Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Diagnosa keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d sekresi yang tertahan
b. Risiko infeksi b.d supresi respon inflamasi
Ketidakefektifan bersihan Jalan Nafas (Kode : 00031)

Definisi : Ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran nafas untuk mempertahankan
bersihan jalan nafas

Batasan Karakteristik Faktor yang berhubungan


 Batuk yang tidak efektif
 Dipsnea Lingkungan
 Kesulitan Verbalisasi
 Mata terbuka lebar  Perokok
 Ortopnea  Perokok pasif
 Penurunan bunyi nafas  Terpajan asap
 Perubahan frekuensi nafas Obstruksi jalan nafas
 Pe rubahan pola nafas
 Sianosis  Adanya jalan nafas buatan
 Sputum dalam jumlah yang  Benda asing dalam jalan nafas
berlebihan  Eksudat dalam alveoli
 Suara nafas tambahan  Hyperplasia pada dinding bronkus
 Tidak ada batuk  Mucus berlebihan
 PPOK
 Sekresi yang tertahan
 Spasme jalan nafas

Fisiologis

 Asma
 Disfungsi neuromuscular
 Infeksi
 Jalan nafasalergik

Resiko Infeksi (Kode : 00004)

Definisi :Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organism patogenik yang dapat mengganggu kesehatan

Faktor resiko

 Kurang pengetahuan untuk menghindari  Obesitas


pemajangan pathogen  Penyakit kronik (missal, diabetes militus)
 Malnutrisi  Prosedur invasive

Pertahanan tubuh tidak adekuat


 Pecah ketuban lambat
 Gangguan integritas kulit  Penurunan kerja siliaris
 Gangguan peristalsis  Perubahan PH sekresi
 Merokok  Stasis cairan tubuh
 Pecah ketuban dini

Pertahanan tubuh tidak adekuat


 Supresi respon inflamasi
 Imunosupresi  Vaksinasi tidak adekuat
 Leucopenia  Pemajangan terhadap pathogen lingkungan
 Penurunan hematoglobin meningkat
 Terpajan pada wabah

2.2 Intervensi
2.3.1 Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d sekresi yang tertahan
NOC
Status Pernafasan : Kepatenan Jalan Nafas

Definisi : Saluran Trakeobronkial yag terbuka dan lancer untuk pertukaran udara
041004 Frekuensi pernafasan 041014 Pernafasan cuping hidung
041015 Irama pernafasan 041015 Mendesah
041017 Kedalaman inspirasi 041016 Dipsnea saat istirahat
041012 Kemampuan untuk mengeluarkan 041018 Dipsnea dengan aktivitas ringan
041002 secret 041019 Penggunaaan otot bantu nafas
041011 Ansietas 041020 Batuk
041003 Ketakutan 041021 Akumulasi sputum
041007 Tersedak
041013 Suara nafas tambahan
NIC

Manajemen Jalan Nafas (Kode : 3140)

