Anda di halaman 1dari 16

TINDAKAN PENGKAJIAN

AWAL (INITIAL ASSESMENT)

No Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

 
PemerintahanKabupatenTebo Ttd Kepala Puskesmas dr.Riana Elizabeth S
NIP.19730606 200501 2
007

Pengertian Tindakan penilaian secara cepat fungsi vital penderita


berdasarkan prioritas, diikuti resusitasi dan stabilisasi

Tujuan  Untukmengetahuisecaracepatkondisikorban
 Untukdapatmemberikanpenanganan yang
cepatpadakorban yang mengalamikondisi yang
mengancamkehidupan
 Untukmeminimalkantingkatkerusakan/
tingkatkeparahankorban
 Dokter
Petugas
 PerawatRegisttered Nurse (RN)
Perawat Emergency/ Paramedik
1. Evaluasikondisilingkungantempatkejadian.
Prosedur
Amankanpasiendanpenolongdanbahayalingkungan
2. Penolongmemasang APD,
terutamauntukpenolongygberasaldari team ambulance
pre hospital
3. Kajirespon/
kesadarandenganSapaataupanggilkorbandengansuara
yang keraslalutepukdangoyangtubuhkorban.
4. Kajikemungkinanpasienmengalamifraktur cervical
denganmelihattanda-tandaluka di kepala, matalebam,
hidungdantelingaberdarah, adafrakturclavicula. Riwayat
trauma menunjanguntukfraktur cervical. Jikaadafraktur
cervical segerapasang collar cervical (collar neck).
5. A.Kajikepatenan Airway
saluranpernafasanpasien/mulutkorban, dengan :
a. Lihat :
 Apakahadabendaasing di mulutkorban
 Apakahadapenyumbatanjalannafas
 Adakahpergerakan dada – perutwaktubernafas
 Lihatapakahbibirsianosis
b. Dengar :
 Suaranafaskorban, apakah normal,
adakahsuaranafashilang
c. Raba :
 Dekatkanpipipenolongdenganhidungmulutkorban.
Apakahterasahembusannafaskorbandarihidung/
mulut.
6. B.Kajikemampuanbernafas (Breathing)
denganmelakukan :
d. Lihat :
 Perdakahsianosis
 Adakahjejas di dada.
e. Dengar :
 Tempelkanpipipenolongkehidungkorban,
sambilmendengarkansuaranafaskorban, apakah
normal, menurun, menghilang,
atausuaranafastambahan
f. Raba :
 Apakahadahawaekspirasi
 Palpasi dada korban, pakahadaudema, nyeritekan.
7. Kajikondisisirkulasidarahkorbandenganmelakukan :
 Raba nadiartericarotis, rasakandenyutannya,
jikatidakterabamakalakukan RJP
 Raba nadiArteriradialis, hitungfrekuensinya,
tachicardiatautidak.
 Raba ekstremitas, yang banyakterbadinginatautidak
 Lihatapakahadaluka, danperdarahan yang banyak
8. Evaluasikondisilingkungantempatkejadian.
Amankanpasiendanpenolongdanbahayalingkungan
9. Penolongmemasang APD,
terutamauntukpenolongygberasaldari team ambulance
pre hospital
10. Kajirespon/
kesadarandenganSapaataupanggilkorbandengansuara
yang keraslalutepukdangoyangtubuhkorban.
11. Kajikemungkinanpasienmengalamifraktur cervical
denganmelihattanda-tandaluka di kepala, matalebam,
hidungdantelingaberdarah, adafrakturclavicula. Riwayat
trauma menunjanguntukfraktur cervical. Jikaadafraktur
cervical segerapasang collar cervical (collar neck).
12. A.Kajikepatenan Airway
(saluranpernafasanpasien/mulutkorban, dengan :
g. Lihat :
 Apakahadabendaasing di mulutkorban
 Apakahadapenyumbatanjalannafas
 Adakahpergerakan dada – perutwaktubernafas
 Lihatapakahbibirsianosis
h. Dengar :
 Suaranafaskorban, apakah normal,
adakahsuaranafashilang
i. Raba :
 Dekatkanpipipenolongdenganhidungmulutkorban.
Apakahterasahembusannafaskorbandarihidung/
mulut.
SOP LAYANAN KLINIS
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

PemerintahanKabupatenTebo TtdKepalaPuskesmas dr.Riana Elizabeth S


NIP.19730606 200501 2
007

Pengertian Prosedur ini meliputi segala upaya yang dipakai sebagai


dasar untuk menyusun pelayanan klinis.

