Anda di halaman 1dari 35

KEBIJAKAN PELATIHAN

PENGELOLA KPP DALAM


PEMBERDAYAAN KELUARGA
DI PUSKESMAS
KERANGKA PENYAJIAN:

1. Dasar Hukum Peningkatan Kompetensi


Pegawai melalui Pelatihan
2. Kebijakan dan Arah Pelatihan ASN
3. Kebijakan Pelatihan Aparatur Kesehatan
dalam Peningkatan Kompetensi KPP di
Puskesmas
4. Pelatihan Bagi Pelatih/ TOT Pengelola KPP
dalam Pemberdayaan Keluarga di
Puskesmas
Dasar Hukum
UU No. 5 Th
2014 Aparatur Sipil Negara
• Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi.
• Pengembangan karir PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi,
penilaian kinerja & kebutuhan Instansi Pemerintah.
• Pengembangan Kompetensi antara lain melalui pendidikan dan pelatihan,
seminar, kursus dan penataran.

PP No. 11 Th
2017 Pendidikan & Pelatihan Jabatan PNS
• Pengembangan Kompetensi merupakan upaya untuk pemenuhan kebutuhan
kompetensi PNS dengan standar kompetensi Jabatan dan rencana
pengembangan karier.
• Setiap PNS memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk diikutsertakan
dalam pengembangan kompetensi paling sedikit 20 jam pelajaran dalam 1
tahun.
UU No. 36
Th 2014 Tenaga Kesehatan
• Pengembangan Nakes diarahkan untuk meningkatkan mutu dan karier Nakes.
• Pengembangan Nakes dilakukan melalui pendidikan & pelatihan serta
kesinambungan dalam menjalankan praktik.
• Pelatihan Nakes harus memenuhi program pelatihan dan tenaga pelatih yang
sesuai dengan standar profesi dan standar kompetensi serta diselenggarakan
oleh institusi penyelenggara pelatihan yang terakreditasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan.

PMK No. 39
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat
Th 2016 dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
• Pembinaan & pengawasan PIS dilaksanakan salah satunya mll diklat.
• Dalam meningkatkan kualitas pelaksanaan pendekatan keluarga, dapat
diberikan pelatihan bagi tenaga pelaksana, berupa pelatihan teknis program
dan pelatihan bina keluarga.
Kebijakan dan Arah Pelatihan ASN
PELATIHAN:

Pelatihan merupakan proses pembelajaran


untuk meningkatkan kompetensi, kinerja,
profesionalisme dan menunjang
pengembangan karir dengan meminimalisir
“gap kompetensi” SDM/ peserta latih dalam
melaksanakan tugas & fungsinya.
Bentuk Pengembangan
Kompetensi:
- PENDIDIKAN FORMAL
PENDIDIKAN - TUGAS BELAJAR
- PEMENUHAN STANDAR
KOMPETENSI &
PELATIHAN
PENGEMBANGAN KARIR

JALUR PELATIHAN: NON KLASIKAL = melalui


Klasikal atau Non-klasikal e-learning, bimbingan di
tempat kerja, pelatihan
KLASIKAL = Proses jarak jauh, magang, atau
pembelajaran tatap pertukaran PNS dengan
muka di dalam kelas pegawai swasta
(pelatihan, kursus,
seminar, penataran Sumber: Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 11 tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, pasal 210 & 212
PELATIHAN BAGI ASN
• Pelatihan merupakan bagian integral dari sistem
pembinaan PNS
• Pelatihan mempunyai keterkaitan dengan
pengembangan karir PNS
• Sistem Pelatihan meliputi proses identifikasi
kebutuhan, perencanaan, penyelenggaraan dan
evaluasi diklat
• Pelatihan diarahkan untuk mempersiapkan PNS agar
memenuhi persyaratan jabatan yang ditentukan dan
kebutuhan organisasi, termasuk pengadaan kader
pimpinan dan staf
KEBIJAKAN PELATIHAN
• Pelatihan memiliki alokasi waktu minimal 30 JP @ 45 menit
• Peserta pelatihan adalah PNS yang akan atau telah menduduki
jabatan dan/atau membutuhkan peningkatan kompetensi teknis
dalam pelaksanaan tugas
• Kurikulum pelatihan mengacu kepada standar kompetensi jabatan
• Penyusunan dan pengembangan kurikulum dilakukan dengan
melibatkan pengguna lulusan, penyelenggara pelatihan, peserta dan
alumni pelatihan serta unsur ahli lain
• Metode pelatihan disusun sesuai dengan tujuan dan program
pelatihan bagi orang dewasa
• Pelatihan dapat diselenggarakan secara klasikal dan/atau non klasikal
• Pelatihan dilaksanakan oleh lembaga/institusi diklat yang
terakreditasi
KEBIJAKAN PELATIHAN
• Sarana dan prasarana pelatihan ditetapkan sesuai dengan jenis
pelatihan dan jumlah peserta pelatihan
• Manajemen pelatihan diselenggarakan melalui proses TNA,
penetapan tujuan pelatihan, merancang program pelatihan,
penyelenggaraan pelatihan, evaluasi pelatihan dan
pengendalian mutu
• Dalam menjaga mutu pelatihan, Kementerian Kesehatan
menetapkan akreditasi pelatihan dan akreditasi institusi
pelatihan
• Pelatihan diselenggarakan setelah terakreditasi
• Sertifikat diberikan utk penyelenggaraan pelatihan yang proses
pembelajarannya minimal 30 jpl @ 45 menit dan telah
terakreditasi serta memenuhi ketentuan yang tercantum
dalam kurikulum
MEKANISME PENYUSUNAN KURIKULUM DAN MODUL
KOMPETENSI BPPSDMK
UNIT PROGRAM Cq. Puslat SDM Kesehatan
1. Inspektorat Jenderal
2. Sekretariat Jenderal
3. Ditjen Kes. Masyarakat
4. Ditjen Pelayanan 1. Menyusun kurikulum
Kesehatan sesuai dengan kompetensi
5. Ditjen PP&P 2. Menyusun modul sesuai
dengan kurikulum
6. Ditjen Kefarmasian &Alkes
7. Badan Litbangkes
8. Badan PPSDMK
9. Stakeholder lain Kurikulum & Modul

Ket : 1. Unit Program menentukan kompetensi yang diinginkan


2. Badan PPSDMK menyusun kurikulum dan modul
Pelatihan
3. Setelah kurmod selesai disusun, dilakukan pelatihan
4. Kurmod disampaikan kepada unit program
ARAH PELATIHAN

Diklat
Fungsional

Diklat
Diklat Teknis
Kepemimpinan

1. Diklat 2. Diklat
Prajabatan dlm
Jabatan
ARAH PELATIHAN

Diklat Dalam
• Diklat prasyarat Jabatan
bagi CPNS untuk • Diklat Teknis
diangkat ke dalam
jabatan PNS • Diklat Fungsional
• Diklat
Kepemimpinan
Diklat
Prajabatan
Kebijakan Pelatihan Aparatur
Kesehatan dalam Peningkatan
Kompetensi KPP di Puskesmas
Arah Pengembangan (2005-2024)

RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV


2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2024

Upaya Kuratif VISI


MASYARAKAT
SEHAT YANG
MANDIRI DAN
BERKEADILAN

Pendukung/penunjang

Arah pengembangan tenaga kesehatan sejalan dengan arah pengembangan upaya


kesehatan, dari tenaga kuratif bergerak ke arah tenaga preventif, promotif sesuai
kebutuhan
UPAYA PUSKESMAS
MEMBANGUN WILAYAH BERWAWASAN KESEHATAN
UPAYA PUSKESMAS
MENUJU KELUARGA SEHAT
Pendekatan keluarga
Puskesmas

