Anda di halaman 1dari 31

Emulsi

Definisi
• Emulsi : sistem (sediaan) heterogen yang terdiri atas 2 cairan
yang tidak tercampur (secara konvensi dinyatakan sebagai
minyak dan air), salah satunya terdispersi sebagai tetesan
halus secara uniform pada fasa lainnyakecil.Distabilkan
dengan menggunakan emulgator
.
• Berdasar ukuran fase terdispersi:
a. 0.2 – 50 mm Macroemulsions
b. 0.01 – 0.2 mm Microemulsions
c. 20 – 200 nm Nano emulsi
• Suspensi adalah sediaan cair yang
mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair.
Emulsi

Berdasarkan sistem terdispersi:


• “oil-in-water” (O/W),
• “water-in-oil” (W/O),

sistem yang lebih kompleks disebut sebagai"emulsi Ganda" atau


"multiple emulsi”.
Emulsi ini memiliki emulsi yang sebagai fase terdispersi dalam
fase kontinyu dan itu dapat berupa:
• “water-in oil-in -water (W1/O/W2)
• “oil-in-water-in-oil” (O1/W/O2)
Tipe emulsi
TEORI EMULSI

• Semua cairan mempunyai kecenderungan untuk mempunyai


luas permukaan terkecil, bentuk yang luas permukaannya
terkecil  bulat.
• Dalam tetesan cairan yang bulat ada kekuatan dalam yang
cenderung meningkatkan hubungan dari molekul-molekul zat
untuk menahan distorsi dari tetesan menjadi bentuk yang
kurang bulat.
• Jika lingkungan tetesan adalah udara : Tegangan
Permukaan Cairan
• Jika lingkungan tetesan adalah cairan lain : Tegangan Antar
Muka
Alasan penggunaan emulsi

• Sifat terapeutiknya
• Sebagai pembawa untuk menghantarkan obat dan
kosmetika menuju kulit
Rute pemberian emulsi

 oral
 topikal dan
 rute parenteral
Emulsi Parenteral
• Tipe emulsi untuk parenteral tergantung dari rute penyuntikan dan tujuan
penggunaan
a. M/A mayoritas untuk pemberian parenteral
b. A/M : penggunaan im atau subkutan (untuk pelepasan obat
diperlama)
• Contoh: nutritional purposes and delivery of vaccines, and as drug
carriers and diagnostic agents

• Emulsi im : minyak parafin sama baiknya dengan minyak nabati dengan


menggunanakan surfaktan non ionik seperti eseter asam lemak sorbitan,
ester asam lemak polyoxyethylene sorbitan
• Emulsi iv: minyak nabati yang steril dengan telur atau soya fosfolipid
dengan emulsifier yang biasa digunakan
• Hal yang diperhatikan: ukuran partikel (< 1 µm) dan sterilitas
Pembentukan emulsi

Ada dua pertimbangan:


a. Menurut tipe emulsi yang tepat
b. Stabilitas; energi bebas permukaan (luas area dan
tegangan antarmuka), kecepatan pengadukan,
pengemulsi
Emulgator/pengemulsi
zat yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.

1. Emulgator Alam
2. Emulgator buatan
Emulgator Alam

• Emulgator alam/vera (tumbuhan, hewan, tanah mineral)


 diperoleh dari alam tanpa melalui proses.
 Contoh : Gom arab, tragacanth, agar-agar, chondrus,
pectin, metil selulosa, CMC, kuning telur, adep lanae,
magnesium, aluminium silikat, veegum, bentonit.
Emulgator buatan
Emulgator ionik
– Emulgator Anionik, mis Sabun alkali : Na
palmitat, Na oleat
– Emulgaton Kationik, mis Amonium kuartener
Emulgator non ionik, mis: Setil alkohol,
Stearil alkohol
Emulgator amfoter, Misal : Protein, Lesitin
Metode Pembuatan Emulsi
• Metode gom kering atau metode continental
• Metode gom basah atau metode inggris
• Metode botol atau metode botol forbes
• HLB
Metode Gom Kering / Continental
• yaitu metode pembuatan emulsi dengan
terlebih dahulu membuat corpus emulsi,
dengan perbandingan
• Emulgator (PGA) : Air: Minyak =

• 1 : 1,5 : 2
Cara pembuatan :
• emulgator ditambahkan kedalam minyak di dalam mortir
yang kering dan di homogenkan, kemudian air yang telah di
ukur ditambahkan . Minyak, emulgator dan air ditambahkan
saling bergantian dan diaduk cepat hingga terbentuk corpus
emulsi, dengan ciri corpus berwarna lebih putih dan kental,
berbunyi khas bila diaduk. Jika jumlah minyak melebihi 2 kali
jumlah PGA maka sisa minyak ditambahkan setelah corpus
emulsi jadi dengan sedikit demi sedikit.
– bahan formulatif lain (zat pengawet, penstabil,
perasa, dll dilarutkan dahulu dalam sedikit fase
luar baru dicampur dengan emulsi utama).
– Bila semua bahan sudah ditambahkan, emulsi
dipindahkan ke gelas ukur dan sisa fase luar
ditambah hingga volume yang diinginkan.
Metode gom Basah
• yaitu metode pembuatan emulsi dengan terlebih
dahulu membuat mucillago, yaitu emulgator
ditambahkan pada sejumlah air yang telah
ditentukan sesuai dengan masing-masing emulgator,
di aduk hingga terbentuk mucillago, baru kemudian
minyak ditambahkan sedikit demi sedikit, metode ini
jika tidak hati-hati emulsi sering tidak jadi.
Metode forbes
• Digunakan untuk minyak menguap dan zat-zat
yang bersifat minyak dan mempunyai
viskositas rendah (kurang kental). Serbuk gom
dimasukkan kedalam botol kering,
ditambahkan 2 bagian air, botol ditutup,
kemudian campuran tersebut dikocok dengan
kuat. Tambahkan sedikit demi sedikit sambil
dikocok.
HLB
• HLB (Hydrophil Lipophil Balance): angka yang menunjukkan
kesetimbangan gugus hidrofil dan gugus lipofil
• Emulgator dengan harga HLB rendah > hidrofobik
• Emulgator dengan harga HLB tinggi > hidrofil

Pemilihan emulgator
• HLB
1-3 : antibusa
3-6 : emulgator A/M
7-9 : agen pembasah
8-18 : emulgator M/A
13-15 : detergen
15-18 : pensolubilisasi
Surfaktan yg biasa digunakan
HLB
R/ Paraffini liquidi 35 HLB 12
lanolini 1 HLB 10
Alcoholi Cetylici 1 HLB 15
emulgator 7
Aqua 56

Nilai HLB yg diperlukan dr emulgator???


Fase campuran minyak = 35 + 1 + 1 = 37
Parafin liquidi 35/37 x 12 = 11,4
Lanolini 1/37 x 10 = 0,3
Alcoholi Cetylicus 1/37 x 15 = 0,4
Nilai HLB yg diperlukan dari emulgator = 12,1
Karakterisasi emulsi

• Cara pengenceran. Prinsipnya: emulsi hanya


tercampur dan dapat diencerkan dengan fase luar
tercampur

• Uji pewarnaan (zat warna larut air atau minyak)

• Kertas kobal klorida; warna biru menjadi pink jika


ditambahkan emulsi M/A
• Fluoresensi dibawah UV: M/A menunjukkan pola
bintik (titik), sedangkan A/M: menyeluruh
STABILISASI EMULSI

• Adalah sifat Emulsi untuk mempertahankan


distribusi halus dan teratur dari fase terdispersi yang
terjadi dalam jangka waktu yang panjang
• Kerusakan sebuah Emulsi ditunjukkan oleh
penurunan stabilitasnya dan merupakan proses yang
sangat banyak.
Stabilitas emulsi

Emulsi stabil jika:


a. Fase terdispersi dapat terdispersi merata pada seluruh fase
pendispersi selama usia guna sediaan
b. Tidak ada perubahan fasa atau kontaminasi mikroba selama
penyimpanan
c. Dapat mempertahankan penampilan seperti bau dan warna
Ketidakstabilan kimia

Ketidakstabilan kimia terjadi karena:


a. oksidasi minyak alami oleh oksigen sehingga terjadi bau
tengik
b. Hidrolisis, sehingga menyebabkan depolimerasi pengemulsi
makromolekul
c. Degradasi oleh mikroba
Stabilisasi emulsi

Emulgator: Penstabil emulsi Syarat :

stabil
 kompatibel dengan zat yg lainnya
 tidak toksik
 tidak berbau, berasa, berwarna
 tidak mengganggu stabilitas zat aktif
Bentuk ketidak stabilan emulsi
1. Flokulasi
dua globul bersatu, lapisan pelindung masih ada
droplet >>>>  agregat
2. Koalesence
Hilangnya lapisan filmglobul makin besar dan
bersatu
3. Kriming
Pengaruh gravitasi  terjadi pemekatan di
permukaan atau di dasar
4. Inversi fasa
perubahan viskositas
5. Breaking / demulsifikasi
pecah akibat hilangnya lapisan film, pengaruh suhu

flokulasi  koalesens  breaking


28
Sedimentasi bahan padatan dan creaming

Creaming

Sediment
PENGUJIAN JENIS EMULSI
1. Metode Warna
• Metilen Biru (larut dalam air)  warna seragam  M/A
• Sudan III (larut dalam lemak)  warna seragam  A/M
2. Metode Pengenceran
• Tipe M/A  dapat diencerkan dengan air
• A/M dapat dikeringkan dengan minyak
3. Metode pencucian
• Hanya Emulsi M/A yang mudah dicuci dengan air
4. Percobaan Cincin
• 1 tetes Emulsi  kertas saring
• Tipe M/A  membentuk cincin air di sekeliling tetesan
5. Daya Hantar Listrik
• Tipe M/A  yang menghantarkan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai