Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

Perspektif Kewirausahaan

Disusun oleh:
Firmansyah D071181003
Rofifah Rasul D071181015
Zalza Saphira AN. D071181024
Deni Anugrah Pakio D071181315
Nur Idawati Maulidan D071181511

Departemen Teknik Industri


Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

Gowa
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta'aala


karena atas rahmat dan karunia-Nyalah makalah kewirausahaan ini dapat
terselesaikan dan tak lupa kita menghadiahkan shalawat beriring salam untuk Nabi
besar kita Nabi Muhammad shalallahu ’alaihi wassalam.

Penulisan makalah ini bertujuan agar kita dapat mengenal kewirausahaan


dengan mempelajari perspektif kewirausahaan terlebih dahulu. Kemudian, kami
juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah kewirausahaan ini tidak luput
dari ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, kami mohon atas kerjasamanya agar
pembaca bersedia memberikan kritik dan saran untuk makalah kami ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Syamsul Bahri, M.Si,
IPU selaku dosen mata kuliah kewirausahaan yang telah membimbing dan juga
memberi kepercayaan kepada kami dalam penyelesaian makalah ini. Terima kasih
juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah memberi bantuan dan dukungan
dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah kewirausahaan ini dapat
bermanfaat adanya untuk kita semua.

Makassar, 1 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 7
2.1 Krisis Global Membuat Pengangguran Terdidik Meningkat ...................... 7
2.2 Kewirausahaan Bertujuan untuk Mengurangi Pengangguran ..................... 7
2.3 Membuka Wawasan Lulusan Perguruan Tinggi ......................................... 8
2.4 Tujuan dan Manfaat Kewirausahaan bagi Mahasiswa ................................ 9
2.5 Kewirausahaan di Indonesia Belum Berkembang secara Maksimal karena
Pola Pikir yang Salah ................................................................................ 10
2.6 Tren Perguruan Tinggi Saat Ini Berbasis Kewirausahaan......................... 11
2.7 Kewirausahaan adalah Salah Satu Jalan menuju Sukses........................... 12
2.8 Kewirausahaan sudah Menjadi Pilihan Gaya Hidup di Zaman Sekarang . 12
2.9 Memasuki Era Ekonomi Berbasis Kewirausahaan ................................... 13
2.10 Kewirausahaan adalah Kemampuan untuk Merangkai dan
Memberdayakan Semua yang Anda Punyai .............................................. 14
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 15
3.2 Saran .......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Begitu cepat dampak yang terjadi akibat krisis global. Diawali dari bangkrutnya
sebuah bank di Amerika Serikat di awal bulan Oktober 2008 dan terus
berdampak pada sektor keungan lainnya seperti sektor asuransi dan sektor-
sektor lainnya.
Dampak krisis global juga melanda kawasan Asia termasuk negara kita,
Indonesia. Walaupun begitu, hal yang terpenting ialah bagaimana mengelola
dampak krisis yang sudah ‘mengglobal’ tersebut dan tidak membuat sektor
ekonomi Indonesia semakin terpuruk.
Menurut para pakar/pengamat eknomi, ancaman nyata yang akan segera terjadi
adalah gelombang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) secara besar-besaran.
Rasionalisasi atau perampingan organisasi yang terpaksa dilakukan pihak
perusahaan kemungkinan akan berbuntut pada pengurangan karyawan. Oleh
sebab itu, dibutuhkan banyak entrepreneur yang smart untuk menjadi lokomotif
perekonomian Indonesia.
Dalam kondisi seperti ini, yang dibutuhkan perusahaan adalah karyawan yang
kreatif dan inovatif. Artinya mereka mempunyai keahlian dan keterampilan
yang memadai yang dapat dikontribusikan untuk mengatasi kesulitan,
tantangan, dan keterbatasan perusahaan. Atau dapat dikatakan karyawan yang
ber-multiskill. Keahlian ini pun disebut dengan kewirausahaan organisasi
(intrapreneurship).

