Anda di halaman 1dari 43

PEMETAAN INTEGRITAS DIRI PADA MAHASISWA PRODI FAKULTAS

TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN K-23 DENGAN METODE PENGUJIAN


ACAK DAN MENDADAK

MAKALAH
Digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah
Semester II 2017/2018

Anthonius Sahat P 16617225


Muhammad Ilham Widiyantoko 16617345
Muhammad Riqzi Albayaan 16617105

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2018
ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan zaman, integritas dalam dunia akademik
sangatlah dibutuhkan agar terciptanya bibit unggul untuk menjadi mahasiswa yang
bermanfaat bagi masa depan. Terkikisnya integritas diri pada mahasiwa menandakan
suatu kemunduran moral serta lunturnya identitas bangsa yang sudah diwariskan oleh
para leluhur pembangun bangsa. Suatu negara memiliki caranya sendiri untuk
mendidik para pelajar yang akan menjadi harapan masa depan bangsa, sehingga
pemberian pengetahuan akan pentingnya integritas diri sangatlah krusial. Ketika di era
globalisasi yang juga membawa dampak buruk dalam hal integritas, maka
diperlukannya proteksi untuk mencegah hal tersebut terjadi demi kebaikan negara itu.
Didalam makalah ini, akan diulas intisari dari permalahan integritas diri dari sampel
Mahasiswa terpilih. Sampel Mahasiswa inilah yang akan diuji dengan eksperimen
sosial serta kuisioner wawancara komprehensif yang akan menggambarkan kondisi
aktual dari integritas Mahasiswa saat ini. Hasil pengujian dari sampel Mahasiswa akan
menjadi tolak ukur untuk merancang solusi yang efektif untuk memperbaiki status
integritas diri yang sejajar dengan relevansi dan kebutuhan di era Gloalisasi. Solusi
yang dirancang diharapkan dapat menjadi suatu wadah kaderisasi untuk menyadarkan
seberapa krusialnya integritas diri pada Mahasiswa sebagai ujung tombak dalam
perjuangan bangsa di masa yang akan datang.

Kata Kunci: Identitas Bangsa, Integritas, Akademik, Mahasiswa, Globalisasi.

ABSTRACT
Along with the development of time, Integrity in the academic world is needed
for the creation of students who are beneficial for the future of the nation. The
decreasing of self-integrity possessed by the students signifies a moral decline and the
diminution of the identity of the nation that has been inherited by the ancestors of the
nation's founding father. A Nation has its own way of educating its students, who will
be the candle of hope for the future of the nation, so giving knowledge of the
importance on self-integrity is crucial. When in the era of globalization brings a bad
impact in terms of integrity, it needs protection to prevent it happening for the sake of
the country. In this paper, it will be reviewed the essence of the self-integrity error of
the selected Student sample. This student sample will be tested with social experiments
as well as a comprehensive interview questionnaire that will describe the actual
conditions of today's Student integrity. The test results from the Student sample will be
a benchmark for designing effective solutions to improve the status of self-integrity
parallel to relevance and the nation’s needs in the era of Gloalization. The solution
designed is expected to become a tools to realize how crucial the integrity of self to the
Student as the spearhead in the struggle of the nation in the future.
Key words: Nation’s Identity, Integrity, Academic, University Students,
Globalization.
PRAKATA
Alhamdulillahirabbil'aalamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas karunia dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pemetaan integritas Diri Pada Mahasiswa Prodi Fakultas
Teknik Sipil Dan Lingkungan K-23 Dengan Metode Pengujian Acak Dan
Mendadak”.Tanpa karunia-Nya, mustahillah makalah ini terselesaikan tepat waktu
mengingat tugas dan kewajiban lain yang bersamaan hadir.
Makalah yang berjudul “Pemetaan integritas Diri Pada Mahasiswa Prodi
Fakultas Teknik Sipil Dan Lingkungan K-23 Dengan Metode Pengujian Acak Dan
Mendadak” ini akan membahas prihal pemetaan kondisi integritas diri yang dimiliki
oleh Mahasiswa ditengah derasnya arus era Globaliasasi. Dengan mengambil sampel
yang akan merepresentasikan kondisi dari keseluruhan, Penulis benar-benar merasa
tertantang untuk mewujudkan naskah makalah ini sebagai bagian untuk
mempertahankan status integritas diri sebagai identitas bangsa serta mewadahi
Mahasiswa untuk mengembangkan integritas dari berbagai solusi yang dicetuskan dari
perumusan masalah.
Makalah ini ditulis berdasarkan keinginan penulis yang sering mengamati
perilaku Mahasiswa terutama dalam perjuangan mempertahankan integritas ditengah
berbagai cobaan yang dihadapinya. Suatu kecenderungan yang menarik perhatian
penulis bahwa beberapa orang akan melepas kebiasaan serta membuang prinsip dirinya
pada saat dihadapkan oleh konflik yang baik berawal dari dirinya sendiri maupun
berasal dari luar. Kecenderungan inilah yang merangsang rasa keingintahuan penulis
untuk menggali lebih dalam tentang mengapa terjadinya kecenderungan dan dampak
yang ditimbulkannya. Melepas integritas diri merupakan hal yang berbahaya dimana
seorang akan kehilangan jati dirinya yang sesungguhnya, namun seseorang akan terus
beradaptasi sesuai kondisi yang sedang menempanya sehingga membuat orang tersebut
menjadi pribadi yang adaptif.
Judul makalah ““Pemetaan Integritas Diri Pada Mahasiswa Prodi Fakultas
Teknik Sipil Dan Lingkungan K-23 Dengan Metode Pengujian Acak Dan Mendadak”
dipilih karena adanya beberapa pertimbangan penulis. Judul yang dipilih
menggambarkan secara langsung permasalahan dan obyek dari penelitian yang
ditekankan oleh penulis. Mahasiswa pada prodi Fakultas Teknik Sipil Dan Lingkungan
K-23 merupakan obyek yang dipilih untuk merepresentasikan kondisi Mahasiswa saat
ini karena keberagaman yang ditunjukan oleh Mahasiswa K-23 serta kesenjangan
dalam kematangan pemikiran yang akan menjadi aspek penting sebagai sampel dari
percobaan sosial yang akan dilakukan.
Terselesaikannya penulisan makalah ini juga tidak terlepas dari bantuan
beberapa pihak. Karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Jejen
Jaelani, S.S., M.Hum. sebagai dosen yang telah membimbing penyelesaian dari
makalah ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Mahasiswa prodi
Fakultas Teknik Sipil Dan Lingkungan K-23 sebagai obyek dari penelitian namun
terdapat beberapa variabel psikologis yang tidak diluar pengetahuan penulis. Dengan
kepercayaan tersebut, penulis berkeyakinan bahwa pendalaman materi tersebut dapat
mendukung penulis dalam upaya meningkatkan kualitas diri dan karya untuk waktu
yang akan datang.
Pada proses penyelesaian makalah ini terdapat beberapa hambatan yang
memperlambat jalannya proses penyelesaian makalah. Hambatan waktu untuk
mengumpulkan partisipasi dari percobaan sosial hingga penyediaan waktu penulis
untuk menyelesaikan makalah juga merupakan hambatan utama yang ada. Beberapa
bantuan juga penulis dapatkan dalam penyelesaian makalah ini yang berupa bimbingan
dari Bapak Jejen Jaelani, S.S., M.Hum. serta partisipasi dari Mahasiswa K-23 untuk
menjadi obyek percobaan sosial yang telah dilakukan.
Penulis menyadari juga bahwa makalah ini masih mempunyai kelemahan
sebagai kekurangannya. Karena itu, penulis berharap agar pembaca berkenan untuk
menyampaikan kritikan. Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, penulis
menyampaikan rasa terima kasih dengan setulus-tulusnya. Kritik merupakan wadah
yang dapat dimanfaatkan penulis agar dapat menuju kesempurnaan. Akhir kata, penulis
berharap agar makalah ini dapat membawa manfaat kepada pembaca. Secara khusus,
penulis berharap semoga makalah ini dapat menginspirasi generasi bangsa ini agar
menjadi generasi yang berintegritas tinggi, tanggap dan tangguh. Jadilah generasi yang
bermartabat, kreatif, dan mandiri.

