenia dan osteoporosis dan digambarkan dalam segmen tulang di bagian
atas yang memiliki “pori-pori” lebih besar. Ketika tulang yang terkena tingkat tinggi
hormon paratiroid selama beberapa tahun mereka menjadi rapuh dan jauh lebih rentan
terhadap patah tulang. Cara kerja lain hormon paratiroid untuk meningkatkan kadar
kalsium melalui usus. Di bawah kehadiran hormon paratiroid pada lapisan usus menjadi
lebih efisien dalam menyerap kalsium biasanya ditemukan dalam makanan kita.

II. 3. 4 Diagnosa (Laboratorium Penunjang Diagnosa)

Mendiagnosis masalah paratiroid tergantung dari kondisi, tetapi mungkin termasuk:


 Hiperparatiroidisme – tes darah untuk memeriksa tingkat kalsium, fosfor,
magnesium dan PTH; x-ray tulang; scan ginjal. Sebuah tag kecil jaringan dapat
diambil dan dianalisis (biopsi).
 Hipoparatiroidisme – tes darah untuk memeriksa kalsium, fosfor, magnesium dan
tingkat PTH; tes (termasuk EKG) untuk memeriksa aritmia jantung (detak jantung
tidak teratur).
 Beberapa neoplasia endokrin 1 – tes darah; scan, termasuk MRI dan CT scan.

II. 3. 5 Abnormalitas Hormonal


Hiperparatiroidisme
Sekitar satu dari setiap 2.000 orang memiliki kelenjar paratiroid terlalu aktif, atau
hiperparatiroidisme. Wanita berusia 50 tahun ke atas lebih mungkin untuk
mengembangkan kondisi tersebut. Kelenjar membuat terlalu banyak hormon dan
memungkinkan tingkat kalsium dalam darah meningkat. Sementara itu, tulang-tulang
yang dirampok kalsium vitalnya dan ginjal berada di bawah tekanan besar. Hingga 50
persen pasien dengan hiperparatiroidisme hadir dengan gejala akibat batu ginjal.
Sebuah tumor kecil (adenoma) biasanya penyebab hiperparatiroidisme. Penyebab
lainnya adalah ginjal (renal) atau obat tertentu kronis, seperti obat antikonvulsan.
Hipoparatiroidisme
Hipoparatiroidisme ditandai dengan rendahnya tingkat PTH, yang menurunkan
jumlah kalsium dalam darah. Saraf dan otot sel tidak dapat berfungsi dengan baik.
Penyebab hipoparatiroidisme termasuk kekurangan magnesium, cedera pada kelenjar,
operasi pada kelenjar tiroid dekatnya, kelainan genetik atau kekurangan bawaan dari
kelenjar paratiroid.
Kelenjar paratiroid adalah bagian dari sistem endokrin. Kelenjar lainnya termasuk
hipofisis, pankreas, adrenal dan tiroid. Beberapa neoplasia endokrin 1 (MEN1)
merupakan kondisi yang diwariskan, ditandai dengan tumor pada setidaknya dua dari
kelenjar ini. Gejala tergantung pada dimana kelenjar yang terkena, tetapi dapat
mencakup:
 Gangguan gastrointestinal – seperti mual, muntah, kotoran hitam, sakit perut,
gangguan pencernaan gigih dan kembung.
 Masalah penglihatan.
 Penurunan berat badan.
 Hipotensi (tekanan darah rendah).
 Gairah seks menurun.
Komplikasi yang disebabkan oleh gangguan paratiroid yang tidak diobati dapat
mencakup:
Hiperparatiroidisme – batu ginjal, infeksi saluran kemih, pankreatitis (radang pankreas)
dan kerusakan tulang.
Hipoparatiroidisme – gigi gagal untuk membentuk atau lambat muncul, gangguan
perkembangan mental, penyakit Addison dan dismenorea (periode menstruasi yang
menyakitkan).
Beberapa neoplasia endokrin 1 – tumor.
II.3.6 Obat-obat yang mempengaruhi
Obat yang Mempengaruhi Metabolisme Kalsium
Vit D &Kalsitriol
 Vit D dibentuk di kulit di bawah pengaruh sinar UV matahari
 Tdpt juga pd beberapa jenis mak & ditambahkan dlm produk susu
 Kalsitriol → derivat vit D3 → peran penting dlm metabolisme Ca & tulang
Indikasi
• Osteoporosis pasca menopause/andropause, renal osteodistrofi (pd px gagal
ginjal yg akan di hemodialisa), hipoparatiroid
Kalsitonin
 Dihasilkan ol sel parafolikuler–C kel paratiroid
 Inhibitor kuat sel osteoklast yg dpt menyebabkan resorpsi tulang & pd px
pasien osteoporosis dpt meningkatkan BMD tulang
 Sekresi & biosintesisnya dipengaruhi ol kadar Ca plasma, kadar Ca plasma
meningkat → kadar kalsitonin meningkat
Farmakokinetik
• Dpt diberikan scr parentral & intranasal
• Pd pemberian SC, kadar puncak plasma dicapai dlm waktu 15-45 menit
• Waktu paruh plasma pd man sekitar 4 menit
• Metabolisme terjadi pd ginjal
Indikasi
• Hiperkalsemia, osteoporosis pd usia lanjut, peningkatan resorbsi tulang yg
bertambah pd immobilisasi
Efek samping
• Ruam kulit, mual, muntah, diare, flushing di daerah muka
• Tidak dianjurkan pd wanita menyusui, sdgkan keamanannya pd wanita hamil
belum diteliti

II.4 Estrogen

II.4.1 Definisi

Hormon Estrogen adalah hormon yang penting untuk perkembangan seksual dan
reproduksi, terutama pada wanita. Eetrogen juga disebut sebagai hormon seks pada
wanita. Istilah "estrogen" mengacu pada semua kelompok hormon kimiawi yang terdiri
dari estrone, estradiol (primer pada wanita usia reproduksi) dan estriol. Hormon ini
termasuk zat lipofil yang sedikit larut dalam air.

