FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI II
“FISIOLOGIS HORMONAL”
DISUSUN OLEH
KELAS C
KELOMPOK 4
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang sebesar-besarnya kepada sang pencipta kita atas rahmat, hidayah
dan petunjuk-Nya yang berlimpah hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini.
Adapun judul dari makalah ini yaitu “FISIOLOGIS HORMONAL” penyusunan
makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah farmakologi toksikologi 2
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan pembuatan
makalah selanjutnya.
Akhir kata saya ucapkan trimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Hormon Adenohipofisis
B. Hormon Tiroid
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk
memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam
tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik. Hormon berasal dari kata
Hormaein yang artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh
tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau
berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga
dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.
Hormonologi yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk hormon. Pada
makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam
tubuh. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah
melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang. Untuk dapat
melakukan kegiaan dan dapat memberikan reaksi terhadap perubahan-perubahan
eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi yang tepat di antara kegiatan
organ- organ tubuh. Dalam hal ini siste endokrin merupakan suatu sistem yang dapat
menjaga berlangsungnnya integrasi kegiatan organ tubuh. Hormon yang dihasilkan oleh
sistem endokrin ini memegang peranan yang sangat penting. Hormon dan faktor
pertumbuhan memiliki tiga peran biologis umum pada organisme yang sedang
berkembang serta organisme dewasa. Pertama, selama embriogenesis, hormon dan
faktor pertumbuhan mempengaruhi tanggung jawab sel multipotensial pada keturunan sel
yang spesifik. Kedua, hormon mempengaruhi waktu diferensiasi akhir sel tertentu.
Ketiga, hormon mengatur metabolisme seluler dan memperantarai respon stres pada
organisme pascanatal (Rudolph, 2007).
I. 2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Fisiologi Hormon Adenohipofisis ?
2. Bagaimana Fisiologi Hormon Tiroid ?
3. Bagaimana Fisiologi Hormon Paratiroid ?
4. Bagaimana Fisiologi Hormon Estrogen ?
5. Bagaimana Fisiologi Hormon Progestin ?
6. Bagaimana Fisiologi Hormon Kontrasepsi Oral ?
I. 3 Maksud dan Tujuan
1. Untuk mengetahui Fisiologi Hormon Adenohipofisis.
2. Untuk mengetahui Fisiologi Hormon Tiroid.
3. Untuk mengetahui Fisiologi Hormon Paratiroid.
4. Untuk mengetahui Fisiologi Hormon Estrogen.
5. Untuk mengetahui Fisiologi Hormon Progestin.
6. Untuk mengetahui Fisiologi Hormon Kontrasepsi Oral.
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Adenohipofisis
II. 1. 1 Definisi
Hormon Adenohipofisis adalah sebutan untuk organ hipofise anterior, berasal dari
kata "aden" yang berarti kelenjar dan "hipofisis" yang berarti organ hipofise. organ
hipofise terdiri dari dua lobus, anterior dan posterior. Lobus anterior banyak terdiri dari
sel-sel kelenjar yang mensekresi bermacam-macam hormon, sedangkan bagian posterior
terdiri dari sel-sel saraf, sehingga lebih sering disebut juga dengan "neurohipofisis".
Hormon Adenohipofisis adalah hormon yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar
hipofisis atau kelenjar Pituitari yang terletak dibawah hypothalamus (dibagian bawah
tengkorak terjepit antara syaraf optic ).
b. Lobus intermedia:
Terdapat sebuah lobus intermedia di beberapa hewan, tapi dasar pada manusia.
Sebagai contoh, diasumsikan untuk mengontrol perubahan warna fisiologis pada ikan.
Pada manusia dewasa, itu hanya lapisan tipis sel antara hipofisis anterior dan posterior.
Lobus intermedia menghasilkan melanocyte-stimulating hormone (MSH), untuk
mengendalikan pigmentasi kulit.
II. 2 Tiroid
II. 2. 1 Definisi
Hormon Tiroid adalah zat kimia yang dibuat oleh kelenjar tiroid, yang terletak pada
leher bagian depan. Kelenjar ini menggunakan yodium sebagai bahan baku untuk
membuat hormon tiroid. Hormon ini memegang peranan penting untuk menunjang
fungsi setiap sel di dalam tubuh.
Tiroid memiliki dua hormon yang paling penting adalah thyroxine (T4) dan
triiodothyronine (T3). Kelenjar tiroid juga membuat hormon kalsitonin yang terlibat
dalam metabolisme kalsium dan merangsang sel - sel tulang untuk menambahkan
kalsium ke dalam tulang.
II. 3 Paratiroid
II. 3. 1 Definisi
Paratiroid adalah sebuah kelenjarendokrin di leher yang memproduksi hormon
paratiroid. Manusia biasanya mempunyai empat kelenjar paratiroid, yang biasanya
terdapat di bagian belakang daripada kelenjar tiroid atau kelenjar yang dekat dengan
kelenjar tiroid sehingga disebebut dengan "paratiroid", atau, di kasus yang langka, di
dalam kelenjar tiroid itu sendiri atau di dada. Hormon paratiroid mengontrol jumlah
kalsium di darah dan di dalam tulang. Hormon Paratiroid bisa menurun sangat rendah
pada pasien post operasi pengangkatan kelenjar tiroid karena ikut terangkatnya kelenjar
paratiroid yang akibatnya adalah penurunan kadar kalsium dalam darah hipokalsemia.
Hormon Paratiroidmengakibatkan : peningkatan resorpsi kalsium dari tulang,
peningkatan reabsorbsi kalsium di ginjal, peningkatan absorbsi kalsium di Saluran cerna
oleh Vitamin D. Namun, Peningkatan kadar hormon paratiroid juga mengakibatkan
penurunan kadar fosfat dalam darah, karena hormon ini meningkatkan sekresi fosfat
dalam darah.
II.4 Estrogen
II.4.1 Definisi
Hormon Estrogen adalah hormon yang penting untuk perkembangan seksual dan
reproduksi, terutama pada wanita. Eetrogen juga disebut sebagai hormon seks pada
wanita. Istilah "estrogen" mengacu pada semua kelompok hormon kimiawi yang terdiri
dari estrone, estradiol (primer pada wanita usia reproduksi) dan estriol. Hormon ini
termasuk zat lipofil yang sedikit larut dalam air.
Ii.5 Progesteron
II.5.1 Definisi
Hormon progesteron merupakan kelompok hormon stereoidogenik yaitu kelompok
hormon yang tersusun atas lemak (steroid) dan protein (bahan dasar hormon). Dengan
demikian, hormon ini memiliki permeabilitas (dapat melalui membran sel dengan
mudah) yang tinggi terhadap sel. Hormon progesteron memiliki sel target yang
berhubungan dengan perkembangan organ dan siklus reproduksi.
Sekresi progesteron dipengaruhi oleh beberapa kerja hormon lain yang saling
berhubungan satu sama lain. Hipotalamus merupakan organ neurohumor yang dapat
dikataka sebagai kunci kerja kelenjar hormon lainnya. Gonadotropin releasing
factor(GnRF) yang disekresikan hipotalamus akan merangsang pituitary untuk
mensekresikan gonadotropin (hormon reproduksi) yaitu Luteneizing Hormon (LH).
Selain dirangsang oleh GnRF, sekresi LH dipengaruhi karena adanya feedback negatif
dari estrogen di dalam ovarium yang menghambat sekresi Folicle Stimulating Hormon
(FSH). Folicle yang pecah (ovulasi) akibat menurunnya FSH akan berubah menjadi
badan kuning atau corpus luteum yang menjadi sel target dari kerja Hormon LH. Dari
corpus luteum inilah akan disekresikan hormon progesteron yang dirangsang
pembentukannya oleh LH. Sekresi progesteron akan menurun seiring dengan
perkembangan corpus luteum yang makin mengecil. Namun pada wanita yang hamil,
sekresi hormon ini akan dihasilkan lebih banyak melalui plasenta.
