Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

“BODY AWARENESS FOR BABIES”


DI RUANG MELATI II RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

Disusun untuk Memenuhi Penugasan Stase Keperawatan Anak


Program Profesi Ners XXI

Disusun oleh kelompok C1 :

1. Wulan Agustina Setyowati (J230195008)


2. Annisa Nurul Fajri (J230195019)
3. Eko Saputra (J230195040)
4. Putri Nurfitriani (J230195049)

PROGRAM PROFESI NERS XXI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA
2019

TERAPI AKTIFITAS BERMAIN

A. LATAR BELAKANG
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan
yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis,
teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan
yang diberikan (Adriana, 2013).
Apabila masalah-masalah yang timbul dari dampak hospitalisasi anak ini
tidak segera diatasi maka akan menimbukan dampak yang kurang baik bagi
perkembangan anak, diantaranya pada anak-anak dengan masa hospitalisasi lebih
dari 4 minggu. Gangguan perkembangan anak ini dapat membuat tumbuh
kembangnya sehingga terbawa sampai anak dewasa. Terutama trauma psikologis
anak yang dapat berkelanjutan dan menyebabkan anak dihingapi rasa takut serta
cemas yang berlebihan (Soetjiningsih, 2015).
Hasil pengamatan yang dilakukan kelompok di ruang Melati II bangsal
anak di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan kapasitas tempat tidur 60 bed
dengan terisi 40 bed. Anak-anak pada usia toodler, pra sekolah dan sekolah
mengalami kecemasan dan ketakutan, dan di tunjukan dengan sikap anak seperti
apabila perawat akan mendekat anak akan langsung panik dan menampilkan
expresi takut seperti pucat, memamanggil ibunya dan sampai menangis terlebih
apabila telah di lakukan tindakan medis. Banyak yang memiliki perilaku minder
serta menarik diri dari pergaulan. Namun diantara anak-anak yang menarik diri
dari pergaulan tersebut sering terdapat anak-anak yang pintar dan kreatif.
Biasanya anak-anak ini lebih suka melakukan kegiatan sendiri atau soliter yang
sangat produktif sehingga anak-anak ini sering dikucilkan oleh teman-teman.
Namun, tidak semua anak merasa nyaman dan memahami
ketidaknyamanan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga mereka
yang menarik diri ini sering merasa takut dan merasa sendirian dalam keramaian.
Oleh karena itu dengan terapi bermain Body Awaeness For Babies dapat
meningkatkan kepercayaan diri anak serta meningkatkan kreatifitas diri pada
anak. Dalam kondisi seperti ini anak membutuhkan suatu hiburan dalam bentuk
permainan dimana anak bisa belajar mengenal anggota tubuhnya (Body Awaeness
For Babies) yang bermanfaat bagi anak selama hospitalisasi di Rumah Sakit.
Body Awaeness For Babies merupakan suatu bentuk terapi bermain dimana
anak mengenal nama-nama anggota tubuhnya masing-masing. Tujuan dari terapi
yang dilakukan di Rumah Sakit adalah memberi kesenangan dan kepuasan anak,
sebagai hubungan interpersonal yang dinamis antara anak dengan terapis dalam
prosedur terapi bermain yang menyediakan materi permainan yang dipilih dan
memfasilitasi perkembangan suatu hubungan yang aman bagi anak untuk
sepenuhnya mengekspresikan dan eksplorasi dirinya (perasaan, pikiran,
pengalaman, dan perilakunya melalui media bermain).
Bermain dapat mengungkapkan bahasa dan keinginan dalam
mengungkapkan konflik dari anak yang tidak disasarinya juga untuk membantu
anak untuk mengekspresikan area yang terasa sakit atau kurang nyaman serta
dialami dengan kesenangan yang diekspresikan melalui psikososio yang
berhubungan dengan lingkungan tanpa memperhitungkan hasil akhirnya. Bermain
tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya
makanan, perawatan, cinta kasih, dan lain sebagainya (Martin, 2013).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi dan melanjutkan tumbuh kembang anak
selama dirawat.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan kesempatan untuk mempelajari tentang bagian – bagian
tubuh
b. Anak mampu menyebutkan bagian – bagian tubuh
c. Melatih motorik kasar dan halus anak
d. Mengekspresikan ide kreatif dan minat
e. Meningkatkan kemampuan berbahasa anak

C. WAKTU PELAKSANAAN
a. Hari/tanggal : Jum’at, 16 Agustus 2019
b. Waktu : – selesia WIB
c. Tempat : Ruang Bermain (Melati II)

D. KARAKTERISTIK PESERTA
1. Kriteri Inklusi

a. Anak usia toodler (2-3 tahun)


b. Suhu tubuh 36oC – 37oC
c. Tidak terpasang alat-alat invasive seperti NGT, kateter.
d. Tidak bed rest
e. Pasien non infeksi
f. Pasien tidak dalam masa inkubasi
2. Kriteria Eksklusi
a. Anak yang tidak bersedia ikut bermain
b. Anak yang dalam kondisi kegawatan
c. Anak dengan penyakit berat dan tidak diizinkan untuk bangun dari tempat
tidur.
E. MEDIA
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam terapi bermain adalah :
1. Boneka

F. METODE PERMAINAN
1. Menjelaskan permainan
2. Demontrasi
3. Redemonstrasi

G. SUSUNAN PELAKSANAAAN TERAPI BERMAIN


1. Tim pelaksana :
a. Leader : Wulan Agustina Setyowati
Tugas :

1) Membuka acara
2) Menjelaskan peraturan bermain
3) Memimpin jalannya permainan
4) Memberi semangat kepada peserta
5) Menciptakan suasana menjadi meriah
6) Mengambil keputusan
b. Fasilitator :1) Annisa Nurul Fajri
2) Eko Saputra
Tugas :
1) Memfasilitasi peserta selama permainan berlangsung
2) Mendampingi anak selama bermain
3) Memberikan semangat dan motivasi
c. Observer : Putri Nurfitriani
Tugas :
a. Mengevaluasi dan mengamati peserta terapi bermain
b. Mengamati tingkah laku peserta bermain
c. Memberi kritik dan saran
2. Seting tempat

Keterangan
: Leader

: Fasilitator
: Observer

: Pasien
H. RENCANA KEGIATAN TERAPI BERMAIN
No. Kegiatan Waktu Subyek Terapi
1. Persiapan:
a. Menyiapkan ruangan
b. Menyiapkan alat 5 menit
c. Menyiapkan anak dengan keluarga
2. Pembukaan:
a. Membuka proses terapi bermain
dengan mengucap salam,
memperkenalkan diri Menjawab salam
b. Menjelaskan kepada anak dan 5 menit
keluarga tentang tujuan dan
manfaat bermain
c. Menjelaskan cara bermain
d. Mememberikan kesempatan
anak untuk bertanya

3. Pelaksanaan:
a. Menyediakan peralatan untuk
anak-anak
b. Mengajarkan dan menyebutkan
nama-nama bagian tubuh pada
boneka
c. Meminta anak memegang
Mengajak anak
kembali bagian tubuh yang
20 menit bermain bersama
disebut perawat
dengan antusias
d. Meminta anak menyebutkan
kembali bagian tubuh yang telah
di pegang sambil melihat
cermin
e. Memberikan kesempatan anak
untuk bertanya
f. Memberikan reward dan
membangkitkan motivasi bagi
anak
g. Mengevaluasi respon anak dan
keluarga.

4. Penutup
a. Menyimpulkan 5 menit Memperhatikan dan
b. Mengucapkan salam menjawab salam

I. KRITERIA EVALUASI YANG DIHARAPKAN


1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan pelaksanaan terapi dilakukan 10 menit sebelum acara
b. Peserta hadir di ruangan terapi bermain 5 menit sebelum acara dimulai
c. Terapi bermain dilaksanakan di Ruang Terapi Bermain
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias dan berperan aktif saat mengikuti terapi bermain
b. Peserta mampu menyebutkan anggota tubuh dengan tepat
c. Peseta mengikuti terapi bermain dari awal sampai dengan selesai
d. Peserta mengikuti terapi bermain dengan semangat
e. Kebutuhan bermain anak terpenuhi
f. Peserta dapat mengikuti semua arahan yang diberikan sampai selesai
g. Peserta merasa senang selama mengikuti terapi bermain
h. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan
teratur
i. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
j. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir
a. Evaluasi Hasil
a. 100 % anak merasa senang
b. 80 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. 80 % anak dapat menyatakan perasaan senang

