Anda di halaman 1dari 5

PENYUSUNAN KALIMAT EFEKTIF

Penulisan karya ilmiah harus dengan bahasa baku. Kalimat ragam baku hendaknya
berupa kalimat efektif, yaitu kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah
dan enak dibaca. Kalimat efektif memenuhi enam syarat, yaitu adanya (a) kesatuan
gagasan, (b) kepaduan (koherensi), (c) kesejajaran atau kepararelan, (d) ketepatan, (e)
kehematan, dan (f) kelogisan.
Fungsi
Subjek Predikat Objek Pel. Ket.
Tipe
1. S-P Orang itu sedang makan - - -
Saya mahasiswa - - -
2. S-P-O Ayahnya membeli Buku - -
Elok mendapat hadiah - -
3. S-P-Pel Bagus menjadi - ketua kelas -
Pancasila merupakan - dasar negara -
4. S-P-Ket Kami Tinggal - - di Jakarta
5. S-P-O-Pel Dia mengirimi ibunya uang -
Arip mengambilkan adiknya air minum -
6. S-P-O- Ahmad menyimpan uang - di bank
Ket Beliau memperlakukan kami - dengan baik

Berikut ini ketentuan menulis kalimat efektif dalam karya ilmiah.


1. Unsur kalimat minimal terdiri atas S + P
Contoh: - Angga pergi
- Adik sedih
- Perwira mahasiswa
2. Subjek tidak didahului kata depan atau kata sambung
Contoh:
- Pada penelitian ini menggunakan sampel perusahaan jasa travel di DIY.
- Di UNY akan mengadakan pameran elektronik.
- Dengan membudayakan ketertiban, sekolah akan meluluskan out come yang
berkualitas.

1
Kata depan yang tidak diperbolehkan mengawali kalimat adalah: di, dan, dalam,
kepada, daripada, sebagai, dengan, sedangkan sehingga, pada, atau, dan mengenai.
3. Bersubjek ganda
-Gedung akademi keperawatan, pihak yayasan pembangunannya dibantu oleh
bank yang memberikan kredit.
4. Kalimat harus Logis
- Dia mengerumuni mahasiswa. (Dia itu tunggal tidak mungkin predikatnya
jamak).
- Karena lama tinggal di asrama putri, anaknya semua perempuan. (apa
hubungan tinggal di asrama putri dengan mempunyai anak perempuan).
5. Subjek dalam induk kalimat tidak boleh dihilangkan
- Tidak diharapkan oleh siapapun, tetapi kenyataannya bayi yang sehat dapat
tertular aids lewat jarum suntik. (salah)
6. Kata sedangkan dan sehingga tidak dapat digunakan di awal kalimat
- Salah satu sulitnya mencari pekerjaan adalah banyaknya pencari kerja.
Sedangkan kesempatan kerja tidak banyak.
7. Predikat kalimat tidak didahului “yang”
- Valuta asing yang mendorong pariwisata Indonesia.
- Adik yang berjalan sambil membawa bunga.
8. Syarat Kesejajaran
- Kegiatan diperpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan
buku-buku diberi label.
9. Pemakaian kata “hemat”
Kata-kata yang bersinonim sering digunakan sekaligus; antara lain, adalah merupakan,
demi untuk, seperti misalnya, agar supaya dll.
Contoh: - Korupsi adalah merupakan kejahatan yang menyengsarakan rakyat.
10. Kalimat efektif tidak menggunakan kata penghubung yang bertentangan
- Meskipun penelitian ini telah dilakukan sesuai dengan rancangan, tetapi
hasilnya belum memuaskan.

2
LATIHAN
1. Dia mengerumuni mahasiswa.
2. Di UNY akan mengadakan kompetisi debat bahasa Indonesia.
3. Agar supaya mendapatkan nilai yang memuasakan, mahasiswa harus rajin belajar.
4. Kegiatan literasi mahasiswa adalah pembelian buku, membaca buku, dan buku-buku
dianalisis.
5. Banyak orang-orang berkumpul di halaman sekolah untuk mengantri pengambilan
seragam anaknya.
6. Melalui penelitian ini akan memberikan manfaat yang besar sekali bagi pembangunan
7. Majelis hakim menjelasakan tentang masalah faktor-faktor yang memberatkan
terdakwa.
8. Kami mengharap kehadiran saudara tepat pada waktunya.
9. Tujuan pelatihan ini adalah untuk membekali mahasiswa pandai menulis. Sehingga
tugas yang dikerjakan mendapat nilai yang memuaskan.
10. Modal yang diberikan sebesar lima juta rupian perorang. Sedangkan cara
pengembaliannya diangsur setiap bulan.
11. Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa mahasiswa itu belajar seharian
dari pagi sampai malam.
12. Kredit investasi kecil membantu masayarakat, seperti misalnya adalah petani dan
pedagang.
13. Kita pun harus berlajar sungguh-sungguh demi untuk kejayaan bangsa.
14. Masalah keadilan sosial selalu dikemukakan dalam pidato-pidatonya.
15. Dalam surat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu peningkatan mutu produk,
memperbanyak waktu penyiaran iklan, dan dipasarkan lebih gencar.
16. Berbagai bahasa-bahasa asing yang pengajarannya diberlakukan di sekolah-sekolah
dan Pendidikan tinggi bertujuan untuk menunjang transfer dan mengembangkan
teknologi.

3
KAIDAH PENULISAN LAINNYA
Kaidah penulisan kalimat baku dalam karya ilmiah harus memperhatikan EYD.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah.
1. Penulisan kutipan langsung (awal kalimat huruf kapital).
Contoh : - Ditjen anggaran dan pertimbangan keungan, sahala, mengatakan, “Target
imigrasi di Indonesia naik 20 %.”
2. Penulisan istilah asing
Kata-kata yang berasal dari bahasa asing, (selain bahasa Indonesia) ditulis dengan
huruf miring (italic).
Contoh: - Pasar tenaga kerja Indonesia masih tidak luwes (inflexible).
Jika singkatan asing ditulis tetap--contoh: Bostom Consulting Group (BCG)
3. Penulisan subjek dan predikat tidak boleh disispi tanda koma (,)
Contoh: Harga pokok penjualan, merupakan konsep yang telah digunakan secara luas.
4. Penulisan keterangan tambahan dalam kalimat
Kalimat tambahan berfungsi untuk memperjelas fungsi subjek dan predikat.
Contoh: - Tragedi Trisakti, terjadi tanggal 12 Mei 1998, merupakan tonggak dimulainya
reformasi di Indonesia.
5. Penulisan tanda baca koma (,) dalam kaitannya dengan konjungsi
Klausa yang diawali dengan konjungsi subordinatif (karena, meskipun, ketika, dan
kalau) jika diletakkan di awal kalimat harus diakhiri dengan tanda baca koma.
Contoh: - Meskipun harganya mahal, buah impor tetap disukai konsumen.

KERANCUAN DAN KETAKSAAN DALAM BAHASA INDONESIA


1. Kerancuan
Kerancuan bahasa adalah kontaminasi/kekacauan dalam bahasa. Kerancuan ini dapat terjadi
dalam susunan/penggabungan maupun pembentukan, baik ditingkat kata, frasa, klausa,
maupun kalimat. Berikut ini contoh kerancuan dalam bahasa Indonesia.
a. Kerancuan kata
Contoh: - berulangkali : berkali-kali
- seringkali/kerapkali : berkali-kali
b. Tingkat frasa
contoh: - Belok kiri jalan terus
Kalimat di atas terdapat dua frasa yaitu “belok kiri dan jalan terus”.

4
c. Tingkat kalimat
Kontaminasi kalimat tau kerancuan kalimat adalah kalimat dengan susunan kacau.
Contoh:
- Mahasiswa itu menyelesaikan tugas, kemudian tugasnya diserahkan kepada Dosen.
(salah)
- Mahasiswa itu menyelesaikan tugas, kemudian menyerahkannya kepada Dosen.
(betul)
2. Ketaksaan/Ambivalensi
Ketaksaan atau ambivalensi adalah kemungkinan makna ganda pada kata atau rangkaian
kata, baik yang berupa frase, klausa maupun kalimat.
a. Tingkat kata
Yang termasuk taksa tingkat kata adalah semua kata yang tergolong polisemi, artinya
satu kata dengan beberapa pengertian/ makna.
Contoh: - kandungan : unsur, organ tubuh wanita
- kepala : pimpinan, anggota tubuh
- kaki : bagian akhir, anggota tubuh
b. Tingkat frasa
Gabungan kata yang tidak predikatif yang memiliki makna lebih dari satu.
Contoh: - Bebas parkir: parkir gratis, tidak ada tempat parkir
- Hapus papan tulis: menghapus papan tulis, menghapus tulisan
c. Tingkat klausa
Contoh: - Buku sejarah baru: cetakan terakhir, sejarah peristiwa terakhir
- Isteri dokter muda: yang muda adalah isteri. Yang muda adalah dokter
d. Tingkat kalimat
Contoh: - Anak perwira tinggi yang rendah hati.
Perwira tinggi yang rendah hati (itu) mempunyai anak
Perwira tinggi (itu) mempunyai anak yang rendah hati.

Anda mungkin juga menyukai