1.2 Rumusan Masalah


- Bagaimana penjelasan mengenai dampak krisis global terhadap tingkat
pengangguran terdidik?
- Apakah tujuan dari kewirausahaan?

4
- Bagaimana penjelasan mengenai cara untuk membuka wawasan bagi para
lulusan perguruan tinggi tentang alternatif lain selain mencari kerja?
- Bagaimana penjelasan mengenai manfaat kewirausahaan bagi negara,
mahasiswa, dan lingkungannya?
- Bagaimana membuka pola pikir mahasiswa tentang entrepreneurship
sebagai benang merah pengetahuan, skill, keterampilan, dan hal-hal yang
mahasiswa/i miliki?
- Bagaimana penjelasan mengenai fakta bahwa entrepreneurship bukan
sekadar tren tetapi telah menjadi kebutuhan mahasiswa untuk meraih
kesuksesan?

1.3 Tujuan Penulisan


- Mengidentifikasi dampak krisis global terhadap tingkat pengangguran
terdidik
- Menjelaskan tujuan dari kewirausahaan
- Mengidentifikasi penjelasan mengenai cara untuk membuka wawasan bagi
para lulusan perguruan tinggi tentang alternatif lain selain mencari kerja
- Mengidentifikasi penjelasan mengenai manfaat kewirausahaan bagi negara,
mahasiswa, dan lingkungannya
- Mengidentifikasi penjelasan mengenai cara membuka pola pikir mahasiswa
tentang entrepreneurship sebagai benang merah pengetahuan, skill,
keterampilan, dan hal-hal yang mahasiswa/i miliki
- Mengidentifikasi penjelasan mengenai fakta bahwa entrepreneurship bukan
sekadar tren tetapi telah menjadi kebutuhan mahasiswa untuk meraih
kesuksesan

1.4 Manfaat Penulisan


- Mengetahui dampak krisis global terhadap tingkat pengangguran terdidik
- Mengetahui tujuan dari kewirausahaan
- Mengetahui penjelasan mengenai cara untuk membuka wawasan bagi para
lulusan perguruan tinggi tentang alternatif lain selain mencari kerja

5
- Mengetahui penjelasan mengenai manfaat kewirausahaan bagi negara,
mahasiswa, dan lingkungannya
- Mengetahui penjelasan mengenai cara membuka pola pikir mahasiswa
tentang entrepreneurship sebagai benang merah pengetahuan, skill,
keterampilan, dan hal-hal yang mahasiswa/i miliki
- Mengetahui penjelasan mengenai fakta bahwa entrepreneurship bukan
sekadar tren tetapi telah menjadi kebutuhan mahasiswa untuk meraih
kesuksesan

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Krisis Global Membuat Pengangguran Terdidik Meningkat


Bukan rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global, Indonesia sebenarnya
sudah dihadapkan pada ancaman ledakan pengangguran terdidik yang semakin
tinggi. Ancaman itu semakin serius dengan adanya krisis global. Yang paling
rentan mendapat ancaman serius adalah pengangguran berpendidikan rendah.
Sebanyak 55% angkatan kerja nasional adalah lulusan SD, disusul lulusan SMA
dan sederajat lalu diikuti lulusan sarjana yang sekarang semakin besar.
Saat ini, pertumbuhan lapangan kerja lamban dan arus modal dari luar negeri
rendah. Fakta ini menuntut para lulusan SMA dan perguruan tinggi membekali
diri dengan ilmu untuk menciptakan lapangan kerja. Ilmu yang dimaksud adalah
ilmu kewirausahaan. Dengan ilmu kewirausahaan ini tercipta mindset di dalam
diri para lulusan perguruan tinggi untuk tidak hanya berorientasi pada mencari
kerja saja, tetapi menyadarkan bahwa ada pilihan menarik lainnya selain
mencari kerja, yaitu menciptakan lapangan kerja. Dalam kurun waktu yang
sama, pilihan menciptakan lapangan kerja terbukti menghasilkan pendapatan
yang lebih besar daripada pilihan berkarir, mencari kerja, atau menjadi
karyawan. Tentu saja hal itu bisa tercapai apabila mahasiswa dibekali dengan
pengetahuan, wawasan, keterampilan, pola pikir, strategi, dan taktik yang
mumpuni, yaitu kewirausahaan yang cerdas, bukan hanya kerja keras semata.

2.2 Kewirausahaan Bertujuan untuk Mengurangi Pengangguran


Kewirausahaan (entrepreneur) bukan merupakan ilmu ajaib yang
mendatangkan uang dalam sekejap, melainkan sebuah ilmu, seni, dan
keterampilan untuk mengelola semua keterbatasan sumber daya, informasi, dan
dana yang ada guna mempertahankan hdup, mencari nafkah, atau meraih posisi
pucak dalam karir.
Perkembangan presentasi jumlah wirausahawan di Indonesia tidak begitu pesat.
Padahal jumlah wirausahawan yang mandiri dan sukses akan menjadi lokomotif

7
ekonomi Indonesia yang mampu mengatasi tingkat pengangguran pasif maupun
aktif dan pada akhirnya mampu mengatasi tingkat kemiskinan yang absolut atau
permanen.
Bila satu orang lulusan perguruan tinggi menjadi wirausaha, maka
kemungkinan ia akan mencari temannya sebagai partner dan mungkin salah satu
temannya akan diajak untuk menjadi karyawan (bekerja padanya). Jika jumlah
lulusan yang menjadi wirausaha adalah 10% maka yang akan bergabung
dengannya menjadi 20% (satu partner dan satu karyawan). Dengan demikian,
jumlah pencari kerja angkatan tahun tersebut otomatis berkurang 30%.
Seandainya sebagian kecil saja lulusannya yang berpikiran sama, wirausaha
bisa menjadi cara dan alternatif untuk mengurangi tingkat pengangguran yang
sekarang ini cukup tinggi.

2.3 Membuka Wawasan Lulusan Perguruan Tinggi


Dalam kenyataan presentase jumlah wirausahawan di Indonesia sangat kecil.
Hal ini terjadi karena pengertian dan pemahman tentang kewirausahaan di
kurikulum pendidikan tidak bergema atau hanya sekedar mengetahui dan
mengerti saja atau hanya sekedar mengetahui dan kewirausahaan dalam
pemngembangan kurikulum di perguruan tingginya.
Sejak dini, cara berpikir orang muda perlu dibuka untuk mengetahui manfaat
penting menjadi entrepreneur atau wirausahawan. Jangan sampai ketekunan
belajar di sekolah atau perguruan tinggi hanya mengarah pada satu target, yaitu
mencari kerja saja dan titik! Karena begitu sulit mendapatkan pekerjaan
akhirnya dipaksa menjadi wirausahawan (CEO Young Biz Indonesia; ivonne A
lingga; sumber: kompas, selasa 30 september 2008).
Negara maju pada umumnya memiliki wirausahawan yang lebih banyak
dibandingkan dengan negara berkembang apalagi negara miskin. Amerika
Serikat memiliki 11,5% dari total penduduknya, Singapura 7,2%, Malaysia
>3%, dan Indonesia dengan segala sumber daya alam yang dimiliki hanya
0,18%. Secara historis dan konsensus, bila ingin maju sebuah negara minimal