DAFTAR PUSTAKA
Andriana, D. (2013). Tumbuh kembang dan terapi bermain pada anak.
Jakarta : Salemba Medika.
Babette. (2015). Tumbuh kembang dan terapi bermain. Jakarta : EGC
Martin, Dian. (2013). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta :
Salemba Medika.
Soetjiningsih. (2015),Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Bermain
Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih sayang,
makanan, perawatan dan lainnya, karena dapat memberikan kebahagian,
pengalaman hidup yang nyata. Bermain juga merupakan unsur penting untuk
perkembangan anak baik secara fisik, emosi, mental, sosial, kreatifitas serta
intelektual. Oleh karena itu bermain merupakan stimulus yang baik untuk tumbuh
kembanh anak (Soetjiningsih, 2015).
Terapi merupakan penerapan sistematis dari sekumpulan prinsip belajar
terhadap suatu kondisi atau tingkah laku yang dianggap menyimpang dengan
tujuan melakukan perubahan. Terapi bermain adalah suatu usaha untuk mengubah
tingkah laku yang bermasalah dengan menempatkan anak dalam situasi bermain
(Adriana, 2011)

B. Pengertian Body Awarenes For Babies


Body Awarenes adalah kesadaran tubuh, atau kesadaran akan tubuh.
menyadari proses yang berlangsung pada tubuh ketika seseorang melakukan
sesuatu tindakan. Dan juga suatu kesadaran subjektif seseorang tentang tubuhnya
sendiri, tentang sensasi yang dirasakan pada tubuhnya sendiri baik yang berasal
dari dalam atau dari luar tubuh (Babette, 2015).
Dalam terapi bermain body awareness disini adalah menggambarkan
bagian tubuh di media lain, menuliskan dan menyebutkan.

1) TUJUAN
Dilakukannya terapi bermain body awareness ini bertujuan untuk :
a. Meminimalkan dampak hospitalisasi dan melanjutkan tumbuh kembang
anak selama dirawat.
b. Melatih motorik kasar dan halus anak
c. Anak mampu menyebutkan bagian-bagian tubuhnya
d. Sebagai media pengetahuan, bermain dan rekreasi
e. Mengekspresikan ide kreatif dan minat

2) KATEGORI
Kategori yang dapat memainkan permainan ini dari usia toodler sampai
pre schoole. Dengan konsep model permainan body awarenes yang berbeda –
beda. Untuk yang toodler konsep permainannya yaitu anak diberikan boneka
dan anak harus bercermin setelah itu menyebutkan bagian tubuh bisa disertai
kegunaannya.

3) CIRI – CIRI PERMAIAN


1. Permainan ini bisa di mainkan dengan benda (boneka)
2. Dengan menyebutkan bagian anggota tubuh
3. Bagian – bagian tubuh yang dapat diperkenalkan
a. Rambut g. Tangan
b. Mata h. Kaki
c. Hidung i. Lutut
d. Mulut j. Jari tangan
e. Wajah
f. Telinga
Rambut
Mulut

Hidung Leher

Dada
Tangan

Perut

Punggung Tangan
Jari tangan
Punggung kaki

Lutut
Jari kaki
4) TATA CARA BERMAIN
a. Menyediakan peralatan untuk anak-anak
b. Sediakan peragaan yang sudah jadi akan tetapi perawat juga membuat
peraga waktu pelaksanaan
c. Bercermin terhadap wajah sendiri
d. Mengajarkan dan menyebutkan nama-nama bagian tubuh pada boneka
e. Meminta anak memegang kembali bagian tubuh yang disebut perawa
f. Meminta anak menyebutkan kembali bagian tubuh yang telah di
pegang sambil melihat cermin
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta
: Salemba Medika.
Babette. (2015). Tumbuh kembang dan terapi bermain. Jakarta : EGC
Soetjiningsih. (2015),Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai