net/publication/295857418
CITATIONS READS
0 2,431
2 authors:
All content following this page was uploaded by Gede Bakti on 25 February 2016.
PUBLIKASI ILMIAH
ANNUAL MEETING
ON TESTING AND QUALITY
AMTeQ 2013
23 – 24 Oktober 2013
PUBLIKASI ILMIAH
ANNUAL MEETING
ON TESTING AND QUALITY
AMTEQ 2013
REVIEWERS
Prof. Riset. Dr. Ir. Bambang Prasetya, M. Sc.
Prof. Riset. Ir. Boedi Soesatyo, M.Eng.Sc.
Prof. Riset. Ir. Jimmy Pusaka, M. Sc.
Prof. Dr. Achmad Syahrani, M.Si., Apt.
Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, Dra., M.Si.
Prof.Dr. Rer.net.nat. Irmina Kris Murwani.
Prof. Dr. Drh. Aulani’am, DES
Prof. Win Darmanto, Drs., M.Si., Ph.D.
Dr. Ir. Fatimah Z. S. Padmadinata, DEA
Dr. Ir. R. Harry Arjadi, M.Sc.
Dr. Ir. Anggit Murdani, M.Eng.
Dr. Melania Suweni Murtini
Dr. Ir. M. Sarosa, M.Eng
Dr. Ir. Harry Soekotjo Dachlan, MSIE.
Ir. Achmad Wicaksono, M.Eng., Ph.D.
EDITOR PELAKSANA
Asep Rahmat Hidayat
Himma Firdaus
Nanang Kusnandar
Sri Supadmi
Wuwus Ardiatna
DAFTAR ISI
v
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
vi
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
vii
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
viii
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
INDEKS PEMAKALAH
ix
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
SUSUNAN PANITIA
ANNUAL MEETING ON TESTING AND QUALITY ( AMTeQ 2012 )
KOMITE PENGARAH
Pelindung : Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Penasehat : Deputi Bidang Jasa Ilmiah - LIPI
Penanggung Jawab : Kepala Puslit SMTP - LIPI
Anggota : Seluruh Kepala Bidang/Bagian P2SMTP-LIPI
PANITIA PELAKSANA
Ketua Pelaksana : Dianita Adiwirjono
Bendahara I : Rahmawati
Bendahara II : Sugianti
xi
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
xii
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
EDITORIAL
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan Rahmat dan
Kehendak-Nyalah Prosiding AMTeQ 2013 ini bisa kembali hadir di tengah-tengah
pembaca sekalian. Total 43 makalah telah dibukukan dalam prosiding ini dan terbagi ke
dalam tiga ruang lingkup pembahasan: 14 makalah Teknologi Pengujian, 13 makalah
Sistem Manajemen Mutu dan 16 makalah Instrumentasi. Kesemua makalah tersebut
adalah makalah-makalah yang telah dinilai layak terbit oleh Dewan Reviewer dan
dipresentasikan pada saat Seminar AMTeQ 2013.
Seminar AMTeQ 2013 merupakan seminar yang ke-8 sejak pertama kali diadakan pada
tahun 2006. Namun Seminar AMTeQ 2013 ini adalah seminar AMTeQ yang pertama
kali diadakan di luar kawasan Puspiptek Serpong, yakni diselenggarakan di Surabaya
sebagai hasil kerjasama dengan LPPM Universitas Airlangga. Uniknya, dari segi jumlah
makalah yang dipresentasikan, total 43 makalah adalah rekor jumlah makalah terbanyak
sepanjang sejarah AMTeQ. Rekor terakhir pernah tercatat pada tahun 2009 yakni
sebanyak 30 makalah. Hal ini menunjukkan bahwa dengan dipindahkannya tempat
pelaksanaan AMTeQ ke luar wilayah Serpong tidak mengurangi animo para peneliti
untuk berpartisipasi mengirimkan makalahnya ke panitia AMTeQ. Semoga trend positif
tersebut akan tetap bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan di masa yang akan datang
sehingga jumlah makalah yang diterbitkan akan semakin banyak dengan tidak
mengurangi kualitas dari makalah itu sendiri.
Makalah AMTeQ 2013 untuk ruang lingkup Teknologi Pengujian membahas topik-
topik menarik di bidang kelistrikan, mekanik, alat kesehatan, peralatan rumah tangga
dan elektromagnetik. Salah satu diantaranya ialah membahas tentang pengaruh radiasi
gelombang EM frekuensi telepon seluler 900 MHz pada cairan tubuh manusia.
