Anda di halaman 1dari 31

MATERI PERKULIAHAN

MATA KULIAH
BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH MENENGAH
PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Pengertian Bimbingan

Unsur-unsur pokok Bimbingan


a. Pelayanan bimbingan merupakan suatu proses
b. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan
c. Bantuan itu diberikan kepada individu, baik perseorangan maupun kelompok
d. Pemecahan masalah dalam bimbingan dilakukan oleh dan atau kekuatan klien sendiri
e. Bimbingan dilaksanakan dengan menggunakan berbagai bahan, interaksi, nasihat,
ataupun gagasan, serta alat-alat tertentu baik yang berasal dari klien sendiri,
konselor maupun dari lingkungan.
f. Bimbingan tidak hanya diberikan untuk kelompok-kelompok umur tertentu saja.
g. Bimbingan diberikan oleh orang-orang yang ahli.
h. Pembimbing tidak selayaknya memaksakan keinginannya kepada klien
h. Bimbingan dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan oleh orang yang ahli kepada seorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa; agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri; dengan memanfaatkan kekuatan individu
dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2. Pengertian Konseling

Unsur-unsur pokok konseling:

a. Konseling melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dengan jalan mengadakan
komunikasi langsung, mengemukakan dan memperhatikan dengan seksama isi
pembicaraan, gerakan-gerakan isyarat, pandangan mata, dan gerakan-gerakan lain
dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman kedua belah pihak yang terlibat
di dalam interaksi itu.
b. Model interaksi di dalam konseling itu terbatas pada dimensi verbal, yaitu konselor
dan klien saling berbicara.
c. Interaksi antara konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relatif lama dan
terarah kepada pencapaian tujuan.
d. Tujuan dari hubungan konseling ialah terjadinya perubahan pada tingkah laku klien.
e. Konseling merupakan proses yang dinamis.
f. Konseling didasari atas penerimaan konselor secara wajar tentang diri klien.

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang diberikan melalui wawancara


konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami
sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi oleh klien.
c. Perkembangan Konsepsi Bimbingan dan Konseling
Bimbingan

Bimbingan Bimbingan Konseling Konseling Konseling

No. 1 No. 2 No. 3 No. 4

Keterangan:
Gambar 1 = Pelayanan bimbingan yang belum mencakup pelayanan konseling
(periode pertama dan kedua)
Gambar 2 = Pelayanan bimbingan yang sudah meliputi pelayanan konseling sebagai salah satu
bentuk pelayanan bimbingan (periode ketiga)
Gambar 3 = Pelayanan bimbingan dan konseling yang saling berhimpitan (periode keempat
dan kelima)
Gambar 4 = Pelayanan konseling yang meliputi seluruh pelayanan yang dahulu disebut
“Bimbingan dan Konseling” (perkembangan yang terakhir).
d. Tujuan Bimbingan dan Konseling

1. Tujuan Umum
Untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya),
berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial
ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini, bimbingan
dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya
yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian,
dan ketrampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum yang
dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu
yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya.
Masalah-masalah individu bermacam ragam jenis, intensitas, dan sangkut
pautnya, serta masing-masing bersifat unik. Oleh karena itu tujuan khusus bimbingan
dan konseling untuk seorang individu berbeda dari (dan tidak boleh disamakan dengan)
tujuan bimbingan dan konseling untuk individu lainnya.
e. Asas-asas Bimbingan dan Konseling
Asas-asas bimbingan dan konseling yaitu ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan
dalam penyelenggaraan layanan.
Adapun asas-asas bimbingan dan konseling yaitu:

1. Asas kerahasiaan 7. Asas kedinamisan

2. Asas kesukarelaan 8. Asas keterpaduan

3. Asas keterbukaan 9. Asas kenormatifan

4. Asas kekinian 10. Asas keahlian

5. Asas kemandirian 11. Asas alih tangan

6. Asas kegiatan 12. Asas tut wuri handayani


f. Kesalahpahaman dalam Bimbingan dan Konseling
Kesalahpahaman yang sering dijumpai di lapangan antara lain:
1. Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan
sama sekali dari pendidikan.

2. Konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah.


3. Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasihat .

4. Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah yang


bersifat insidental.
5. Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja.
6. Bimbingan dan konseling melayani “orang sakit” dan atau “kurang normal”.
7. Bimbingan dan konseling bekerja sendiri.
8. Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain pasif.
9. Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja.
10. Pelayanan bimbingan dan konseling berpusat pada keluhan pertama saja.
11. Menyamakan pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter
atau psikiater.
12. Menganggap hasil pekerjaan bimbingan dan konseling harus segera dilihat.
13. Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien.
14. Memusatkan usaha bimbingan dan konseling hanya pada penggunaan instrumentasi
bimbingan dan konseling (misalnya tes, inventori, angket, dan alat pengungkap lainnya)
15. Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah-masalah
yang ringan saja.
B. Fungsi dan Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
1. Fungsi Bimbingan dan Konseling
a. Fungsi Pemahaman
1) Pemahaman tentang klien
2) Pemahaman tentang masalah klien
3) Pemahaman tentang lingkungan yang “lebih luas”
b. Fungsi Pencegahan
c. Fungsi Pengentasan
Pelayanan Dokter Pelayanan Konselor

Pasien Klien

Pemeriksaan Proses konseling

Resep

Aplikasi obat Aplikasi hasil konseling

Penyakit sembuh Penyakit sembuh


2. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
a. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan.
1) BK melayani semua individu
2) BK berurusan dengan sikap dan tingkah laku individu yang terbentuk
dari berbagai aspek kepribadian yang kompleks dan unik.
3) Untuk mengoptimalkan pelayanan BK sesuai dengan kebutuhan individu
perlu dikenali dan dipahami keunikan setiap individu.
4) Pelayanan BK yang bertujuan mengembangkan penyesuaian individu terhadap segenap
bidang pengalaman harus mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan individu .
5) Perbedaan individu harus dipahami dan dipertimbangkan dalam rangka upaya yang
bertujuan memberikan bantuan atau bimbingan kepada individu-individu tertentu.

b. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu

1) Meskipun pelayanan BK menjangkau setiap tahap dan bidang perkembangan dan kehidupan
individu, namun bidang bimbingan pada umumnya dibatasi hanya pada hal-hal yang menyangkut
pengaruh kondisi mental dan fisik individu terhadap penyesuaian diri di lingkungannya.

2) Keadaan sosial, ekonomi dan politik yang kurang menguntungkan merupakan faktor
salah-satu pada diri individu dan hal itu semua menuntut perhatian seksama dari
para konselor dalam mengemtaskan masalah klien.
c. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan

1) BK merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pengembangan.

2) Program BK harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi lembaga.


3) Program pelayanan BK disusun dan diselenggarakan secara berkesinambungan
kepada anak-anak sampai dengan orang dewasa.

4) Hendaknya diadakan penilaian yang teratur untuk mengetahui sejauh


mana hasil dan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan BK.

d. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan layanan


Pelaksanaan pelayanan BK (baik yang bersifat “insidental” maupun terprogram)
dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan. Kerjasama dengan berbagai
pihak, baik di dalam maupun di luar berbagai tempat ia bekerja perlu
dikembangkan secara optimal.
e. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di sekolah

1) Konselor harus memulai kariernya sejak awal dengan program kerja yang jelas, dan memiliki
kesiapan yang tinggi untuk melaksanakan program tersebut.

2) Konselor harus selalu mempertahankan sikap profesional tanpa mengganggu keharmonisan


hubungan antara konselor dengan personal sekolah lainnya dan siswa.

3) Konselor bertanggungjawab untuk memahami peranannya sebagai konselor profesional


dan menerjemahkan peranannya itu ke dalam kegiatan nyata.

4) Konselor bertanggungjawab kepada semua siswa, baik siswa-siswa yang


gagal maupun yang tidak.
5) Konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk membantu
siswa-siswa yang mengalami masalah dengan kadar yang cukup parah dan siswa-siswa
yang menderita gangguan emosional.

6) Konselor harus mampu bekerjasama secara efektif dengan kepala sekolah, memberikan
perhatian dan peka terhadap kebutuhan, harapan, dan kecemasan-kecemasannya.
C. Orientasi dan Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling

1. Orientasi Bimbingan dan Konseling

Apakah yang menjadi titik berat pandangan atau pusat perhatian konselor terhadap kliennya?

a. Orientasi Perseorangan

b. Orientasi Perkembangan

c. Orientasi Permasalahan
2. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling

a. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah

1) Keterkaitan antara bidang pelayanan BK dan bidang-bidang lainnya.

Bidang administrasi
dan supervisi
Tujuan:
Perkembangan optimal setiap siswa
Bidang pengajaran sesuai dengan bakat, kemampuan,
Minat dan nilai.

Bidang bimbingan
2) Tanggung jawab konselor sekolah

d) Tanggung jawab kepada sekolah dan


a) Tanggung jawab konselor kepada siswa
masyarakat

b) Tanggung jawab kepada orang tua e) Tanggung jawab kepada diri sendiri

c) Tanggung jawab kepada sejawat f) Tanggung jawab kepada profesi

2. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Luar Sekolah

a. Bimbingan dan Konseling Keluarga b. Bimbingan dan Konseling dalam Lingkungan


yang Lebih Luas
Konselor sekolah hendaknya mampu
mensinkronisasikan secara harmonis Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
pemenuhan kebutuhan anak di sekolah menjangkau daerah kerja
dan di rumah pada satu segi; serta fungsi yang lebih luas itu perlu diselenggarakan
sekolah dan fungsi keluarga terhadap oleh konselor yang bersifat multidimensional
anak pada segi lain.
D. Jenis Bimbingan dalam Bimbingan dan Konseling

1. Bimbingan bidang akademik/belajar 3. Bimbingan bidang pribadi

2. Bimbingan bidang karier 4. Bimbingan bidang sosial

E. Jenis Layanan dan Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

1. Pola 17 e. Layanan Bimbingan


Belajar m. Instrumentasi BK
i. Bimb Akademik
a. Hakekat BK f. Lay Kons. n. Himpunan Data
Perseorangan
b. Layanan Orientasi j. Bimb Karier o. Konferensi Kasus
g. Lay Bim
c. Layanan Informasi Kelompok k. Bimb Pribadi p. Kunjungan Rumah
d. Layanan Penempatan h. Lay Kons l. Bimb Sosial
Kelompok q. Alih Tangan
dan Penyaluran
2. Penjelasan tiap-tiap unsur dalam pola 17.

a. Hakekat BK
b. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan
siswa/mhs baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya.
Individu yang memasuki lingkungan baru perlu segera dan secepat mungkin memahami
lingkungan barunya itu. Hal-hal yang perlu diketahui itu pada garis besarnya adalah
keadaan lingkungan fisik, materi dan kondisi kegiatan, peraturan dan berbagai ketentuan
lainnya, jenis personal yang ada, tugas masing-masing dan saling hubungan diantara
mereka.

Layanan Orientasi Sekolah


Kegiatan yang dapat dilaksanakan:

1) Kunjungan ke SD pemasok
2) Kunjungan ke SLTP pemesan
3) Malam pertemuan dengan orang tua
4) Staf konselor bertemu dengan guru membicarakan siswa-siswa baru
5) Mengunjungi kelas
6) Memanfaatkan siswa senior
Layanan Orientasi di Luar Sekolah

Demikian juga individu yang memasuki lingkungan baru di luar (seperti pegawai baru,
anggota baru suatu organisasi, bekas narapidana yang kembali ke masyarakat, dan
tidak terkecuali pengantin baru) memerlukan orientasi tentang lingkungan barunya itu.
Dengan orientasi itu proses penyesuaian diri kembali akan memperoleh sokongan yang
amat berarti.

Cara penyajian orientasi di luar sekolah sangat tergantung pada jenis orientasi
yang diperlukan dan siapa yang memerlukannya.

c. Layanan Informasi

Tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan:

1. Membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang


diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan
lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan maupun sosial budaya.
2. Membantu individu agar dapat menentukan arah hidupnya “ke mana dia ingin
pergi”. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia
mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara
kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi yang ada itu.

3. Setiap individu adalah unik. Pertemuan antara keunikan individu dan variasi kon
disi yang ada di lingkungan dan masyarakat yang lebih luas, diharapkan dapat
menciptakan berbagai kondisi baru baik bagi individu yang bersangkutan maupun
bagi masyarakat, yang semuanya itu sesuai dengan keinginan
individu & masyarakat.

Jenis-jenis Informasi

Informasi pendidikan Informasi jabatan

Informasi sosial budaya


Metode Layanan Informasi di Sekolah

Ceramah Karyawisata

Konferensi Karier

Diskusi
Buku Panduan
d. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Individu sering mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga tidak sedikit
individu yang bakat, kemampuan minat, dan hobinya tidak tersalurkan
dengan baik. Individu seperti itu tidak mencapai perkembangan secara optimal.
Mereka memerlukan bantuan atau bimbingan dari orang-orang dewasa,
terutama konselor, dalam menyalurkan potensi dan mengembangkan dirinya.

Penempatan dan penyaluran siswa di sekolah, berupa:

1. Layanan penempatan di dalam kelas


2. Penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar

3. Penempatan dan penyaluran ke dalam kegiatan ko/ekstra kurikuler


4. Penempatan dan penyaluran ke jurusan/ program studi.

Penempatan dan penyaluran lulusan, meliputi:

1. Penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan lanjutan

2. Penempatan dan penyaluran ke dalam jabatan/ pekerjaan.


e. Layanan Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan


bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah.

Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap:


1. Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar dapat dikenali melalui
prosedur pengungkapan melalui:
a. Tes hasil belajar
b. Tes kemampuan dasar
c. Skala sikap dan kebiasaan belajar
d. Tes Diagnostik
e. Analisa hasil belajar atau karya
2. Upaya membantu siswa yang mengalami masalah belajar

Siswa yang mengalami masalah belajar perlu mendapat bantuan agar masalahnya
tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa.
a. Pengajaran perbaikan c. Peningkatan motivasi belajar
b. Kegiatan pengayaan d. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
f. Layanan Konseling Perorangan

Konseling dianggap sebagai upaya layanan yang paling utama dalam


pelaksanaan fungsi pengentasan masalah klien. Konseling merupakan
“jantung hatinya” pelayanan bimbingan secara menyeluruh.

1. Layanan konseling diselenggarakan secara resmi.


Sifat “resmi” layanan konseling ditandai dengan adanya ciri-ciri yang melekat pada
pelaksanaan layanan itu, yaitu bahwa:
a. Layanan itu merupakan usaha yang disengaja
b. Tujuan layanan tidak boleh lain daripada untuk kepentingan dan kebahagiaan klien.
c. Kegiatan layanan diselenggarakan dalam format yang telah ditetapkan.
d. Metode dan teknologi dalam layanan berdasar teori yang telah teruji.
e. Hasil layanan dinilai dan diberi tindak lanjut.
2. Pengentasan masalah melalui konseling
Melalui konseling klien mengharapkan agar masalah yang dideritanya dapat
dientaskan.Langkah-langkah umum upaya pengentasan masalah melalui
konseling pada dasarnya adalah:
a. Pemahaman masalah d. Evaluasi

b. Analisis sebab-sebab timbulnya masalah


e. Tindak lanjut.
c. Aplikasi metode khusus
Tahap-tahap keefektifan pengentasan masalah melalui konseling

5
Proses konseling

4 Partisipasi aktif dalam proses bantuan


konseling
3 Usaha mencari
bantuan
2
Kesadaran akan perlunya
bantuan orang lain

1 Kesadaran dan
pemahaman masalah

Individu
Pendekatan dan teori konseling

a. Konseling direktif e. Konseling di Sekolah Dasar

b. Konseling non-direktif f. Konseling di Sekolah Menengah

c. Konseling eklektik g. Konseling di Perguruan Tinggi

d. Konseling di lingkungan kerja yang berbeda h. Konseling di Masyarakat

g. Layanan Bimbingan Kelompok


Bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok
siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat.
Beberapa hal yang menunjukkan homogenitas dalam kelompok:

1. Para anggota bimbingan kelompok homogen


2. Masalah yang dialami oleh semua anggota kelompok adalah sama, yaitu
memerlukan informasi yang akan disajikan itu.
3. Tindak lanjut dari diterimanya informasi juga sama, yaitu untuk menyusun
rencana dan membuat keputusan.
4. Reaksi atau kegiatan yang dilakukan oleh para anggota dalam proses pemberian informasi
(dan tindak lanjutnya) secara relatif sama (seperti mendengarkan, mencatat, bertanya).
h. Layanan Konseling Kelompok

Konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling


perorangan yang dilaksanakan dalam suasana kelompok.

Tujuan konseling kelompok ialah terpecahkannya


masalah-masalah oleh para anggota kelompok.

Konseling kelompok menghendaki agar para anggota dapat


mengungkapkan dan mengemukakan keadaan diri
masing-masing sepenuhnya dan seterbuka mungkin.
Perbandingan antara bimbingan kelompok dan konseling kelompok:

Aspek Bimbingan Kelompok Konseling Kelompok


Jumlah anggota Tidak terlalu dibatasi; Terbatas:
dapat sampai 60-80 orang 5-10 orang
Kondisi dan Relatif homogen Hendaknya homogen; dapat
karakteristik pula heterogen terbatas
anggota
Tujuan yang ingin Penguasaan informasi a. Pemecahan masalah
dicapai untuk tujuan yang lebih b. Pengembangan
luas. kemampuan komunikasi
dan interaksi sosial.
Pemimpin Konselor atau narasumber Konselor
kelompok
Peranan anggota Menerima informasi a. Barpartisipasi dalam
untuk tujuan kegiatan dinamika interaksi sosial
tertentu. b. Menyumbang
pengentasan masalah
c. Menyerap bahan untuk
pemecahan masalah
Suasana interaksi a. Menolong atau dialog a. Interaksi multi arah
terbatas b. Mendalam dengan
b. Dangkal melibatkan aspek
emosional
Sifat isi Tidak rahasia Rahasia
pembicaraan
Frekuensi kegiatan Kegiatan berakhir apabila Kegiatan berkembang sesuai
informasi telah dengan tingkat kemajuan
disampaikan. pemecahan masalah. Evaluasi
dilakukan sesuai dengan
tingkat kemajuan pemecahan
masalah.
i. Bimbingan Karier

Bimbingan karier ialah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi


pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan
atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu,
dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan
pekerjaan yang telah dimasuki.

j. Bimbingan akademik/belajar

Bimbingan akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam
memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang
timbul berkaitan dengan tuntutan0tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.

Tenaga bimbingan yang bertugas di indtitusi pendidikan formal harus mengetahui


segala permasalahan yang menyangkut pendidikan sekolah dan seluk-beluk
dari kegiatan psikis yang disebut belajar.

Pelayanan bimbingan akademik untuk sebagian besar disalurkan melalui kegiatan


bimbingan kelompok, baik di tingkat pendidikan menengah maupun
di pendidikan tinggi; untuk sebagian kecil disalurkan melalui bimbingan individual,
terutama dalam wawancara konseling.
k. Bimbingan Pribadi

Bimbingan pribadi berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri


dan mengatasi pergumulan-pergumulan dalam hatinya sendiri;
dalam mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani,
pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya.

l. Bimbingan Sosial

Bimbingan sosial merupakan bimbingan dalam membina hubungan


kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan
(pergaulan sosial).
m. Instrumentasi Bimbingan dan Konseling

Instrumentasi bimbingan dan konseling merupakan salah satu sarana yang perlu dikembangkan
agar pelayanan bimbingan dan konseling terlaksana secara lebih cermat dan berdasarkan
data empirik.
Termasuk ke dalam instrumen yang dimaksudkan itu adalah berbagai tes, inventori, angket
dan format isian. Sedang untuk pemahaman yang “lebih luas” dapat digunakan
berbagai brosur, leaflet, selebaran, model, contoh, dan lain sebagainya.
Instrumentasi bimbingan dan konseling meliputi digunakan dan dikembangkannya
berbagai instrumen, baik berupa instrumentasi tes maupun instrumentasi non-tes.

n. Penyelenggaraan Himpunan Data

Data yang telah terkumpul melalui berbagai teknik/prosedur untuk sejumlah individu perlu
dihimpun secara cermat. Data pribadi siswa di sekolah meliputi:

1. Identitas pribadi 7. Minat dan cita-cita pendidikan dan pekerjaan/ jabatan


2. Latar belakang rumah dan keluarga 8. Prestasi khusus yang pernah diperoleh.
3. Sejarah pendidikan, hasil belajar,
Selain berkepentingan dengan himpunan data
nilai-nilai mata pelajaran
pribadi siswa, konselor di sekolah
4. Hasil tes diagnostik perlu pula mengumpulkan data umum,
5. Sejarah kesehatan yaitu data yang menyangkut berbagai informasi
dan berbagai hal tentang “lingkungan yang
5. Sejarah kesehatan lebih luas”.
o. Konferensi kasus

Di sekolah, konferensi kasus biasanya diselenggarakan


untuk membantu permasalahan yang dialami oleh seorang siswa.
Tujuan konferensi kasus ialah untuk::

1. Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang


permasalahan siswa.
2. Terkomunikasikannya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dan yang bersangkutan.
3. Terkoordinasikannya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya
penanganan itu lebih efektif dan efisien.

p. Kunjungan rumah

Kegiatan kunjungan rumah, dan juga pemanggilan orang tua ke sekolah,


setidak-tidaknya memiliki tiga tujuan utama, yaitu:

1. Memperoleh data tambahan tentang permasalahan siswa, khususnya


yang bersangkut paut dengan keadaan rumah/ orang tua.
2. Menyampaikan kepada orang tua tentang permasalahan anaknya.
3. Membangun komitmen orang tua terhadap penanganan masalah anaknya.

Yang perlu diperhatikan oleh konselor sebelum menyampaikan tujuan, yaitu:

1. Menyampaikan perlunya kunjungan rumah kepada siswa yang bersangkutan.


2. Menyusun rencana dan agenda yang konkret dan menyampaikannya kepada
orang tua yang akan dikunjungi.

q. Alih tangan
Kegiatan alih tangan meliputi dua jalur, yaitu jalur kepada konselor
dan jalur dari konselor.
Hal-hal yang hendaknya tidak dilakukan oleh konselor dalam pengalihtanganan klien:
1. Klien tidak diberi alternatif pilihan kepada ahli mana ia akan dialihtangankan.
2. Konselor mengalihtangankan klien kepada pihak yang keahliannya diragukan,
atau kepada ahli yang reputasinya kurang dikenal.
3. Konselor membicarakan permasalahan klien kepada calon ahli tempat alih
tangan tanpa persetujuan klien.
4. Konselor menyebutkan nama klien kepada calon ahli tempat alih tangan.

Anda mungkin juga menyukai