8
harus memiliki wirausahawan 2% dari total penduduknya. (sumber: kompas,
September 2008)
Mindset atau pola pikir itu sangat penting. Data Young Biz Indonesia
menyebutkan hampir 10% dari 110 tenaga kerja (angkatan kerja) di Indonesia
adalah pengangguran. Setiap tahun lulusan perguruan tinggi dan sederajat
berjumlah jutaan. Hampir sebagian besar dari lulusan itu berorientasi mencari
kerja. Itupun belum ditambah dengan lulusan tahun sebelumnya yang
jumlahnya jutaan dan masih belum mendapatkan pekerjaan. Hal ini bila
diibaratkan dengan sebuah kolam ikan (pasar tenaga kerja) yang sudah penuh
dengan jutaan ikan dengan makanan (kebutuhan tenaga kerja) yang sedikit
tetapi setiap tahunnya dimasukkan ikan (pencari kerja) yang baru. Sukses
berarti berubah. Maka, marilah berubah atau Anda akan tetap menjadi pencari
kerja abadi ingat, kewirausahaan merupakan salah satu alternative bagi anda
selain mencari kerja. Oleh sebab itu, persiapkan sekoci anda sedini mungkin
dengan mempelajari, menguasai, dan memamahami ilmu kewirausahaan.
Niscaya, kewirausahaan suatu saat menyelamatkan hidup dan karir anda.

2.4 Tujuan dan Manfaat Kewirausahaan bagi Mahasiswa


Dahulu, prestasi dan pendidikan saja sudah cukup untuk menjadi bekal mencari
pekerjaan dan bertahan hidup. Namun, dewasa ini belum tentu prestasi dan
pendidikan itu masih cukup. Oleh sebab itu, ada begitu banyak tujuan
kewirausahaan yang bisa dimanfaatkan oleh para lulusan perguruan tinggi
dalam mewujudkan impiannya. Beberapa tujuan kewirausahaan untuk
mahasiswa/i dan dunia pendidikan, yaitu :
1. Kewirausahaan bisa diterapkan di semua bidang pekerjaan dan kehidupan.
Dengan demikian, kewirausahaan sangat berguna sebagai ‘bekal’ masa
depan mahasiswa/i bila ingin berkarir di bidang apapun.
2. Ketika lulusan perguruan tinggi kesulitan mendapatkan pekerjaan atau
terkena PHK, kewirausahaan bisa menjadi langkah alternatif untuk mencari
nafkah dan bertahan hidup.

9
3. Agar sukses di dunia kerja atau usaha, tidak cukup orang hanya pandai
bicara. Yang dibutuhkan adalah bukti nyata/realitas. Oleh karena itu,
kewirausahaan adalah ilmu nyata yang bisa mewujudkannya.
4. Memajukan perekonomian Indonesia dan menjadi lokomotif peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia
5. Meningkatkan pendapatan keluarga dan daerah yang akan berujung pada
kemajuan ekonomi bangsa.
6. Membudayakan sikap unggul, perilaku positif, dan kreatif.
7. Menjadi bekal ilmu ntuk mencari nafkah, bertahan hidup, dan berkembang.

2.5 Kewirausahaan di Indonesia Belum Berkembang secara Maksimal karena


Pola Pikir yang Salah
Dewasa ini, ada banyak pebisnis muda yang sukses. Namun, tak bisa dipungkiri
ada banyak pula pebisnis muda yang mengalami stagnasi (bisnis tak
berkembang). Oleh karena itu mereka menutup usahanya atau berpindah ke
bisnis lain. Demikian seterusnya dan pada akhirnya bisnis itu pun tutup juga.
Hal inilah yang membuat orang takut menjadi pengusaha dan berpikir
salah/keliru tentang kewirausahaan.
Mayoritas pengusaha muda itu menjalankan usahanya dahulu. Modal mereka
hanyalah keberanian, kenekatan, langsung dan cenderung kearah gambling.
Para pebisnis muda menganggap bisnis itu perlu coba-coba. Kesuksesan dalam
berbisnis itu keberuntungan. Oleh sebab itu, mereka nekat, berani, ikut-ikutan
tanpa memahami hakikat dan sejarah bisnis terlebih dahulu. Tentu saja bisnis
dengan model seperti itu, hampir sebagian besar berujung pada kebangkrutan.
Hal inilah yang menyebabkan entrepreneurship di Indonesia nyaris tidak
berkembang. Sistem pendidikan di Indonesia sejak usia dini tidak
memperkenalkan kepada para siswa entrepreneurship concept and skill.
Kenyataan yang sama terjadi di perguruan tinggi. Konsekuensi lanjutnya ialah
para siswa/mahasiswa berpikir bahwa satu-satunya cara untuk meraih
kesuksesan adalah berprestasi dengan nilai akademik yang terbaik saja. Dengan