II.5.4 Diagnosa
Pemeriksaan hormon reproduksi dapat dilakukan secara Enzym-linked
immunosobent assay (ELISA), Radioimmunoassay (RIA),
MetodeElectrochemiluminescence Immunoassay (ECLIA) dan Imunokromatografi
a. Enzym-linked immunosobent assay (ELISA)
ELISA merupakan metode immunoassay yang menggunakan enzim sebagai
label. Metode ELISA dibagi 2 jenis tehnik yaitu tehnik kompetitif dan non
kompetitif. Tehnik non kompetitif ini dibagi menjadi dua yaitu sandwich dan indirek.
Pemeriksaan hormon menggunakan tehnik kompetitif dan sandwich (10,11)Metode
kompetitif mempunyai prinsip sampel ditambahkan antigen yang berlabel dan tidak
berlabel dan terjadi kompetisi membentuk kompleks yang terbatas dengan antibodi
spesifik pada fase padat (11). Prinsip dasar dari sandwich assay adalah sampel yang
mengandung antigen direaksikan dengan antibodi spesifik pertama yang terikat
dengan fase padat. Selanjutnya ditambahkan antibodi spesifik kedua yang berlabel
enzim dan ditambahkan substrat dari enzim tersebut (11).
Keuntungan metode ELISA yaitu:
Cukup sensitive
Reagen relatif murah dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama
Dapat memeriksa beberapa parameter sekaligus .
Peralatan mudah didapat
Tidak menggunakan zat radiasi.
Kerugian metode ELISA:
Pemeriksaan menggunakan enzim sebagai label cukup kompleks karena akvitas
enzim dipengaruhi oleh berbagai faktor
b. Radioimmunoassay (RIA)
Metode radioimmunoassay (RIA) mempunyai 2 jenis prinsip yaitu kompetitif
dan non kompetitif. Prinsip non kompetitif yang paling banyak di gunakan adalah
sandwich. Prinsip dasar dari sandwich adalah reaksi suatu antibodi dalam konsentrasi
yang terbatas dengan berbagai konsentrasi antigen. Bagian dari antigen yang bebas
dan yang terikat yang timbul sebagai akibat dari penggunaan antobodi dalam kadar
yang terbatas ditentukan dengan menggunakan antigen yang diberi label radio isotop
. Pada prinsip kompetitif bahan yang mengandung antigen yang berlabel dan antigen
yang terdapat di dalam sampel akan diberi label radio isotop sehingga terjadi
kompetisi antara antigen yang akan ditentukan kadarnya dan antigen yang diberi
label dalam proses pengikatan antibodi spesifik tersebut sampai terjadi
keseimbangan. Sisa antigen yang diberi label dan tidak terikat dengan antibodi
dipisahkan oleh proses pencucian. Setelah itu dilakukan penambahan konyugate,
sehingga terjadi pembentukan kompleks imun dengan konjugate. Jumlah antigen
berlabel yang terikat, antibodi pada fase padat, dan konjugate dapat ditentukan
dengan suatu radiation counter atau gamma counter. Pada pemeriksaan hormon, label
radio isotop yang digunakan adalah isotop 125 I untuk hormon LH dan progesteron
estrogen dan HPL, 131I, untuk testoteron , 3 H dan 57Co untuk FSH . Berikut
gambar prinsip radioimmunoassay kompetitif.
Keuntungan metode RIA adalah :
Sensitivitas dan presisi yang tinggi
Kerugian metode RIA adalah :
Reagen kurang stabil
Memerlukan proteksi terhadap bahan radioaktif (radioactive hazardous)
c. Metode Electrochemiluminescence Immunoassay (ECLIA)
Chemiluminescence adalah emisi atau pancaran cahaya oleh produk yang
distimulus oleh suatu reaksi kimia atau suatu kompleks cahaya. Kompleks ikatan anti
gen-antibodi yang terjadi akan menempel pada streptavidin-coated microparticle.
ECLIA menggunakan teknologi tinggi yang memberi banyak keuntungan
dibandingkan dengan metode lain. Pada metode ini menggunakan prinsip sandwich
dan kompetitif Pada. metode ECLIA yang menggunakan metode kompetitif dipakai
untuk menganalisis substrat yang mempunyai berat molekul yang kecil seperti
estradiol dan progesteron. Sedangkan prinsip sandwich digunakan untuk substrat
dengan berat molekul yang besar seperti prolaktin, LH, dan testosteron (Roche,
2000).Metode Electrochemiluminescence Immunoassay menggunakan ruthenium(II)
tris(bipyridyl) [Ru(bpy)32+] sebagai labelnya dan bereaksi dengan tripropilamine
(TPA) pada permukaan elektroda pada panjang gelombang 620nin. Dengan
menggunakan label Mi, beberapa pemeriksaan dapat dilakukan
pemeriksaan,flowcytometry dengan menggunakan butiran magnet pada fase padat.
Butiran magnet akan tertangkap permukaan elektroda dan label yang tidak terikat
dibuang dengan cairan dasar. Reaksi electrochemiluminescent terjadi pada saat label
telah terikat dan emisi cahaya akan dihitung melalul tabung fotomultiplier
Keuntungan dari ECLIA adalah:
Reagen lebih stabil
Waktu pengerjaan cepat
Tidak menggunakan label radiasi (Roche Diagnostic, 2000)
d. Imunokromatografi
Disebut juga uji strip (Strip test). Berbeda dari metode yang lain, metode ini
tidak memerlukan peralatan untuk membaca hasilnya, tetapi cukup dilihat dengan
kasat mata, sehingga jauh lebih praktis. Metode ini mempunyal dua jenis prinsip
yang berbeda dan keduanya digunakan pada pemeriksaan hormon.
Reaksi langsung (Double AntibodySandwich)
Metode ini biasanya dipakai untuk mengukur susbtrat vang besar dan memiliki
lebih dari satu epitop seperti hormon LH dan HCG. Suatu substat yang spesifik
terhadap antibodi dimobilisasi pada suatu membran. Reagen pelacak yaitu suatu
antibodi diikatkan pada partikel lateks atau metal koloid (konyugat), diendapkan
(tetapi tetap, tidak terikat) pada bantalan konyugat (conyugate pad). Bila sampel
ditambahkan pada bantalan sampel, maka sampel tersebut secara cepat akan
membasahi dan melewati bantalan konyugat serta melarutkan konyugat.
Selanjutnya reagen akan bergerak mengikuti aliran dari sampel sepanjang strip
membran, sampai mencapai daerah dimana reagen akan terikat.Pada garis ini,
kompleks antigen antibodi akan terperangkap dan akan terbentuk warna dengan
derajat vang sesuai dengan kadar yang terdapat di dalam sampel. Pada metode
ini, kadar substrat di dalam sample tidak boleh berlebih, tetapi harus lebih sedikit
daripada kadar antibody pengikat (capture Ab) yang terdapat dalarn capture line
sehinggamikrosfere tidak diikat pada garis pengikat (capture line) dan mengalir
terus ke garis kedua dari antibodi yang dimobilisasi yaitu garis kontrol.
Reaksi kompetitif (Competitive inhibition)
Apabila sampel dan reagen melewati zona dimana reagen pengikat
dimobilisasi, sebagian dari substrat dan reagen palacak akan terikat pada garis
capture line. Makin banyak substrat yang terdapat di dalam sampel, makin efektif
daya kompetisinya dengan reagen.
II.6.1 Definisi
Kontrasepsi hormonal merupakan hormon progesteron atau kombinasi estrogen dan
progesrteron, prinsip kerjanya mencegah pengeluaran sel telur dari kandung
telur.Mengentalkan cairan dileher rahim sehinggasulit ditembus sperma, membuat
lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuh hasil konsepsi, sehingga
sel telur berjalan lambat sehingga mengganggu waktu pertemuan sperma dan sel
telur.Kontrasepsi hormonal merupakan hormon progesteron atau kombinasi estrogen dan
progesrteron, prinsip kerjanya mencegah pengeluaran sel telur dari kandung
telur.Mengentalkan cairan dileher rahim sehinggasulit ditembus sperma, membuat
lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuh hasil konsepsi, sehingga
sel telur berjalan lambat sehingga mengganggu waktu pertemuan sperma dan sel telur.
III.2 Saran
Diharapkan agar siswa mampu memahami apa itu sistem hormon. Dapat mengetahui
hubungan hormon dan saraf dan kepada pembaca untuk memberi kritikan dan saran untuk
perbaikan makalah yang akan kami buat berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA