TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
No. RM : 0765704XX
Anamnesis
Keluhan utama: pasien mengeluhkan nyeri ambeien. Kualitas nyeri seperi berdenyut.
Nyeri dirasakan terus meerus dengan skala nyeri 3 dari 10 (Numeric Rating Scale).
Riwayat penyakit sekarang: benjolan di anus, dubur sejak SMRS sehingga dubur
tertutup benjolan
Pemeriksaan Fisik
Nadi : 80 kali/menit.
SPO2 : 98%.
BB : 65 kg.
TB : 158 cm.
TD : 100/68 mmHg.
RR : 16 kali/menit.
Status Generalis
Jantung
Perkusi : Sonor.
Abdomen
Ekstremitas
Atas : Tidak ada kelemahan otot atau kontraktur dan kekuatan kanan dengan kiri
sama, tangan kanan terpasang cairan infus RL 30 tpm.
Bawah : Tidak ada kelemahan otot, oedema (-) terpasang infus Terastach 30 tpm.
Genetalia
Psikologis
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin
Hematokrit 40 35 - 47%
SGOT 23 15 - 37 u/l
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
SGPT 37 14 - 59 u/l
Kimia Klinik
Diagnosis Anestesi
Persiapan Alat
Mesin anestesi dihubungkan dengan sumber gas dan mengecek ulang kelengkapan
serta fungsinya, pastikan vaporizer sudah terisi agen, absorber tidak berubah warna
dan sambungkan dengan sumber listrik.
Siapkan monitor lengkap dengan manset, finger sensor, dan lead EKG.
Persiapan STATICS
Stetoskop, Laringoskop.
Introducer.
Suction.
Persiapan alat general anestesi dengan ETT (Endotracheal Tube), alat yang
dipersiapkan: Stetoskop, laringoscop, ETT No. 6.5, 7, 7.5, OPA, plester, introducer,
connector, suction, jelly, obat premedikasi dan induksi.
Persiapan Obat
Obat premedikasi: Propofol 100 mg/10 ml, Fentanyl 100 μg/2 ml.
Obat emergency
Cairan infus
Kristaloid: Ringer laktat: 3 flabot: 1500 cc.
Persiapan Pasien
Serah terima pasien dengan petugas IGD, periksa status pasien termasuk informed
consent dan obat-obatan yang telah diberikan di ruang IGD.
Memperkenalkan diri kepada pasien, mengecek ulang identitas pasien, nama, alamat,
riwayat penyakit dan alergi, serta berat badan saat ini.
Memeriksa kelancaran infus dan alat kesehatan yang terpasang pada pasien.
Observasi keadaan pasien, kemudian pindah pasien dari ruang penerimaan ke ruang
operasi.
Penatalaksanaan Anestesi
Maintenance
Maintenance menggunakan:
Balance cairan:
Perdarahan = 500 cc
Kebutuhan:
fentanyl 100
mg, propofol
100 mg,
roculax 30 mg
Monitor tanda vital sebelum pasien dibawa ke ruang ICU. Tekanan darah: 90/50
mmHg, Nadi: 76 kali/menit, SPO2: 99%, RR: 20 kali/menit.
Analisis Data
Pre Anestesi
1. 17 S: -
Desember
O: Cemas Kurang
2018
pengetahuan
Pasien tampak
15.00
tegang.
WIB
Pasien tampak
gelisah.
TD: 150/100
No Tgl/Jam Data Masalah Etiologi
mmHg.
N: 80 x/menit.
RR: 20 x/menit.
SPO2: 99%.
2. 17 S:
Desember
Pasien Nyeri akut Agen cedera
2018
mengeluhkan biologis
15.05 nyeri :
WIB
P : perdarahan di
kepala
Q : Seperti
ditusuk-tusuk.
R : kepala bagian
atas
S : Skala nyeri 7
dari 10 (Numeric
Rating Scale).
T : terus menerus
O:
TD: 150/100
mmHg.
No Tgl/Jam Data Masalah Etiologi
N: 80 x/menit.
RR: 20 x/menit.
SPO2: 99%.
Intra Operasi
3. 17 S:-
Desember
O: Resiko Penurunan
2018
aspirasi tingkat
Pasien terpasang
15.25 kesadaran
ETT.
WIB
Pasien belum
sadar.
TD: 140/110
mmHg.
N: 80 x/menit.
RR: 22 x/menit.
S: 36.0oC.
SPO2: 98%
Post Anestesi
4. 17 S: -
Desember
O: Pasien post Nyeri akut Agen cedera
2018
kranitomi fisik
18.00 dekompresi.
No Tgl/Jam Data Masalah Etiologi
WIB
--------batas hapus
Diagnosis Keperawatan
Pre Anestesi
Intra Anestesi
Post Anestesi
DIAGNOSA
INTERVENSI
NO KEPERAWA TUJUAN RASIONAL
KEPERAWATAN
TAN
Emma
Emma
2. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Kaji nyeri secara Dengan diketahuinya derajat,
berhubungan keperawatan selama 15 komprehensif (P,Q,R,S,T). lokasi, durasi, frekuensi dan
dengan agen menit diharapkan nyeri karakteristik nyeri dapat
cidera berkurang, dengan diberikan intervensi yang
biologis. kriteria hasil : sesuai.
merupakan teknik
nonfarmakologi yang dapat
Alif Ajarkan teknik relaksasi
memberikan efek terapi untuk
nafas dalam.
nyeri.
Alif
Emma
4. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Kaji nyeri secara Dengan diketahuinya derajat,
berhubungan keperawatan selama 15 komprehensif (P,Q,R,S,T). lokasi, durasi, frekuensi, dan
dengan agen menit diharapkan nyeri karakteristik nyeri dapat
cidera fisik. berkurang, dengan diberikan intervensi yang sesuai.
kriteria hasil:
Dengan komunikasi terapeutik
Pasien mengatakan Gunakan teknik komunikasi diharapkan pasien merasa rileks.
nyeri berkurang. terapeutik.
Relaksasi nafas dalam
Ekspresi wajah Ajarkan teknik relaksasi merupakan teknik
pasien rileks. nonfarmakologi yang dapat
DIAGNOSA
INTERVENSI
NO KEPERAWA TUJUAN RASIONAL
KEPERAWATAN
TAN
Azizah
Kolaborasi pemberian
analgetik.
Azizah
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
DIAGNOSIS IMPLEMENTASI
EVALUASI
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
Pre Operasi
T : terus menerus
Alif
O:
Nadi: 79 x/menit.
Alif
Intra Operasi
Emma
Post Operasi
Nadi: 80 x/menit.
SpO2: 100 %.
Azizah
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Subdural hematoma adalah terkumpulnya darah antara durameter dan jaringan otak,
yang dapat terjadi secara akut dan kronik. Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah
vena/jembatan vena yang biasanya terdapat diantara duramater, perdarahan lambat dan
sedikit. Periode akut terjadi dalam 48 jam – 2 hari atau 2 minggu dan kronik dapat terjadi
dalam 2 minggu atau beberapa bulan
Pengkajian:
Diagnosis keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis teratasi sebagian karena
pasien masih mengeluh nyeri seperti ditusuk – tusuk degan skala 7, dirasakan
terus menerus di bagian kepala atas belum teratasi.
Saran
Di negara-negara barat dan negara yang sedang berkembang kematian klien dengan
cedera kepala, 5%-25%nya mengalami hematoma subdural. Diharapkan agar waspada
dan dapat dilakukan tindakan penanganan sedini mungkin.