DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TONTONUNU
Jl. Sangia Pewua’a Kode Pos 93772
e-mail: pkmtontonunu@gmail.com
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
TONTONUNU TENTANG PENETAPAN PEDOMAN
PELAYANAN PROGRAM KEFARMASIAN UPTD
PUSKESMAS TONTONUNU.
KEDUA : Pedoman Pelayanan Program Kefarmasian UPTD
Puskesmas Tontonunu sebagaimana dimaksud Diktum
Pertama tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Pedoman sebagaimana Diktum Kedua agar digunakan
sebagai acuan oleh Petugas UPTD Puskesmas
Tontonunu untuk menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tontonunu.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan
apabila terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini
akan diadakan perbaikan seperlunya.
Ditetapkan di : Tongkoseng
Pada tanggal :
SURADI
PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN
UPTD PUSKESMAS TONTONUNU
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. Secara nasional standar wilayah kerja
Puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di satu kecamatan terdapat lebih
dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar
Puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah yaitu Desa/
Kelurahan atau Dusun/Rukun Warga (RW).
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah tercapainya kecamatan sehat. Kecamatan sehat mencakup 4 indikator
utama, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk. Misi pembangunan kesehatan
yang diselenggarakan Puskesmas adalah mendukung tercapainya misi
pembangunan kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat
mandiri dalam hidup sehat. Untuk mencapai visi tersebut, Puskesmas
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, Puskesmas perlu ditunjang dengan pelayanan kefarmasian yang
bermutu.
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah berubah paradigmanya dari
orientasi obat kepada pasien yang mengacu pada asuhan kefarmasian
(pharmaceutical Care). Sebagai konsekuensi perubahan tersebut, apoteker
atau Tenaga Teknis Kefarmasian dituntut untuk meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan perilaku agar dapat berinteraksi langsung dengan pasien.
Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sumber daya (SDM,
sarana prasarana, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan serta
administrasi) dan pelayanan farmasi klinik (penerimaan resep, peracikan obat,
penyerahan obat, informasi obat dan pencatatan/ penyimpanan resep) dengan
memanfaatkan tenaga, dana, prasarana, sarana dan metode tatalaksana yang
sesuai dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di Puskesmas, agar dapat
berjalan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan pasien maka UPTD
Puskesmas Tontonunu menyusun “ PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN
UPTD PUSKESMAS TONTONUNU. ”
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Terlaksananya pelayanan kefarmasian yang bermutu di UPTD Puskesmas
Tontonunu.
2. Tujuan Khusus
Sebagai acuan bagi tenaga kefarmasian dalam melaksanakan pelayanan
kefarmasian di Puskesmas
C. Sasaran Pedoman
Sasaran pedoman pelayanan kefarmasian Puskesmas Tontonunu meliputi :
1) Sasaran Primer yakni individu, keluarga dan masyarakat;
2) Sasaran Sekunder yakni tokoh masyarakat
3) Sasaran Tertier yakni stake holder/pengambil kebijakan
E. Batasan Operasional
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan di Puskesmas bertujuan
untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan
obat yang efisien ,efektif dan rasional.
Batasan operasional pelayanan kefarmasian secara keseluruhan mencakup :
1) Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan
perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka
pemenuhan kebutuhan Puskesmas.
2) Permintaan Obat
Tujuan permintaan obat adalah memenuhi kebutuhan obat di masing
masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang
ada di wilayah kerjanya.
3) Penerimaan Obat
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam rangka menerima obat
obatan yang diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada
unit pengelola di bawahnya.
4) Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-
obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan
fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
5) Distribusi
Distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara
merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan
kesehatan antara lain Kamar Obat ,Laboratorium ,Puskesmas
Pembantu ,Puskesmas Keliling ,Posyandu ,Polindes dan Poskesdes.
6) Pengendalian
Pengendaliaan persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan
program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/ kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
7) Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas merupakan
rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara
tertib, baik obat-obatan yang diterima ,disimpan ,didistribusikan dan
digunakan di Puskesmas dan atau unit pelayanan lainnya.
8) Pemantauan dan evaluasi pengelolaan
Tujuan :
Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai sehingga dapat
menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan
Memperbaiki secara terus menerus pengelolaan obat dan bahan
medis habis pakai
Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelola
F. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan,
2. Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika,
3. Undang-Undang No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika,
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat,
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 30 Tahun 2014 tetang standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
7. Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Sumber daya utama yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian di UPTD Puskesmas Tontonunu adalah Sumber Daya Manusia
(SDM Kesehatan). Yang dimaksud dengan kualifikasi SDM, sama halnya
dengan job spesifikasi, yaitu minimal golongan/jabatan, masa kerja minimal,
pendidikan minimal, pengalaman kerja, nilai performance (kinerjanya), dan
standar kompetensi.