10
demikian, hanya ada satu jalan yang tersisa untuk mereka, yaitu mencari
pekerjaan yang enak dengan gaji besar.
Dapat disimpulkan bahwa para lulusan atau entrepreneur muda belum bisa
menerapkan keterampilan kewirausahaan karena hanya mengandalkan salah
satu spesialisasi pengetahuan yang telah mereka dapatkan di bangku kuliah. Hal
itu membuat mereka yang ingin bekerja dan membangun bisnis itu secara tidak
langsung wawasannya sudah dibentuk terlebih dahulu menjadi tenaga spesialis
di bidangnya masing-masing sehingga banyak yang gagal dalam bisnis, padahal
untuk sukses harus lebih dari itu.
Selain itu ada dua faktor yang menyebabkan entrepreneur-entrepreneur di
Indonesia bisa meraih kesuksesan. Pertama, tempaan waktu dan kerja keras
yang tidak kenal menyerah. Kedua, modal yang cukup dan terus-menerus
dikucurkan dana dan akhirnya sukses.

2.6 Tren Perguruan Tinggi Saat Ini Berbasis Kewirausahaan


Tingkat pengangguran di dunia dan di Indonesia sangat tinggi. Per akhir tahun
2005, di Indonesia angka itu sudah mencapai puluhan juta orang usia produktif.
Hal ini mengakibatkan para lulusan perguruan tinggi merasa sulit mencari kerja.
Situasi persaingan dunia kerja diperberat oleh lulusan yang setiap tahunnya
menjadi pesaing baru untuk memperebutkan kesempatan yang sama.
Oleh karena itu, sebagian besar perguruan tinggi di Singapur, Malaysia,
Amerika, dan lain-lain telah menjadikan entrepreneurship sebagai mata kuliah
penting, bahkan ada yang menjadikannya sebagai mata kuliah wajib. Hal itulah
yang menyebabkan pertumbuhan sektor UKM di negara-negara tersebut tinggi,
bisa mencapai 10-20% dari para lulusannya. Kenyataan ini tentu saja sangat
membantu program pemerintah dalam rangka menciptakan lapangan kerja yang
tinggi di sektor swasta.
Pertumbuhan semagat kewirausahan di negara-negara maju sangat tinggi,
sementara di Indonesia masih cukup kecil. Oleh sebab itu, bila perguruan-
perguruan tinggi di Indonesia ingin maju, mau tidak mau mereka harus
mengubah visinya yang konvesional menjadi lebih antisipatif. Artinya

11
perguruan-perguruan tinggi itu tidak sekadar mengantar para lulusannya
mendapatkan nilai yang tinggi di setiap bidang studi (sebagai parameter
kualitasnya agar para lulusannya bisa direkrut oleh perusahaan-perusahaan
terkemuka) melaikan harus lebih daripada itu. Perguruan-perguruan tinggi
harus mulai mencetak para lulusan yang tidak sekadar menjadi job seeker, tetapi
mencetak para entrepreneur muda yang berbekal skill, knowledge, concept, dan
strategy yang baik untuk membuat mereka sukses di kemudian hari. Perguruan-
perguruan tinggi harus dapat memampukan para lulusannya untuk menciptakan
lapangan kerja baru dan hal ini telah menjadi tren yang patut disimak, didukung,
dan diikuti.

2.7 Kewirausahaan adalah Salah Satu Jalan menuju Sukses


Kesuksesan itu dipilih bukan memilih. Kita dihadapkan oleh banyak pilihan dan
memilih menjadi entrepreneur itu seperti halnya anda dalam sebuah labirin.
Telah kita ketahui bahwa tujuan dari perguruan tinggi adalah suskses baik
menjadi top eksekutive atau menjadi pengusaha. Semua pilihan sama tetapi
berujung berbeda. Menjadi pekerja bisa sukses dan makmur, begitu juga dengan
menjadi interpreneur. Namun, kenyataannya adalah 80% orang kaya di dunia
ini berawal dari pilihan menjadi interpreneur. Tebukti bahwa menjadi seorang
interpreneur adalah salah satu jalan menuju sukses. Tidak nyaman di awal tetapi
enak di belakang, sementara pekerja adalah nyaman diawal tetapi tidak aman
diakhir.

2.8 Kewirausahaan sudah Menjadi Pilihan Gaya Hidup di Zaman Sekarang


Selama kuliah kita tidak diberikan wawasan dan visi yang lain selain mencari
kerja. Padahal ada dunia lain yang bisa dimasuki oleh para lulusan perguruan
tinggi. Dunia yang di maksud adalah dunia entrepreneur. Dari pemgamatan
dilapangan ternyata rasio kesuksesan cukup tinggi bila para lulusan perguruan
tinggi itu sedini mungkin dibekali dengan pengetahuan, konsep, strategi, dan
kemampuan yang memadai. Bahkan saat ini ada informasi yang sangat menarik.
Ternyata menjadi seorang entrepreneur sudah bukan hal yang ditakuti lagi oleh

12
para lulusan perguruan tinggi karena yang terjadi justru sebaliknya. Menjadi
interpreneur menjadi pilihan hidup yang menantang dan bagi para tamatan
perguruan tinggi hal ini merupakan ajang pembuktian kepada orang tua, teman,
saudara dan orang lain bahwa mereka bisa sukses. Mengapa? Karena memilih
jalan hidup menjadi pekerja (mencari kerja) setelah dikalkulasikan dengan
matang menunjukkan bahwa seseorang sulit menjadi kaya. Hal itu terjadi
karena incame yang diperoleh terbatas atau dibatasi, sedangkan kebutuhan terus
meningkat. Oleh karena itu daripada mempertaruhkan waktu dan usia, ada suatu
pilihan terus mencari kerja yang baru, melamar dan melamar atau menjadi
seorang interpreneur? Lalu mengapa tidak sekarang saja anda menajdi seorang
interpreneur?. Tahun-tahun lalu yang dipertaruhkan untuk menekuni dunia
kerja juga bahkan menjadi jaminan bagi anda mendapatkan tempat untuk
sukses. Istilahnya saat ini entrepreneurship telah menjadi ajang pembuktian diri
(aktualisasi diri) bagi kalangan muda. Gaya entrepreneur mudah cukup keren,
bergengsi dan trendly. Inilah suatu fenomena baru yang terjadi pada kalangan
muda lulusan perguruan tinngi baik dari luar negeri maupun dalam negeri
khususnya perguruan tinggi terkemuka.

2.9 Memasuki Era Ekonomi Berbasis Kewirausahaan


Sekarang era baru di indonesia akan tercipta dengan adanya sistem ekonomi
yang berbasis UKM dengan spirit of entrepreneurship yang kuat, konseptual,
dan tangguh. System ekonomi yang berbasis UKM ini ternyata mampu bertahan
dari gelombang krisis monoter beberapa tahun lalu. Ada prediksi bahwa
perekonomian indonesia pada saat ini dan di masa yang akan datang akan di
monotori oleh wisudawan-wisudawan muda dengan semangat, hobi dan cita-
cita menjadi interpreneur. Hal ini pun telah mulai merasuki para eksekutif muda
yang sukses secara cepat bak meteor. Di usia muda, mereka telah mampu
meraih semuanya. Tak ada lagi tantangan yang mesti dihadapi dalam
menggapai kesuksesan. Kenyataan ini membuat mereka bosan, jenuh, dan ingin
mencari tantangan, mereka pun akhirnya memilih menjadi interpreneur.
Dahulu, orang banyak yang mau lulus dari perguruan tinggi bercita-cita menjadi

13
professional. Mereka mengimpikan duduk di kursi yang empuk di perusahaan
besar, terkenal dan mempunyai banyak cabang. Namun, melihat kondisi dan
situasi yang cukup ada untuk meraih mimpi itu, sudah saatnya mereka harus
banting stir menjadi yang entrepreneur. Ternyata kesepakatan pun tidak kalah
tingginya. Waktu yang diperlukan untuk meraih kesuksesan juga sama. Malah
tingkat pendapatannya jauh lebih tinggi.