Tujuan Pelayanan klinis yang diselenggarakan berdasarkan


prosedur standart diharapkan dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan.
Kebijakan SPO Pelayanan klinis meliputi:
1. Pelayanan pendaftaran
2. Pelayanan Kesehatan Umum
3. Pelayanan Kesehatan Gigi
4. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
5. Pelayanan Kefarmasian
6. Pelayanan Laboratorium
7. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
8. Pelayanan Gizi
Referensi  UU RI No.36 th 2009 ps. 5 tentang pelayanan,
monitoring, dan evaluasi pelayanan kesehatan di
puskesmas
 Permenkes 75 th 2014 tentang puskesmas
 Permenkes 1483 th 2010 tentang standart pelayanan
kedokteran
Prosedur Kepala puskesmas dan tim peningkatan mutu pelayanan klinis
mengadakan pertemuan membahas:
1. Prioritas prosedur layanan klinis yang harus disusun
dengan mempertimbangkan: visi misi puskesmas,
tingkat kegawatan penyakit, kondisi 10 besar penyakit
yang ditemui di puskesmas, kemampuan puskesmas
2. Data literatur yang diperlukan dalam penyusunan
3. Tim mutu pelayanan klinis membuat SPO layanan
klinis
4. Pertimbangan masing-masing unit dalam penyusunan
SPO
5. Pelaksanaan SPO.
Distribusi Ka Puskesmas, Tim mutu pelayanan klinis

Unit terkait Puskesmas Rawat Inap, Puskesmas Non Rawat Inap, Pustu,
Polindes/ Poskesdes

ASUHAN KEPERAWATAN
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

 
PemerintahanKabupatenTebo Ttd Kepala Puskesmas dr.Riana Elizabeth S
NIP.19730606 200501 2
007

Pengertian Serangkaian kegiatan/tindakan untuk memenuhi kebutuhan


biopsikososiospiritual yang menggunakan proses
keperawatan berdasarkan asesmen kondisi dan kebutuhan
pasien
Tujuan 1. Untuk memberikan asuhan keperawatan yang aman
bagi pasien dan tenaga kesehatan lain.
2. Untuk melihat dan menganalisis perkembangan
kondisi kesehatan pasien.
3. Perencanaan perawatan pasien.
4. Bukti pertanggungjawaban dan pertanggung-gugatan
kegiatan yang dilakukan oleh perawat.
Kompetensi Dokter dan Perawat IBS
Asuhan keperawatan pada pasien dengan kondisi kesehatan
Prosedur
normal.
1. Dokter yang melakukan tindakan pembedahan
melakukan penutupan luka operasi, pembuatan
laporan operasi, dan pemberian instruksi pasca
bedah.
2. Dokter anestesi melakukan pengakhiran anestesi dan
pemberian instruksi pasca anestesi.
3. Perawat sirkuler melakukan dressing atau
pembalutan luka.
4. Tim bedah memindahkan pasien dari meja operasi ke
brancard.