Pengelolaan pelayanan kefarmasian hendaknya dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai kapasitas di bidang kefarmasian.
Penanggung jawab pelayanan kefarmasian UPTD Puskesmas Tontonunu
dipilih dari tenaga kefarmasian yaitu Apoteker. Apoteker memilki pengetahuan
dan keterampilan dalam memberikan informasi atau konseling obat dan
pelayanan obat.
Standar kebutuhan tenaga kefarmasian di UPTD Puskesmas Tontonunu
menurut analisa beban kerja petugas adalah 2 orang, 1 orang apoteker dan 2
orang tenaga teknis kefarmasian. Adapun pola ketenagaan yang ada di unit
pelayanan kefarmasian Puskesmas Tontonunu saat ini adalah sebagai
berikut :
BAB III
STANDAR FASILITAS
KULKAS
LEMARI
OBAT
MEJA
KOMPUTER
LEMARI
PSIKOTROPIKA
MEJA
PELAYANAN
KEFARMASIAN
C. Perlengkapan
1 Alat pemanas yang sesuai √
2 Botol obat dan labelnya √
3 Lemari pendingin √
4 Lemari dan Rak untuk menyimpan obat √
Lemari untuk penyimpanan Narkotika,
5 Psikotropika dan bahan obat berbahaya
lainnya √
6 Rak tempat pengeringan alat √
D. Perabotan
1 Kursi Kerja √
2 Lemari Arsip √
3 Meja Tulis √
PENCATATAN,
PEMANTAUAN PELAPORAN PENGENDALIAN DISTRIBUSI
DAN EVALUASI
1. Perencanaan Obat dan BahanDAN
Medis Habis Pakai
Perencanaan adalahPENGARSIPAN
suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan
kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Puskesmas.
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan :
a. Perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang mendekati
kebutuhan
b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat
Perencanaan Kebutuhan Obat dan perbekalan kesehatan untuk Puskesmas
setiap periode dilaksanakan oleh Pengelola Obat di Puskesmas.
Proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai dilakukan dengan
mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi obat periode sebelumnya, data
mutasi obat, dan rencana pengembangan. Proses seleksi ini juga harus mengacu
pada DOEN dan FORNAS dan juga harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di
Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, perawat, serta pengelola program yang
berkaitan dengan pengobatan.
SO = SK + SWK + SWT + SP
Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dihitung dengan :
Permintaan = SO - SS
Keterangan :
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (Stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
INSTALASI FARMASI
KABUPATEN BOMBANA
GUDANG FARMASI
UPTD PUSKESMAS TONTONUNU
8. Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai
dilakukan secara periodikdengan tujuan untuk:
a. Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan obat
dan habis pakai sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan
b. Memperbaiki secara terus menerus pengelolaan obat dan bahan medis habis
pakai
c. Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.
B. Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian yang
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan obat dan bahan medis
habis pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meninngkatkan mutu
kehidupan pasien.
PENYERAHAN
RESEP SKRINING PENYIAPAN OBAT DAN
PEMBERIAN
RESEP OBAT INFORMASI OBAT
a. Skrining Resep
Kegiatan skrining resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis.
Persyaratan administrasi meliputi:
1) Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien
2) Nama dan paraf dokter
3) Tanggal resep
4) Ruangan / unit asal resep
Persyaratan farmasetik meliputi:
1) Bentuk dan kekuatan sediaan
2) Dosis dan jumlah obat
3) Stabilitas dan ketersediaan
4) Aturan dan cara penggunaan
5) Inkompatibilitas (ketidakcampuran obat)
Persyaratan kllinis meliputi :
1) Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat
2) Duplikasi pengobatan
3) Alergi, interaksi dan efek samping obat
4) Kontra indikasi
5) Efek adiktif
b. Penyiapan Obat
Setelah memeriksa resep, dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan
memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik obat.
2) Melakukan peracikan obat bila diperlukan
3) Memberi etiket
4) Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat yang
berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan yang salah
BAB V
LOGISTIK
2. Prospektif
Pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan.
Contoh : waktu pelayanan kefarmasian disesuaikan dengan waktu pelayanan
kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan kebutuhan.
2. Review (pengkajian)
Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaan
pelayanan kefarmasian tanpa dibandingkan dengan standar.
Contoh : kajian penggunaan antibiotika.
BAB IX
PENUTUP