Sedangkan untuk ruang lingkup Sistem Manajemen Mutu, pembahasannya terutama
tentang penerapan SMM, baik SNI ISO 9001:2008 maupun SNI ISO/IEC 17025:2005,
di suatu lembaga/badan usaha. Beberapa makalah juga membahas tentang kualitas
pelayanan jasa dan kepuasan pelanggan. selain itu, kumpulan makalah yang tak kalah
menarik juga bisa dibaca di ruang lingkup instrumentasi dengan beragam pembahasan
tentang IT, optik, pengukuran, kesehatan, dan kelistrikan. Dua diantaranya membahas
tentang sistem akuisisi data pembangkit listrik hybrid energi terbarukan angin dan surya
berbasis hidrogen serta sistem informasi diet diabetes mellitus pada perangkat Android.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada para Dewan Reviewer, para pemakalah
dan semua pihak yang telah membantu hingga terbitnya Prosiding AMTeQ 2013 ini.
Semoga prosiding ini bisa bermanfaat baik dalam khazanah keilmuan maupun untuk
keperluan praktis di lapangan. Permohonan maaf juga kami sampaikan apabila masih
ada kekurangan-kekurangan selama penerimaan makalah, review, presentasi, hingga
penyusunan prosiding ini. Saran dan masukan senantiasa kami tunggu untuk perbaikan
di masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tangerang Selatan, 30 November 2013
xiii
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
xv
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
mensponsori kegiatan AMteq ke 8 kali ini. Tanpa bantuan dan partisipasi bapak dan ibu
semua, mustahil kegiatan Amteq ini dapat berjalan dengan lancar.
Kami atas nama panitia, memohon maaf atas segala kekurangan, kekurangnyamanan
maupun bila ada hal-hal yang kurang berkenan di hati Bapak/Ibu/Saudara/Saudari
sebelum, saat dan sesudah penyelenggaraan kegiatan seminar ini. Kami telah berusaha
sebaik-baiknya mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan ini, tetapi Kesempurnaan
hanyalah milik Tuhan Yang Maha Sempurna.
Akhir kata, dengan mengharap berkah dan memohon ridho Allah SWT, kami
mengucapkan selamat berseminar. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa
memberikan perlindungan, kelancaran, kesuksesan dan keberkahan kepada kita semua,
khususnya kepada semua pihak yang membantu pelaksanaan dan kesuksesan kegiatan
seminar ini.
Dianita Adiwirjono, SE
NIP. 19730112 199903 2 002
xvi
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
Penjaminan Mutu merupakan bahasan yang cukup luas dan sangat penting, sehingga
untuk beberapa organisasi memandang bahwa penjaminan mutu merupakan
kepentingan yang mendasar. Penerapan penjaminan mutu secara positif sebagai dasar,
dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan dan citra organisasi. Dengan menjaga
kualitas luaran yang tinggi dan dinyatakan sebagai daya saing yang unggul, sehingga
harapan terciptanya atmosfir yang sehat, mandiri, inovatif, terkemuka di tingkat
nasional dan internasional dapat terlaksana.
Dengan demikian, budaya mutu suatu organisasi yang dapat mendorong organisasi
untuk menghasilkan produk yang bermutu penting untuk dibahas, dipahami, dan
diinternalisasikan melalui serangkaian kegiatan ilmiah, baik secara teoritis, empirik
maupun praktis, yang salah satunya melalui kegiatan seminar.
Indikator produk bermutu ini tentu saja ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya :
(1) produk yang sesuai dengan standar nasional maupun internasional-baik keselamatan
maupun kelayakan penggunaannya; (2) produk tersebut harus lolos uji dan tersertifikasi
mutu barangnya; (3) adanya lembaga uji yang kredibel dan berstandar internasional; (4)
komitmen pemerintah dalam mendukung produk-produk bermutu dan berdaya saing
internasional, yang diwujudkan dalam bentuk regulasi; (5) kapasitas dan komitmen
pihak industri, serta (6) Semakin sadarnya masyarakat/konsumen akan pentingnya
mutu. Peningkatan daya saing ini melibatkan berbagai pihak, yaitu pemerintah – baik
pusat maupun daerah– sebagai pembuat kebijakan, lembaga penilai kesesuaian yang
berasal dari lembaga penelitian maupun lembaga pengujian lainnya yang diharapkan
dapat memberikan bimbingan mutu dan sarana pengujian, maupun perguruan tinggi
sebagai penghasil SDM yang akan melaksanakan kegiatan berdaya saing, serta
industri—baik besar, menengah maupun kecil— sebagai produsen dan kelompok
masyarakat lainnya sebagai konsumen.
Dalam usaha mencapai sinergi diantara pihak yang berkepentingan dengan penjaminan
kepuasan pelanggan dalam rangka peningkatan daya saing nasional, seperti
industriawan, pakar ekonomi, peneliti, perguruan tinggi dan pemerintah maka
xvii
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
pertemuan ilmiah AMTeQ (Annual Meeting on Testing and Quality) yang ke-8 di tahun
2013 mengambil tema: “Sistem Penjaminan Mutu dalam Meningkatkan Kinerja
Organisasi dan Daya Saing Produk”. Sehubungan dengan itu, Panitia AMTeQ 2013
bermaksud mengundang Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam rangka menyukseskan
kegiatan AMTeQ 2013. Demikian permohonan kami, atas perhatian dan partisipasi
Bapak/Ibu, kami mengucapkan terimakasih.
xviii
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 201
2013
Logo Annual Meeting on Testing and Quality (AMTeQ) didesain oleh Drs.Sugiono, dan
dipilih secara demokratis oleh para sivitas Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi
Pengujian – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2SMTP-LIPI)
(P2SMTP LIPI) dari beberapa
desain yang dibuat oleh beberapa sivitas P2SMTP
P2SMTP-LIPI
LIPI dalam lomba pembuatan logo
AMTeQ, yang diadakan pada tahun 2005, satu tahun sebelum AMTeQ AMTeQ pertama
diselenggarakan di tahun 2006.
4. Garis-garis
garis mendatar berselang-seling
seling warna biru dan putih menunjukkan bahwa
walaupun AMTeQ adalah bulat selaras dan utuh, tetapi terdapat spesialisasi/segmentasi
dalam bidang mutu dan pengujian; garis-gari
garis mendatar berselang-seling
seling dari bawah ke
atas juga melambangkan penjen
penjenjangan
jangan bahwa proses perbaikan berkelanjutan harus
terus meningkat ke arah yang lebih baik
.
xix
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
INTISARI
Penelitian ini meneliti mengenai persepsi siswa terhadap kualitas pelayanan angkutan kota (angkot) di
Jawa Barat. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah siswa memiliki persepsi positif terhadap
kualitas pelayanan angkot di Jawa Barat. Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis. Metode yang
digunakan adalah survei. Data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner. Sampel penelitian
diperoleh sebanyak 132 responden dengan teknik convenience sampling. Unit analisis penelitian ini
adalah siswa yang pernah menggunakan angkutan kota di Jawa Barat. Berbagai metode statistik
digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa secara umum siswa memiliki persepsi yang negatif terhadap kualitas pelayanan angkot.
ABSTRACT
This study examined students’ perceptions on paratransit service quality in West Java. The aim was to
determine whether students have a positive or negative perception of service quality of urban
transportation in West Java. This study utilized hypotheses testing to answer the research questions and
the method used to collect the data was a survey. Data was obtained from questionnaires distributed to
132 respondents using convenience sampling technic. The unit analysis of this study were students who
use paratransits in West Java. Various statistical methods were employed to answer the problem
formulation of this study. Results of this study showed that in general, students have negative perceptions
towards paratransits’ service quality.
1. PENDAHULUAN
Telah diakui bahwa salah satu kunci menuju kesuksesan suatu organisasi adalah dengan
menyediakan layanan yang berkualitas. Hal ini dikarenakan peningkatan kualitas
pelayanan akan berdampak pada peningkatan nilai pelanggan [1], citra [2], kepuasan
pelanggan [3-4], loyalitas/retensi pelanggan [5-8]. Lebih jauh lagi, suatu organisasi
dengan layanan yang berkualitas juga cenderung mempunyai daya saing yang lebih kuat
[9]. Akibatnya, kualitas pelayanan dianggap sebagai salah satu faktor untuk
meningkatan pangsa pasar dan profit [10]. Dengan demikian, fokus pada kualitas
layanan merupakan aspek penting bagi setiap organisasi untuk menuju kesuksesannya,
termasuk juga layanan angkutan kota (angkot).
Angkutan kota (angkot) adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu
daerah kota atau wilayah ibu kota kabupaten atau dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dengan menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat
192
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
dalam trayek [11]. Dengan kata lain, keberadaan angkot ditujukan untuk membantu
mobilitas masyarakat dalam kota. Angkot juga dianggap sebagai angkutan yang mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bertransportasi kerena angkot memiliki banyak
trayek baik dari trayek utama sampai dengan trayek ranting.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka peneliti ingin menguji secara empiris apakah
kualitas angkot benar dipersepsikan tidak positif oleh penumpangnya?. Agar lebih fokus
dan mendalam pada penelitian ini maka penelitian dilakukan hanya di Jawa Barat
dengan kategori penumpang hanya pada siswa saja. Penelitian ini dilakukan di Daerah
Jawa Barat karena daerah tersebut bersebelahan dengan Jakarta yang terkenal dengan
tingkat kemacetannya, sehingga kemacetan tersebut juga berdampak pada kota-kota di
Jawa Barat. Disamping itu, dasar pemilihan siswa pada penelitian ini karena pengguna
angkot terbanyak berasal dari kalangan siswa, sehingga keberadaan angkot paling
banyak ditujukan sebagai kendaraan sekolah [12 – 16]. Dengan demikian, tujuan
penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris bahwa persepsi siswa terhadap
terhadap angkot adalah negatif Di Jawa Barat.
2. DASAR TEORI
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 35 tahun 2003 angkot adalah “angkutan
dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah kota atau wilayah ibu kota kabupaten
atau dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan menggunakan mobil bus umum atau
mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek”. Lebih lanjut, mobil bus umum
tersebut meliputi bus besar, sedang, dan kecil. Angkot merupakan salah satu angkutan
yang berguna untuk membantu mobilitas masyarakat dalam kota. Keunggulan dari
layanan angkot adalah memiliki banyak trayek baik dari trayek utama sampai dengan
trayek ranting. Sehingga angkot ditujukan sebagai sebagai angkutan yang mampu untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bertransportasi.
Angkot adalah angkutan yang dikategorikan sebagai pelayanan umum. Zeithaml dan
Bitner mengemukakan definisi pelayanan sebagai seluruh aktivitas ekonomi dengan
output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat
bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli
pertamanya [17]. Dalam kamus besar bahasa indonesia dijelaskan bawa pelayanan
sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani adalah membantu
meyiapakan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang. Dengan demikian, pelayanan
angkot adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh angkot kepada
193
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
masyarakat yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan
sesuatu.
Angkot sebagai pelayanan umum juga harus memperhatikan aspek kualitas. Dalam
literatur, definisi dari kualitas ternyata memiliki banyak definisi yang berbeda dan
bervariasi. Kualitas, menurut Juran dan Gryna adalah kesesuaian untuk digunakan,
menurut Crosby adalah kesesuaian dengan kebutuhan, menurut Gilmore adalah
kesesuaian dengan spesifikasi, menurut Parasuraman, Zeithaml dan Berry adalah
pertemuan dan/atau melebihi harapan pelanggan, menurut Besterfield adalah kinerja
dari harapan, dan menurut Taguchi adalah kemampuan pelayanan untuk melakukan
fungsinya tanpa efek yang merugikan [18]. Lebih rinci, kualitas pada dasarnya mengacu
kepada pengertian pokok yaitu kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik
keistimewaan langsung, maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan
pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk [19].
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survei. Penelitian survei
adalah suatu penelitian yang datanya diperoleh dengan sampel dari satu populasi. Pada
penelitian ini, survai dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner.
Unit analisis penelitian ini adalah siswa yang pernah menggunakan angkot di Jawa
Barat. Karena jumlah unit analisis yang banyak dan tidak adaknya kerangka sampel
(sampling frame) penelitian ini, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara non-
194
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
Dimensi Item
Keamanan SQ1 Keselamatan dalam perjalanan
SQ2 Keamanan dari tindakan kriminan ketika dalam perjalanan
SQ3 Keamanan dari perilaku penumpang lainnya
Kenyamanan SQ4 Kenyamanan tempat duduk
SQ5 Tingkat kesesakan dalam angkot
SQ6 Kenyamanan temperature dalam angkot
Kinerja & SQ7 Kinerja mesin
Kehandalan SQ8 Waktu tunggu
SQ9 Waktu perjalanan
SQ10 Ketaatan terhadap peraturan
Kru SQ11 Kerapihan penampilan supir/kondektur
SQ12 Keinginan untuk membantu penumpang
SQ13 Keinginan untuk menanggapi permintaan penumpang
SQ14 Pemahaman terhadap kebutuhan peumpang
SQ15 Kesopanan supir/kondektur
SQ16 The driver are skilled full
Kondisi SQ17 Tampilan fasilitas dan peralatan angkot
Kendaraan & SQ18 Kebersihan eksterior angkot
Fasilitasnya SQ19 Kebersihan interior angkot
SQ20 Kebersihan dari coretan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah untuk siswa memiliki persepsi
positif terhadap kualitas pelayanan angkot. Dengan demikian, hipotesis pertama yang
diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : Siswa tidak memiliki persepsi yang positif terhadap kualitas
pelayanan angkot di Jawa Barat.
195
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
Untuk menguji tersebut, analisis yang digunakan adalah uji Z yaitu dengan rumus
sebagai berikut :
− µ
=
− √
Dengan :
x = rerata riil
S = simpangan baku
µ = rerata harapan
n = jumlah sampel
∑
(
)
S=
Setelah diperoleh nilai Z-hitung berdasarkan rumus diatas, tahap selanjutnya adalah
dengan membandingkan Z-tabel. Jika nilai Z-hitung ≤ nilai Z-tabel maka Ho diterima
(Ha ditolak) dan jika nilai Z-hitung > nilai Z-tabel maka Ho ditolaK (Ha diterima).
Selanjutnya, untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan persepsi terhadap kualitas
pelayanan angkot, penulis menggunakan metode independent-sample t test dengan
bantuan program SPSS. Adapun hipotesis kedua yang diajukan adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak terdapat perbedaan persepsi antara siswa pria dan wanita
terhadap kualitas pelayanan angkot di Jawa Barat.
Akan tetapi, sebelum pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan, tahap yang juga perlu
jalankan oleh peneliti adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner. Uji
validitas menggunakan analisis item to total correlation dan uji reliabilitas
menggunakan teknik split half.
Teknik pengambilan dapat penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Maka,
syarat yang harus dipenuhi dalam pengukuran kuesioner adalah terpenuhinya validitas
dan reliabilitas kuesioner tersebut. Berdasarkan hasil analisis, kuesioner penelitian ini
telah mememenuhi validitas dan reliabilitas kuesioner yang baik. Dari hasil uji validitas,
semua indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan angkot memiliki
nilai korelasi yang baik dan telah signifikan. Tabel 2 menunjukan hasil validitas
kuesioner penelitian ini. Dari tabel tersebut terlihat bahwa semua indikator kualitas
pelayanan memiliki nilai korelasi yang lebih besar dari 0,202 dan nilai signifikansi yang
lebih kecil dari nilai alpha yaitu 0.05 (5%). Lebih lanjut, hasil uji reliabilitas ini juga
menunjukan bahwa lima dimensi kualitas tersebut nilai korelasi yang baik dan telah
196
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
signifikan. Tabel 3 menunjukan bahwa pada masing-masing dimensi r-tabel lebih kecil
dari r-hitung baik berdasarkan between forms dan guttman split-half.
Nilai
Indikator r-tabel r-hitung Hasil
Signifikansi
SQ1 0,202 0,832 0,00 Valid
SQ2 0,202 0,866 0,00 Valid
SQ3 0,202 0,833 0,00 Valid
SQ4 0,202 0,762 0,00 Valid
SQ5 0,202 0,820 0,00 Valid
SQ6 0,202 0,700 0,00 Valid
SQ7 0,202 0,520 0,00 Valid
SQ8 0,202 0,661 0,00 Valid
SQ9 0,202 0,673 0,00 Valid
SQ10 0,202 0,572 0,00 Valid
SQ11 0,202 0,569 0,00 Valid
SQ12 0,202 0,753 0,00 Valid
SQ13 0,202 0,737 0,00 Valid
SQ14 0,202 0,747 0,00 Valid
SQ15 0,202 0,688 0,00 Valid
SQ16 0,202 0,620 0,00 Valid
SQ17 0,202 0,749 0,00 Valid
SQ18 0,202 0,633 0,00 Valid
SQ19 0,202 0,711 0,00 Valid
SQ20 0,202 0,696 0,00 Valid
r-hitung
Dimensi r-tabel Between- Guttman Hasil
forms Split-half
Keamanan 0,202 0,633 0,688 Reliabel
Kenyamanan 0,202 0,357 0,466 Reliabel
Kinerja & Kehandalan 0,202 0,250 0,400 Reliabel
Sikap & Perilaku kru 0,202 0,715 0,833 Reliabel
Kondisi Kendaraan dan Fasilitasnya 0,202 0,530 0,691 Reliabel
Dari 20 pertanyaan yang diajukan kepada siswa tentang persepsi mereka terhadap
kualitas pelayanan angkot, diperoleh rerata riil (x) sebesar 3,26. Nilai tersebut diperoleh
dari jumlah rerata skor jawaban per responden dibagi dengan jumlah responden. Lebih
lanjut, rerata harapan penelitian ini adalah 4 berasal dari nilai tengah dari 7 skala likert.