Definisi : Fasilitasi Kepatenan Jalan Nafas

Aktivitas-aktivitas:  Bantu dengan dorongan spirometer,


sebagaimana mestinya
 Buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau  Auskultasi suara nafas, catat area yang
jaw thrust, sebagai mana mestinya ventilasinya menurun atau tidak ada dan
 Posisikan pasien untuk memaksimalkan adanya suara tambahan
ventilasi  Lakukan penyedotan melalui endotrakea atau
 Identifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien nasotrakea, sebagaimana mestinya
untuk masukkan alat membuka jalan nafas  Kelola pemberian bronkodilator,
 Masukkan alat nasoparhyngeal airway (NPA) sebagaimana mestinya
atau oropharyngeal  Ajarkan pasien bagaimana menggunakan
 Masukkan alat nasopharyngeal airwa airway inhaler sesuai resep sebagaimana mestinya
(OPA), sebagaimana mestinya  Kelola pengobatan aerosol, sebagaimana
 Lakukan fisioterapi dada, sebagaimana mestinya
mestinya  Kelola nebulizer ultrasonik, sebagaimana
 Buang sekret dengan memotivasi pasien mestinya
untuk melakukan batuk atau menyedot lendir  Kelola udara atau oksigen yang dilembabkan,
 Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, sebagaimana mestinya
berputar dan batuk  Ambil benda asing dengan forsep McGill,
 Gunakan teknik yang menyenangkan untuk sebagaimana mestinya
memotivasi bernafas dalam kepada anak-  Regulasi asupan cairan untuk
anak (misal: meniup gelembung, meniup mengoptimalkan keseimbangan cairan untuk
kincir, peluit, harmonika, balon, meniup mengoptimalkan keseimbangan cairan
layaknya pesta; buat lomba meniup dengan  Posisikan untuk meringankan sesak nafas
bola ping pong, meniup bulu)  Monitor status pernafasan dan
 Instruksikan bagaimana agar bisa melakukan oksigenasi,sebagaimana mestinya
batuk efektif

NIC

Peningkatan (Manajemen) Batuk (Kode : 3250)

Definisi : Meningkatkan inhalasi dalam oleh pasien yang akan memicu tekanan yang tinggi dalam intra-thorak
dan penekanan pada bagian bawah parenkim paru untuk dapat mengeluarkan udara yang kuat

Aktivitas-aktivitas:  Minta pasien untuk menarik nafas dalam


beberapa kali, keluar kan perlahan dan
 Monitor fungsi paru, terutama kapasitas vital, batukkan di akhir ekhalasi (penghembusan)
tekanan volume inspirasi maksimal, tekanan  Lakukan teknik 'chest wall rib spring' selama
volume ekspirasi 1 detik (FEvi) dan FEvi/ fase ekspirasi melalui manuver batuk, sesuai
FVC sesuai dengan kebutuhan dengan kebutuhan
 Dampingi pasien untuk bisa duduk pada  Tekan perut di bawah xiphoid dengan tangan
posisi dengan kepala sedikit lurus, bahu terbuka sembari membantu pasien untuk
relaks dan lutut ditekuk atau posisi fleksi fleksi kedepan selama batuk
 Dukung pasien menarik nafas dalam  Minta pasien untuk batuk dilanjutkan dengan
beberapa kali beberapa periode nafas dalam
 Dukung pasien untuk melakukan nafas  Dukung penggunakan incentive spirometry,
dalam, tahan selama 2 detik, bungkukkan ke sesuai dengan kebutuhan
depan, tahan 2 detik dan batukkan 2-3 kali  Dukung hidrasi cairan yang sistemik, sesuai
 Minta pasien untuk menarik nafas dalam, dengan kebutuhan
bungkukkan ke depan, lakukan tiga atau  Dampingi pasien menggunakan bantal atau
empat kali hembusan (untuk membuka area selimut yang di lipat untuk menahan perut
glottis) saat batuk

NIC

Monitor Pernafasan (Kode :3350)

Definisi : Sekumpulan data dan analisis keadaan pasien untuk memastikan kepatenan jalan nafas dan kecukupan
pertukarann gas