5. Dokter anestesi, perawat anestesi dan perawat


sirkuler membawa pasien ke Recovery Room (RR).
6. Perawat sirkuler melaporkan kondisi pasien kepada
perawat RR, sesuai dengan catatan keperawatan
perioeratif meliputi :
a. Data asesmen.
b. Posisi dan preparasi kulit.
c. Kondisi tempat menempel elektroda bedah(surgical
electrodes)
d. Penggunaan peralatan bedah khusus.
e. Irigasi intra operatif.
f. Medikasi di area bedah.
g. Penggunaan bahan-bahanimplants,
transplantsataupunexplants.
h. Cara penutupan luka dan drain atau stents.
i. Jumlah urin intra operasi.
j. Indikasi nyeri.
k. Tipe anestesi dan prosedur pembedahan.
l. Material pemeriksaan patologi anatomi.
m. Lokasi keluarga yang menunggu.
7. Perawat sirkuler menyerahkan pasien kepada perawat
RR beserta status rekam medis, material Patologi
Anatomi jika ada dan menandatangani verifikasi
pasien pascabedah/operasi.
8. Perawat RR memonitor keadaan pasien dan dicatat
dalam rekam medis.
9. Perawat RR memonitor oksigenasi.
10. Perawat RR memonitor ventilasi.
11. Perawat RR mempertahankan kekuatan ventilasi,
mengurangi mual, muntah, dan nyeri.
12. Perawat RR memberitahukan kepada perawat ruang
rawat inap jika tanda-tanda vital pasien sudah stabil
dan bisa dibawa ke ruang rawat inap.
13. Perawat RR menyerahkan pasien kepada perawat
ruang rawat inap beserta status rekam medis dan
material pemeriksaan Patologi Anatomi.
14. Perawat RR dan perawat ruangan menandatangani
lembar verifikasi pasien pascaoperasi.

15. Perawat rawat inap dan perawat RR memindahkan


pasien ke brancard pasien.
Perawat ruangan rawat inap membawa pasiendan
memonitor keadaannya.

PENGKAJIAN MENCANTUMKAN
MENCATAT SEMUA PEMERIKSAAN
TES DIAGNOSTIC DALAM REKAM
MEDIS UNTUK MENCEGAH
TERJADI PENGULANGAN YANG
TIDAK PERLU
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
 
Halaman :
PemerintahanKabupatenTebo Ttd Kepala Puskesmas dr.Riana Elizabeth S
NIP.19730606 200501 2
007

Pengertian Serangkaian kegiatan/tindakan untuk memenuhi kebutuhan


untuk mencegah terjadi pengulangan yang tidak perlu.

Tujuan Pelayanan klinis yang diselenggarakan berdasarkan prosedur


standart diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.
Kompetensi Dokter dan Perawat IBS
1. Menetapkan semua langkah-langkah yang
Prosedur
diinginkan. Gunakan hanya sejumlah kecil yang
dibutuhkan untuk menunjang prosedur.
2. Menetapkan rangkaian yang terbaik untuk kinerja
dari langkah-langkah tersebut. Yang mempunyai
hubungan dekat atau menkati satu dengan yang lain,
ini harus dikelompokkan menjadi satu.
3. Hindari mengambil dan menarik kembali rancangan
formulir yang mempunyai banyak salinan.
4. Mengulang kembali prosedur yang mungkin dapat
mempengaruhi perubahan pada prosedur lain.
5. Menguji prosedur sesudah ditetapkan sebagai
prosedur yang akan digunakan setiap hari,
diusahakan untuk menemukan kecacatan.
6. Evaluasi prosedur setelah prosedur tersebut
digunakan beberapa minggu. Pekerja yang bekerja
dengan prosedur adalah sumber daya yang baik
untuk mengidentifikasi kemungkinan masalah dan
memberikan masukan untuk kemajuan.
PENDELEGASIAN
WEWENANG
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

 
PemerintahanKabupatenTebo Ttd Kepala Puskesmas dr.Riana Elizabeth S
NIP.19730606 200501 2
007

Pengertian Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer


mengalokasikan wewenang kepada bawahannya.