Berdasarkan hasil tersebut maka disimpulkan sementara bahwa para siswa tidak
memiliki persepsi positif terhadap kualitas layanan angkot di Jawa Barat.
197
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
apabila Z-hitung > Z-tabel. Nilai Z-tabel adalah Z = 0,5 – α, maka nilai Z-tabel
penelitian ini adalah 0,45 (= 0,5 – 0,05). Selanjutnya, hasil perhitungan Z-hitung
diperoleh sebesar :
− µ
=
− √
3,26 − 4
=
0,85 − 11,49
= 0,069
Dengan demikian, jika dibandingkan antara Z-hitung dan Z-tabel maka diperoleh hasil
bahwa hipotesisi nol (Ho) penelitian ini diterima, yang artinya para siswa tidak
memiliki persepsi yang positif terhadap kualitas pelayanan angkot di Jawa Barat. Hal ini
dikarenakan nilai Z-hitung (0,069) penelitian ini lebih kecil dari nilai Z-tabel (1,65).
Lebih lanjut, gambar 1 menunjukan bahwa nilai Z-hitung berada pada daerah
penerimaan H0.
0 0,069 1,65
Secara lebih rinci, pada masing-masing dimensi kualitas layanan angkot para siswa juga
mempersepsikan secara tidak positif atau dengan kata lain negatif. Hasil perbandingan
antara z hitung dan z tabel pada setiap dimensi dapat dilihat pada tabel 4.
Pada pengujian hipotesis yang kedua diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan
antara jenis kelamin pria dan wanita dalam mempersepsikan kualitas layanan angkot di
Jawa Barat. Menurut hasil perhitungan metode independent-sample t test, nilai
signifikasi pada penelitian ini sebesar 0,576. Jika dibandingkan dengan nilai alpha yaitu
sebesar 5% maka nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0.05. Dengan kata lain, uji
198
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
hipotesis yang kedua penelitian ini menerima hipotesisi nol (Ho). Bahkan, jika dilihat
berdasarkan setiap dimensi, hasilnya juga tetap menunjukan bahwa pria dan wanita
memiliki persepsi yang sama terhadap kualitas pelayanan angkot di Jawa Barat. Tabel 5
menunjukan hasil perhitungan dari metode independent-sample t test. Lebih dalam lagi,
ternyata baik siswa pria dan wanita sama-sama mempersepsikan negatif terhadap
kualitas layanan angkot. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 6.
Rata-rata Nilai
Dimensi t-hitung
Pria Wanita signifikasnsi
Keamanan 3,167 3,219 0,240 0,811
Kenyamanan 2,672 2,933 1,369 0,173
Kinerja & Kehandalan 3,665 3,646 0,114 0,909
Sikap & Perilaku kru 3,387 3,424 0,206 0,837
Kondisi Kendaraan dan Fasilitasnya 3,177 3,264 0,505 0,615
Total Kualitas Pelayanan Angkot 3,214 3,297 0,561 0,576
Z-hitung
Dimensi Z-tabel
Pria Wanita
Keamanan 0,126 0,109 1,65
Kenyamanan 0,196 0,147 1,65
Kinerja & Kehandalan 0,049 0,048 1,65
Sikap & Perilaku kru 0,088 0,079 1,65
Kondisi Kendaraan dan Fasilitasnya 0,119 0,100 1,65
Total Kualitas Pelayanan Angkot 0,113 0,093 1,65
Berdasarkan hasil diatas, ditemukan secara statistik bahwa secara umum kualitas angkot
di Jawa Barat dipersepsikan tidak positif atau negatif oleh para siswa. Dengan kata lain,
para siswa di Jawa Barat mempersepsikan kualitas layanan angkot adalah buruk / jelek.