Aktivitas-aktivitas:  Monitor nilai fungsi paru, terutama kapasitas


vital paru, volume inspirasi maksimal,
 Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan volume ekspirasi maksimal selama 1 detik
kesulitan bernafas (FEV1), dan FEV1/FVC sesuai dengan data
 Catat pergerakan dada, catat yang tersedia
ketidaksimetrisan, penggunaan otot-otot  Monitor hasil pemeriksaan ventilasi mekanik,
catat pening katan tekanan inspirasi dan
bantu nafas, dan retraksi pada otot penurunan volume tidal
supraclaviculas dan interkosta  Monitor peningkatan kelelahan, kecemasan
 Monitor suara nafas tambahan seperti ngorok dan kekurangan udara pada pasien
atau mengi  Catat perubahan pada saturasi O, volume
 Monitor pola nafas (misalnya., bradipneu, tidal akhir CO, dan perubahan nilai analisa
takipneu, hiperventilasi, pernafasan kusmaul, gas darah dengan tepat
pernafasan 1:1, apneustik, res- pirasi biot,  Monitor kemampuan batuk efektif pasien
dan pola ataxic  Catat onset, karakteristik, dan lamanya batuk
 Monitor saturasi oksigen pada pasien yang  Monitor sekresi pernafasan pasien
tersedasi (seperti, Sao Svoa, SpO2) sesuai  Monitor secara ketat pasien-pasien yang
dengan protokol yang ada berisiko tinggi meng- alami gangguan
 Pasang sensor pemantauan oksigen non- respirasi (misalnya, pasien dengan terapi
invasif (misalnya, pasang alat pada jari, opioid, bayi baru lahir, pasien dengan
hidung, dan dahi) dengan mengatur alarm ventilasi mekanik, pasien dengan luka bakar
pada pasien berisiko tinggi (misalnya., pasien di wajah dan dada, gangguan neuromuskular)
yang obesitas, melaporkan pernah mengalami  Monitor keluhan sesak nafas pasien,
apnea saat tidur, mempunyai riwayat termasuk kegiatan yang meningkatkan atau
penyakit dengan terapi oksigen menetap, usia memperburuk sesak nafas tersebut
ekstrim) sesuai dengan prosedur tetap yang  Monitor suara ser dan perubahan suara
ada tersebut setiap jam pada pasien luka bakar
 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru  Monitor suara krepitasi pada pasien
 Perkusi torak anterior dan posterior, dari  Monitor hasil foto thoraks
apeks ke basis paru, kanan dan kiri  Buka jalan nafas dengan menggunakan
 Catat lokasi trakea maneuver chin lift atau jaw thrust, dengan
 Monitor kel otot-otot diapragma dengan tepat
pergerakan parasoksikal  Posisikan pasien miring ke samping, sesuai
 Auskultasi suara nafas, catat area dimana indikasi untuk mencegah aspirasi, lakukan
terjadi penurunan atau tidak adanya ventilasi teknik log roll, jika pasien diduga mengalami
dan keberadaan suara nafas tambahan cedera leher
 Kaji perlunya penyedotan pada jalan nafas  Berikan bantuan terapi nafas jika diperlukan
dengan auskultasi suara nafas ronki di paru (misalnya, nebulizer)
 Auskultasi suara nafas setelah tindakan,
untuk dicatat
 Berikan bantuan resusitasi jika diperlukan

2.3.2 Diagnosa Keperawatan : Risiko infeksi b.d supresi respon inflamasi


NOC : Keparahan infeksi…………………………(KODE : 703)

SKALA OUTCOME KESELURUHAN


INDIKATOR
070301 Kemerahan 070311 Malaise

070302 Vesikel yang tidak mengeras 070312 Menggigil


permukaan nya
070303 Cairan (luk) yang berbau busuk 070313 Gangguan kognisi yang tidak bisa
diperjalankan

070304 Sputum purulen 070331 Lethargi

070305 Dainase purulen 070332 Hilang nafsu makan

070306 Piuria/nanah dalam urin 070319 Infiltrasi x-ray dada

070307 Demam 070320 Kolonisasi kultur darah kolonisasi kultur darah

070329 Hipotermia 070335 Kolonisasi (pada) alat bantu aksesvaskuler

070330 Ketidakstabilan suhu 070321 Kolonisasi kultur sputum

070333 Nyeri 070322 Kolonissi cairan-cairan serebrospinal

070334 Jaringan lunak 070323 Kolonisasi kultur area luka

070309 Gejala-gejala gastroimtestinal 070326 Peningkatan jumlah sel darah putih

070310 Limfadenopati 070327 Depresi jumlah sel darah putih

NOC : Keparahan Infeksi : Bayi Baru Lahir…………………(KODE : 0708)

SKALA OUTCOME KESELURUHAN


INDIKASI
070801 Ketidakstaabilan suhu 070820 Kejang neonates
070802 Hipotermia 070821 Menangis kuat
070803 Takipnea 070822 Kulit kemerahan
070804 Takikardi 070823 Vesikel yang permukaan nya mengeras
070805 Bradikardi 070824 Cairan (luka) berbau busuk
070806 Aritmia 070825 Drainase purulen
070807 Hipotensi 070826 Konjungtivitis
070808 Hiepertensi 070827 Umbilicus terinfeksi
070809 Wajah pucat 070828 Kolonisasi kultur darah
070810 Kulit berbintik-bintk 070829 Kolonisasi kultur area luka
070811 Sianosis 070830 Kolonisasi kultur urin
070812 Kulit lembab dan dingin 070831 Kolonisasi kultur feses
070813 Muntah 070832 Infiltrasi x-ray dada
070814 Diare 070833 Kolonisasi kultur cairaan cerebrospinal
070815 Distensi abdomen 070834 Peningkatan jumlah sel darah putih
070816 Intoleransi makan 070835 Depresi jumlah sel darah putih
070817 Lethargi 070820 Kejang neonates
070818 Gelisah 070821 Menangis kuat
070819 Kejang 070822 Kulit kemerahan

NIC
Manajemen imunisasi/valsinasi
6530
Definisi : memonitor status imunisasi, memfasilitasi akses untuk imunisasi, dan menyediakan imunisasi
untuk mencegah penyakit menular
Aktivitas aktivitas:  Ingatkan individu/ keluarga ketika imunisasinya
ada yang belum dilakukan
 Ajarkan pada orangtua imunisasi yang
direkomendasikan bagi anak, cara imunisasinya,  Ikuti petunjuk the American Academy of
alasan dan kegunaan dari imunisasi, efek Pediatrics, American Academy of Family
samping dan reaksi yang mungkin terjadi Physicians, and US. Public Health Service
(misalnya, hepatitis B, diptheria, tetanus, untuk pemberian imunisasi
pertussis H. Influensa, polio, campak, gondok,
rubella dan varicella)  Informasikari pada pelancong terkait imunisasi
yang diperlukan untuk bepergian ke luar negeri
 Informasikan individu mengenai imunisasi
protektif untuk melawan penyakit yang tidak  Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi
diwajibkan oleh undang-undang (misalnya, (reaksi anfilaksis imunisasi sebelumnya dan
influensa, pneumokokus, dan vaksinasi hepatitis sakit yang sedang atau berat dengan atau tanpa
B) demam)

 Ajarkan pada individu/keluarga mengenai  Pahami bahwa keterlambatan pemberian


vaksinasi yang di perlukan jika ada paparan atau imunisasi pada satu seri bukan berarti harus
insiden khusus (misalnya, kolera, influensa, mengulang jadwal
plak, rabies, demam rocky mountain, small-
pox, demam thypoid, tifus, demam kuning dan  Pastikan telah informed consent untuk
tuberkulosis) pemberian vaksin

 Sediakan informasi mengenai vaksin yang  Bantu keluarga terkait perencanaan keuangan
disiapkan oleh Pusat Pencegahan dan Kontrol untuk membayar imunisasi (misalnya, apakah
Penyakit Centers for Disease Control and dibayar asuransi dan klinik departemen
Prevention kesehatan)

 Sediakan dan perbarui catatan terkait tanggal  Identibfikasi penyedia layanan yang turut serta
dan tipe imunisasi dalam program "vaksin untuk anak" yang
menyediakan vaksin gratis
 Identifikasi teknik pemberian imunisasi yang
lepat, termasuk pemberian yang simultan  Beritahukan pada orangtua untuk
memperhatikan tingkat kenyamanan anak
 Identifikasi rekomendasi terbaru terkait setelah divaksin
penggunaan imunisasi
 Observasi anak selama beberapa waktu tertentu
 Gunakan prinsip 5 benar dalam pemberian obat setelah pemberian vaksin

