Anda di halaman 1dari 52

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA
Contents
• Pendahuluan • Komplikasi
• Definisi • Assessment
• Penyebab/indikasi • Diagnosis

Tujuan •
Planning and goal
• Level amputasi • Interventions
• Tipe dan tahapan • Evaluations
amputasi
• Rehabilitasi
• Postop care
Pendahuluan
 Di USA sekitar 350.000 orang yang di amputasi
 135000 orang diamputasi setiap tahunnya.
 Penyebab dari amputasi:
 penyakit 70 %
 trauma 22 %
 conginetal 4 %
 tumor 4 %
Definisi
• Menghilangkan sebagian atau seluruhnya dari
extermitas (Burke, 2008 )
• Amputation is the removal of a body part,
usually an extremity (Brunner & Suddarth, 2005).
Penyebab
• PVD (akibat DM [tersering], perokok, hyperlipidemia).
• Gas gangrene
• Trauma (crushing injuries, burns, frostbite, electrical burns)
• Congenital deformities
• Chronic osteomyelitis
• Malignant tumor
Indikasi
 Crush injury pada tibia dengan fr segmental dan
lambat untuk revacularisasi lebih dari 6 jam.
 Fraktur terbuka grad III C

 Iskemic oleh karena gangguan pada neurovaskuler


perifer.
Tujuan
• To relieve symptoms
• Improve function,
• Save /improve the patient’s quality of life
Level of Amputation
• Amputasi dilakukan
pada bagian terdistal yg
masih berhasil sembuh

Tempat amputasi
ditentukan 2 faktor:
1. Sirkulasi pada bagian
yang diamputasi
2. Functional usefulness
(seperti, kebutuhan
pemakaian prosthesis).
Levels of lower limb amputation

Cooper, G. (2006)
Levels of upper limb amputation

Cooper, G. (2006). Essential physical medicine and rehabilitation. New Jersey: Humana Press.
Level of Amputation
Tipe Amputasi
1. Terbuka (guillotine)
 Klien infeksi berat memerlukan pengobatan segera
 Luka dibuka dan ditutup dalam waktu lama.

2. Tertutup (flap)
Staged Amputation
• Tahapan amputasi digunakan apabila terdapat
gangrene dan infection.
• Pada permulaan, guillotine amputation dilakukan utk

membuang jaringan infeksi dan necrotic.


• Luka didebridemen dan dibiarkan mengalir (drain)
• Sepsis diobati dg systemic antibiotics.
• Dalam beberapa hari, setelah infeksi dapat diatasi
dan kondisi ps stabil amputasi definitif dilakukan
dengan menutup kulit (flap).
Rehabilitation
• Dukungan psikologis dlm menerima perubahan mendadak pd body image
dan mengatasi stres hospitalisasi, rehabiltasi yg lama, dan modifikasi gaya
hidup
• Dukungan melewati fase berduka, marah, benci dll
• Team rehabilitasi multidisciplin (patient, nurse, physician, social worker,
psychologist, prosthetist, vocational rehabilitation worker) membantu ps
mencapai tingkatan fungsi yg tertinggi dan partisipasi dlm aktivitas hidup
• Klinik prosthetic dan kelompok pendukung (amputi) dpt digunakan untk
memfasilitasi proses rehabilitasi
• Konseling vocational dan job retraining mungkin diperlukan utk
membantu pasien kembali bekerja.
• Days 2 (48 hours): drains usually are removed (Canale & Beaty, 2007)

Cooper, G. (2006); Canale & Beaty. (2007). Campbell's Operative Orthopaedics, (11th ed). Elsevier: Mosby
Postoperative Care
• Elevasi stump dg meninggikan FOB utk atasi edema & nyeri postop
• Hindari stump pd posisi dependent
• Utk transfemoral amputations, tempatkan bantal diantara femur atau
dibawah stump, dan cegah kontraktur fleksi/abduksi

Exercises
exercises stump
diikuti satu hari postop
kemudian sesuai toleransi
oleh exercises klien:
mobilisasi muscle-setting
sendi.
• Mobilisasi from bed to chair: 1st postoperative day.
• For amputasi ekstr bawah mulai physical therapy dlm bbrp hari pertama
utk memulai ambulasi dengan parallel bars.
• Lalu diikuti ambulasi dg walker/crutches jika ps dpt mengontrol anggota
gerak dan cukup nyaman

(FOB: foot of the bed)