Bahkan, jika dilihat pada masing-masing dimensi, para siswa juga mempersepsikan
negatif terhadap kualitas layanan angkot tersebut. Lebih lanjut, berdasarkan jenis
kelamin, baik siswa pria dan wanita juga sama-sama mempersepsikan negatif terhadap
layanan angkot, baik secara keseluruhan maupun setiap dimensi.
Dari hasil tersebut implikasi manajerial yang perlu dilakukan oleh pengusaha atau
operator angkot di Jawa barat adalah dengan membuat program-program peningkatan
kualitas layanan angkot. Program peningkatan tersebut juga harus dilakukan secara
menyeluruh pada kelima dimensi kualitas layanan angkot tersebut. Lebih lanjut, aspek
pertama yang dapat diperbaiki oleh pengusaha atau operator adalah pada dimensi
keamanan serta kondisi kendaraan & fasilitasnya mengingat dimensi tersebut
dipersepsikan paling buruk kinerjanya oleh para siswa. Disamping itu, bagi pengambil
kebijakan, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan acuan dalam menyusun regulasi
daerah yang dalam kaitannya dengan perlunya dilakukan reviltasisasi angkot di Jawa
Barat.
199
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
5. KESIMPULAN
Angkot adalah salah satu angkutan yang berguna untuk membantu mobilitas masyarakat
dalam kota termasuk di Jawa Barat. Keberadaan angkot juga diharapkan mampu untuk
mencover kebutuhan masyarakat dalam bertransportasi termasuk untuk para siswa.
Sayangnya, angkot yang seharusnya menjadi pilihan utama masyarakat dalam
bertransportasi termasuk para siswa, pada penelitian ini menemukan bahwa kualitas
layanan angkot dipersepsikan tidak positif atau negatif baik secara menyeluruh maupun
per dimensi oleh para siswa. Disamping itu, berdasarkan jenis kelamin, siswa pria dan
wanita pun sama-sama mempersepsikan negatif pada kualitas layanan angkot di Jawa
Barat.
.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ladhari, R., dan Morales, M., 2008, Perceived service quality, Perceived Value
and Recommendation, Library Management, Vol. 29, No. 4/5, pp 362 – 366
[2] Cheng, T.C.E., Lai, I.C.F., dan Yeung, A.C.L., 2008, The Driving Forces of
Customer Loyalty: A Study of Internet Service Providers in Hong Kong,
International Journal of E-Business Research Vol. 4 (4), pp 25 – 42
[3] Wang, I-Ming, dan Shieh Chich-Jen, 2006, The relationship between service
quality and customer satisfaction: the example of CJCU library, Journal of
Information & Optimization Sciences, Vol. 27, No. 1, pp 193 – 209
[4] Caruana, Albert, 2002, The effect of service quality and the mediating role of
customer satisfaction, Europan Journal of Marketing, Vol 36, No 7/8, pp. 811 –
828
[5] Ranaweera, Chatura dan Neely, Andy, 2003, Some moderating effects on the
service quality-customer retention link, International Journal of Operations &
Production Management, Vol. 23, No. 2
[6] Blery, et al, 2009. Service quality and customer retention in mobile telephony,
Journal of Targeting, Measurement and analysis for Marketing, Vol. 17, pp 27-27
[7] Al-Rousan, Ramzi M., dan Mohamed B., 2010, Customer Loyalty and Impact of
Service quality : The Case of Five Star Hotels in Jordan. International Journal of
Human and Social Sciences 5:13, pp 886 – 892
[8] Bei, Lien-Ti dan Chiao, Yu-Ching, 2006, The Determinants of Customer Loyalty:
an Analysis of Intangible Factors in Three Service Industries. International
Journal of Commerce & Management, Vol. 16, pp. 162-177
[9] Nejati, M. and Bayat Nejad, F., 2007, Quality enhancement in medical education,
Lex ET Scientia International Journal, Vol. 1 No. 4.
[10] Tan, P.L., & Foo, S., 1999. Service quality Assessment: A Case Study a Singapore
Statutory Board Library, Singapore Journal of Library & Information
Management, Vol. 28, pp. 1 – 23
[11] Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 35 tahun 2003 Tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum.