Tujuan 1. Memberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab


kepada
perawat/ bidan secara proporsional
2. Memberi kesempatan kepada perawat/ bidan untuk
mengembangkan diri
3. Meningkatkan mekanisme kerjaorganisasi
4. Mendorong perawat/ bidan untuk berorientasi pada
target dan sekaligus
kualitas
1. Kepala Bagian Keperwatan
Kebijakan 2. Kepala Ruang
3. Perawat Primer
Petugas Perawat
1. Membuat perencanaan ke depan dan mencegah
masalah.
2. Menetapkan tujuan dan sasaran yang realistis
3. Menyetujui standar kerja
4. Menyelaraskan tugas atau kewajiban dengan
kemampuan bawahan
5. Melatih dan mengembangkan staf bawahan dengan
memberikan tugas dan wewenang baik secara tertulis
maupun lisan.
Prosedur 6. Melakukan kontrol dan mengkoordinasikan pekerjaan
bawahan dengan mengukur pencapaian tujuan
berdasarkan standar serta memberikan umpan balik
prestasi yang dicapai.
7. Kunjungi bawahan lebih sering dan dengarkan keluhan
- keluhannya.
8. Bantu mereka untuk memecahkan masalahnya dengan
memberikan ide ide baru yang bermanfaat.
9. Memberikan ‘reward’ atas hasil yang dicapai.
Jangan mengambil kembali tugas yang sudah didelegasikan
PEMELIHARAAN ALAT
STERILISASI ALAT DAN
JADWAL PEMELIHARAAN
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
 
PemerintahanKabupatenTebo Ttd Kepala Puskesmas dr.Riana Elizabeth S
NIP.19730606 200501 2
007

Pengertian Melaksanakan pemeliharaan alat-alat keperawatan dan alat–


alat kedokteran dengan cara membersihkan,
mendesinfektan, menyeterilkan dan menyimpannya

Sebagai acuan untuk pemeliharaan alat medis dan keperawawtan


Tujuan
Kebijakan
Petugas Perawat
Prosedur A. Pemeliharaan Peralatan dari Logam
1. Membersihkan dan desinfektan :
a. Peralatan :
- Alat kotor
- Larutan desinfektan, gelas pengukur
- Bak/ember tempat merendam
- Air mengalir
b. Prosedur :
- Memakai sarung tangan
- Membersihkan alat dari kotoran yang melekat
dibawah air kran mengalir
- Dikeringkan (setelah kering dimasukan
kesteroilisator)
2. Menyeterilkan dan Penyimpanan Alat Logam
a. Peralatan :
- Alat-alat logam
- Sterilisator
- Panas kering
- Kain pembungkus bila perlu
b. Prosedur :
- Memakai panas kering (sterilisator)
- Menyusun alat-alat ke dalam bak instrumen
dalam keadaan bersih/kering
- Membungkus bak instrumen berisi alat
dengan kain
- Memasukkan alat ke dalam autoclave
(sentral) selama 30 menit untuk yang
dibungkus, 20 menit untuk yang tidak
dibungkus.
- Mengangkat alat dari sterilisator dan
menyimpan dalam tempatnya
B. Pemeliharaan Tensi Meter
- Mengunci air raksa setelah pemakaian alat.
- Menggulung kain beserta manset dan disusun /
dimasukkan ke dalam bak tensimeter.
- Menutup tensimeter dan menyimpan pada
tempatnya.
- Kain manset dicuci bila kotor atau satu kali
seminggu.
Perhatikan kaca pengukur harus tetap dalam keadaan bersih
dan mudah di baca.
C. Membersihkan Dan Mendesinfeksi Serta Menyimpan
Pispot
a. Peralatan
- Pispot + urinal kotor.
- Sarung tangan
- Larutan desinfektan (bayclin)
- Bak septik tank
- Keranjang sampah.
- Bak/ ember tempat merendam.
- Lap bersih dan kering.
- Sikat bertangkai
b. Prosedur
- Membawa pispot yang kotor ke dalam spoel hoek.
- Memakai sarung tangan.
- Membuang tissue bekas pakai keranjang ke
keranjang sampah, dengan memakai korentang spoel
hoek
- Membuang kotoran ke bak septik tank, kemudian
mengalirkan air kran supaya kotoran masuk tangki
septik tank. Membilas alat dari kotoran yang masuk,
melekat dengan mempergunakan sikat bertangkai
- larutan desinfektan sampai semua permukaan pispot
terendam.
- Membersihkan pispot dengan cara menyikat
memakai air sabun/ detergen.
- Membilas pispot di bawah air mengalir
- Merendam pispot di bak /ember tempat perendam
yang berisi (bayclin)
- Mengeringkan pot dengan kain lap.
- Menyimpan pot pada tempatnya.
D. Membersihkan Dan Mendesinfeksi Serta Menyimpan
Urinal
a. Peralatan
- Urinal yang kotor.
- Sarung tangan
- Larutan desinfektan
- Bak septik tank.
- Bak/ ember perendam
- Lab bersih dan kering
- Sikat
b. Prosedur
- Membawa urinal ke kamar spoel hoek.
- Memakai sarung tangan.
- Membuang urinal ke bak septik tank.
- Membilas urinal dengan air.
- Merendam urinal dalam bak/ ember yang berisi
larutan desinfektan sampai semua permukaan urinal
terendam (konsentrasi sama dengan perendaman
pispot)
- Memberihkan dengan cara menyikat memakai
sabun/detergen
- Membilas urinal dibawah air mengalir --
Mengeringkan urinal dan menggantungkannya
ditempatnya
UNIT TERKAIT Bagian keperawatan, umum