Bandung, 11 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………………………….
PRAKATA………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………
1.2 Pembatasan Masalah……………………………………………
1.3 Perumusan Masalah…………………………………………….
1.4 Tujuan Perencanaan…………………………………………….
1.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data……………………..
1.5.1 Metode Penelitian……………………………………….
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data…………………………….
1.6 Sistematika Pembahasan………………………………………….
BAB II TEORI DASAR INTEGRITAS DIRI
2.1 Definisi Integritas.……………………………………………….
2.2 Pengaplikasian Integritas Dalam Nilai Pancasila………….
2.3 Integritas Sebagai Pembentukan Karakter Diri……………
2.4 Urgensi Dari Integritas Di Era Globalisasi…………………
BAB III ANALISIS PEMETAAN INTEGRITAS
3.1 Pemetaan Tingkat Integritas Mahasiswa K-23…………….
3.2 Data Pengujian Mendadak Tanpa Pengawasan…………...
3.3 Data Pengujian Mendadak Dengan Pengawasan…………
3.4 Data Pengujian Tanpa Pengawasan…………………………
3.5 Data Pengujian Dengan Pengawasan……………………….
3.6 Data Soal Yang Akan Diujikan………………………………..
3.7 Data Wawancara Pasca Pengujian…………………………..
BAB IV METODE PENGEMBANGAN INTEGRITAS MAHASISWA
4.1 Hasil Pemetaan Integritas Mahasiswa K-23………………..
4.2 Hasil Pengujian Mendadak …………..
4.3 Hasil Pengujian Terencana………...
4.4 Hasil Wawancara Pasca Pengujian………………………….
4.5 Pengkajian Nilai Pancasila Sebagai Dasar Integritas……
4.6 Metode Peningkatan Integritas Mahasiswa……………….
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………..
5.2 Saran………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
LAMPIRAN………………………………………………………………………
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………………….
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pemetaan Tingkat Integritas Mahasiswa K-23……………………


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. “_____” …………………………………


Gambar 2. “_____” …………………………………
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. “Perumusan Soal Pengujian Untuk Mahasiswa K-23”.………


Lampiran 2. “Lembar Hasil Wawancara Sebelum Pengujian”…………….
Lampiran 3. “Lembar Hasil Wawancara Setelah Pengujian”…………….
Lampiran 4. “Lembar Asistensi”…………….
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Integritas merupakan suatu komitmen yang akan membuat tekad seseorang
untuk mencapai tujuannya. Konsistensi sangat dibutuhkan dalam proses ini,
yang dapat dijadikan prinsip dengan nilai norma yang ada. Seseorang yang
memiliki integritas yang tinggi akan mengorbankan apapun dan tidak mudah
tergoda hambatan untuk menurunkan tekadnya tetapi tetap pada tujuan awal.
Prinsip yang dianut akan menghasilkan pribadi dengan kejujuran dan komitmen
dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Memiliki karakter yang kuat dalam
membina diri sendiri akan bermanfaat untuk banyak orang yang berada
didekatnya. Hal tersebut aplikasi dari konsep integritas diri dapat mencakup
bidang yang luas, namun dapat dikerucutkan dalam permasalahan integitas
akademik didalam sebuah instansi tertentu.
Integritas dalam dunia akademik (Academic Integrity) sangat dibutuhkan
agar terciptanya bibit unggul untuk menjadi masa depan yang bermanfaat bagi
umat manusia. Pengembangan pada sistem pendidikan tidak hanya dilihat dari
ilmu pengetahuan yang didaptakan dalam kelas saja, tetapi perhatian utama
yang sebenarnya dituju adalah tingkat moral pada kebanyakan remaja yang
sampai saat ini masih mengkhawatirkan terutama di Indonesia sendiri, padahal
moral dalam integritas merupakan kunci perkembangan moral itu sendiri.
Remaja memiliki seperangkat nilai yang akan mempengaruhi pikiran, perasaan,
dan tindakan yang akan mereka lakukan. Sikap dan keyakinan remaja haruslah
diterapkan pada banyak hal seperti: agama, politik, keluarga, maupun dunia
karir kelak. Sarana dan prasarana yang didapatkan seorang remaja seperti
contohnya sekolah, sangatlah penting bagi remaja untuk dirinya dalam
mengembangkan nilai moral demi tercapai karakter yang berintegritas pada
masing-masing remaja. Meskipun sekolah tidak secara langsung memberikan
program pengembangan nilai moral dalam ilmu pendidikan tetapi dengan
diciptakannya peraturan sekolah yang tepat, maka akan timbul budaya
integritas yang akan dijalani oleh masing-masing remaja sekolah. Etika yang
diajarkan sekolah seperti sikap larangan menyontek juga akan memupuk
integritas awal bagi siswa.
Tidak sedikit juga terdapat kecurangan dalam bidang akademik yang akan
membuat nilai integritas menurun. Pelanggaran maupun etika yang rendah juga
akan menggambarkan kualitas suatu siswa dalam berkarakter. Hilangnya
integritas dapat dipicu dari berkurangnya penerapan nilai moral pada kegiatan
akademik di masing-masing sekolah. Tidak menjalankan aturan yang ada dan
tidak menghormati kode etik alami yang terdapat pada diri manusia merupakan
sebagian dari kegagalan sekolah dalam menerapkan standar kebijakan yang
ada. Kasus pelanggaran akademik yang semakin meningkat membuat
kecurangan dalam akademik lebih diterima secara sosial dan menganggap
bahwa kecurangan merupakan hal yang normal dalam kehidupan.
Maraknya kecurangan dan ketidakjujuran yang terjadi di dunia akademik,
merupakan hal yang selalu menjadi perhatian para pendidik. Kasus seperti ini
banyak dilakukan oleh siswa karena pada masa ini terjadi proses transisi ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Perilaku tercela seperti ini biasanya
terjadi pada saat siswa mengerjakan tes atau ujian pada sekolah masing-masing
karena pada saat tes atau ujian, integritas yang dimiliki oleh siswa akan diuji
juga yang akan membuktikan bahwa mereka menjunjung tinggi nilai integritas
dalam kehidupan maupun berakademik. Persaingan mendapatkan nilai lebih
tinggi juga merupakan suatu faktor yang mengakibatkan siswa akan melakukan
hal kecurangan. Hal seperti ini harus dibenahi untuk menanamkan mindset
kepada siswa bahwa untuk mencapai suatu tujuan yang nyata tidak boleh
melupakan nilai integritas yang sudah terbentuk dalam diri mereka.
Selalu ada peningkatan setiap tahunnya mengenai perilaku ketidakjujuran
akademik seperti plagiarisme yang dilakukan di linkungan pendidikan.
Beberapa Mahasiswa mengaku bahwa kecurangan telah begitu normatif
sehingga tidak dipandang oleh Mahasiswa sebagai perilaku yang. Lima
perilaku ketidakjujuran akademik pada Mahasiswa yaitu menyalin pekerjaan
rumah, mengijinkan menyalin pekerjaan rumah, melakukan kerja sama yang
tidak diizinkan, memberikan informasi isi ujian, dan memberi jawaban pada
saat ujian. Sementara itu, prioritas utama dalam pendidikan adalah
meningkatkan integritas karena sebanyak 75% Mahasiswa melakukan
kecurangan selama masa perkuliahan.
Salah satu hambatan besar integritas Mahasiswa adalah budaya pragmatis.
Dalam era digital, banyak orang yang memilih untuk menggunakan cara instan.
Tidak sedikit dari kita bahkan melupakan arti penting dari sebuah “usaha”. Tak
jarang mereka menghalalkan segala cara untuk mencapai kesuksesan. Dimuai
dari hal kecil seperti mencontek, titip absen, bahkan copy-paste untuk
menyelesaikan tugas sudah bukan merupakan hal tabu bagi kalangan pelajar
masa kini. Ditambah dukungan dari lingkungan sehingga hal itu bukan
merupakan fenomena yang tidak terhindarkan. Bahkan dengan menjadikan
nilai solidaritas sebagai “tameng” untuk melakukannya.
Membangun integritas bagi Mahasiwa,sangatlah penting karena ini juga
menyangkut dengan pengembangan karakter para penerus bangsa ini
kedepannya. Di era modern ini banyak profesi dikatakan gagal karena tidak
memiliki integritas diri.yang seharusnya dibimbing dan dibina sejak usia dini.
Maraknya pencurian, suburnya kasus korupsi hingga terkikisnya mental
menjadi sebuah bukti akan krusialnya solusi yang dapat menyelesaikan
permasalahan ini.

1.2 Pembatasan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas integritas mencakup bahasan yang
sangatlah luas. Permasalahan akan dibatasi untuk membahas integritas
akademik, dimana dalamnya akan dibahas mengenai latar Belakang integritas
akademis, metode pengujian integritas berbasis akademik, dan solusi untuk
memperbaiki integritas diri di lingkungan akademis. Pembatasan masalah yang
akan diambil tidak mencakupi segi Integritas dalam domain psikologi, maupun
sosial. Pembatasan masalah yang diambil akan lebih menyoroti kondisi
integritas akademis dikalangan Mahasiswa prodi FTSL K-23.

1.3 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan antara
lain:
1. Bagaimana pemetaan integritas diri pada Mahasiswa prodi FTSL K-23
dengan metode pengujian acak dan mendadak.
2. Apa kendala yang dihadapi dalam pembentukan integritas diri?
3. Bagaimana pemilihan metode yang efektif dalam upaya untuk
mengembangkan integritas diri pada Mahasiswa prodi FTSL K-23.

1.4 Tujuan Perencanaan


Berdasarkan Perumusan masalah di atas diperoleh tujuan perencanaan
antara lain:
1. Menentukan pemetaan integritas diri pada Mahasiswa prodi FTSL K-
23 dengan metode pengujian acak dan mendadak.
2. Mengatasi kendala yang ada dalam pembentukan integritas diri.
3. Menentukan pemilihan metode yang efektif dalam upaya untuk
mengembangkan integritas diri pada Mahasiswa prodi FTSL K-23.

1.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam mencari dan
mengumpulkan data serta mengolah informasi yang diperlukan menggunakan
beberapa metode sebagai berikut:
1.5.1 Metode Penelitian
1. Metode Obervasi (Pengamatan)
Merupakan cara pengumpulan data dimana peneliti tidak memiliki
kendali sama sekali terhadap pemunculan respon objek yang diamati,
kecuali dalam menentukan faktor yang diamati dan memeriksa
ketelitian data. Penelitian dilaksanakan langsung kepada Mahasiswa
prodi FTSL K-23 yang menjadi objek penelitian guna memperoleh data
dan keterangan.
2. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan melalui proses tanya jawab dengan seorang
atau beberapa narasumber di tempat atau lokasi dimana objek penelitian
dilakukan. Proses tanya jawab ini dilakukan langsung kepada
Mahasiswa prodi FTSL K-23 dengan metode acak yang dapat
merepresentasikan kelas 23.
3. Study Kepustakaan
Adalah metode untuk mendapatkan informasi dan data dari
beberapa sumber (literatur) atau buku yang diperlukan untuk kebutuhan
penganalisaan dan perancangan sistem baru yang diusulkan.
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan jenis dan
sumber data sebagai berikut:
1. Sumber data primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari Mahasiswa
prodi FTSL K-23, baik melalui observasi maupun melalui
pengumpulan data.
2. Sumber data sekunder
Adalah data yang dikumpulkan oleh penulis dengan
mempelajari buku-buku, dan sumber-sumber data lainnya yang
berkaitan dengan objek penelitian yang dipilih.
1.6 Sistematika Pembahasan
Untuk memahami lebih jelas makalah ini, maka materi-materi yang tertera
pada makalah ini dikelompokkan menjadi beberapa subbab dengan sistematika
penyampaian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, Pembatasan masalah, perumusan masalah,
tujuan, metode dan teknik pengumpulan data dan sistematika pembahasan.
BAB II TEORI DASAR INTEGRITAS DIRI
Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil
dari kutipan buku dan sumber lain yang berkaitan dengan penyusunan makalah
serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian. Didalam
bab ini akan dijelaskan definisi dari kata “integritas” yang menjadi topik
pembahasan pada makalah ini. Penjelasan mengenai konsep pengaplikasian
integritas dalam nilai-nilai pancasial serta konsep integritas sebagai
pembentukan dari karakter diri. Dalam bab ini juga akan dijelaskan pentingnya
memiliki integritas di era Globalisasi.
BAB III ANALISIS PEMETAAN INTEGRITAS
Bab ini berisikan data hasil observasi dan pengujian. Didalam Bab ini akan
dibahas secara rinci mengenai hasil dari observasi yang dilakukan beserta
pengolahan data yang akan menjadi topik pembahasan yang ada didalam
makalah ini. Didalam bab ini akan ditampilkan pemetaan dari tingkat integritas
mahasiswa K-23 secara menyeluruh serta data yang diperoleh dari hasil metode
pengujian telah dilakukan.
BAB IV METODE PENGEMBANGAN INTEGRITAS MAHASISWA
Bab ini berisikan pembahasan serta pengembangan solusi bedasarkan data
hasil observasi dan pengujian. Didalam Bab ini akan dibahas secara rinci
mengenai perencanaan hingga pengembangan solusi hasil dari observasi yang
dilakukan beserta pengolahan data yang akan menjadi topik pembahasan yang
ada didalam makalah ini. Didalam bab ini akan dipaparkan pembahasan dan
penjelasan dari hasil metode pengujian telah dilakukan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini beriskan pokok pikiran yang diambil dari proses penyelesaian
masalah yang terlah dirumuskan sebelumnya. Didalam bab ini juga terdapat
pendapat peulis sebagai konsekuensi atau implikasi dari simpulan yang telah
dirumuskan untuk menjawab masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar yang melampirkan semua sumber literatur yang digunakan.
LAMPIRAN
BAB II
TEORI DASAR INTEGRITAS DIRI

2.1 Definisi Integritas


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian integritas adalah
mutu, sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh, sehingga
memiliki potensi dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
Ketika berbicara mengenai integritas, maka tidak akan terlepas dari upaya untuk
menjadi orang yang tetap patuh dan terkontrol di setiap bagian diri yang berlainan
dengan tujuan atau prinsip awal. Integritas sangat terkait dengan keutuhan dan
keefektifan seseorang sebagai insan manusia dan mencerminkan nilai-nilai pada
diri.
Selain berhubungan dengan kepemimpinan, istilah integritas juga
berhubungan dengan kata nasional. Jika diartikan secara sederhana, integritas
nasional merupakan integritas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sedangkan jika diartikan secara lebih luas, integritas nasional merupakan
kesadaran yang timbul secara berkelanjutan dari setiap orang yang mengelola,
tinggal, dan menetap di suatu negara untuk bisa berkontribusi terhadap kemajuan
negara yang ditinggalinya.
Di Indonesia sendiri, integritas nasional pernah terjadi secara serempak
pada Tanggal 28 Oktober 1928, yaitu pada hari Sumpah Pemuda. Pada waktu itu,
seluruh pemuda di Indonesia secara serempak bekerja sama untuk melawan
penjajah dan memperjuangkan kerdekaan Indonesia. Lahirnya integritas nasional
terinisiasi oleh semangat akan mempertahankan hakikat manusia dari penindasan.
Integritas pada Mahasiswa dalam konteks ini adalah mempertahankan
nilai-nilai diri dan nilai-nilai yang tersampaikan pada institusi yang mengikat
Mahasiswa. Integritas seorang Mahasiswa dapat dilihat dari prinsip hidupnya
maupun tujuan sebagai Mahasiswa. Mahasiswa dapat dikatakan berintegritas
apabila ia telah menjalankan perannya dengan baik sebagai Mahasiswa, termasuk
berlaku jujur dan loyal terhadap institusi pendidikan yang diemban.

2.2 Pengaplikasian Integritas Dalam Nilai Pancasila


Integritas adalah keteguhan seorang pribadi untuk mempertahankan nilai –
nilai luhur dan falsafah hidupnya dalam menjalankan aktivitasnya ketimbang
mengikuti arus lingkungan di sekitarnya. Nilai intrinsik integritas berkaitan erat
dengan kejujuran, konsistensi, dan kebijaksanaan seseorang. Tinggi rendahnya
integritas seseorang dapat dijadikan tolok ukur kualitas pribadi orang tersebut.
Integritas bukanlah suatu nilai yang berdiri sendiri. Integritas adalah perpaduan
dari berbagai filosofi hidup dan nilai – nilai luhur yang diaplikasikan dalam sebuah
wadah tertentu berupa aktivitas atau pekerjaan yang dilaksanakan dalam
kehidupan sehari – hari. Di era globalisasi yang sangat marak dengan informasi,
aplikasi integritas menjadi hal yang vital untuk menjaga seorang pribadi dari nilai
– nilai kehidupan yang tidak sesuai dengan nilai – nilai luhur kehidupan manusia.

Pancasila adalah hasil perpaduan dari nilai – nilai luhur kehidupan


masyarakat Indonesia yang sebenarnya sudah ada sejak nenek moyang kita hidup.
Pancasila menjadi pedoman dan ideologi bangsa Indonesia secara turun temurun
dari era kemerdekaan hingga sekarang. Formulasi Pancasila sudah dinilai sesuai
dengan karakteristik bangsa Indonesia yang beragam mulai dari budaya hingga
pemikiran. Nilai-nilai Pancasila tersirat dalam kelima sila. susunan sila-sila
Pancasila itu sendirilah yang menjadi nilai-nilai Pancasila.

Aplikasi dari nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari secara tidak


langsung adalah aplikasi dari nilai integritas itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang
tersirat dalam kelima sila telah mengandung nilai-nilai integritas kehidupan
masyarakat Indonesia. Dengan pengamalan dari nilai Pancasila tersebut,nakan
tercipta kehidupan bermasyarakat menuju kearah yang lebih baik. Pengaplikasian
tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti menjaga
kehormatan satu sama lain maupun bertanggung jawab atas apa yang telah
dikerjakan.

2.3 Integritas Sebagai Pembentukan Karakter Diri


Penggambaran tingkah laku yang dilaksanakan dengan menonjolkan nilai
(benar-salah, baik-buruk) secara implisit atau pun ekspilisit. Karakter berbeda
dengan kepribadian yang sama sekali tidak menyangkut nilai-nilai. (Alwisol,
2006)
Intergritas diri yang diterapkan pada masyarakat akan menjadi salah satu
faktor pembentukan karakter diri masing-masing. Karakter diri seseorang dengan
nilai integritas sangat berkaitan yang mana dalam penanaman integritas pada diri
seseorang makan karakter akan otomatis terbentuk menjadi lebih baik. Karakter
akan mendefinisikan diri dan menentukan tindakan yang akan dilakukan, yang
idealnya menuju ke arah lebih baik.
Karakter diri dibentuk bersamaan dengan pembentukan integritas agar terjadi
sinergi diantara keduanya. Pembentukan tersebut akan menjadikan seseorang
mempunyai karakter yang berlandaskan nilai-nilai integritas seperti kejujuran,
keberanian, dan kepemimpinan. Karakter yang mempunyai nilai tersebut adalah
bukti keberhasilan seseorang mengaplikasikan integritasnya. Untuk membentuk
karakter yang berintegritas diperlukan usaha secara repetitive. Kegiatan positif
kecil yang dilakukan secara berulang-ulang dapat menjadi kebiasaan untuk berbuat
yang benar. Tindakan tersebut akan terpupuk dalam benak diri kita dan menyuruh
alam bawah sadar diri kita untuk selalu melakukan tindakan yang benar. Cerminan
diri pada karakter masing-masing pribadi tidak akan mudah digoyahkan oleh
adanya hambatan yang mengganggu jika sudah tertanam dengan benar.
2.4 Urgensi Dari Integritas Di Era Globalisasi
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi telah menghasilkan banyak
perubahan positif dalam berbagai bidang kehidupan bangsa Indonesia, yang
tentunya akan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, yaitu antara lain kemajuan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), pertumbuhan ekonomi,
perkembangan teknologi sarana komunikasi dan sebagainya. Akan tetapi kita juga
harus berani untuk mengakui secara jujur bahwa globalisasi juga telah
menimbulkan berbagai dampak negatif yang pada akhirnya akan merugikan
bangsa Indonesia sendiri. Dampak negatif tersebut secara umum dapat
dikelompokkan dalam 3 bidang (sosial,ekonomi, dan budaya) (Krisnamurti, 2004).
Era globalisasi adalah masa dimana koneksi antar dunia tidak mempunyai
batas. Perkembangan budaya manusia sudah mencapai taraf yang sangat luas
sehingga manusia dapat mendapatkan informasi di dunia dengan mudah. Resiko
dari globalilsasi adalah pertukaran dan akulturasi budaya tanpa mempedulikan
baik buruknya. Jika budaya yang baik dapat tersebar secara cepat ke seluruh
penjuru dunia, budaya burukpun juga demikian. Disitulah pendidikan memegang
peran penting untuk menjaga manusia berada di jalur yang benar.
Penanaman integritas diri dalam dunia pendidikan di era globalisasi bukanlah
hal yang mudah. Dengan adanya dampak buruk globalisasi, pelajar yang secara
tidak langsung dididik di sekolahnya tentang integritas diri akan mudah
terdistraksi akan budaya buruk yang dilihatnya. Contoh yang dapat diambil adalah
nilai kejujuran. Ketika nilai kejujuran tidak lagi dijunjung tinggi oleh pelajar, maka
penyakit tersebut akan tersebar dengan cepat kepada pelajar yang lain. Hal seperti
ini merupakan bentuk penyebaran dampak buruk dari era globalisasi.
Suatu negara memiliki caranya sendiri untuk mendidik para pelajar yang
akan menjadi penerus bangsa dalam memberi pengetahuan akan pentingnya
integritas diri. Ketika berada di era globalisasi dengan segala berita menyebar
secara sporadis, diperlukan proteksi untuk menyaring informasi dan budaya yang
masuk. Urgensi ini harus dilaksanakan sebelum terlambat melihat cepatnya
perkembangan dan penyebaran informasi tentang budaya buruk. Berbagai metode
pencegahan dapat dilakukan, seperti meningkatkan kembali nilai integritas yang
terdapat pada pelajar maupun masyarakat dan mencoba untuk bersama-sama
menerapkannya dimulai dari skala yang kecil. Memberikan pesan agar tidak
mudah terpengaruh akan budaya buruk yang dibawa oleh globalisasi dengan tetap
pada pendirian dimana integritas diri merupakan kewajiban yang harus dimiliki.
Mencegah budaya buruk dari luar dengan menyosialisasikann bersama-sama
bagaimana pentingnya mempunyai integritas demi kepentingan negara dan
masyarakat di dalamnya.
BAB III
ANALISIS PEMETAAN INTEGRITAS

3.1 Pemetaan Tingkat Integritas Mahasiswa K-23


Pemetaan terhadap tingkat integritas yang dimiliki oleh Mahasiswa kelas
23 fakultas teknik sipil dan lingkungan dapat dilaksanakan dengan bantuan
aplikasi “Google Forms” dan juga rangkaian pengujian. Aplikasi “Google
Forms” akan membantu dalam pengolahan data dengan skala besar dengan
metode pembuatan pertanyaan didalam aplikasi tersebut. setelah menggunakan
aplikasi pemetaan integritas pada Mahasiswa kelas 23 dapat dilakukan
beberapa rangkaian pengujian yang bersifat wawancara dengan sampel obyek
yang dapat merepresentasikan keseluruhan.
Aplikasi “Google Forms” adalah suatu program yang dapat membantu
penggunanya untuk memperoleh responsi sebanyak-banyaknya dengan waktu
yang singkat. Aplikasi ini juga mempernudah pengguna untuk mengatur
response yang didapatkan dengan mengelompokan hasil response sesuai
dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Pada pemetaan tingkat integritas untuk
mahasiwa K-23 akan diciptakan beberapa pertanyaan melalui aplikasi ini yang
akan mencerminkan tingkat integritas mahasiwa tersebut. Pertanyaan-
pertanyaan yang akan ditanyakan kepada mahasiwa meliputi;
1. “Apa itu Integritas?”
2. “Apa kaitan integritas sebagai nilai dari Pancasila?”
3. “Menurut anda, apakah integritas yang harus dimiliki oleh seorang
Mahasiswa?”
4. “Menurut anda, seberapa penting penerapan dari integritas diri
sebagai seorang Mahasiswa?”
Parameter kesuksesan Mahasiswa menjawab pertanyaan ini terlampir.
3.2 Data Pengujian Mendadak
Pada pengujian ini akan diadakan pengujian terhadap Mahasiswa k-23
fakultas teknik sipil dan lingkungan dengan menggunakan metode pengujian
mendadak dengan adanya pengawasan. Teknis pada pengujian ini akan
dilakukan serentak dan mendadak menggunakan beberapa pertanyaan yang
tidak dipersiapkan oleh para mahasiwa. Sifat pegujian ini adalah mandiri dan
tutup buku sehingga Mahasiswa harus bekerja sendiri tanpa menggunakan
literatur. Soal yang akan diberikan ke setiap Mahasiswa bersifat sama dan
merata untuk itu variable yang diuji pada pengujian ini adalah variable
mendadak dengan soal yang tidak dipersiapkan oleh Mahasiswa. Pengujian ini
terdapat pengawasan sehingga Mahasiswa tidak mendapatkan kesempatan
yang leluasa untuk menggunakan literatur maupun bekerja sama.
Pada akhir tahap pengujian ini akan diambil 1 mahasiswa yang akan
menjadi obyek wawancara untuk menjadi sampel yang merepresentasikan
seluruh Mahasiswa di kelas-23.

3.3 Data Pengujian Terencana


Pada pengujian ini akan diadakan pengujian terhadap Mahasiswa k-23
fakultas teknik sipil dan lingkungan dengan menggunakan metode pengujian
terencana dengan adanya pengawasan. Teknis pada pengujian ini akan
dilakukan serentak menggunakan beberapa pertanyaan yang sudah
dipersiapkan oleh para mahasiwa. Sifat pegujian ini adalah mandiri dan tutup
buku sehingga Mahasiswa harus bekerja sendiri tanpa menggunakan literatur.
Soal yang akan diberikan ke setiap Mahasiswa bersifat sama dan merata untuk
itu variable yang diuji pada pengujian ini adalah variable terencana dengan soal
yang sudah terlebih dahulu dipersiapkan oleh Mahasiswa. Pengujian ini juga
terdapat pengawasan sehingga Mahasiswa tidak mendapatkan kesempatan
yang leluasa untuk menggunakan literatur maupun bekerja sama.
Pada akhir tahap pengujian ini akan diambil 1 mahasiswa yang akan
menjadi obyek wawancara untuk menjadi sampel yang merepresentasikan
seluruh Mahasiswa di kelas-23.

3.4 Data Soal Yang Akan Diujikan


Terlampir daftar soal yang akan diberikan kepada Mahasiswa K-23,
dimana persoalan tersebut memenuhi standar soal yang telah ditentukan oleh
kurikulum Mahasiswa.

3.5 Data Wawancara Pasca Pengujian


Pada tahap wawancara pasca pengujian untuk mahasiwa K-23 akan
diciptakan beberapa pertanyaan untuk mencerminkan responsi mahasiswa
terhadap proses pengujian yang telah dilaksanakan. Pertanyaan-pertanyaan
yang akan ditanyakan kepada mahasiwa meliputi;
1. “Bagaimana sikap anda mengenai metode pengujian yang telah
diterapkan?”
2. “Adakah Kelebihan mengenai metode pengujian yang telah
diterapkan?”
3. “Adakah Kekurangan mengenai metode pengujian yang telah
diterapkan?”
Tiga pertanyaan yang telah dirancang akan menggambarkan kondisi integritas
diri pada Mahasiswa K-23 pasca pengujian. Pertanyaan-pertanyaan ini akan
menggambarkan kondisi pada Mahasiswa terhadap beberapa tipe pengujian
yang ada dan kaitannya dengan penyempurnaan dari integritas diri pada
Mahasiswa.
BAB IV
METODE PENGEMBANGAN INTEGRITAS MAHASISWA
4.1 Hasil Pemetaan Integritas Mahasiswa K-23
Bedasarkan perolehan data dari kuisioner melalui aplikasi “Google Forms”
terekam 78 responden yang dapat disimpulkan melalui tabel berikut;

Bedasarkan grafik diatas didapatkan kesimpulan terhadap pemetaan tingkat


integritas Mahasiswa K-23 bedasarkan kuisioner yang telah ditentukan
parameter dan pembobotannya masing-masing.
Pada pemetaan pertanyaan pertama yang menyinggung prihal definisi dari
kata “integritas” itu sendiri, terdapat 35 jumlah Mahasiswa yang tergolong
dalam parameter “Baik”, terdapat 33 jumlah Mahasiswa yang tergolong dalam
parameter “Cukup”, dan terdapat 10 jumlah Mahasiswa yang tergolong dalam
parameter “Kurang”. Bedasarkan data yang telah diperoleh, dapat disimpulkan
Mahasiswa K-23 sudah memiliki pondasi dalam menjelaskan hakikat dari kata
“integritas”. Mahasiswa sudah dapat menjelaskan mengenai Integritas yang
terkait dengan keutuhan dan keefektifan seseorang sebagai insan manusia dan
mencerminkan nilai-nilai pada dirinya sendiri. Mahasiswa juga sudah dapat
mendefinisikan kata “integritas” sebagai bekerja dengan baik dan menjalankan
fungsinya sesuai dengan apa yang telah dirancang sebelumnya.
Pada pemetaan pertanyaan kedua yang menyinggung prihal kata
“integritas” yang dikaitkan sebagai nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila, terdapat 5 jumlah Mahasiswa yang tergolong dalam parameter
“Baik”, terdapat 38 jumlah Mahasiswa yang tergolong dalam parameter
“Cukup”, dan terdapat 35 jumlah Mahasiswa yang tergolong dalam parameter
“Kurang”. Bedasarkan data yang telah diperoleh, dapat disimpulkan
Mahasiswa K-23 kurang menghayati makna “integritas diri” sebagai nilai-nilai
yang tersirat didalam Pancasila. Mahasiswa K-23 tidak dapat melihat kaitan
dari integritas diri dan nilai-nilai Pancasila.
Pada pemetaan pertanyaan ketiga yang akan memberikan analisis
mengenai seberapa jauh Mahasiswa mengetahui integritas yang harus dimiliki
oleh seorang Mahasiswa dan penerapannya kepada lingkungan sekitar, terdapat
40 jumlah Mahasiswa yang tergolong dalam parameter “Baik”, terdapat 30
jumlah Mahasiswa yang tergolong dalam parameter “Cukup”, dan terdapat 8
jumlah Mahasiswa yang tergolong dalam parameter “Kurang”. Bedasarkan data
yang telah diperoleh, dapat disimpulkan Mahasiswa K-23 sudah memiliki
pengetahuan yang baik dalam menjelaskan peran mahasiwa yang berintegritas
sebagai pengamalan dan kontribusi terhadap lingkungan sekitarnya. Mahasiswa
juga sudah dapat menunjukan korelasi tipe Mahasiswa yang berintegritas
sebagai tugas wajib Mahasiswa yang sudah dipaparkan pada “Tri Dharma
Perguruan Tinggi” sehingga dapat mengkaitkan hubungan antara integritas diri
pada Mahasiswa dan tugas yang diembannya.
Pada pemetaan pertanyaan keempat yang akan memberikan analisis
mengenai seberapa jauh Mahasiswa mengetahui urgensitas integritas yang
harus dimiliki oleh seorang Mahasiswa dan penerapannya kepada lingkungan
sekitar, terdapat 20 jumlah Mahasiswa yang tergolong dalam parameter “Baik”,
terdapat 42 jumlah Mahasiswa yang tergolong dalam parameter “Cukup”, dan
terdapat 16 jumlah Mahasiswa yang tergolong dalam parameter “Kurang”.
Bedasarkan data yang telah diperoleh, dapat disimpulkan Mahasiswa K-23
sudah cukup memiliki wawasan mengenai urgensitas dari integritas sebagai
Mahasiswa. Mahasiswa sudah dapat menunjukan urgensi sebagai mahasiwa
yang berintegritas namun kurang dalam mengetahui kaitannya dengan masa
depan bangsa dan negara.

