Anda di halaman 1dari 25

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri, fungi dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim dan alkohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Kultur jaringan tanaman merupakan
suatu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan
adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan
media buatan yang dilakukan di tempat yang steril.
Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan percobaan atau
penelitian karena dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui fungsi masing-masing bagian
dari alat tersebut serta cara pengoprasian atau penggunaan alat-alat yang akan digunakan
dalam percobaan atau penelitian yang dilakukan dan dengan kita mengetahui akan fungsi dan
cara penggunaan alat-alat yang akan digunakan dapat memperlancar jalannya suatu
percobaan atau penelitian. Sehingga dengan berbekal pengetahuan pemahaman akan fungsi
dan cara kerja dari alat yang digunakan kita dapat memperoleh hasil suatu percobaan atau
penelitian yang maksimal.
Selain pengetahuan pemahaman akan alat, kita juga dituntut untuk terampil dalam
alat-alat yang kita gunakan. Hal tersebut harus dibarengi dengan ketelitian dalam melakukan
suatu percobaan ataupun penelitian sehingga didapatkan hasil yang maksimal. Penggunaan
alat-alat laboratorium merupakan suatu cara untuk mengetahui nama dan fungsi alat-alat
laboratorium. Dalam menggunakan alat-alat laboratorium, sebaiknya pengguna melakukan
sterilisasi alat-alat laboratorium yang akan digunakan. Sterilisasi merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk menghilangkan mikroba yang tidak di inginkan.
Pengenalan alat-alat di laboratorium kita dapat mengetahui berbagai macam alat yang
terdapat di laboratorium. Selain itu kita juga dapat meminimalisir resiko kesalahan kerja pada
saat melakukan percobaan. Alat-alat laboratorium mempunyai cara dan prinsip kerja yang
berbeda. Setiap pengguna harus mengikuti hal-hal tersebut agar dalam menggunakan alat-alat
laboratorium tidak terjadi kerusakan alat ataupun hal-hal yang berbahaya. Berdasarkan uraian
di atas maka haruslah dilakukan praktikum pengenalan alat ini sehingga praktikan dapat
mengetahui alat-alat yang akan digunakan dalam laboratorium kultur jaringan dan cara-cara
penggunaan alat tersebut.

B. Tujuan dan Kegunaan


Tujuan yang ingin dicapai pada pelaksanaan praktikum ini yaitu untuk
memperkenalkan alat-alat yang ada di laboratorium bioteknologi serta fungsi dan cara
penggunaannya kepada mahasiswa sehingga tidak salah dalam penggunaan alat pada
praktikum bioteknologi selanjutnya.
Kegunaannya yaitu mahasiswa dapat mengenal alat-alat yang ada di Laboratorium In
Vitro serta fungsi dan cara penggunaannya sehingga tidak salah dalam penggunaan alat pada
praktikum bioteknologi selanjutnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Bioteknologi adalah penerapan suatu prinsip-prinsip biologi, biokimia dan rekayasa
dalam pengolahan bahan dan memanfaatkan agensia jasad hidup dan komponen-
komponennya untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi pertanian memiliki
laboratorium tempat dimana kegiatan pembiakan dan perakitan tanaman dilakukan. Dalam
laboratorium tersebut terdapat berbagai macam alat yang memiliki fungsi cara penggunaan
yang beranekaragam (Choudhary, 2008).
Laboratorium bioteknologi biasanya memiliki jumlah ruang yang berbeda-beda ada
yang dibagi menjadi 3 ruangan hingga menjadi 5 ruangan. Namun sebenarnya ada pembagian
ruangan laboratorium kultur jaringan berdasarkan kegiatan-kegiatannya yaitu
ruangan persiapan kultur jaringan, ruangan tanam,ruangan inkubasi
atau penyimpanan, ruangan tempat penyimpanan media danruangan tempat
menimbang bahan (Halman, 2005).
Melakukan kegiatan kultur jaringan diperlukan ruang dan peralatan. Ukuran ruang
yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume aktivitas kultur jaringan yang akan
dilakukan. Ruang yang diperlukan untuk kegiatan kultur jaringan yaitu laboratorium yang
ideal yang memiliki ruang persiapan yang di dalamnya terdapat timbangan analitik, lemari
pendingin, hotplate, mikrowave, oven, pH meter, alat-alat gelas standar (labu takar, pipet
volume, erlenmeyer, gelas piala, batang pengaduk dari gelas dan wadah kultur), alat untuk
mencuci (washtaple), lemari untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse, fumehood, destilator dan
kereta dorong, ruang transfer yang di dalamnya terdapat laminar air flow, dissecting,
mikroskop, alat diseksi, lemari tempat penyimpanan alat-alat steril dan timbangan kecil,
ruang kultur yang dilengkapi dengan rak kultur dan lampu fluorescent, timer untuk mengatur
lama penyinaran, AC untuk mengontrol temperatur, mikroskop binokuler dan shaker
(Barahima, 2011).
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip
kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat
dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya
diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer dan spektrofotometer, dll. Alat-
alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan grap seperti
thermograph, barograph (Yulita, 2012).
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium memerlukan
perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam
membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium dapat menyebabkan
kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit.
Cara memperlakukan alat dan bahan di laboratorium secara tepat dapat menentukan
keberhasilan dan kelancaran kegiatan. Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium
seperti membawa alat sesuai petunjuk penggunaan, menggunakan alat sesuai petunjuk
penggunaan, menjaga kebersihan alat dan menyimpan alat (Yuwono triwibowo, 2008).
Peralatan yang mutlak dimiliki untuk memulai melakukan kegiatan kultur jaringan
yaitu timbangan analitik, destilator, pH meter, autoclaf, laminar air flow dan gelas-gelas
standar. Peralatan ini kemungkinan dapat menimbulkan resiko pada pemakainya atau
menimbulkan kerusakan apabila salah prosedur dalam mengoperasikannya (Barahima, 2011).

III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Praktikum pengenalan alat dilaksanakan pada pukul 15.30 sampai selesaipada
hari Jumat, 10 Oktober 2014, bertempat di Laboratorium Agroteknologi Unit In Vitro
Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.

B. Alat dan Bahan


Alat-alat yang diperkenalkan pada praktikum pengenalan alat yaitu beaker glass, gelas
ukur, labu ukur, pipet, pipet ukur, bola hisab, spatula, gelas pengaduk, botol spiritus, botol
semprot, pH meter, hot plate stirer, timbangan analitik, microwave, oven, autoclave, laminar
air flow cabinet, micro pipet, tips, tube, centrifuge, elektroforesis, inkubator, gel doc, mini
centrifuge, mesin PCR, vortex, tabung nitrogen, pestel & mortar, rak inkubator, kulkas,
shaker, botol kultur dan kamera. Bahan yang diperkenalkan pada praktikum pengenalan alat
yaitu media murishage and skoog.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :
a. Mempersilahkan praktikan masuk ke dalam area laboratorium dengan terlebih dahulu
memakai baju atau jas laboratorium.
b. Memberikan respon kepada praktikan dan sedikit pengarahan serta pengenalan
tentang kegiatan yang akan di lakukan praktikan.
c. Mempersilahkan praktikan masuk ke dalam ruangan kultur jaringan.
d. Memperkenalkan alat dan bahan di masing-masing ruangan tempat praktikum.
e. Memperhatikan dan mendengarkan setiap penjelasan dari asisten kemudian mencatat cara
kerja dan fungsi masing-masing alat yang terdapat di laboratorium in vitro.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Hasil dari praktikum ini yaitu dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
No Gambar Alat Nama Alat
1 Timbangan Analitik

2 Autoclave

3 Laminar Air Flow

4 Hotplate
5 Oven

6 Gelas ukur

7 Bola hisab

8 Shaker

9 Botol spiritus
10 Beaker glass

11 Pipet

12 Botol semprot

13 Gelas pengaduk
14 Gelas kultur

15 Kulkas

16 Labu ukur

17 Micro pipet
18 Microwave

19 pH meter

20 Pipet ukur

21 Rak kultur
22 Spatula

23 Eksikator

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum pengenalan alat di laboratorium in vitro yang
telah dilakukan, kami dapat mengetahui beberapa alat-alat yang ada di laboratorium in
vitro dan fungsi serta cara penggunaannya. Adapun alat-alat praktikum yang telah
diketahui yaitu timbangan analitik, digunakan untuk menimbang zat yang butuh ketelitian
tinggi dan dalam skala kecil atau mikro. Autoclave berfungsi untuk mensterilkan berbagai
macam alat dan bahan yang digunakan di laboratorium in vitro. Laminar air flow berfungsi
untuk menanam eksplan ke dalam botol dalam kondisi steril atau melakukan sub kultur yang
dilengkapi dengan blower dan lampu UV.
Hotplate berfungsi untuk menghomogenkan dan juga untuk pemanas. Hot plate juga
merupakan alat untuk mencampur dan memanaskan media kultur. Hot plate digunakan untuk
memasak segala macam bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan pemanas. Oven
berfungsi untuk sterilisasi botol kultur, gunting, pinset, pisau dan lain sebagainya yang
digunakan dalam kultur jaringan. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume larutan tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu. Bola hisab berfungsi
untuk menyedot larutan yang dipasang pada pangkal pipet ukur dan untuk membuang gas.
Shaker adalah alat yang berfungsi sebagai pengocok yang putarannya dapat di atur
sesuai dengan yang kita ingin kan. Kecepatan putarannya adalah 120 rpm(rotation per meni).
Botol spiritus adalah alat yang digunakan untuk membakar zat atau memanaskan larutan.
Beaker glass berfungsi untuk menampung bahan kimia atau larutan dalam jumlah yang
banyak. Pipet tetes berfungsi untuk Memindahkan beberapa tetes zat cair. Botol semprot
berfungsi untuk menyimpan aquadest dan digunakan untuk mencuci atau membilas alat-alat
dan bahan. Gelas pengaduk berfungsi untuk mengaduk larutan. Gelas kultur berfungsi
sebagai tempat untuk mengkultukan atau menanam eksplan.
Kulkas berfungsi sebagai pendingin maupun untuk mengawetkan. Labu ukur
berfungsi menampung dan mencampur larutan kimia. Micro pipet P1000 (kanan) digunakan
untuk memipet cairan berukuran lebih dari 200 ul sampai 1000 ul, P200 (tengah) untuk
volume cairan antara 21 ul sampai 200 ul dan P20 (kiri) digunakan untuk volume dibawah 20
ul. Microwave berfungsi untuk menghangatkan atau mencairkan serta menaikkan suhu. pH
meter adalah alat untuk mengukur tingkat keasaman dan kebasaan. Pipet ukur digunakan
untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada
bagian pada bagian yang menggembung. Rak kultur berfungsi untuk menyimpan botol-botol
kultur yang telah di sterilkan. Spatula berfungsi untuk memindahkan bahan-bahan kimia.
Eksikator berfungsi untuk mendinginkan zat.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah di lakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa pengenalan alat-alat laboratorium In Vitro perlu dilakukan karenamerupakan langkah
pertama sebelum kita melakukan percobaan, penelitian atau praktikum karena dengan
mengenal alat kita dapat mengetahui fungsi masing-masing bagian dari alat tersebut serta
cara pengoprasian atau penggunaan alat-alat yang akan digunakan.
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini yaitu sebaiknya praktikan lebih
berhati-hati dalam menggunakan peralatan laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA
Barahima Abbas. 2011. Prinsip dasar teknik kultur jaringan. Alfabeta. Bandung.
Choudhary, M.I., 2008. Keselamatan dan keamanan laboratorium kimia. Yudsitira.Jakarta.

Halman. 2005. Manfaat teknik kultur jaringan pada tanaman. Universitas Gadjah Mada Press.
Jakarta.
Yulita. 2012. Pengenalan alat laboratorium bioteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas
Hasanuddin.

Yuwono Triwibowo. 2008. Bioteknologi pertanian. Universitas Gadjah Mada Press. Jakarta.
I. PENDAAHULUAN

A. LatarBelakang
Bioteknologi merupakan prinsip-prinsip biologi, biokimia dan rekayasa organisme baik
mikroba/jasad hidup untuk menghasilkan barang dan atau jasa. Dalam bioteknologi sendiri
ada bioteknologi yang modern dan tradisional.
Seiring dengn kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mendorong setiap bidang
ilmu yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mengalami perkembangan
dan kemajuan. Kemajuan dibedang tersebut pun juga terjadi dalam bidang pertanian.
Bioteknologi pertanian merupakan salah satu penerapan dari ilmu pengetahuan yang
merupakan salah satu teknologi dalam bidang pertanian. Bioteknologi umumnya banyak
mempelajari mengenai pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, firusdan lain-lain)
maupun produk dari makhluk hidup (enzim dan alkohol) dalam poses produksinya.
Bioteknologi pertanian memiliki laboratorium tempat dimana kegiatan pembiakan dan
perakitan tanaman dilakukan. Laboratorium ini memiliki berbagai macam alat yang
memiliki fungsi serta cara penggunaan yang beragam.
Umumnya setiap alat di Laboratorium Bioteknologi memiliki nama yang menunjukkan
kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Berdasarkan
pemahaman serta uraian tersebut maka penting melakukan praktikum pengenalan alat di
Laboratorium agar pada saat penggunaan alat untuk praktikum selanjutnya tidak terjadi
kesalahan-kesalahan.

B. Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah untuk mengetahui alat-alat yang ada di
Laboratorium In Vitro serta fungsi dan cara penggunaannya sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam penggunaan alat pada praktikum Bioknologi Pertanian selanjutnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri, fungi dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim dan alkohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa (Siregar, 2012).
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu.
Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang
sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas
baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan
bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan
insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak
sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.
Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara missal
(Choundhary, 2008).
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal
rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning,
dan lain-lain. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para
penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada
jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Bidang pangan, dengan menggunakan
teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman
dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan
tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan
bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi.
Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan
penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan
bakteri jenis baru. Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang
melingkupi perkembangan teknologinya (Susilowarno, 2009).
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui
aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu
organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada
organisme tersebut.
Bioteknologi adalah aplikasi terpadu dari berbagai cabang ilmu seperti biokimia,
mikrobiologi dan rekayasa untuk memanfaatkan mikroba kultur jaringan dan komponen-
komponennya dalam skala industri. Sebagai contoh sekarang telah dimungkinkan untuk
melakukan manipulasi genetik pada suatu jasad secara sangat terarah sehingga hasil
manipulasi tersebut dapat diramalkan secara lebih pasti. Teknik manipulasi semacam ini
mulai berkembang ketika para ilmuan berhasil melakukan teknik manipulasi bahan genetik
secara kultur jaringan (Sandra, 2012).
Bioteknologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang perbanyakan
tanaman secara vegetatif. Perkembangan bioteknologi hingga saat ini sudah mampu menyita
banyak perhatian banyak diseluruh belahan dunia. Banyak hal yang bisa dihasilkan dari
proses bioteknologi ini seperti menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat unggul
daripada induknya, menciptakan tanaman yang tidak memiliki biji dan lain-lain. Salah satu
kegiatan dalam Bioteknologi yaitu kultur jaringan dimana kultur jaringan ini merupakan
perbanyakan tanaman dengan mengisolasi salah satu bagian dari tanaman kemudian
dikembangbiakkan pada tempat yang sesuai dan aseptik. Indonesia sendiri bioteknologi
sudah dikenal lama dan hampir disetiap daerah sudah ada produk atau tanaman baru yang
dihasilkan dari kegiatan Bioteknologi ini (Yulita, 2012).
Bioteknologi pertanian merupakan salah satu penerapan dari ilmu pengetahuan yang
merupakan salah satu teknologi dalam bidang pertanian. Bioteknologi umumnya banyak
mempelajari mengenai pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, firus dan lain-lain)
maupun produk dari makhluk hidup (enzim dan alkohol) dalam poses produksinya (Daisy
dan Ami, 1994).

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Oktober 2014 pada pukul 15.30 WITA
sampai selesai, bertempat di Laboratorium Agroteknologi Unit In Vitro Fakultas Pertanian
Universitas Halu Oleo.

B. Alat
Alat yang terdapat pada Laboratorium In Vitro antara lain, beaker glass, gelas ukur,
labu ukur, pipet, pipet ukur, bola hisap, spatula, gelas pengaduk, botol spiritus, botol semprot,
pH meter, hot plate stirrer, timbangan analitik, oven, autoclave, laminar air flow cabinet,
micro pipet, tips, tube, centrifuge, incubator, mini centrifuge, mesin PCR dan vortex.

C. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan pada praktikum ini yaitu, setiap praktikan memperhatikan serta
mencatat peralatan serta cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat yang ada di
Laboratorium In Vitro.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Hasil pada praktikum kali ini yaitu,
Beaker glass Gelas ukur Labu ukur

Pipet Pipet ukur Bola hisap

Spatula Botol spiritus Botol semprot

pH meter Hot Plate Magnetic stirrer

Timbangan analitik Autoclave Oven

Laminar air flow Mikro pipet Tips


Tube Centrifuge Inkubator

Mini centrifuge Mesin PCR Vortex

Shaker

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan melalui praktikum kami dapat
mengetahui beberapa alat dan fungsi alat-alat yang ada di laboratorium bioteknologi.
Fungsi dari alat-alat yang diamati memiliki perbedaan masing-masing. Beaker Glass
atau gelas piala merupakan wadah yang terbuat dari borosilikat. Gelas piala yang digunakan
untuk bahan kimia yang bersifat korosif terbuat dari PTPE. Untuk mencegah kontaminasi
atau hilangnya cairan dapat digunakan gelas arloji sebagai penutup. Fungsi beaker Glass
(Gelas Piala) :untuk mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan. Gelas piala tidak dapat
digunakan untuk mengukur volume.
Gelas ukur dapat terbuat dari gelas (polipropilen) ataupun plastik.
Fungsi Gelas ukur adalah untuk mengukur volume 10 hingga 2000 mL. Gelas ukur dapat
digunakan untuk mengukur volume segala benda, baik benda cair maupun benda padat pada
berbagai ukuran volume. Labu Ukur digunakan untuk mencampur larutan. Caranya
masukkan larutan ke dalam labu ukur. Simpan labu ukur di lengan tangan lalu goyangkan ke
arah atas dan bawah agar larutan tercampur. Pipet digunakan untuk mengambil segala jenis
cairan dengan mudah dengan alat pemencet pada bagian atasnya membantu cairan masuk
dalam pipet. Pipet tetes ini umumnya digunakan untuk meneteskan atau mengambil larutan
dengan jumlah kecil. Pipet ukur hampir sama dengan pipet lainnya namun terdapat nilai yang
memudahkan kita seberapa banyak cairan yang akan kita ambil. Pipet ukur digunakan untuk
mengukur volume larutan.
Bola hisap digunakan untuk menyedot larutan yang dipasang pada pangkal pipet ukur
dan untuk membuang gas. Spatula digunakan untuk memindahkan bahan-bahan kimia. Gelas
pengaduk berfungsi sebagai pengaduk pada larutan yang kita panaskan.
Botol spiritus digunakan berfungsi sebagai pembakar zat atau memanaskan larutan.
Botol semprot digunakan sebagai wadah larutan umumnya digunakan sebagai tempat larutan
aquades.
PH meter adalah alat untuk mengukur tingkat keasaman dan kebasa-an air minum. Hot
plate stirrer biasa digunakan untuk memanaskan larutan di dalam proses analisa air, lemak
dan lain sebagainya. selain itu juga untuk memanaskan aquadest atau pelarut lainnya dalam
pembuatan larutan.
Timbangan analitik berfungsi untuk menimbang zat yang butuh ketelitian tinggi dan
dalam skala kecil/mikro (biasanya hingga 4 desimal 0,0001 gram). Oven digunakan untuk
mengeringkan alat-alat yang akan digunakan. Hanya untuk alat-alat yang tahan terhadap
panas. Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat dan bahan.
Laminar Air Flow adalah meja kerja steril untuk melakukan kegiatan inokulasi/
penanaman. Laminar Air Flow merupakan suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan
persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu botol ke botol yang
lain dalam kultur in vitro. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan
udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan
spora-spora yang mungkin jatuh kedalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran
udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter),
yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High
Efficiency Particulate Air Filter), dengan menggunakan blower.
Mikro pipet dapat digunakan dengan mengetahui bagian P1000 (kanan) digunakan
untuk memipet cairan berukuran lebih dari 200 ul sampai 1000 ul, P200 (tengah) untuk
volume cairan antara 21 ul sampai 200 ul, dan P20 (kiri) digunakan untuk volume dibawah
20 ul. Cara penggunaan mikro pipet yaitu dengan menekan berkali kali thumb knopnya untuk
memastikan lancarnya mikropipet. Tekan thumb knopnya dan masukkan mikropipet ke
dalam larutan. Tahan pipet dan lepaskan tekanan pada thumb knop agar larutan tersebut
keluar.
Inkubator digunakan sebagai tempat fermentasi dengan suhu dan kelembaban
terkendali, serta digunakan untuk menumbuhkan media pada pengujian secara mikrobiologis.
Pada alat ini biasanya sudah dilengkapi dengan alat pengukur kelembaban.
Sheker merupakan alat pengocok yang putarannya dapat di atur sesuai dengan yang kita
ingin kan. Kecepatan putarannya adalah 120rpm (rotation per menit).

V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa bioteknologi pertanian
merupakan salah satu penerapan dari ilmu pengetahuan yang merupakan salah satu teknologi
dalam bidang pertanian. Setiap alat yang digunakan memiliki perbedaan masing-masing,
dimana nama dapat menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja serta proses yang berlangsung
ketika alat digunakan. Penamaan alat yang digunakan untuk mengukur biasanya diakhiri
dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer, spektofotometer dan lain-lain. Alat
pengukur biasanya disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph”
seperti thermograph, barograph dan lain sebagainya. Penereapan alat-alat di Laboratorium
harus digunakan secara teliti berdasarkan fungsinya masing-masing.

B. Saran

Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini kepada asisten agar memberikan
waktu untuk asisntensi laporannya agak lama sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
Choundhary, M.I., 2008. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia. Yudsitira:Jakarta.

Daisy dan Ami. 1994. Nama fungsi dan cara kerja alat alat laboratorium mikrobiologi.Penerbit
Kanisius: Yogyakarta.

Sandra. 2012. www.eshaflora.blogspot.com/2012/03/steril-adalah-faktor-terpenting-


dalam.html”.Diakses pada hari kamis tanggal 29 Oktober 2014.

Siregar. 2012. www.hamdan-maruli.blogspot.com/2012/02/lap-kultur-jaringan-sterilisasi-


alat.html”.Diakses pada hari kamis tanggal 28 Maret 2014.

Suryowinoto, 1991. Kultur jaringan. http://mail.uns.ac.id/~subagiya/struktur Diakses pada


tanggal 29 Oktober 2014.

Susilowarno, G.R. 2009. Siap Menghadapi Ujian Nasional 2010. Biologi SMA/MA. Grasindo:
Jakarta.

Yulita dan Ningtias. 2012. http://blog.ub.ac.id/yulita11/files/2012/12/laporan-aku.docTanggal


akses 29 Oktober 2014.
BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Bioteknologi adalah aplikasi terpadu dari berbagai cabang ilmu seperti biokimia,
mikrobiologi dan rekayasa untuk memanfaatkan mikroba kultur jaringan dan komponen –
komponennya dalam skala industri. Bioteknologi selalu berkaitan dengan reaksi – reaksi
biologis yang dilakukan oleh jasad hidup sebagai suatu individu atau komponen –
komponennya yang dapat berupa organ, sel, jaringan atau bahkan molekul – molekul tertentu
misalnya DNA, RNA, protein atau enzim. Dalam perkembangannya, bioteknologi kinitelah
mencapai aras rekayasa yang jauh lebih terarah sehingga hasilnya dapat lebih, atau bahkan
sepenuhnya dikendalikan. Sebagai contoh sekarang telah dimungkinkan untuk melakukan
manipulasi genetik pada suatu jasad secara sangat terarah sehingga hasil manipulasi tersebut
dapat diramalkan secara lebih pasti. Teknik manipulasi semacam ini mulai berkembang
ketika para ilmuan berhasil melakukan teknik manipulasi bahan genetik secara kultur
jaringan (in vitro).
Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman secara vegetatif.
Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan tujuan untuk mengecambahkannya
dalam media yang kaya nutrisi karena biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan.
Kultur jaringan terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan
mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu mengkulturkan satu sel dari
tanaman. Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu memproduksi bibit
yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang relatifr singkat. Oleh karena itu
kultur jaringan sering dijadikan solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat
digunakan sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak membutuhkan
temapat yang besar. Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan
konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur. Ketepatan konsentrasi ini menyangkut
pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan tanaman. Kelebihan nutrisi dari tanaman akan
menyebabkan tanaman mengalami keracunan unsur hara. Oleh karena itu, pembuatan larutan
stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai sarana penenunjang
kebutuhan informasi akan kultur jaringan.
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium memerlukan
perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing.Perlakuan yang salah dalam
membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di Laboratorium dapat
menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat
menimbulkan penyakit.Cara memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium secara tepat
dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan. Adapun perlakuan terhadap alat-alat
di laboratorium seperti membawa alat sesuai petunjuk penggunaan, menggunakan alat sesuai
petunjuk penggunaan, menjaga kebersihan alat, dan menyimpan alat.Berdasarkan uraian
sebelumnya maka perlu adanya pengetahuan tentang berbagai peralatan yang digunakan
dalam kultur jaringan.

1.2.Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum pengenalan alat kultur jaringan agar kita dapat mengetahui
peralatan yang dipergunakan pada penelitian kultur jaringan dan penelitian tentang
bioteknologi lainnya.
Kegunaan dari praktikum pengenalan alat kultur jaringan yaitu mengetahui tata cara
penyediaan bahan tanaman untuk kultur jaringan serta mengetahui tata cara sterilisasi media
biakan dan alat untuk kultur jaringan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Di dalam memulai melakukan kegiatan kultur jaringan diperlukan ruang dan
peralatan. Ukuran ruang yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume aktivitas kultur
jaringan yang akan dilakukan. Ruang yang diperlukan untuk kegiatan kultur jaringan yaitu
laboratorium yang ideal yang memiliki: 1.) Ruang persiapan yang di dalamnya terdapat
timbangan analitik, lemari pendingin, hotplate, mikrowave, oven, pH meter, alat-alat gelas
standar (labu takar, pipet volume, erlenmeyer, gelas piala, batang pengaduk dari gelas, dan
wadah kultur), alat untuk mencuci (washtaple), lemari untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse,
fumehood, destilator, dan kereta dorong; 2.) Ruang transfer yang di dalamnya terdapat
laminar air flow, dissecting, mikroskop, alat diseksi, lemari tempat penyimpanan alat-alat
steril, dan timbangan kecil. 3.) Ruang kultur yang dilengkapi dengan rak kultur dan lampu
fluorescent, timer untuk mengatur lama penyinaran, AC untuk mengontrol temperatur,
mikroskop binokuler, dan shaker (Barahima, 2011).
Peralatan yang mutlak dimiliki untuk memulai melakukan kegiatan kultur jaringan
yaitu: timbangan analitik, destilator, pH meter, autoclaf, laminar air flow, dan gelas-gelas
standar. Peralatan ini kemungkinan dapat menimbulkan resiko pada pemakainya atau
menimbulkan kerusakan apabila salah prosedur dalam mengoperasikannya (Barahima, 2011).
Kultur jaringan tanaman terdiri dari sejumlah teknik untuk menumbuhkan organ,
jaringan dan sel tumbuhan. Jaringan dapat dikulturkan pada agar padat atau dalam medium
hara cair. Jika ditanam dalam agar, jaringan akan membentuk kalus, yaitu massa atau sel-sel
yang tak tertata. Kultur agar juga mempergunakan teknik untuk meristem (Suryo, 1992).
Keberhasilan dalam teknologi serta penggunaan metode in vitro terutama disebabkan
pengetahuan yang lebih baik tentang kebutuhan hara sel dan jaringan yang dikulturkan. Hara
terdiri dari komponen yang utama dan komponen tambahan. Komponen utama meliputi
garam mineral, sumber karbon (gula), vitamin dan pengatur tumbuh. Komponen lain seperti
senyawa nitrogen organic, berbagi asam organic, metabolit dan ekstak tambahan tidak
multak, tetapi dapat menguntungkan ketahan sel dan perbanyakannya (Anonim, 2011)
Perlengkapan dan sarana yang digunakan pada percobaan kultur jaringan tanaman
meliputi (1) Sterilisasi, alat yang digunakan adalah lemari aliran udara laminari atau ruang
kecil (catatan: lemari ini tersedia dalam berbagai ukuran, dan dapat diletakkan di tempat
yang diperlukan tanpa diperlukan tanpa perlu ruang khusus untuk itu. Kipas angin pada
lemari ini seringkali dijalankan terus menerus dan pra filter diganti atau dibersihkan sebulan
sekali), Otoklaf, Oven untuk sterilisasi kering (sebaiknya ada tetapi tidak muklat),
Perlengkapan untuk sterilisasi dengan penyaringan, Radas penyulingan air dan atau
pembebas mineral air murni, (2) Kultur alat yang diperlukan adalah Ruang kultur dan atau
kotak berpengatur suhu (Catatan: baik terang ataupun gelap terus-terusan sama baiknya untuk
pertumbuhan sel. Umumnya cahaya yangdipancarkan dari lampu neon yang dingin dan putih
pada 25 W.m2 sudah mencukupi. Lampu ini dapat ditambah dengan bola lampu pijar. Atau,
dapat dipaki lampu Gro-Lux yang berspektur luas sebagi ganti lampu neon dan lampu pijar),
Rak (Rak dari kawat kasa yang kaku memungkinkan aliran udara sebanyak-banyaknya dan
naungan sekecil-kecilnya), Pengocok (Yang lebih baik adalah model putar. Bentuk ini
tersedia dari ukuran kecil untuk diletakkan di atas meja (ukuran meja) sampai ukuran besar
untuk ditempatkan di lantai), (3) Alat yang lainnya adalah Pisau klinis, tang dan pembakaran
Bunsen. Botol, cawan petri untuk kultur agar. Lebih cocok digunakan botol gelas dan cawan
petri plastic sekali pakai yang disterilkan lebih dahulu. Labu kultur, botol Delong mempunyai
beberapa keunggulan dibandingkan botol lainnya seperti labu Erlenmeyer, yang mempunyai
leher sehingga cenderung mengumpulkan debu. Sumbat, dapat digunnakan sumbat busa.
Sumbat kapas yang dibungkus dengan kain kasa tipis tidaklahmahal, tidak berubah bentuk
dalam pemanasan dengan autoclave dan dapat digunakan berulang-ulang. Pipet, tersedia pipet
steril sekali-pakai, tetapi lebih baik digunakan pepet gelas sengan ujung yang dapat
dilepaskan. Lemari pendingin dan pembeku (Yuwono, 2008).

BAB III

METODOLOGI
3.1.Tempat dan Waktu

Praktikum pengenalan alat kultur jaringan dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi


Pusat Kegiatan Penelitian (PKP) Lantai 4, Universitas Hasanuddin, Makassar, pada hari
Senin, 25 Februari 2013 pukul 08.00 WITA sampai selesai.
3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang diperkenalkan pada praktikum kultur jaringan adalah Neraca
analitik, Autoclave, Laminar air flow, Hotplate, dan Oven.

3.3 Prosedur Kerja

a. Menyiapkan modul dan alat tulis


b. Semua peserta di bagi berdasarkan kelompoknya.
c. Kemudian perkelompok berjalan dari ruangan ke ruangan yang lain untuk mendapatkan
penjelasan tentang alat-alat dan bahan yang digunakan dalam kultur jaringan
d. Menulis penjelasan yang diberikan dan menanyakan apabila ada yang kurang jelas.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil

Berdasarkan praktikum pengenalan alat – alat laboratorium bioteknologi diperoleh


hasil sebagai berikut :
Tabel: Hasil dan pembahasan praktikum pengenalan alat – alat laboratorium bioteknologi.
No Nama Alat Gambar Fungsi
untuk menimbang zat
1 Timbangan yang butuh ketelitian
Analitik tinggi dalam skala yang
kecil/mikro.

untuk mensterilkan
media, baik media agar
2 Autoclave atau pun media cair. Juga
dapat digunakan untuk
sterilisasi tanah atau
kompos yang akan
digunakan untuk media
tanaman.

untuk menanam eksplan


ke dalam botol dalam
kondisi steril atau
3 Laminar Air melakukan sub kultur
Flow yang dilengkapi
denganblower dan lampu
UV

untuk homogen dan juga


untuk pemanas. Hot plate
juga merupakan alat
4 Hotplate untuk mencampur dan
memasak media
kultur.Hot plate
digunakan untuk
memasak segala macam
bahan nutrisi dengan
melibatkan pengaduk dan
pemanas.
Digunakan untuk
sterilisasi botol kultur,
gunting, pinset, pisau,
5 Oven dan lain sebagainya yang
digunakan dalam kultur
jaringan

4.2. Pembahasan

Alat – alat yang digunakan dalam kegiatan kultur jaringan terdiri atas: timbangan
analitik, autoclave, laminari air flow, hotplate, dan oven.
Timbangan analitik adalah alat untuk menimbang zat dengan skala mikrogram.
Kebutuhan mikro nutrisi dan hormon pada umumnya berkadar sangat kecil yaituskal
mikrogram atau bahkan miligram. Oleh karena itu, untuk mempersiapkan dibuat dalam
bentuk pengenceran dan diukur dengan pipet. Timbangan analitik berfungsi untuk pembuatan
medium kultur jaringan dengan skala sangat kecil.
Laminar air flow adalah suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan : persiapan bahan
tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu botol ke botol yang lain dalam
kultur jaringan. Alat ini disebut Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril
secara kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-
spora yang mungkin jatuh kedalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara
berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama, yang kemudian
ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus disebut HEPA (High efficiency Particulate
Air FilterI), dengan menggunakan blower. Fungsi laminar air flow iniI untuk menanam
eksplan ke dalam botol dalam kondisi steril atau melakukan sub kultur yang dilengkapi
dengan blower dan lampu UV.
Autoclave adalah salah satu jenis pressure vessel yang berfungsi untuk menampung
udara panas bertekanan.Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat-alat bioteknologi
seperti tip, e-tube, mortar pestle, dan lain-lain. Selain itu alat ini juga digunakan
untuk mensterilkan media, baik media agar atau pun media cair. Juga dapat digunakan untuk
sterilisasi tanah atau kompos yang akan digunakan untuk media tanaman. Pada umumnya,
tangki ini terdiri dari bagian bodi shell yaitu bagian silinder dari tangki, bagian tutup heads
yang merupakan penutup tangki, dan nozzle yang merupakan sebuah pipa yang menjadi jalur
masuk dan keluarnya fliuda.
Hotplate adalah suatu alat yang berfungsi untuk homogen dan juga untuk
pemanas.Hotplate juga merupakan alat untuk mencampur dan memasak media
kultur.Hotplate digunakan untuk memasak segala macam bahan nutrisi dengan melibatkan
pengaduk dan pemanas.Pengadukan dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber
pada energi listrik. Besarnya kecepatan pengaduk dan pemanasan dapat diatur berdasarkan
keperluan.
Oven adalah salah satu mesin yang digunakan sebagai mesin pengering berbagai
komoditas bahan, dilengkapi dengan alat kontrol suhu otomatis, sehingga suhu pengeringan
dapat diatur dan dikendalikan secara otomatis.Rangka mesin pengering terbuat dari plat besi
kotak sedangkan seluruh body dibuat dari plat stainless steel food grade (khusus makanan)
yang difinishing sehingga mengkilap dan elegan. Mesin oven kapasitas minidigunakan
sebagai mesin pengering, pemanas, pengembang aneka produk pertanian dan makanan Anda.
Beberapa komoditas yang dapat dikeringkan dengan mesin bisnis ini antara lain: sale pisang,
ikan, dan tanaman obat.

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa alat – alat yang digunakan dalam
kultur jaringan beserta fungsinya yaitu : timbangan analitik untuk pembuatan medium kultur
jaringan dengan skala sangat kecil, autoclave untuk sterilisasi basah, hotplate untuk homogen
dan pemanasan, laminar air flow untuk penanaman, dan oven untuk sterilisasi alat-alat
laboratorium seperti botol kultur, gunting, pinset, pisau dan lain-lain.

1. Sterilisasi yaitu proses membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri pada
benda yang telah didekontaminasi dengan tepat. Tujuan sterilisasi yaitu untuk memusnahkan
semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora, yang mungkin telah ada
pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai.

2. Sterilisasi basah yaitu untuk menstrrilkan bahan bahan yang akan digunakan dalam
pembuatan media kultur jaringan.

3. Sterilisasi kering yaitu untuk mensterilkan alat-alat yang akan digunakan dalam kultur
jaringan atau alat-alat yang tahan panas.

5.2. Saran

Dengan adanya praktikum pengenalan alat-alat yang digunakan dalam penelitian


kultur jaringan, diharapkan cara atau metode yang dilakukan dalam memperkenalkan alat
yang ada di laboratorium lebih ditingkatkan dan tidak terlalu terburu-buru dalam penjelasan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011.Pengenalan Alat Laboratorium Bioteknologi. Fakultas Pertanian.
Universitas Hasanuddin. Diakses pada tanggal 16 Februari 2013.

Barahima Abbas, 2011. Prinsip Dasar Teknik Kultur Jaringan. Alfabeta. Bandung.
Hallmann, 2001.Manfaat Teknik Kultur Jaringan Pada Tanaman. Diakses pada tanggal 11 Januari
2013.
Suryowinoto, 1991.Kultur jaringan. http://mail.uns.ac.id/-subagiya/stuktur
Diakses pada tanggal 13 Maret 2012.

Suryo. 1992. Genetika. Gadjah Mada University Press. Jakarta.


Wetherel, D.F. 2008. Propagasi Tanaman Secara In Vitro. Avery Publishing
Group Inc. New Jersey. Diakses pada tanggal 5 Maret 2013.
Yuwono Triwibowo, 2008. Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta. Diakses pada tanggal 10 Maret 2013.

Anda mungkin juga menyukai