Complications
Hematoma
• Hemostasis sebelum ditutup
• Gunakan drain

Gunakan rigid dressing


• Hematoma dpt memperlambat wound healing dan medium
bagi bacterial infection.
• Jika hematoma terbentuk, lakukan compressive dressing.
• Jika hematoma disertai delayed wound healing dg atau tanpa
infection, harus di evacuasi di OK
Complications

Infection
• Umumnya pd amputasi karena PVD, terutama pd ps DM
• Infeksi luka dalam segera débridement dan irrigasi di OK dan
management luka terbuka.
• Antibiotics diberikan sesuai hasil kultur intraoperatif
• Penutupan yg lambat mungkin menyulitkan karena edema
dan retraksi flaps
• Metode Smith & Burgess: 1/3 tengah luka ditutup, dan sisanya
tetap terbuka.
Complications
Wound Necrosis
• Reevaluasi pemilihan level amputasi preoperative
• Lakukan transcutaneous oxygen studies utk mengevaluasi

potensi wound healing


• Periksa kadar albumin serum dan total lymphocyte count
• Akan timbul masalah wound healing jika albumin <3.5 g/dL or
total lymphocyte counts <1500 cells/mL.
• Hentikan merokok krn mengganggu cutaneous blood flow,
menurunkan tekanan oksigen jaringan
• Risiko infeksi dan amputasi ulang 2.5 kali lebih tinggi pada
perokok dibandingkan dengan nonperokok
Complications
Wound Necrosis
• Necrosis tepian luka <1 cm dapat ditangani scr konservatif dg
open wound management, local débridements dikombinasi
dg suplemen nutritional
• Pada better rehabilitation candidates), total-contact casting
dg weight bearing di tingkatkan terus-menerus
• Weight bearing pada kontak total dg cast menstimulasi wound
healing dan stump maturation
• Pd kasus nekrosis berat dg penutupan ujung tulang yang
buruk, indikasi reseksi
• Hyperbaric oxygen therapy dan TENS meningkatkan wound
healing
Complications
Contractures
• Kontraktur sendi ringan/moderate contractures dari sendi
diatas stump dicegah melalui:

positioning stump yang baik


• gentle passive stretching
• Exercises utk penguatan otot-otot yg mengontrol sendi
• Pada knee, tingkatkan ambulasi cenderung menurunkan
contractur.
• Kontraktur yg berat perlu pembedahan release struktur yang
contracted
Complications
Pain
• Bbrp ps merasakan nyeri kronik postop akibat berbagai sebab
• Managemennya: diagnosis penyebab scr akurat; bedakan phantom
limb pain dg residual limb pain

Residual limb pain sering disebabkan poorly fitting prosthesis


• Stump hrs dievaluasi dari penekanan abnormal, terutama
pada penonjolan tulang
• Distal stump edema (“choking”) dpt terjadi jika ujung-
ujungnya tidak menapak scr lengkap pada prosthesis, dan
dapat menyebabkan ulcerasi atau gangrene. Masalah ini
dapat dihindari dg memodifikasi socket.
Complications
Pain
• Nyeri neuroma terjadi jika ujung-ujung saraf mengalami
penekanan atau iritasi berulang
• Treatment:

Socket modification
– Simple neuroma excision
– Proximal neurectomy
• Phantom limb sensations: normal
Complications
Dermatological Problems
• Cuci stump dg mild soap minimal 1x/hari
• Bilas dan keringkan stump sebelum memakai prosthesis
• Prosthesis tetap bersih dan kering sebelum digunakan
• Perhatikan terjadinya dermatitis kontak dan bedakan dg infeksi
• Inflamasi akibat gatal yang hebat saat memakai socket
• Penyebab adanya sisa detergen di stump, nickel, chromates dlm leathers,
skin creams, antioxidants pada rubber, topical antibiotics, and topical
anesthetics.
• Treatment consists of removal of the irritant, soaks, steroid cream, and
compression.
• Utk cegah bakterial folikulitis: tingkatkan higiene; modifikasi socket utk
mengurangi abnormal pressure.
 Arm ; amputasi pada lengan
 Disartikulasi : pengangkatan sampai batas sendi
 Forequarter : pengangkatan lengan sampai batas sendi
shoulder
 Guillotine
 Leg : Bellow knee
 Thigh : above knee
 Sym : Amputasi sampai angkle
Assessment
Before surgery
• Evaluasi status dan fungsi neurovascular melalui history dan pemeriksaan fisik
• Jika ps mengalami traumatic amputation, kaji fungsi dan kondisi residual limb
• Kaji status circulatory dan fungsi ekstremitas yang tidak terkena
• Jika terjadi infeksi/gangrene, dpt trtjadi pembesaran kel limfe, demam dan drainage purulent