4.2 Hasil Pengujian Mendadak


Setelah dilakukan pengujian secara mendadak pada mahasiswa kelas K-23
dan didapatkan data seperti yang terlampir pada makalah ini, nilai rata-rata
yang didapatkan oleh mahasiswa lebih rendah daripada ujian yang terencana.
Hal ini diakibatkan karena mahasiswa tidak mempunyai persiapan yang cukup
untuk belajar menghadapi ujian yang akan dilaksanakan. Pada umumnya, ujian
harus mempunyai persiapan agar dapat mengerjakannya dengan baik, tetapi
jika diadakan mendadak, mahasiswa atau subjek yang akan diuji akan
menghasilkan nilai yang kurang karena tidak mempersiapkan segalanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, pengawas mendapati mahasiswa yang
melakukan hal curang dengan cara mencontek atau melihat pekerjaan teman
yang lain. Hal tersebut terjadi karena mahasiswa ingin mendapatkan nilai yang
tinggi, tetapi tidak mempunyai persiapan yang cukup atau tidak belajar untuk
ujian mendadak tersebut. Mereka cenderung mencari cara untuk mendapatkan
nilai yang tinggi. Integritas mahasiswa skala kecil akan diuji seperti kegiatan
ini. Mahasiswa yang mengerjakan ujian dengan mencontek temannya demi
nilai yang lebih bagus, maka telah melakukan kecurangan demi sebuah nilai
daripada mempertahankan integritas yang sudah ditanam dalam dirinya sendiri.
Tetapi terdapat juga mahasiswa yang tidak melakukan kecurangan dan tetap
mempertahankan integritas dalam dirinya. Pengujian dengan metode mendadak
seperti ini sedikit membuktikan bahwa mahasiswa cenderung mengabaikan
integritas yang dimilikinya demi sebuah nilai tinggi yang akan ia raih.
4.3 Hasil Pengujian Terencana
Pada pengujian yang dilakukan secara terencana sebelumnya didapati nilai
yang lebih besar daripada ujian yang mendadak. Hal ini diakibatkan karena
mahasiswa yang akan diuji telah mempersiapkan dirinya dengan cara belajar
terlebih dahulu sebelum adanya ujian. Dengan begitu mahasiswa dapat
mengerjakan ujian dengan kemampuan dan ilmu yang telah mereka pelajari
sebelum ujian untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Dengan adanya
pemberitahuan sebelum ujian yang membuat para mahasiswa belajar sebelum
ujian, pengawas ujian mendapati pengurangan terhadap mahasiswa yang
mencontek ataupun melakukan kecurangan lain. Ketika hal ini terjadi, beberapa
mahasiswa yang tidak mencontek dapat mempertahankan integritasnya dengan
cara mengerjakannya dengan. Tetapi masih terdapat mahasiswa yang
melakukan kecurangan atau mengorbankan nilai integritasnya demi nilai yang
akan ia raih. Namun, berbeda dengan ujian mendadak, jumlah mahasiswa yang
melakukan kecurangan lebih sedikit.

4.4 Hasil Wawancara Pasca Pengujian


Setelah dilakukan pengujian secara mendadak dan terencana, pengawas
melakukan wawancara secara langsung kepada peserta ujian. Wawancara ini
ditujukan untuk mendapatkan gambaran kondisi integritas diri Mahasiswa K-
23 pasca pengujian. Wawancara dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama
dilakukan untuk pengujian mendadak, sedangkan Tahap kedua dilakukan untuk
pengujian terencana.
Pengawas mengajukan tiga buah pertanyaan kepada peserta ujian. Pada
pertanyaan pertama, pengawas menanyakan tentang sikap peserta ujian
terhadap metode ujian yang diterapkan. Pengawas mendapati bahwa pada saat
dilakukan sistem pengujian mendadak, mayoritas Mahasiswa K-23 tidak
menyukainya. Banyak Mahasiswa K-23 yang mengatakan bahwa mereka
merasa panik ketika pengujian dilakukan secara mendadak. Hal ini disebabkan
karena persiapan yang tidak matang. Akibatnya, nilai hasil pengujian lebih
rendah dibandingkan ketika pengujian dilakukan terencana dan beberapa
kecurangan ( contoh : menyontek ) ditemukan oleh pengawas. Sebaliknya,
ketika pengujian dilakukan secara terencana, mayoritas Mahasiswa K-23
mengatakan bahwa mereka dapat bekerja dengan lebih tenang dibandingkan
ketika pengujian dilakukan secara mendadak. Hal ini disebabkan karena
persiapan yang lebih matang. Meskipun tetap ada beberapa kecurangan yang
ditemukan, namun nilai hasil pengujian meningkat dan angka kecurangan
berkurang.
Pada pertanyaan kedua, pengawas menanyakan tentang kelebihan metode
pengujian yang telah dilakukan. Untuk pengujian secara mendadak, mayoritas
Mahasiswa K-23 mengemukakan bahwa sistem ini tidak memiliki kelebihan.
Untuk pengujian secara terencana, mayoritas Mahasiswa K-23 mengemukakan
bahwa sistem tersebut dapat membuat mereka lebih siap dalam menghadapi
ujian dan secara langsung meningkatkan nilai hasil pengujian mereka. Hal ini
disebabkan karena persiapan menghadapi ujian ini dapat dilakukan secara lebih
maksimal.
Pada pertanyaan ketiga, pengawas menanyakan tentang kekurangan
metode pengujian yang telah dilakukan. Untuk pengujian secara mendadak,
mayoritas Mahasiswa K-23 mengemukakan bahwa sistem tersebut
menyebabkan rasa panik dan nilai hasil ujian yang cenderung rendah. Hal ini
disebabkan karena tidak semua Mahasiswa K-23 memiliki tingkat pemahaman
yang sama ketika pengujian dilaksanakan. Mayoritas Mahasiswa K-23 juga
mengemukakan bahwa sistem pengujian mendadak dapat menjadi pemicu
terjadinya kecurangan, seperti menyontek dan bekerja sama pada saat ujian
dilaksanakan. Kecurangan-kecurangan ini terjadi karena banyak mahasiswa
K23 ingin mendapatkan nilai yang tinggi dan tidak diimbangi dengan persiapan
yang matang. Untuk pengujian secara terencana, mayoritas mahasiswa K23
mengemukakan bahwa teknik pengujian ini tidak memiliki kekurangan. Hal ini
disebabkan karena peserta ujian dapat memiliki waktu persiapan yang lebih
mumpuni. Meskipun ditemukan beberapa kecurangan oleh pengawas, namun
tidak sebanyak ketika pengujian dilakukan secara mendadak.

4.5 Pengkajian Nilai Pancasila Sebagai Dasar Integritas


Pancasila mempunyai kedudukan sebagai ideologi bangsa dan dasar
negara sekaligus sebagai pandangan hidup seluruh Rakyat Indonesia. Pancasila
merupakan konsensus kehidupan masyarakat Indonesia, di dalamnya
terkandung nilai-nilai luhur kehidupan bangsa yang dirangkum menjadi satu-
kesatuan. Karena nilai-nilai Pancasila berasal dari kehidupan luhur masyarakat
Indonesia, nilai-nilai Pancasila sangat tepat untuk diterapkan ke dalam
kehidupan kita sehari-hari. Apabila dikaji lebih dalam, nilai-nilai yang menjadi
tolok ukur untuk mengukur integritas seseorang, banyak diantaranya
merupakan nilai-nilai dari Pancasila itu sendiri.
Di dalam integritas, terdapat nilai kejujuran. Semakin jujur seseorang,
maka integritasnya semakin tinggi. Kejujuran tidak hanya dalam hal perkataan
saja, tetapi juga adanya pengakuan terhadap hak dan kehidupan orang lain.
Pancasila telah menjelaskan hal tersebut di dalam lingkup kehidupan yang lebih
luas. Nilai kejujuran terdapat pada semua sila pada Pancasila. Pancasila
mengajarkan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan secara jujur
mengakui asal-muasal dan keberadaan kita di antara bangsa-bangsa lain.
Pancasila juga mengajarkan kita untuk secara jujur mengakui Hak Asasi
Manusia (HAM) yang dinyatakan dalam nilai kemanusiaan dan keadilan.
Pancasila juga mengajarkan kita untuk secara jujur mengakui bahwa status
dalam pemerintahan bukanlah sebuah prestasi, tetapi merupakan bentuk
apresiasi atas pelayanan terhadap masyarakat yang telah dilakukan.
Di dalam integritas, terdapat nilai komitmen dan konsistensi. Semakin
konsisten dan tinggi komitmen seseorang, maka integritasnya semakin tinggi.
Komitmen dan konsistensi seseorang membuktikan loyalitasnya terhadap
masyarakat. Pancasila telah menjelaskan hal tersebut dalam lingkup kehidupan
yang lebih luas. Semua sila pada Pancasila menekankan nilai komitmen yang
kuat dan konsistensi diri. Pancasila mengajarkan kita untuk berkeyakinan teguh
pada diri sendiri, tidak terikut arus masyarakat yang belum tentu benar dan
sesuai dengan nilai – nilai Pancasila. Pancasila menjaga kita di tengah arus
globalisasi yang sangat marak dan nilai integritas dapat tercampur dengan nilai-
nilai lain yang belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa kita. Pancasila
juga mengajarkan kita untuk berkomitmen kuat terhadap ideologi yang kita
anut, sehingga bangsa kita tidak mudah terpecah belah oleh karena masalah
setitik. Pancasila juga mengajarkan kita untuk konsisten terhadap penegakan
HAM dan keadilan sosial.
Di dalam integritas, terdapat nilai kebijaksanaan. Kebijaksanaan adalah
suatu keahlian dalam mengatasi permasalahan mendasar yang berkaitan dengan
perilaku dan makna hidup. Semakin bijaksana seseorang, maka semakin tinggi
integritasnya. Kebijaksanaan seseorang bergantung pada kepandaiannya dalam
menggunakan akal budinya. Pancasila telah menjelaskan hal tersebut dalam
lingkup kehidupan yang lebih luas. Semua sila pada Pancasila mengandung
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pancasila mengajarkan kita untuk hidup dalam suasana demokrasi
yang tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur bangsa. Pancasila juga
mengajarkan kita untuk memiliki kepedulian dan rasa kebersamaan pada
sesama.
4.6 Metode Peningkatan Integritas Mahasiswa
Untuk meningkatkan integritas mahasiswa terdapat berbagai macam cara
berbeda yang cocok terhadap masing-masing mahasiswa. Cara yang pertama
adalah sadar akan pentingnya nilai kejujuran. Setiap mahasiswa harus memiliki
nilai kejujuran pada dirinya untuk menggapai masa depan yang cerah.
Kesadaran akan pentingnya kejujuran harus dimulai dari diri sendiri. Dengan
bersikap jujur, maka tindakan yang akan dilakukan oleh mahasiswapun akan
membuahkan hasil yang sepantasnya dan akan bermanfaat bagi orang lain.
Menerapkan kejujuran pada kegiatan sehari-hari tidak semudah yang dikatakan.
Diri sendiri perlu membiasakan bersikap jujur dalam setiap kegiatan dan
perkataan yang diucap. Dengan begitu, maka nilai kejujuran dapat dipupuk
perlahan dalam diri.
Bertanggung jawab akan apa yang telah dilakukanpun salah satu sikap yang
akan menumbuhkan nilai integritas pada diri sendiri. Kebanyakan mahasiswa
di era globalisasi, mempunyai kebiasaan untuk meninggalkan amanah yang
telah diberikan. Hal tersebut membuktikan bahwa masih kurangnya rasa
komitmen terhadap apa yang telah dilakukan atau telah diamanatkan.
Mahasiswa yang intelek tentu akan mempunyai komitmen dalam setiap
pekerjaan yang akan ia lakukan. Integritas dapat tumbuh jika seseorang
mempunyai pondasi komitmen yang kuat dan bertanggung jawab atasnya.
Seperti jika dihadapi oleh suatu keputusan yang sulit, mahasiswa harus
menganalisis terhadap resiko yang akan dibuatnya dan siap bertanggung jawab
kepada resiko tersebut.
Berteman dengan orang yang mempunyai integritas tinggi. Belajar dari
mereka yang memang ternilai sebagai sosok yang mempunyai nilai integritas
seperti kejujuran dan bertanggung jawab. Memiliki lingkungan pertemanan
dengan orang seperti pada gambaran tersebut, akan menimbulkan dampak
positif pada diri kita sendiri akan pentingnya sebuah nilai integritas. Kita akan
terbawa arus dalam pergaulan yang baik dan menanamkan nilai integritas
sedikit demi sedikit karena terpengaruh oleh teman yang mempunyai integritas.