II.4.2 Fisiologi Hormonal


Pada wanita, estrogen diproduksi terutama oleh ovarium, tetapi juga diproduksi oleh
sel-sel lemak dan kelenjar adrenal. Estrogen berperan dalam masa pubertas, memainkan
peran dalam pengembangan ciri-ciri atau karakterisitik seks sekunder, seperti
pertumbuhan payudara, rambut kemaluan dan ketiak.
Estrogen juga membantu mengatur siklus menstruasi, mengendalikan pertumbuhan
lapisan rahim selama awal siklus menstruasi. Jika sel telur wanita tidak dibuahi, kadar
estrogen akan menurun tajam dan terjadilah menstruasi. Namun, apabila sel telur
dibuahi, estrogen akan bekerja dengan progesteron, untuk menghentikan ovulasi selama
kehamilan yang artinya tidak terjadi menstruasi. Fungsi estrogen yang tak kalah
pentingnya yaitu mengontrol laktasi dan perubahan lain pada payudara, termasuk di
masa remaja dan selama kehamilan. Selama kehamilan, plasenta memproduksi estrogen,
khususnya hormon estriol.
Estrogen berperan dalam pembentukan tulang, bekerja dengan vitamin D, kalsium
dan hormon lainnya untuk secara efektif memecah dan membangun kembali tulang
sesuai dengan proses alami tubuh. Ketika kadar estrogen mulai menurun di usia
pertengahan, proses membangun kembali tulang menjadi melambat, maka dari itu wanita
yang sudah masuk masa menopause akhirnya mogok tulangnya lebih cepat keropos
bahkan empat kali lebih mungkin mengalami osteoporosis dari pada pria.Estrogen juga
berperan dalam pembekuan darah, menjaga kekuatan dan ketebalan dinding vagina dan
lapisan uretra, pelumasan vagina dan sejumlah fungsi tubuh lainnya.Fungsi estrogen
lainnya yaitu mempengaruhi kulit, rambut, selaput lendir dan otot-otot panggul, menurut
Johns Hopkins Medicine. Hormon ini juga mempengaruhi otak, dan penelitian juga
menunjukkan bahwa kadar estrogen yang rendah dan berlangsung lama terkait dengan
suasana hati kurang baik. Pria menghasilkan estrogen juga, tetapi pada tingkat yang lebih
rendah daripada wanita. Pada pria, estrogen diduga mempengaruhi jumlah sperma.

II.4.3 Mekanisme Kerja Hormonal


Terdapat dua tipe utama reseptor estrogen di nukleus sel yaitu reseptor estrogen
α(ERα) yang dikode oleh sebuah gen di kromosom 6 dan reseptor estrogen β (ERβ),
yang
dikode oleh sebuah gen di kromosom 14. Setelah mengikat estrogen,reseptor ini
membentuk homoditer lalu berikatan dengan DNA, dan mengubah
transkripsinya.Sebagian besar efek estrogen bersifat genomik, yakni disebabkan oleh
efek padanukleus. Efek tersebut meliputi efek pelepasan implus neuron di otak dan ,
mungkin, efek umpan balik pada sekresi gonadotropin. Semakin banyak bukti yang
menunjukkan bahwaefek-efek ini diperantarai oleh reseptor di membran sel yang
tampaknya secara strukturalberkaitan dengan reseptor di nukleus dan menimbulkan efek
melalui jalur protein kinaseintrasel yang diaktifkan oleh mitogen. Efek cepatn ini
dijumpai pada progesteron, testosteron,glukokortikoid, aldosteron, dan 1,25 di
hidroksikolekalsiferol mungkin juga ditimbulkan olehreseptron membran.

II.4.4 Abnormaltis Hormonal


Melihat dari banyaknya fungsi hormon estrogen, tentunya kekurangan hormon
estrogen pada wanita bisa menyebabkan gangguan tertentu pada tubuh wanita. Gejala
kekurangan hormon estrogen pada wanita bisa ditandai dengan gejala seperti siklus haid
tidak teratur, nyeri saat berhubungan intum, infeksi saluran kencing, payudara terasa
nyeri, badan terasa panas (hot flashes), sakit kepala atau migraine, kelelahan, sulit
konsentrasi, osteoporosis, hingga depresi.
Rendahnya hormon estrogen ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari
olahraga berlebihan, faktor usia, diet berlebihan atau kelainan makan, gangguan pada
ovarium, gangguan ginjal kronis, gangguan kelanjar putuitari, atau bisa juga disebabkan
oleh faktor genetik.
Cara mengatasi kekurangan hormon estrogen adalah dapat menggunakan terapi
hormon estrogen buatan. Umumnya terapi estrogen diberikan pada wanita yang akan
menghadapi menopause. Selain itu beberapa kondisi yang mungkin membutuhkan terapi
estrogen adalah seperti lambatnya masa pubertas pada wanita, masalah pada ovarium,
pengobatan kanker payudara, adanya kelainan pada kulit kelamin, hingga pengobatan
kanker prostat pada pria.
Tetapi pada dasarnya terapi ini tidak bisa dilakukan oleh semua orang, terutama
untuk jangka panjang. Risiko yang mungkin timbul dari terapi hormon estrogen jangka
panjang adalah timbulnya kanker. Jika gejala lain dari kekurangan estrogen ini dapat
diatasi dengan obat lain, maka lebih baik menggunakan terapi lain.
Selain kekurangan hormon estrogen, tubuh juga dapat mengalami kelebihan hormon
estrogen. Kondisi ini ternyata sama berbahayanya dengan kekurangan hormon estrogen.
Hormon estrogen umumnya naik dalam kondisi tertentu seperti ketika akan menjelang
menstruasi. Tetapi ada kondisi di mana hormon estrogen tidak juga turun meskipun
sudah memasuki sikluasnya.
Kelebihan hormon estrogen dapat menyababkan kondisi seperti berikut ini:
 Menurunkan gairah seks. Kondisi kelebihan estrogen dapat menurunkan kepekaan
organ reproduksii terhadap rangsangan, akibatnya gairah seks pun menurun dan
kemampuan seks wanita pun menjadi lebih terbatas.
 Kanker payudara. Salah satu pemicu dari kanker payudara adalah ternyata akibat dari
tingginya hormon estrogen.
 Kondisi ini merupakan kondisi di mana tumbuhnya jaringan di luar rahim yang
seharusnya menjadi jaringan yang melapisi rahim.
 Kenaikan berat badan. Tingginya kadar estrogen ternyata berpengaruh pada
tingginya nafsu makan. Hal ini bisa memicu terjadinya penumpukan berat badan
terutama pada bagian perut dan juga pinggul.
 Siklus menstruasi tidak teratur. Sama halnya seperti kekurangan hormon estrogen.
Kelebihan hormon estrogen juga bisa menyebabkan siklus haid tidak teratur.

II.4.5 Obat-Obat yang Mempengaruhi Hormonal


Estradiol adalah obat untuk meringankan gejala menopause, seperti vagina kering
dan iritasi vagina, yang timbul akibat menurunnya kadar hormon estrogen yang
diproduksi oleh indung telur. Estradiol merupakan estrogen sintetis yang berfungsi
menggantikan estrogen alami yang produksinya turun dalam tubuh.Selain untuk
meringankan gejala menopause, estradiol juga bisa digunakan untuk pengobatan
sejumlah kondisi, seperti vaginitis atrofik, hipogonadisme, dan kanker prostat.

Ii.5 Progesteron

II.5.1 Definisi
Hormon progesteron merupakan kelompok hormon stereoidogenik yaitu kelompok
hormon yang tersusun atas lemak (steroid) dan protein (bahan dasar hormon). Dengan
demikian, hormon ini memiliki permeabilitas (dapat melalui membran sel dengan
mudah) yang tinggi terhadap sel. Hormon progesteron memiliki sel target yang
berhubungan dengan perkembangan organ dan siklus reproduksi.
Sekresi progesteron dipengaruhi oleh beberapa kerja hormon lain yang saling
berhubungan satu sama lain. Hipotalamus merupakan organ neurohumor yang dapat
dikataka sebagai kunci kerja kelenjar hormon lainnya. Gonadotropin releasing
factor(GnRF) yang disekresikan hipotalamus akan merangsang pituitary untuk
mensekresikan gonadotropin (hormon reproduksi) yaitu Luteneizing Hormon (LH).
Selain dirangsang oleh GnRF, sekresi LH dipengaruhi karena adanya feedback negatif
dari estrogen di dalam ovarium yang menghambat sekresi Folicle Stimulating Hormon
(FSH). Folicle yang pecah (ovulasi) akibat menurunnya FSH akan berubah menjadi
badan kuning atau corpus luteum yang menjadi sel target dari kerja Hormon LH. Dari
corpus luteum inilah akan disekresikan hormon progesteron yang dirangsang
pembentukannya oleh LH. Sekresi progesteron akan menurun seiring dengan
perkembangan corpus luteum yang makin mengecil. Namun pada wanita yang hamil,
sekresi hormon ini akan dihasilkan lebih banyak melalui plasenta.

II.5.2 Fisiologi Hormonal


Peranan progesteron penting bagi perkembangan organ reproduksi bagi wanita
maupun pria. Sejumlah biosintesis hormon reproduksi lainnya akan melibatkan
progesteron sebagai senyawa kunci pembentuk testosteron dan estrogen. Berikut fungsi
– fungsi hormon progesteron:
1) Prekursor Sintesis Steroid Hormon
Sintesis hormon – hormon steroid atau hormon reproduksi seperti testosteron,
estrogen, progesteron dan kortikosteroid (androgen) diatur oleh hormon luteal (LH).
Sintesis hormon steroid ini melibatkan serangkaian perubahan senyawa kimia di
dalam tubuh. Progesteron merupakan hormon pertama yang terbentuk dari sintesis
awal reaksi ini. Pembentukan hormon steroid lainnya (hormon reproduksi dan
kortikosteroid) terjadi dengan menggunakan progesteron sebagai prekursor. Dengan
demikian, seorang pria juga memiliki hormon progesteron sebagai prekursor sintesis
testosteron.
2) Mempersiapkan Kehamilan
Peran progesteron sangat penting bagi kesuburan organ reproduksi wanita. Sekresi
hormon ini dalam uterus merangsang sel – sel rahim untuk mempersiapkan
kehamilan dengan kehadiran zigot yang akan terbentuk melalui proses fertilisasi
(pembuahan). Progesteron akan memelihara dinding endometrium tetap kukuh untuk
mempersiapkan kehamilan. Jika terjadi fertilisasi, zigot yang terbentuk akan masuk
(implantasi) ke dalam endometrium sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan
embrio di dalam rahim.
3) Memelihara endometrium selama kehamilan
Progesteron mampu merangsang sel – sel endometrium untuk mempertahankan
kekukuhannya. Ketika seorang wanita hamil, maka produksi progesteron akan
meningkat. Sintesis lanjutan progesteron ketika masa kehamilan ini dirangsang
dengan hadirnya janin di dalam endometrium. Wanita yang sedang hamil
membutuhkan progesteron lebih banyak untuk menjaga embrio dalam endometrium.
Dengan demikian, pada saat kehamilan plasenta akan menghasilkan hormon
progesteron untuk melindungi kekukuhan endometrium agar tidak terjadi peluruhan.
Abortus (keguguran) adalah salah satu penyebab dimana kadar progesteron menurun
saat kehamilan.
4) Merangsang pertumbuhan kelenjar mamae
Pada masa remaja wanita akan mengalami perubahan secara bertahap
perkembangan organ – organ reproduksinya. Pertumbuhan dan perkembangan
kelenjar mamae (susu) dirangsang oleh hormon progesteron. Kelenjar mamae hanya
dimiliki oleh kelompok mamalia, termasuk manusia, dan berkembang baik pada
mamalia betina. Perkembangan kelenjar mamae ini tentu sebagai penunjang organ
reproduksi wanita sebagai seorang ibu. Kelenjar mamae akan menghasilkan susu
ketika masa kehamilan. Progesteron hanya merangsangkan pertumbuhan kelenjar
mamae, tidak sekresi asi.
5) Mempengaruhi sekresi hormon reproduksi lainnya
Kadar hormon progesteron di dalam tubuh akan mempengaruhi sekresi hormon
gonad lainnya. Ketika hormon progesteron tinggi, maka akan menekan sekresi
hormon FSH dan estrogen, sementara ketika progesteron menurun akan merangsang
pelepasan hormon FSH dan estrogen.
6) Mempengaruhi menstruasi
Menstruasi merupakan proses terjadinya peluruhan dinding rahim bersama dengan
ovum yang tidak diovulasikan. Ketika ovum yang telah matang tidang dibuahi untuk
kurun waktu tertentu, maka ovum ini akan dibuang ke luar tubuh. Selain itu, jaringan
endometrium merupakan jaringan nonpermanen artinya bukan jaringan tetap di
dalam tubuh. Kehadiram endometrium dibentuk akibat rangsang dari hormon
estrogen. Kemudian hormon progesteron berfungsi sebagai pemeliharaan kekukuhan
dinding ini. Namun, seiring dengan perkembangan korpus luteum yang semakin
kecil, maka sekresi hormon ini semakin menurun sampai berhenti mengeluarkan.
Dengan demikian, kekukuhan endometrium akan runtuh, sel – sel fagosit akan
menghancurkan secara bertahap dinding – dinding ini dan dikeluarkan dari dalam
tubuh bersama ovum yang tak dibuahi. Proses peluruhan ini dikenal dengan istilah
menstruasi.

II.5.3 Mekanisme Kerja Hormonal


Progestin merupakan hormon yang secara alami terutama diproduksi oleh corpus
luteum dan plasenta yang berperan dalam reproduksi dengan mempersiapkan
endometrium untuk implantasi telur dan membantu perkembangan serta berfungsinya
kelenjar mammary. Di samping efek progestationalnya, progestin sintetik tertentu
memiliki efek anabolik, androgenik atau estrogenik (biasanya lemah). Progesteron
merupakan progestin alam yang paling banyak yang selain efeknya sebagai hormon juga
berfungsi sebagai prazat untuk produksi berbagai androgen, kortikosteroid dan estrogen
secara endogen. Mekanisme kerja progesteron dalam kontrasepsi adalah sebagai
berikut:
a.Ovulasi
Ovulasi sendiri mungkin dapat dihambat karena terganggunya fungsi poros
hipotalamus-hipofisis-ovarium dan karena modifikasi dari FSH dan LH pada
pertengahan siklus yang disebabkan oleh progesteron.
b.Implantasi
Implantasi mungkin dapat dicegah bila diberikan progesteron pra-ovulasi. Ini yang
menjadi dasar untuk membuat IUD yang mengandung progesteron. Pemberian
progesteron-eksogenous dapat mengganggu kadar puncak FSH dan LH, sehingga
meskipun terjadi ovulasi produksi progesteron yang berkurang dari korpus luteum
menyebabkan penghambatan dari implantasi. Pemberian progesteron secara sistemik dan
untuk jangka waktu yang lama menyebabkan endometrium mengalami
keadaanistirahat dan atropi.
c.Transpor Gamet atau Ovum
Pengangkutan ovum dapat diperlambat bila diberikan progesteron sebelum terjadi
fertilisasi.
d.Luteolisis
Pemberian jangka lama progesteron saja mungkin menyebabkan fungsi corpus
luteum yang tidak adekuat pada siklus haid sehingga menghambat folikulogenesis.
e.Lendir serviks yang kental
 Dalam 48 jam setelah pemberian progesteron, sudah tampak lendir serviks yang
kental, sehingga motilitas dan daya penetrasi dari spermatozoa sangat terhambat.
 Lendir serviks yang tidak cocok dengan sperma adalah lendir yang jumlahnya
sedikit, kental dan seluler serta kurang menunjukkan ferning dan spinnbarkeit

II.5.4 Diagnosa
Pemeriksaan hormon reproduksi dapat dilakukan secara Enzym-linked
immunosobent assay (ELISA), Radioimmunoassay (RIA),
MetodeElectrochemiluminescence Immunoassay (ECLIA) dan Imunokromatografi
a. Enzym-linked immunosobent assay (ELISA)
ELISA merupakan metode immunoassay yang menggunakan enzim sebagai
label. Metode ELISA dibagi 2 jenis tehnik yaitu tehnik kompetitif dan non
kompetitif. Tehnik non kompetitif ini dibagi menjadi dua yaitu sandwich dan indirek.
Pemeriksaan hormon menggunakan tehnik kompetitif dan sandwich (10,11)Metode
kompetitif mempunyai prinsip sampel ditambahkan antigen yang berlabel dan tidak
berlabel dan terjadi kompetisi membentuk kompleks yang terbatas dengan antibodi
spesifik pada fase padat (11). Prinsip dasar dari sandwich assay adalah sampel yang
mengandung antigen direaksikan dengan antibodi spesifik pertama yang terikat
dengan fase padat. Selanjutnya ditambahkan antibodi spesifik kedua yang berlabel
enzim dan ditambahkan substrat dari enzim tersebut (11).
Keuntungan metode ELISA yaitu:
 Cukup sensitive
 Reagen relatif murah dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama
 Dapat memeriksa beberapa parameter sekaligus .
 Peralatan mudah didapat
 Tidak menggunakan zat radiasi.
Kerugian metode ELISA:
 Pemeriksaan menggunakan enzim sebagai label cukup kompleks karena akvitas
enzim dipengaruhi oleh berbagai faktor
b. Radioimmunoassay (RIA)
Metode radioimmunoassay (RIA) mempunyai 2 jenis prinsip yaitu kompetitif
dan non kompetitif. Prinsip non kompetitif yang paling banyak di gunakan adalah
sandwich. Prinsip dasar dari sandwich adalah reaksi suatu antibodi dalam konsentrasi
yang terbatas dengan berbagai konsentrasi antigen. Bagian dari antigen yang bebas
dan yang terikat yang timbul sebagai akibat dari penggunaan antobodi dalam kadar
yang terbatas ditentukan dengan menggunakan antigen yang diberi label radio isotop
. Pada prinsip kompetitif bahan yang mengandung antigen yang berlabel dan antigen
yang terdapat di dalam sampel akan diberi label radio isotop sehingga terjadi
kompetisi antara antigen yang akan ditentukan kadarnya dan antigen yang diberi
label dalam proses pengikatan antibodi spesifik tersebut sampai terjadi
keseimbangan. Sisa antigen yang diberi label dan tidak terikat dengan antibodi
dipisahkan oleh proses pencucian. Setelah itu dilakukan penambahan konyugate,
sehingga terjadi pembentukan kompleks imun dengan konjugate. Jumlah antigen
berlabel yang terikat, antibodi pada fase padat, dan konjugate dapat ditentukan
dengan suatu radiation counter atau gamma counter. Pada pemeriksaan hormon, label
radio isotop yang digunakan adalah isotop 125 I untuk hormon LH dan progesteron
estrogen dan HPL, 131I, untuk testoteron , 3 H dan 57Co untuk FSH . Berikut
gambar prinsip radioimmunoassay kompetitif.
Keuntungan metode RIA adalah :
 Sensitivitas dan presisi yang tinggi
Kerugian metode RIA adalah :
 Reagen kurang stabil
 Memerlukan proteksi terhadap bahan radioaktif (radioactive hazardous)
c. Metode Electrochemiluminescence Immunoassay (ECLIA)
Chemiluminescence adalah emisi atau pancaran cahaya oleh produk yang
distimulus oleh suatu reaksi kimia atau suatu kompleks cahaya. Kompleks ikatan anti
gen-antibodi yang terjadi akan menempel pada streptavidin-coated microparticle.
ECLIA menggunakan teknologi tinggi yang memberi banyak keuntungan
dibandingkan dengan metode lain. Pada metode ini menggunakan prinsip sandwich
dan kompetitif Pada. metode ECLIA yang menggunakan metode kompetitif dipakai
untuk menganalisis substrat yang mempunyai berat molekul yang kecil seperti
estradiol dan progesteron. Sedangkan prinsip sandwich digunakan untuk substrat
dengan berat molekul yang besar seperti prolaktin, LH, dan testosteron (Roche,
2000).Metode Electrochemiluminescence Immunoassay menggunakan ruthenium(II)
tris(bipyridyl) [Ru(bpy)32+] sebagai labelnya dan bereaksi dengan tripropilamine
(TPA) pada permukaan elektroda pada panjang gelombang 620nin. Dengan
menggunakan label Mi, beberapa pemeriksaan dapat dilakukan
pemeriksaan,flowcytometry dengan menggunakan butiran magnet pada fase padat.
Butiran magnet akan tertangkap permukaan elektroda dan label yang tidak terikat
dibuang dengan cairan dasar. Reaksi electrochemiluminescent terjadi pada saat label
telah terikat dan emisi cahaya akan dihitung melalul tabung fotomultiplier
Keuntungan dari ECLIA adalah:
 Reagen lebih stabil
 Waktu pengerjaan cepat
 Tidak menggunakan label radiasi (Roche Diagnostic, 2000)
d. Imunokromatografi
Disebut juga uji strip (Strip test). Berbeda dari metode yang lain, metode ini
tidak memerlukan peralatan untuk membaca hasilnya, tetapi cukup dilihat dengan
kasat mata, sehingga jauh lebih praktis. Metode ini mempunyal dua jenis prinsip
yang berbeda dan keduanya digunakan pada pemeriksaan hormon.
 Reaksi langsung (Double AntibodySandwich)
Metode ini biasanya dipakai untuk mengukur susbtrat vang besar dan memiliki
lebih dari satu epitop seperti hormon LH dan HCG. Suatu substat yang spesifik
terhadap antibodi dimobilisasi pada suatu membran. Reagen pelacak yaitu suatu
antibodi diikatkan pada partikel lateks atau metal koloid (konyugat), diendapkan
(tetapi tetap, tidak terikat) pada bantalan konyugat (conyugate pad). Bila sampel
ditambahkan pada bantalan sampel, maka sampel tersebut secara cepat akan
membasahi dan melewati bantalan konyugat serta melarutkan konyugat.
Selanjutnya reagen akan bergerak mengikuti aliran dari sampel sepanjang strip
membran, sampai mencapai daerah dimana reagen akan terikat.Pada garis ini,
kompleks antigen antibodi akan terperangkap dan akan terbentuk warna dengan
derajat vang sesuai dengan kadar yang terdapat di dalam sampel. Pada metode
ini, kadar substrat di dalam sample tidak boleh berlebih, tetapi harus lebih sedikit
daripada kadar antibody pengikat (capture Ab) yang terdapat dalarn capture line
sehinggamikrosfere tidak diikat pada garis pengikat (capture line) dan mengalir
terus ke garis kedua dari antibodi yang dimobilisasi yaitu garis kontrol.
 Reaksi kompetitif (Competitive inhibition)
Apabila sampel dan reagen melewati zona dimana reagen pengikat
dimobilisasi, sebagian dari substrat dan reagen palacak akan terikat pada garis
capture line. Makin banyak substrat yang terdapat di dalam sampel, makin efektif
daya kompetisinya dengan reagen.

II.5.5 Abnormaltis Hormonal


Perlu diketahui, saat kadar hormon progesteron rendah hal itu bisa menimbulkan
risiko yang lebih tinggi terhadap serangan kanker, tumor fibroid, osteoporosis, tekanan
darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke.
Selain itu, gangguan hormon ini bisa membuat wanita berpotensi mengalami
infertilitas bertahun-tahun, bahkan berisiko mengalami keguguran. Bahkan, kekurangan
progesteron akan menyebabkan disfungsi tiroid, kerontokan rambut, penipisan kulit, dan
kerutan pada kulit yang terkait dengan hilangnya hidrasi.
Gejala lainnya adalah munculnya Alzheimer, ketidakmampuan menangani stres dan
peningkatan nyeri tubuh serta rasa sakit. Rasa nyeri ini disebabkan oleh kadar hormon
progesteron yang rendah sehingga menyebabkan kerusakan selubung myelin yang
melindungi sel-sel saraf.

II.5.6 Obat-Obat yang Mempengaruhi Hormonal


a) Premaston
Premaston merupakan salah satu obat penguat kandungan yang berguna
mencegah kelahiran prematur dengan cara menguatkan hormon plasenta pada
kandungan
b) Allylestrenol
Allylestrenoladalah progestin steroid dari kelompok 19-nortestosterone dan
17α-allyltestosterone. Obat ini digunakan untuk mencegah persalinan prematur dan
mencegah terjadinya keguguran (sebagai penguat kandungan). Obat Allylestrenol
adalah hormon sintetik yang memiliki aktivitas mirip dengan hormon progesteron
alami. Hormon ini berfungsi untuk mempersiapkan rahim untuk menerima
sel telur yang telah dibuahi (dalam proses kehamilan) dan menekan motilitas rahim,
serta merangsang pertumbuhan jaringan alveolar payudara.
II.6 Kontrasepsi Oral

II.6.1 Definisi
Kontrasepsi hormonal merupakan hormon progesteron atau kombinasi estrogen dan
progesrteron, prinsip kerjanya mencegah pengeluaran sel telur dari kandung
telur.Mengentalkan cairan dileher rahim sehinggasulit ditembus sperma, membuat
lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuh hasil konsepsi, sehingga
sel telur berjalan lambat sehingga mengganggu waktu pertemuan sperma dan sel
telur.Kontrasepsi hormonal merupakan hormon progesteron atau kombinasi estrogen dan
progesrteron, prinsip kerjanya mencegah pengeluaran sel telur dari kandung
telur.Mengentalkan cairan dileher rahim sehinggasulit ditembus sperma, membuat
lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuh hasil konsepsi, sehingga
sel telur berjalan lambat sehingga mengganggu waktu pertemuan sperma dan sel telur.

II.6.2 Fisiologi Hormonal


1) Mencegah Kehamilan
Pil KB merupakan kontrasepsi hormonal yang mengandung sejumlah kecil
hormon estrogen dan progestin sintetis (buatan). Kedua hormon tersebut bekerja
dengan mencegah terjadinya ovulasi. Pil KB mengentalkan lendir serviks yang
membuat sperma sulit untuk mencapai ke leher rahim dan mencari sel telur. Hal
inilah yang membuat pil KB dapat mencegah kehamilan, karena sel telur tidak
berhasil dibuahi.
2) Meminimalisir munculnya masalah kulit
Semua wanita memproduksi hormon seks pria, tapi jumlahnya lebih sedikit
dibanding kaum pria. Sayangnya, sebagian wanita kerap memproduksi hormon seks
pria lebih banyak dibanding wanita lainnya. Hal ini ternyata dapat memicu timbulnya
jerawat dan pertumbuhan rambut yang berlebihan. Pil KB dapat memperlambat
produksi hormon seks pria, dan hal inilah yang membuat sebagian wanita memiliki
lebih sedikit jerawat dan mengurangi tumbuhnya rambut-rambut yang tidak
diinginkan seperti kumis.
3) Membuat menstruasi Anda lebih teratur
Berat badan, obat-obatan, stres, dan kondisi kesehatan lainnya
dapat mengganggu siklus menstruasi Anda. Bahkan, wanita sehat pun mungkin tidak
mengalami menstruasi pada waktu yang sama setiap bulannya. Pada kondisi tertentu,
meminum pil KB kombinasi rupanya dapat membuat siklus menstruasi Anda lebih
mudah diprediksi atau ditebak, bahkan membuat menstruasi Anda lebih teratur.
4) Menghentikan migrain yang dialami saat menstruasi
Pil KB kombinasi juga dapat membantu menghentikan migrain yang terjadi
saat menstruasi. Sekitar 6 dari 10 wanita mengalami migrain yang berkaitan dengan
menstruasi. Rupanya, migrain dapat dipicu oleh penurunan hormon estrogen yang
terjadi saat menstruasi. Dan pil KB kombinasi dapat membantu menyeimbangkan
perubahan kadar hormon dan mengurangi risiko migrain saat menstruasi.
5) Meredakan endometriosis dan sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Saat mengalami endometriosis, jaringan normal di dalam rahim
(endometrium) rupanya tumbuh hingga keluar dari rahim. Hal ini dapat
menyebabkan menstruasi yang terasa menyakitkan. Meminum pil KB, dapat
membantu meringankan gejala dengan cara menghambat pertumbuhan endometrium
dan dapat mengurangi frekuensi menstruasi.Bagi wanita yang mengalami PCOS, pil
KB memiliki sejumlah manfaat. Pil KB dapat menurunkan kadar hormon testosteron
dan membantu keteraturan menstruasi serta kesuburan Anda.
6) Mencegah dan membantu menangani anemia defisiensi besi
Sebagian wanita kerap mengalami perdarahan menstruasi yang berlebihan atau
yang disebut dengan menorrhagia. Hal ini memengaruhi sekitar 10% wanita usia
subur. Jika tidak diobati, hal tersebut dapat menyebabkan tubuh menjadi kekurangan
zat besi, yang dapat menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah, sehingga
timbul anemia defisiensi besi. Kondisi ini juga dapat dipengaruhi oleh asupan dan
penyerapan nutrisi yang kurang baik. Pil KB ini ternyata mampu membantu
mengurangi jumlah perdarahan saat menstruasi. Ada juga pilihan pil KB yang
disertai dengan suplemen zat besi, sehingga dapat membantu dan mencegah Anda
mengalami anemia defisiensi besi secara efektif.
7) Menurunkan risiko terkena kanker
Manfaat lainnya dari pil KB adalah wanita yang minum pil ini selama 5 tahun
atau lebih, menurunkan risiko hingga 50% terkena kanker ovarium. Pil KB juga
dapat mengurangi risiko kanker rahim dan usus besar. Selain kanker, pil KB
diketahui dapat mengurangi risiko adanya fibroid, kista ovarium, penyakit payudara
non-kanker, dan melindungi Anda dari penyakit radang panggul.

II.6.3 Mekanisme Kerja Hormonal


Mekanisme kerja pil hormonal
 Mekanisme kerja estrogen:
Estrogen mempunyai khasiat kontrasepsi dengan jalan mempengaruhi ovulasi,
perjalanan sel telur atau implantasi. Di samping itu penambahan estrogen dalam pil
kombinasi bertujuan untuk menjamin berlangsungnya siklus haid dan mengurangi
insidens breakthrough bleeding. Ovulasi dihambat melalui pengaruh estrogen terhadap
hipothalamus dan selanjutnya menghambat FSH dan LH. Ovulasi tidaklah selalu
dihambat oleh pil kombinasi yang berisi estrogen 50 mikrogram atau kurang, tetapi oleh
pengaruh progesteron disamping estrogen.Implantasi ovum yang telah dibuahi dapat
dihambat oleh estrogen dosis tinggi yang diberikan pada pertengahan siklus haid, karena
akan menimbulkan efek anti progesteron, sehingga terjadi pertumbuhan endometrium
yang menghambat implantasi. Perjalanan sel telur dipercepat dengan pemberian
estrogen.
 Mekanisme kerja progesteron:
Walaupun fungsi progesteron sebenarnya adalah menyiapkan endometrium untuk
implantasi dan mempertahankan kehamilan, namun dalam dosis tertentu yang diatur
baik, progesteron mempunyai khasiat kontrasepsi dengan menghalangi penetrasi dan
transportasi sperma karena lendir serviks menjadi lebih pekat (cervical prop), dan
menghambat kapasitas sperma untuk membuahi dan menembus sel telur. Jika
progesteron diberikan sebelum konsepsi, maka perjalanan ovum dalam saluran telurnya
akan terhambat; bila sebelum ovulasi, maka implantasi akan terhalangi. Selain itu
penghambatan ovulasi juga terjadi melalui jalur hipothalamus-hipofisis.