 Catat riwayat kesehatan pasien dan riwayat  Jadwalkan imunisasi sesuai tenggang waktu
alergi yang ada

 Berikan injeksi pada bayi di bagian paha  Tentukan status imunisasi setiap kali kunjungan
anterolateral, sesuai kebutuhan ke pelayanan kesehatan (termasuk ruang gawat
darurat) dan berikan imunisasi sesuai kebutuhan
 Dokumentasikan informasi vaksinasi, sesuai
 Advokasi pasien terkait program dan kebijakan
SOP yang berlaku (misalnya, pabrik, kode seri, yang menyediakan imunisasi murah atau
tanggal kadaluarsa lain-lain) bahkan gratis ke seluruh populasi Bantu
pencatat secara nasional untuk melacak status
 Informasikan pada keluarga imunisasi mana imunisasi
yang diperlukan sebagai syarat untuk masuk pra
sekolah, taman kanak-kanak, SMP, SMA dan
perguruan tinggi

 Audit catatan imunisasi sekolah terkait


kelengkapannya setiap tahun

NIC
Perlindungan Infeksi
6550
Definisi : pencegahan dan deteksi dini infeksi pada pasien beresiko

Aktivitas-aktivitas :  Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup


 Monitor adanya tanda dan gejala infeksi  Anjurkan asupan cairan dengan tepat
sistemik dan local  Anjurkan istirahat
 Monitor kerentanan terhadap infeksi  Pantaau adanya perubahan tingkat energy atau
 Tinjau riwayat (dilakukannya) perjalanan malaise
internasional dan global  Anjurkan peningkatan mobilitas dan latihan
 Monitor hitung mutlak granulosit, WBC, dan dengan tepat
hasil-hasil diferensial  Anjurkan pernafasan dalam dan batuk dengan
 Ikuti pencegahan neutropenia, yang sesuai tepat
 Hindari kontak dekat dengan hewan peliharaan  Berikan agen imunisasi dengan tepat
hewan dan penjamu dengan imunitas yang  Instruksikan pasien untuk minum antibiotic yang di
membahayakan (immune-compromised) resepkan
 Skrining semua pengunjung terkait penyakit  Jaga penggunaan antibotik denga bijaksana
menular  Jangan mencoba pengobatan antibiotic untuk
 Pertahan kan asepsis untuk pasien beresiko infeksi-infeksi virus
 Pertahankan teknik-teknik isolasi, yang sesuai  Ajarkan pasien dan keluarga pasien mengenai
 Berkikan perawatan kulit yang tepay untuk berbedaan-perbedaan infeksi virus dan baterai
(area yang memngalami edema)  Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan
 Periksa kulit dan selaput lender untuk adanya gejala infeksi kapan harus melaporkannya kepada
kemerahan kehangatan ekstrim atau drainase pemberi layanan kesehatan
 Periksa kondisi setiap sayatan bedah atau luka  Ajarkan pasien dan keluarga cara untuk
 Dapatkan kultur yang di perlukan menghindari infeksi
 Lapor dugaan infeksi pada personil pengendali  Kurangi buah-buahan segar dan sayur-sayuran ,
infeksi dan merica dalam diet pasien dengan neutropenia
 Lapor kultur positif pada persnil pengendali  Singkirkan bunda-bunga segar dan tanaman-
infeksi tanaman dari area pasien dengan tepat
 Berikan ruang pribadi yang diperlukan
 Pastikan keamanan air dengan mengajukan
hiperklorinasi dan pemanasan lebih dengan tepat
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Bisan. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini.
Jakarta : JNPK-KR
Bulechek. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC).Yogyakarta : Mocomedia

Herdman T.Heather. 2015. Diagnosa Keprawatan. Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam. 1999. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC


Moorhead. 2016. Nursimg Outcome Classification (NOC). Yogyakarta : Mocomedia

Prawiro Harjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pusaka
Lutan, delfi. 2008. http://keperawatan –gun.blogspot.com2008/11/2008/asuhan bayi
baru lahir html

Anda mungkin juga menyukai