BAB V
PENUTUP

5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian kami, dapat disimpulkan beberapa hal
mengenai pemetaan integritas diri Mahasiswa Prodi Fakultas Teknik Sipil dan
Lingkungan (FTSL) K-23. Mahasiswa prodi FTSL K-23 sudah dapat
melaksanakan integritasnya sebagai mahasiswa dengan cukup baik. Hal ini
terbukti dari angka kecurangan yang ditemukan pengawas dan hasil kuisioner.
Kendala yang ada dalam pembentukan integritas diri dapat diatasi dengan
menerapkan sistem pendidikan berkarakter dan menerapkan nilai-nilai
Pancasila dengan baik pada kehidupan sehari-hari. Metode yang efektif untuk
mengembangkan integritas diri pada Mahasiswa prodi FTSL K-23 adalah
memberlakukan sistem ujian yang terencana, membiasakan diri untuk hidup
jujur, dan bergaul dengan orang-orang yang berintegritas tinggi.

5.2 SARAN
Menurut kami, pengujian dan pembahasan yang dilakukan atas pemetaan
integritas harus dilakukan lebih mendalam dari berbagai aspek tambahan.
Aspek tambahan ini meliputi pembahasan dari pendekatan sisi psikologi dan
aspek sosial, dimana hal tersebut diluar dari kemampuan kami. Pemetaan
tingkat integritas Mahasiswa K-23 yang merepresentasikan tingkat integritas
Mahasiswa Indonesia juga harus diperkuat dengan penyetaraan standard
pengujian dan parameter kesukesan baik dari aspek eksternal seperti; jenis
perguruan tinggi dan kondisinya maupun aspek internal seperti; sifat dan
karakteristik dari Mahasiswa di perguruan tinggi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press


Supriyadi, D. 2005. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Khrisnamurti, J. 2005. Inward Revolution: Bringing About Radical Change in the
World. Boston: Shambhala Publications
Widjaja, H.A.W. 2000. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dan HAM di Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta
Cloud, Dr. Henry. 2009. Integritas – Keberanian Memenuhi Tuntutan Kenyataan.
Jakarta: Gramedia
Kamus Besar Bahasa Indonesia
LAMPIRAN

Lampiran Dokumentasi
Lampiran Parameter Kesuksesan Mahasiswa
Empat pertanyaan yang telah dirancang akan menggambarkan kondisi
integritas diri pada Mahasiswa K-23. Pertanyaan pertama akan memberikan
analisis mengenai seberapa jauh Mahasiswa mengetahui definisi awal dari kata
‘integritas’ itu sendiri. Parameter yang akan digunakan untuk mengetahui
Mahasiswa menjawab pertanyaan pertama dengan indikasi “Baik” jika
Mahasiswa dapat menerangkan Integritas yang terkait dengan keutuhan dan
keefektifan seseorang sebagai insan manusia dan mencerminkan nilai-nilai
pada dirinya sendiri. Mahasiswa dapat mendefinisikan sebagai bekerja dengan
baik dan menjalankan fungsinya sesuai dengan apa yang telah dirancang
sebelumnya. Indikasi “Cukup” akan jatuh kepada mahasiwa yang dapat
menjelaskan integritas sebagai upaya untuk menjadi orang yang tetap patuh dan
terkontrol di setiap bagian diri yang berlainan dengan tujuan atau prinsip awal.
Indikasi “Kurang” ditujukan kepada Mahasiswa yang tidak dapat mengkaikan
kata “integritas” dengan prinsip kepatuhan diri maupun sebagainya hingga
tidak dapat menjelaskan kata integritas.
Pertanyaan kedua akan memberikan analisis mengenai seberapa jauh
Mahasiswa mengetahui korelasi dari kata ‘integritas’ sebagai penerapan dari
nilai-nilai yang ada pada Pancasila. Parameter yang akan digunakan untuk
mengetahui Mahasiswa menjawab pertanyaan kedua dengan indikasi “Baik”
jika Mahasiswa dapat menunjukan secara tepat Integritas yang tersirat dalam
Pancasila. Mahasiswa dapat menghayati sila pertama yang berbunyi;
“Ketuhanan yang Maha Esa” dan dapat mengartikannya sebagai integritas
terhadap aspek spiritual sehingga dapat memegang teguh kepercayaannya.
Mahasiswa dapat menghayati sila kedua yang berbunyi; “Kemanusiaan yang
adil dan beradab” dan dapat mengkaitkan sila ini dengan penerapan integritas
di kehidupan sehari-hari, sehingga setiap manusia harus memegang teguh
prinsip diri dan bangsanya untuk menjunjung tinggi nilai keadilan. Mahasiswa
dapat menghayati sila ketiga yang berbunyi; “Persatuan Indonesia” dan dapat
mengimplementasikannya dalam upaya mempertahankan integritas bangsa
sebagai modal utama untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara. Mahasiswa
dapat menghayati sila keempat yang berbunyi; “Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” dan dapat
mengkaitkan sikap penjagaan integritas diri sebagai corak yang harus dimiliki
untuk menjadi seorang pemimpin. Mahasiswa dapat menghayati sila kelima
yang berbunyi; “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” dan dapat
mengaitkannya dengan prinsip sebagai warga negara yang berintegritas
sehingga akan menciptakan sikap yang adil dan merata bagi seluruh rakyat
Indonesia. Mahasiswa dengan indikasi “Cukup” jika Mahasiswa dapat
menerangkan beberapa penerapan integritas diri sebagai nilai-nilai Pancasila.
Mahasiwa yang terindikasi “Kurang” adalah Mahasiswa yang tidak dapat
melihat kaitan dari integritas diri dan nilai-nilai Pancasila.
Pertanyaan ketiga akan memberikan analisis mengenai seberapa jauh
Mahasiswa mengetahui integritas yang harus dimiliki oleh seorang Mahasiswa
dan penerapannya kepada lingkungan sekitar. Parameter yang akan digunakan
untuk mengetahui Mahasiswa menjawab pertanyaan ketiga dengan indikasi
“Baik” jika Mahasiswa dapat menunjukan peran mahasiwa yang berintegritas
sebagai pengamalan dan kontribusi terhadap lingkungan sekitarnya. Mahasiswa
juga dapat menunjukan korelasi tipe Mahasiswa yang berintegritas sebagai
tugas wajib Mahasiswa yang sudah dipaparkan pada “Tri Dharma Perguruan
Tinggi” sehingga dapat mengkaitkan hubungan antara integritas diri pada
Mahasiswa dan tugas yang diembannya. Indikasi “Cukup” akan dijatuhkan
kepada Mahasiswa yang dapat menunjukan beberapa sikap sebagai mahasiwa
yang berintegritas tanpa megetahui kaitannya dengan tugas Mahasiswa.
Indikasi “Kurang” akan dijatuhkan kepada Mahasiswa yang tidak dapat
menjelaskan contoh pengaplikasian dari Mahasiswa yang berintegritas.
Pertanyaan Keempat akan memberikan analisis mengenai seberapa jauh
Mahasiswa mengetahui urgensitas integritas yang harus dimiliki oleh seorang
Mahasiswa dan penerapannya kepada lingkungan sekitar. Parameter yang akan
digunakan untuk mengetahui Mahasiswa menjawab pertanyaan keempat
dengan indikasi “Baik” jika Mahasiswa dapat menjelaskan kesadaraanya akan
Mahasiswa yang memiliki integritas sebagai bibit sejati bagi bangsa.
Mahasiswa sadar akan berintegritas di lingkungan bermahasiswa sangatlah
penting demi perkembangan diri dan perkembangan bangsa kelak. Mahasiswa
juga dapat menjelaskan kaitan Mahasiswa berintegritas yang akan berpengaruh
terhadap perkembangan bangsa dan negara. Indikasi “Cukup” akan dijatuhkan
kepada Mahasiswa yang dapat menunjukan urgensi sebagai mahasiwa yang
berintegritas tanpa mengetahui kaitannya dengan masa depan bangsa dan
negara. Indikasi “Kurang” akan dijatuhkan kepada Mahasiswa yang tidak dapat
menjelaskan urgensitas dari Mahasiswa yang berintegritas.