PEMELIHARAAN SARANA
(GEDUNG)
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

 
PemerintahanKabupatenTebo Ttd Kepala Puskesmas dr.Riana Elizabeth S
NIP.19730606 200501 2
007

Pengertian Melaksanakan pemeliharaan benda fisik yang dapat


tervisualisasi oleh mata maupun teraba panca indera dan
dengan mudah dapat dikenali oleh pasien dan umumnya
merupakan bagian dari suatu bangunan gedung ( pintu,
lantai, dinding, tiang kolong gedung, jendela) ataupun
bangunan itu sendiri. Sedangkan prasarana adalah seluruh
jaringan/instalasi yang membuat suatu sarana bisa berfungsi
sesuai dengan tujuan yang diharapkan, anatara lain, instalasi
air bersih dan air kotor, instalasi listrik, gas medis,
komunikasi, pengkondisian udara dll.
Standar K3 sarana, prasarana dan peralatan
Tujuan
Prosedur A. a.Setiap Sarana dan prasarana serta peralatan Rumah
Sakit harus dilengkapi dengan:

1) Kebijakan tertulis tentang pengelolaan K3


2) Pedoman dan standar prosedur opersional K3
3) Perizinan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
4) Sistem Komunikasi baik Internal Maupun
Eksternal
5) Sertifikasi
6) Program pemeliharaan
7) Alat Pelindung Diri (APD) yang
memadai,siap dan layak pakai
8) Manual operasional yang jelas
9) System alrm, system pendeteksi
api/kebakaran dan penyediaan alat pemadam
api / kebakaran
10) Rambu-rambu K3 seperti rambu larangan dan
rambu penunjuk arah.
11) Fassilitas sanitasi yang memadai dan
memenuhi persyaratan kesehatan
12) Fasilitis penanganan limbah padat, cair dan
gas

B. b.Setiap sarana dan prasaran serta peralatan Rumah


Sakit yang menggunakan bahan Beracun Berbahaya
maka pengirimannya harus dilengkapi dengan lembar
MSDS ( Material Safety Data Sheet) dan disediakan
ruang atau tempat penyimpanan khusus bahan
beracun berbahaya yang aman.
C. c.Setiap pekerja garing operator sarana, prasarana
dan peralatan harus melakukan pemeriksaan
kesehatannya secara berkala.
D. d.Setiap lingkungan kerja didalam sarana, prasarana
dan peralatan harus dilakukan pemantauan atau
monitoring kualitas lingkungan kerja secara berkala.
E. e.Sarana, prasarana dan peralatan Rumah Sakit harus
dikelolah oleh tenaga yang mimiliki pengetahuan dan
pengalaman K3 yang memadai.
F. f.Peta / Dena lokasi / ruang/ yang dianggap berisiko
dengan dilengkapi symbol-simbol khusus untuk
daerah / tempat/ area yang beresiko dan berbahaya
terutama laboratorium, radiologi, farmasi, sterilisasi
sentral, kamar operasi, genset, kamar isolasi penyakit
menular, pengolahan limbah dan laundry.
G. g.Khusus sarana bangunan yang menggunakan bahan
beracun berbahaya harus dilengkapi fasilitas
dekontaminasi bahan beracun berbahaya.
H. h.Program penyehatan lingkungan meliputi
penyehatan ruang dan bangunan, penyehatan
makanan dan minuman, penyehatan air, penanganan
limbah, penyehatan tempat pencucian umum
termasuk laundry, pengendalian serangga, tikus dan
binatang penggangu lain, pemantauan sterilisasi dan
desinfeksi, perlindungan radiasi dan upaya promosi
kesehatan lingkungan.
I. i.Evaluasi, pencatatan dan pelaporan program
pelaksanaan K3 sarana, dan prasarana dan peralatan
Rumah Sakit.
J. j.Kalibrasi ( internal dan legal ) secara berkala
terhadap sarana dan prasarana dan Peralatan yang
disesuaikan dengan jenisnya.