2.10 Kewirausahaan adalah Kemampuan untuk Merangkai dan


Memberdayakan Semua yang Anda Punyai
Tak bisa di pungkiri kita belum tahu banyak apa sebenarnya kemampuan atau
keterampilan berwirausaha itu. Kita perlu menyadari bahwa saat ini
pengetahuan akademis saja tidaklah cukup untuk menjadi bekal dimasa
depan. Anda mungkin lulusan dengan predikat yang sangat baik, namun bila
pengetahuan (prestasi) akademis tidak dapat dilengkapi dengan kemampuan
(aktif) atau keahlian yang lain itu tidak cukup. Oleh sebab itu bisa diibaratkan
bahwa interpreneurial itu adalah mata uang. Sisi yang satu adalah
pengetahuan akademis dan prestasi, sisi lainnya adalah kemampuan untuk
mengelolah, memberdayakan, dan memanfaatkan pengetahuan akademis.
Anda dalam mengatasi masalah, kesulitan, dan tantangan yang dihadapi,
untuk itu kreatifitas dan inovasi berfungsi melengkapi. Jadi kreativitas adalah
kemampuan mengelolah, memberdayakan dan menggunakan pengetahuan
apapun yang anda miliki, informasi dan pengalaman, dan keterampilan
lainnya untuk mengatasi kesulitan. Pengetahuan adalah perkakas dan
kreativitas adalah cara adalah cara untuk membuat segalanya terselesaikan
dengan baik. Kemampuan interpreneurial juga merupakan penggabungan
dari dua sisi kemampuan. Anda untuk mengatasi kesulitan dan tantangan
bisnis. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan kewirausahaan adalah cara
untuk memberdayakan semua pengetahuan yang dimiliki dengan kreativitas
untuk sukses di bidangnya.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
- Pengangguran terdidik meningkat disebabkan oleh pengetahuan seseorang
berfokus pada satu titik saja. Maksudnya dalam hidup seseorang perlu
melakukan inovasi, kreasi dan kreativitas agar mampu bersaing dengan
yang lain.
- Kewirausahaan dijadikan sebagai pekerjaan yang menyenangkan.
Meskipun tidak memiliki pengetahuan yang tinggi, semua bisa menjadi
seorang pengusaha, sehingga mengurangi pengangguran yang ada di dunia.
- Kewirausahaan bagi mahasiswa sangatlah bermanfaat. Selain mendapatkan
penghasilan sendiri juga membuat mahasiswa hemat dalam melakukan
aktivitas apapun.
- Pola pikir yang salah mengenai kewirausahaan memang sering kita jumpai.
Mayoritas pengusaha muda menjalankan usahanya dahulu dengan modal
keberanian, kenekatan, langsung dan cenderung ke arah gambling.
- Kesuksesan itu dipilih bukan memilih. Kita dihadapkan oleh banyak pilihan
dan memilih menjadi interpreneur. Salah satu jalan menuju sukses ialah
dengan menjadi seorang pengusaha.

3.2 Saran
Mengembangkan jiwa kewirausahaan dikalangan mahasiswa merupakan salah
satu hal yang penting menjadi kesempatan kerja, pendapatan dan kesejahteraan
bagi setiap orang/individu. Diharapkan agar mahasiswa terlatih melihat sisi
positif suatu sumber daya dan transformasikan menjadi manfaat yang nyata.
Kewirausahaan lebih ditentukan oleh bakat atau karakter individu, atau bawaan
lahir tidak atas proses yang direncanakan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Hendro. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.

iv

Anda mungkin juga menyukai