Lampiran Lembar Pegujian


Lampiran Hasil Asistensi

RIWAYAT HIDUP
MUHAMMAD ILHAM WIDIYANTOKO

Perkenalkan, Lelaki yang haus akan cerita baru ini memiliki nama lengkap
Muhammad Ilham Widiyantoko. Dikenal akrab sebagai Ilham. Hadir untuk pertama
kalinya di dunia pada tanggal 8 April 1998 dari pasangan Alumni ITB-UNEJ. Menjadi
anak pertama yang akan menjadi role model untuk satu orang adik dan masyarakat di
sekitarnya. Dibesarkan dari keluarga nomaden karena status profesi ayah yang
memungkinkan keluarga kami untuk berpindah-pindah setiap 3 tahunnya. Status ini
membuat saya terlatih untuk menjadi pribadi yang kuat, mandiri dan adaptif. Perbedaan
ideologi serta karakter budaya yang sempat saya rasakan di Negeri “Paman Sam”
hingga proses kaderisasi tanpa akhir dari dua almamater yang berbeda membuat saya
selalu entusias dalam mengembangkan dan bercita-cita untuk selalu menjadi inspirasi
untuk orang lain di lingkungan sekitar.
Memiliki hobi untuk bereksperimen dengan hal-hal baru hingga meneguk
segelas kopi dan bertukar aspirasi. Kisah pendidikan dimulai dari sekolah dasar negeri
Bandung, sekolah menengah pertama di Amerika, sekolah menengah atas di ibu kota
dan sempat merasakan panasnya Institut Teknologi Sepuluh Nopember sebelum
menetap di Almamater tercinta Institut Teknologi Bandung. Untuk saat ini, sedang
mengamanahi posisi sebagai ketua Angkatan untuk Fakultas Teknik Sipil dan
Lingkungan serta anggota aktif dari Resimen Mahasiswa YON I ITB. Berbagai prestasi
yang membanggakan namun peraih juara 3 debat antar sekolah dan juara 3 kompetisi
film pendek region Bogor akan selalu menjadi cahaya terang dalam setiap curriculum
vitae.

ANTHONIUS SAHAT P
Lahir di Jakarta Selatan, Jakarta pada 18 Desember 1998. Merupakan anak
pertama dari 2 bersaudara. Memiliki hobi dalam bidang bola basket dan sejarah.
Menjalani masa sekolah di 3 daerah berbeda. Menjalani masa pendidikan Sekolah
Dasar (SD) di Yayasan Pendidikan Marsudirini Bekasi, Jawa Barat. Pernah menjadi
juara harapan 3 pada Lomba Menulis seluruh SD tingkat Kota Bekasi. Pernah menjadi
finalis pada Lomba Sains Kuark seluruh SD tingkat Kota Bekasi. Menjalani masa
pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kolese Kanisius Menteng, Jakarta
Pusat, Jakarta. Merupakan salah satu kandidat OSIS terkuat pada kaderisasi OSIS SMP
Kolese Kanisius tahun 2012. Pernah menjadi pemain perkusi pada acara “Simfoni
untuk Negeri” dalam memperingati ulang tahun Kolese Kanisius ke – 85. Pernah
menjadi juara 1 dalam Lomba Bola Basket pada Pekan Olahraga Kanisius 2014 dengan
posisi sebagai Shooting Guard.
Menjalani masa pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Yayasan
Pendidikan Cendana Pekanbaru, Riau. Juara 1 umum pada saat tingkat 10 SMA. Pernah
menjadi Sekretaris Umum OSIS SMA Cendana Pekanbaru tahun 2015. Masih
memegang rekor kemenangan terbesar dalam Pemilihan Umum OSIS SMA Cendana
Pekanbaru dengan jumlah suara 68% dari keseluruhan jumlah yang sah. Merupakan
Anggota Tim Basket Developmental Basketball League selama 2 tahun berturut-turut
pada tahun 2015 dan 2016 dengan posisi sebagai Point Guard. Merupakan semifinalis
pada Lomba Cerdas Cermat Fisika seluruh SMA tingkat Kota Pekanbaru pada tahun
2016 yang diadakan oleh Universitas Riau. Saat ini adalah mahasiswa Institut
Teknologi Bandung (ITB) program studi Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
(FTSL) angkatan 2017.

MUHAMMAD RIZQI ALBAYAAN


Perkenalkan saya Muhammad Rizqi Albayaan. Lahir tanggal 9 Februari 1999 di
kota Jakarta. Saya memiliki hobi mengendarai sepeda motor atau disebut riding. Saya
mempunyai 2 adik. Selama saya bertinggal di Jakarta, saya telah menempuh jenjang
pendidikan mulai dari SD, SMP dan SMA. Saya bersekolah dasar di SDN 01 Pondok
Bambu, lalu saya melanjutkan di SMP 255 Duren Sawit, dan terakhir saya bersekolah
di SMA N 61 Jakarta Timur.
Selama di sekolah menengah keatas, saya pernah menjabat sebagai OSIS dan
juga ketua pelaksana suatu acara. Sekarang saya sedang melanjutkan studi saya di salah
satu universitas terbaik se-Indonesia, yaitu Institut Teknologi Bandung. Saya
mengambil Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan karena saya ingin memasuki jurusan
Teknik Sipil. Saya ingin masuk jurusan Teknik Sipil karena saya ingin menjadi seperti
ayah saya yang memang bekerja sebagai insinyur di bidang sipil. Saya sudah memiliki
cita-cita untuk menjadi insinyur sipil sejak saya kecil karena saya suka dengan
kendaraan alat berat yang terdapat di proyek. Saya memiliki motivasi supaya saya tetap
berada pada keyakinan saya untuk menggapai cita-cita saya, yaitu semata-mata untuk
membanggakan kedua orang tua saya yang sudah mendidik saya sejak kecil.

Anda mungkin juga menyukai