Posyandu Posbindu Poskestren


PTM

Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga


KEBIJAKAN DAN ARAH PELATIHAN KPP

• Pembinaan & pengawasan PIS dilakukan mll diklat


• Dinkes Kab/Kota memiliki peran pengembangan SDM
dgn melakukan pelatihan tenaga PKM
• Dinkes Prov memiliki peran pengembangan SDM dgn
melaksanakan TOT (bekerjasama dg Bapelkes Prov) utk
melatih nakes di PKM
• Kemenkes menyediakan dana secara bertahap, yg salah
PIS-PK (PMK No.
satunya diperuntukkan bagi penyelenggaraan pelatihan
39 Th 2016)
nakes & menetapkan kurikulum-modul pelatihan
• Pelatihan bagi tenaga pelaksana PIS meliputi: pelatihan
teknis program & pelatihan bina keluarga
• Pelatihan teknis program sebaiknya dilaksanakan Dinkes
Prov, dan Kemenkes menyiapkan tenaga pelatih melalui
penyelenggaraan TOT
KEBIJAKAN DAN ARAH PELATIHAN KPP
• Pelatihan pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di
Puskesmas merupakan pelatihan teknis program promosi
kesehatan.
• Pelatihan pengelola KPP tsb diselenggarakan utk meningkatkan
kompetensi pemangku jabatan promotor kesehatan dalam
melakukan intervensi perubahan perilaku keluarga untuk hidup
bersih dan sehat demi mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
• Pelatihan didasarkan pada kompetensi jabatan yang melekat pada
promotor kesehatan melalui pendekatan keluarga dalam
mendukung PIS-PK.
• Pelatihan akan diselenggarakan oleh Dinkes Provinsi melalui dana
dekon Kementerian Kesehatan.
• Kementerian Kesehatan menyediakan tenaga pelatih yang akan
melatih pada pelatihan di Provinsi.
TOT PENGELOLA KPP DALAM
PEMBERDAYAAN KELUARGA DI
PUSKESMAS
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015 – 2019,
(Kepmenkes RI Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015)

Tujuan Pembangunan Kesehatan


meningkatkan status kesehatan masyarakat dengan lima
indikator utama yang harus dicapai dan dua indikator
diantaranya adalah:
1. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat serta pembiayaan kegiatan
promotif dan preventif
2. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih
dan sehat
Pemberdayaan keluarga dan masyarakat
merupakan suatu upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan kondisi
bagi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat di berbagai tatanan, dengan jalan
membuka jalur komunikasi, menyediakan
informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
sehingga masyarakat mampu menyelesaikan
masalah kesehatannya secara mandiri
Salah satu intervensi
perilaku kesehatan keluarga
adalah
pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku
(KPP)
dalam pemberdayaan Keluarga Sehat
Tujuan
Pelatihan TOT Pengelola KPP

Setelah pelatihan peserta mampu


berperan sebagai pelatih pada Pelatihan
Pengelola Komunikasi Perubahan
Perilaku (PKK) dalam Pemberdayaan
Keluarga di Puskesmas
Ruang lingkup materi
Pelatihan TOT Pengelola KPP
1. Konsep KPP dalam Pemberdayaan Keluarga
2. Perencanaan KPP dalam Pemberdayaan
Keluarga
3. Pembuatan Media KPP dalam
Pemberdayaan Keluarga
4. Pelaksanaan KPP dalam Pemberdayaan
Keluarga
5. Pemantauan dan Penilaian KPP dalam
Pemberdayaan Keluarga
ALUR PROSES BELAJAR
PESERTA
Pelatihan TOT Pengelola KPP

Peserta adalah pengelola program KPP di


Provinsi atau Widyaiswara dengan kriteria
sebagai berikut
1. Pendidikan minimal sarjana
2. Mampu mengoperasikan komputer
3. Memperoleh rekomendasi dan ijin dari
atasan
PELATIH
Pelatihan TOT Pengelola KPP
1. Pejabat struKtural Kemkes, Provinsi, Kab/Kota
2. Pejabat fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat
Ahli yang telah berpengalaman melatih
3. Pakar promosi kesehatan anggota PPPKMI
(Perkumpulan Promotor & Pendidik Kesehatan
Masyarakat Indonesia)
4. Widyaiswara atau yang memiliki kemampuan
kediklatan
5. Memahami kurikulum TOT Pengelola KPP dalam
Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas
6. Menguasai materi yang disampaikan sesuai dengan
GBPP (garis-garis besar program pebelajaran)

Anda mungkin juga menyukai