[12] Joewono, Tri Basuki, 2009, Exploring the Willingness and Ability to Pay for
Paratransit in Bandung – Indonesia, Journal of Public Transportation, Vol. 12
(2), pp. 85 -103
[13] Joewono, Tri Basuki, 2007, User Perceptions of Private Paratransit Operation in
Indonesia, Journal of Public Transportation, Vol. 10 (4), pp. 99 - 118
200
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
[14] Tarigan, A.K.M., Susilo, Y.O., dan Joewono, T.B., 2010, Negative Experiences
and Willingness to Use Paratransit In Bandung, Indonesia: An Exploration With
Ordered Probit Model, the 89th Annual Meeting of the Transportation Research
Board, pp 1 - 24
[15] Joewono, T.B., dan Kubota, H., 2005, The Characteristics of Paratransit and Non-
Motorized Transport in Bandung-Indonesia, Journal of the Eastern Asia Society
for Transportation Studies, Vol. 6, pp. 262 - 277
[16] Susilo, Y.O., dan Joewono, T.B., 2009, An Exploration of Public Transport Users’
Attitudes and Preferences towards Various Policies in Indonesia: Some
Preliminary Results, Journal of the Eastern Asia Society for Transportation
Studies, Vol.8
[17] Wiratama, L.W, Natawijaya. 2007. Analisa Pengaruh Kebijakan Adam Air Dan
Kebijakan Pemerintah Terhadap Keinginan Calon Konsumen Maupun Konsumen
Adam Air Untuk Menggunakan Pelayanan Penerbangan Adam Air Dimasa Yang
Akan Datang (Dengan Kepercayaan Sebagai Intervening).
http://digilib.petra.ac.id/
viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/ho
tl/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-33403049-9728-adam_air-cover.pdf
[18] Jusoh, A., dkk. 2004. Services Quality In Higher Education : Management
Students Perspective. Research Management Centre University Of Techology
Malaysia
[19] Hasyim, Nur. 2004. Pengembangan Model Pelayanan Haji Departemen Agama
Berdasarkan Prinsip Reintervening Government Yang Berorientasi Pada
Pelanggan Di Kabupaten Gresik. http:// www.damandiri.or.id/file/
nurhasyimadunairbab2.pdf.
[20] Parasuraman, A., Zeithaml, Valarie A. and Berry, Leonard L., 1985, A Conceptual
Model of Service quality and Its Implications for Future Research, Journal of
Marketing, Volume 49, pp. 41-50
[21] Parasuraman, A., Zeithaml, V.A., and Berry, L. L. (1988), SERVQUAL: a
multiple-item scale for measuring consumer perceptions of service quality,
Journal of Retailing, Spring, pp. 12-40
[22] Wen, Chieh-Hua, Lan, Lawrence W., and Cheng, Hsiu-Ling (2005), Structural
equation modelling to determine passenger loyalty toward intercity bus services,
Journal of the Transportation Research Board, No.1927, pp.249 – 255
[23] Hu, Kai-Chieh and Jen, William (2006), Passengers' Perceived Service Quality of
City Buses in Taipei: Scale Development and Measurement, Transport Reviews,
Volume 26 (5), pp. 645-662
[24] Perez, M.S., Abad, J.C.G., Carrilo, G.M.M, and Fernandez, R.S., (2007), Effects of
service quality dimensions on behavioural purchase intentions - A study in public-
sector transport, Managing Service Quality, Vol. 17 (2), pp. 134-151
[25] Sumaedi, S., Bakti, I-G.M.Y., and Yarmen, M., 2012, The Empirical Study Of
Public Transport Passengers’ Behavioral Intentions: The Roles Of Service
Quality, Perceived Sacrifice, Perceived Value, And Satisfaction (Case Study:
Paratransit Passengers In Jakarta, Indonesia), International Journal for Traffic
and Transport Engineering , Vol. 2 No. 1, pp. 83 – 97
201
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing and Quality 2013
DISKUSI
1. Saran, mestinya pada makalah membahas masalah GAP. Ada variable yang harus
dimasukkan. Tetapi kenapa ada variable lain yang masuk, yaitu persepsi vs harapan
Jawaban :
Tidak membahas tentang GAP karena ditakutkan, abalisa yang membahas masalah Gap
sudah ada di Jurnal Internasional, sehingga pada makalah hanya dibahas tentang
variable – variable yang ada.
202
ISSN 1907-7459