II.6.4 Abnormaltis Hormonal


1) Bercak darah lebih banyak atau menstruasi lebih lama
Hampir 50% orang yang menggunakan pil KB, mengeluarkan darah atau
bercak darah dari vaginanya di luar jadwal menstruasi yang biasa terjadi. Setidaknya
hal ini akan terjadi kurang lebih 3 bulan pertama penggunaan pil PK. Selama
mengeluarkan bercak darah, pil KB akan tetap efektif mencegah kehamilan. Pil KB
membuat rahim selalu meluruh agar tidak siap dan matang jika terjadi pembuahan.
Meluruhnya dinding rahim inilah yang membuat perdarahan semakin sering. Ketika
mengonsumsi pil KB, rahim akan menyesuaikan untuk terus meluruh agar tidak
terjadi kehamilan. Namun, jika Anda mengalami perdarahan berat selama 3 hari atau
lebih, sebaiknya konsultasikan hal tersebut kepada dokter Anda.
2) Muncul perasaan mual
Sebagian orang mengalami gejala mual ringan, namun mungkin sebagian
orang lainnya mengalami gejala mual dengan tingkat sedang, ketika mengonsumsi
pil KB. Efek samping ini biasanya terjadi dalam jangka waktu yang sebentar.
Meminum pil KB dengan cara ditelan bersamaan dengan makanan atau
meminumnya ketika sebelum tidur, dapat membantu mencegah rasa mual tersebut
muncul. Namun jika rasa mual yang muncul sangat parah, maka Anda dianjurkan
untuk memeriksakan diri ke dokter.
3) Nyeri pada payudara
Konsumsi pil KB dapat menyebabkan payudara membesar atau bahkan nyeri
pada payudara. Efek ini terjadi pada minggu-minggu pertama setelah mengonsumsi
pil dan akan menghilang setelah itu. Mengurangi makanan atau minuman yang
mengandung kafein dan gula, serta menggunakan bra dengan ukuran yang tepat,
dapat meringankan gejala nyeri payudarayang Anda rasakan.
4) Sakit kepala atau migrain
Tidak seimbangya kadar hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi,
seperti estrogen dan progesteron, dapat menimbulkan gejala sakit kepala
dan migrain. Oleh karena itu, mengonsumsi pil KB dengan jenis dan dosis yang
berbeda, akan menimbulkan tingkat sakit kepala yang berbeda pula. Beberapa studi
menyatakan bahwa pil KB dengan kadar hormon yang rendah, akan menurunkan
risiko gejala sakit kepala.
5) Berat badan naik
Sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang kuat yang menunjukkan
konsumsi pil KB dapat membuat berat badan menjadi naik. Walaupun begitu,
sebagian wanita yang mengonsumsi pil KB menyatakan bahwa mereka mengalami
edema (pembengkakan akibat tertahannya cairan dalam tubuh) pada bagian payudara
dan pinggul. Estrogen yang terkandung pada pil KB juga dapat mempengaruhi sel
lemak. Pengaruh yang terjadi yaitu membuat sel lemak menjadi lebih besar dari
ukuran sebelumnya, namun tidak membuat sel bertambah banyak.
6) Suasana hati sering berubah
Penelitian yang dilakukan pada 90 wanita yang dilakukan pada tahun 2015,
menemukan bahwa penggunaan pil KB berhubungan dengan penipisan otak bagian
orbitofrontal cortex dan cingulate cortex yang merupakan bagian otak yang
berhubungan dengan fungsi kognitif, sebagai penerima stimulus, dan pemberi
respon. Peneliti dari penelitian tersebut menyebutkan, suasana hati dapat berubah-
ubah karena penipisan pada bagian otak tersebut.
7) Menurunkan atau meningkatkan gairah
Karena mengandung estrogen dan progesteron, pil KB dapat mempengaruhi
gairah seksual wanita. Untuk sebagian orang pil KB dapat menurunkan gairah,
sedangkan untuk sebagian orang lainnya konsumsi obat ini malah bisa meningkatkan
gairah seksual.
8) Keputihan
Untuk sebagian orang yang mengalami keputihan akibat mengonsumsi pil KB,
hal ini dapat meningkatkan atau menurunkan lubrikasi pada vagina dan
mempengaruhi gairah seksual. Gejala keputihan biasanya tidak berbahaya dan
berlangsung dalam waktu singkat.

II.6.5 Obat-Obat yang Mempengaruhi Hormonal


1) Barbiturat
Kombinasi antara kontrasepsi oral dengan barbiturat seperti fenobarbital atau
primidone akan menurunkan kadar hormon steroid dalam plasma. Oleh karena itu
obat-obat kontrasepsi oral tidak bisa digunakan selama pengobatan dengan
barbiturat. Hal ini disebabkan karena barbiturat (merupakan penginduksi enzim)
dapat meningkatkan metabolisme dan klirens dari kontrasepsi oral. Dengan kata lain
efek obat kontrasepsi oral dapat berkurang dan memungkinakan terjadinya ovulasi.
Akibatnya resiko hamil dapat menigkat sampai 25 kali. Perdarahan menunjukkan
kemungkinan adanya interaksi. Kegagalan dari kontrasepsi implant juga telah
dilaporkan. Mekanisme interaksi dijelaskan bahwa barbiturat berperan sebagai
penginduksi enzim hepatik (enzim metabolisme) yang cukup kuat sehingga
meningkatkan metabolisme obat-obat kontrasepsi oral dan meningkatkan jumlah
klirens kontrasepsi oral dari tubuh. Oleh karena itu, penggunaan bersama kedua obat
ini akan menurunkan efek kontrasepsi. Contoh obat golongan barbiturat :
fenobarbital.
2) Benzodiazepin
Sama halnya dengan barbiturate, obat-obat golongan benzodiazepin seperti :
karbamazepin dan okskarbazepin, merupakan obat yang bersifat menginduksi enzim
hepatik sitokrom P450 yang berfungsi dalam metabolisme obat kontrasepsi oral.
Kerja enzim ini meningkat dan metabolisme obat kontrasepsi oral meningkat.
Sehingga kadar obat kontrasepsi oral dalam darah semakin cepat hilang (akibat dari
klirens yang meningkat). Akibatnya efek kontrasepsi oral berkurang dan bisa terjadi
ovulasi dan resiko kehamilan bertambah.Selain itu efek terhadap benzodiazepin
adalah bahwa obat kontrasepsi oral dapat meningkatkan metabolisme dari
benzodiazepin, sehingga kadarnya dapat menurun dan efek terapi untuk obat ini tidak
akan tercapai. Beberapa obat golongan benzodiazepin seperti klordiazepoksid,
diazepam, dan nitrazepam dapat meningkatkan kemungkinan perdarahan pada pasien
yang juga mengkonsumsi kontrasepsi hormonal. Mekanisme terjadinya perdarahan
ini tidak diketahui. Kontrasepsi hormonal mempengaruhi metabolisme
benzodiazepin oleh hati dengan cara yang berbeda: metabolisme oksidatif berkurang
(alprazolam, chlordiazepoxide, diazepam, dll), sedangkan metabolisme oleh
glukuronat konjugasi meningkat (lorazepam, oxazepam, temazepam, dll).
3) Antikonvulsan
Kemungkinan terjadi 2 akibat dari interaksi kontrasepsi oral dengan
antikonvulsan, yaitu :
 Efek obat kontrasepsi oral berkurang atau mengurangi kemanjuran kontrasepsi
oral. Penjelasan yang paling sering tentang mekanisme kegagalan terapi
kontrasepsi oral adalah antikonvulsan mempercepat metabolisme obat
kontrasepsi oral melalui induksi enzim hepatik pemetabolisme obat. Sehingga
mengurangi efek kontrasepsi. Kehamilan dan perdarahan merupakan indikasi
terjadinya interaksi.
 Efek antikonvulsif dapat berkurang Berkaitan dengan kontrol serangan kejang.
Kadang terjadi perubahan fungsi tubuh karena penggunaan kontrasepsi oral yang
mempengaruhi juga hormon. Perubahan pada kontrol serangan kejang
menyebabkan terjadinya retensi cairan dan oleh karena itu memperparah kejang.
4) Kortikosteroid
Efek kortikosteroid dapat meningkat. Kortikosteroid digunakan untuk rhinitis,
alergi berat, asma, kelainan endokrin, leukemia. kolitis dan enteritis (radang saluran
usus), serta berbagai penyakit kulit, paru-paru dan mata. Akibatnya: terjadi efek
samping merugikan akibat terlalu banyak kortikosteroid. Gejala yang dilaporkan
antara lain berat badan meningkat, bengkak, haus dan kencing berlebihan, nyeri
dalam, osteoporosis, turunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi, tak bertenaga.
5) Antidiabetes
Beberapa wanita mungkin memerlukan peningkatan atau penurunan kecil dari
dosis obat antidiabetes saat menggunakannya bersama kontrasepsi hormonal.
Terlepas dari pengendalian diabetes, kontrasepsi hormonal harus digunakan dengan
hati-hati pada pasien dengan diabetes karena peningkatan risiko penyakit arteri.
Alasan untuk perubahan metabolisme glukosa tidak dipahami. Banyak mekanisme
telah dianggap bertanggungjawab dalam hal ini, diantaranya perubahan sekresi
kortisol, perubahan dalam pemanfaatan jaringan glukosa, produksi berlebihan
hormon pertumbuhan, dan perubahan dalam fungsi hati (metabolisme). Pengaruh
exenatide pada tingkat kontrasepsi diperkirakan terjadi karena penundaan exenatide
pengosongan lambung. Pasien dengan diabetes mungkin akan mengalami sedikit
penurunan atau bahkan peningkatan dalam dosis obat hipoglikemik jika digunakan
bersama hormone seks seperti kontrasepsi oral, tapi hal ini tidak biasa untuk kontrol
diabetes secara serius terganggu. Efektivitas obat antidiabetika akan terganggu.
Mekanisme interaksi belum dijelaskan. Banyak mekanisme diduga termasuk
perubahan dalam sekresi kortisol, perubahan kebutuhan glukosa jaringan, produksi
hormone pertumbuhan yang berlebihan dan perubahan pada fungsi hati.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Kata hormon berasal dari kata Hormon yang berarti memacu atau menggiatkan. Jadi
hormon adalah getah yang dihasilkan oleh kelenjar buntu atau kelenjar endokrin dan
langsung diedarkan oleh darah. Hormon berfungsi untuk mengatur homeostatis,
memacu pertumbuhan, reproduksi, metabolisme dan tingkah laku.
2. Hormon Adenohipofisis adalah sebutan untuk organ hipofise anterior, berasal dari
kata "aden" yang berarti kelenjar dan "hipofisis" yang berarti organ hipofise.
3. Hormon Tiroid adalah zat kimiayang dibuat oleh kelenjartiroid, yang terletak pada
leher bagian depan.
4. Paratiroid adalah sebuah kelenjarendokrin di leher yang memproduksi hormon
paratiroid.
5. Hormon Estrogen adalah hormon yang penting untuk perkembangan seksual dan
reproduksi, terutama pada wanita. Eetrogen juga disebut sebagai hormon seks pada
wanita.
6. Hormon progesteron merupakan kelompok hormon stereoidogenik yaitu kelompok
hormon yang tersusun atas lemak (steroid) dan protein (bahan dasar hormon).
7. Kontrasepsi hormonal merupakan hormon progesteron atau kombinasi estrogen dan
progesrteron, prinsip kerjanya mencegah pengeluaran sel telur dari kandung telur.

III.2 Saran
Diharapkan agar siswa mampu memahami apa itu sistem hormon. Dapat mengetahui
hubungan hormon dan saraf dan kepada pembaca untuk memberi kritikan dan saran untuk
perbaikan makalah yang akan kami buat berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Baradero Mary, Klien Gangguan Endokrin, jakarta, EGC, 2009.


NANDA, NIC, dan NOC
Haqiqi, Sohibul H., 2008. Biosintesis Hormon Tiroid dan Paratiroid. Makalah Seminar,
Malang: Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
Kartasudjana, R dan Suprijatna, E., 2006. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Mukhtar, A., 2006. Ilmu Produksi Ternak Perah. UNS Press. Surakarta.
Nalbandov, A.V., 1964. Reproductive Physiology. 2nd Ed. W.H. Freeman & Co.,
SanFransisco.
Partodihardjo. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara. Jakarta.
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Jakarta, EGC ,2002.
Sturkie, PD., 1987. Avian Physology, Fourt Ed. Springerverlag. New York. Berlin,
Heidenberg, Tokyo.
Sylvia A. Price; Patofisiolgi Konsep klinis Proses-Proses Penyakit ; 1994 EGC;
Jakarta.
Toelihere R. Mozes, Drh., M. Sc., Dr., 1985. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Penerbit
Angkasa. Bandung.
https://doktersehat. com/hormon-insulin/
http://ritariata. blogspot. com/2010/12/hormon-steroid. html
https://dosenbiologi. com/manusia/hormon-adrenokortikotropik
http://dinna-windiasari. blogspot. com/2010/02/bab-iv-hormon-adrenal-kelenjar-anak. html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon. Diakses pada tanggal 07 April 2019, pukul 13.54 WIB.
http://enslikopedi.blogspot.com/2011/01/sistem-endokrin-hormon.html. . Diakses pada
tanggal 07 April 2019, pukul 13.54 WIB.

Anda mungkin juga menyukai