Lakukan kultur utk menentukan th ab yg tepat


• Evaluasi ststuas nutrisi ps. Utk meningkatkan penyembuhn luka beri diet seimbang , protein
yg cukup dan vitamin
• Identifikasi masalah kesehatan yg telah ada sebelumnya (eg, dehydration, anemia, cardiac
insufficiency, chronic respiratory problems, diabetes mellitus) dan atasi sehingga kondisinya
membaik
After surgery:
• Kaji psychological status
• Tentutakn emotional reaction thd amputation
• Respon berduka thd perub body image: normal
• Support system yg adekuat dan professional counseling dpt membantu koping pasien paska
amputasi
Interventions
Atasi Nyeri
• Nyeri disebabkan inflammation, infection, pressure on a bony prominence,
hematoma, atau muscle spasms
• Berikan opioid analgesics,
• Lakukan intervensi nonpharmaceutical (relaksasi, imagery, dll)

Evacuation hematoma/accumulated fluid.


• Ubah position pasien/2 jam (pronasi/4 jam untuk amputasi ekstermitas
bawah (BK, AK)
• Letakan bantal/batal pasir (sandbag) pd residual limb utk counteract the
muscle spasm
• Evaluation nyeri ps dan responses thd interventions
• Immibilisasikan menggunakan splint, untuk kurangi edema
• Elevasi stump dengn bantal pada 24 jam pertama post operasi/dg
meninggikan FOB.
Minimalisasi Perubahan Sensori Persepsi

• Amputi dpt mengalami PLP segera atau 2-3 bln postamputasi


• Lebih sering pd AK amputations
• Rasa nyeri
• Unusual sensations (numbness, tingling, or muscle cramps, feeling that

the extremity is present, crushed, cramped, or twisted in an abnormal


position.
• Pertahankan agar ps tetap aktif (dpt menurunkan PLP)
• Lakukan rehabilitasi intensuf scr dini
• Lakukan stump desensitization dg massage dan distraction techniques dan
dorong ps beraktivitas.
• Lakukan TENS, ultrasound, or local anesthetics utk turunkan nyeri
• Berikan beta-blockers utk nyeri tumpul, rasa terbakar; antiseizure untuk
nyeri kram; tricyclic antidepressants utk perbaiki mood dan kemampuan
coping.
Tingkatkan wound healing
• Perlakukan residual limb dg hati-hati
• Lakukan wound care (aseptic technique)
• Lakukan “residual limb shaping ” agar
cocok/sesuai dg prosthesis yg akan digunakan
• Balut residual limb dg elastic dressings
Cegah infeksi
 Kaji area luka
 Ukur suhu tiap 4 jam
 Monitor DPL

 Lakukan wound care (steril)


 Ajarkan cara membungkus stump yg tepat
 Kolaborasi th ab sesuai hasil kultur
 Cuci stump setiap hari dengan menggunakan sabun dan air
hangat sebaiknya sore hari dan keringkan.
 Observasi adanya lecet, kemerahan.

 Massage daerah stump dimulai setelah 3 minggu operasi


 Buka balutam selama 1 jam . Lakukan sehari 4 kali.
 Ganti elastis pada stump setiap hari
 Anjurkan klien untuk
mengungkapkan
perasaannya, gunakan pertanyaan terbuka
 Dengarkan dan pertahankan kontak mata

 Berkunjung ke klien lebih sering


 Beri support agama , kunjungan dari
rohaniawan sangat diperlukan.
 Explor perasaan klien
 Anjurkan klien untuk melihat stump
 Kenalkan dengan teman yang di amputasi

Anjurkan aktif dan berpartisipasi dan rehabilitasi.
 Exercise dimulai setelah 24- 48 jam setelah operasi
 Ajarkan klien latihan ROM aktif pasip
 Ubah posisi klien tiap 2 jam dan posisi pronasi tiap 4
jam
 Ajar menggunakan alat bantu kruk
 Anjurkan berpartisipasi aktif dalam latihan fisio
terapi.

Anda mungkin juga menyukai