SOP TRIASE
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

 
PemerintahanKabupatenTebo Ttd Kepala Puskesmas dr.Riana Elizabeth S
NIP.19730606 200501 2
007

Pengertian Triase (Triage) adalah tindakan untuk


memilah/mengelompokkan korban berdasar beratnya cidera,
kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan tindakan
berdasar sumber daya (SDMdan sarana) yang tersedia
Kebijakan A. Memilah korban berdasar :
1) Beratnya cidera.
2) Besarnya kemungkinan untuk hidup.
3) Fasilitas yang ada/kemungkinan keberhasilan tindakan
A. Triase tidak disertai tindakan.
B.Triase dilakukan tidak lebih dari 60 detik/pasien dan
setiap pertolongan harus dilakukan sesegera mungkin.

Tujuan Meningkatkan kualitas pelayanan triase


Prosedur Persiapan alat :

1. Sarana Non Medis ( alat / bahan ) :


a. Ruang Triase memenuhi
ketentuan :
o Ruangan
o Ada penyekat/kelambu
o Wastafel dengan air mengalir
o Ventilasi udara baik
o Cahaya / penerangan baik
o Lantai keramik dan bersih
o Ada stop kontak listrik
o Pembersih tangan
 b. Brancart
o Meja kursi
o Alat tulis ( ballpoin,
penghapus, penggaris )
o Rekam Medik
o Tempat sampah non medis
beralas plastik

g. Tempat sampah medik beralas plastik dan


tertutup, tutup dapat dibuka dengan
menginjak pembuka tutup di bagian bawah
tempat sampah

h.  Label / bendera 4 warna ( merah,


kuning, hijau dan hitam kasus KLB )

1. Sarana Medis

a. Kit Pemeriksaan Sedarhana


minimal berisi :

a) Tensimeter
b) Stetoskop
c) Reflek Hammer
d) b. Handscoon

Penatalaksanaan :

 Anamnesa.
 Pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk
menentukan derajat kegawatannya.
 Pengelompokan pasien berdasar kegawatannya.
 Rujukan ke ruang tindakan.
 Kegiatan setelah triase.
 Pencatatan dan pelaporan.

Unit terkait UGD

RUJUKAN PASIEN
EMERGENSI
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

 
PemerintahanKabupatenTebo Ttd Kepala Puskesmas dr.Riana Elizabeth S
NIP.19730606 200501 2
007
Pengertian pasien yang atas pertimbangan dokter / perawat / bidan
memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostic
penunjang atau terapi.

TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai


rumah sakit tujuan dengan cepat dan aman.

1. Dokter klinik menyatakan pasien perlu rujukan


Prosedur
2. Menjelaskan dan meminta persetujuan kepada keluarga
pasien untuk dirujuk.
3. Keluarga pasien setuju.
4. Dokter membuat surat rujukan
5. Keluarga pasien menerima surat rujukan
6. Petugas klinik mempersiapkan kesiapan pasien dan
transportasi pasien
7. Petugas klinik mendampingi dan mengantarkan pasien
ketempat tujuan.
8. Setelah selasai mengantarakan dan kembali keklinik,
Petugas menulis laporan kegiatan pada buku kegiatan
rawat jalan

Unit terkait Rawat Inap, Petugas Ambulan/ sopir ambulan

Standar Pelayanan Minimal


(SPM)
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

 
PemerintahanKabupatenTebo Ttd Kepala Puskesmas dr.Riana Elizabeth S
NIP.19730606 200501 2
007

Pengertian Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan


batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja
penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan
dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup
jenis pelayanan, indikator dan nilai (benchmark).

TUJUAN • Pedoman bagi Puskesmas dalam penyelenggaraan


layanan kepada masyarakat.
• Terjaminnya hak masyarakat dalam menerima
suatu layanan.
• Dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan
alokasi anggaran yang dibutuhkan.
• Alat akuntabilitas Puskesmas dalam
penyelenggaraan layanannya.
• Mendorong terwujudnya checks and balances.
• Terciptanya transparansi dan partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan puskesmas.

1. Penanganan pengaduan/laporan korban kekerasan


Prosedur
terhadap perempuan dan anak, dengan indikator
utama: Cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan penanganan
pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit
pelayanan terpadu.
2. Pelayanan kesehatan bagi perempuan dan anak
korban kekerasan, dengan indikator utama:
Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan
yang mendapatkan layanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan terlatih di Puskesmas mampu tatalaksana
KtP/A dan PPT/PKT di Rumah Sakit.
3. Rehabilitasi sosial bagi perempuan dan anak korban
kekerasan, dengan indikator utama: (a) Cakupan
layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh
petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan
dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan
terpadu; dan (b) Cakupan layanan bimbingan
rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan
rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban
kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu.

4. Penegakan dan bantuan hukum bagi perempuan dan


anak korban kekerasan, dengan indikator utama: (a)
Cakupan penegakan hukum dari tingkat penyidikan
sampai dengan putusan pengadilan atas kasus-kasus
kekerasan terhadap perempuan dan anak; dan (b)
Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan
yang mendapatkan layanan bantuanhukum.

5. Pemulangan dan reintegrasi sosial bagi perempuan


dan anak korban kekerasan, dengan indikator utama:
(a) Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan
dan anak korban kekerasan; dan (b) Cakupan
layanan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak
korban kekerasan
Unit terkait Rawat Inap, Petugas Ambulan/ sopir ambulan

PELAYANAN UPAYA
BERHENTI MEROKOK
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

 
PemerintahanKabupatenTebo Ttd Kepala Puskesmas dr.Riana Elizabeth S
NIP.19730606 200501 2
007

Pengertian Upaya berhenti merokok adalah suatu cara pencegahan dan


penanggulangan dampak merokok tehadap kesehatan
TUJUAN 1. Terjadinya perubahan prilaku merokok pada pasien
2. Meningkatnya kesadaran perokok dan keluarga
tentang bahaya rokok terhadap kesehatan
3. Terlaksananya layanan upaya berhenti merokok
berupa kegiatan edukasi dan konsling

1. Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-undang no 36 tahun 2009 pasal 158-161
ayat 1 dan 2 tentang KTR
3. Kementerian Kesehatan RI, 2014, Permenkes nomor
3.       Kebijakan 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
4. Kementrian Kesehatan RI, 2014, Permenkes nomor
71 tahun 2014 tentang akreditasi pelayanan kesehatan
dasar primer

Buku Pintar Kader Penyelenggaraan PTM Kementrian


4.       Referensi Kesehatan RI tahun 2013

1. Microtois
2. Pita meter
5.       Alat Dan Bahan 3. Peak flow meter
4. Buku register

Pasien datang rujukan dari poli umum dan poli gigi


Prosedur
Selanjutnya;
1. Anamnesa dan melengkapi data pasien
2. Pengukuran TB,LP dan arus puncak ekspirasi
3. Menganalisa hasil pemeriksaan
4. Konseling Edukasi upaya berhenti merokok
5. Mendukumentasikan hasil pemeriksaan
kedalam register

Anda mungkin juga menyukai