Anda di halaman 1dari 12

1.

Sejarah asam nukleat


Pengertian yang mendalam yang akhirnya menemukan asam nukleat dilakukan oleh
Friedrich Miescher (1844-1895). Beliau dapat dikatakan sebagai orang pertama yang
membangun pengetahuan mengenai kimia dari inti sel. Selanjutnya pada tahun 1868, di
laboratorium Hoppe-Syler di Tubingen, beliau dapay mengisolasi asam nukleat yang didapat dari
buangan suatu operasi dan menunjukkan adanya senyawa pospor yang kemudian dinamakan
nuclein yang sekarang dikenal dengan neme nucleoprotein. Selanjutnya ditunjukkan bahwa asam
nukleat merupakan salah satu senyawa pembentuk sel atau jaringan normal. Penelitian ini
diteruskan oleh altman, yang pada tahun 1889 menjelaskan metode untuk mengisolasi asam
nukleat bebas protein dari jaringan binatang dan ragi.
Hidrolisis asam nukleat pada jaringan timus, menghasilkan basa-basa purin (adenine dan
guanin), basa-basa pirimidin (timin dan sitosin), deoksipentosa dan asam fosfat. Asam nukleat
dari ragi sedikit berbeda, mengandung urasil sebagai pengganti timin dan pentose sebagai
pengganti deoksi pentose. Hal ini membuat dugaan mungkin asam nukleat deoksipentosa
karakteristik untuk binatang sedangkan asam nukleat pentose karakteristik untuk tumbuhan.
Walaupun dugaan ini tidak berlangsung lama karena terbukti salah, ternyata bahwa asam
ribonukleat dan asam deoksiribonukleat merupakan senyawa yang baik dalam binatang maupun
tumbuhan. Bukti-bukti ini didapat dari pengamatan Casperrson dari analisis spektofotometri,
analisis histokimia dari Brachet dan analisis kimia Davidson.
Elusidasi detail dari struktur nukleosida dan nukleotida telah banyak disumbangkan oleh
Todd dan teman-temannya, yang pertama kali menemukan ikatan glukosida antara residu gula
dan basa-basa pirimidin atau purin serta ikatan fosfodieter. Dari hasil studi-studi ini bersama
dengan hasil studi dari Cohn akhirnya diperoleh informasi bahwa ikatan antar nukleotida terjadi
pada atom karbon gula nomor 3 dan 5. Dari hasil-hasil ini akhirnya telah dibuat konsep-konsep
struktur primer dari kedua jenis asam nukleat seperti yang kita kenal sekarang.
Penemuan-penemuan ini telah membangun konsep-konsep biologi asam nukleat pada
fondasi yang baru.
Dalam awal tahun 1950 Chargaff mengingatkan adanya beberapa aturan dalam komposisi
DNA, terutama dalam jumlah purin dan pirimidin. Jumlah dari basa-basa amino (adenine dan
sitosin) sama dengan jumlah dari basa-basa keto (guanidine dan timin) : jumlah dari basa adenine
sama dengan timin dan basa guanidine sama dengan basa sitosin. Pengamatan ini merupakan
kunci penting dalam interpretasi analisis kristalografi sinar – X yang dilakukan oleh Astbury,
Pauling dan Corey, serta Franklin dan Goshig. Kombinasi dari kedua set data di atas
diintepretasikan secara brilian oleh Watson dan Crick dalam bentuk struktur double helik

2. Pengertian Asam Nukleat


Asam nukleat adalah makromolekul biokimia yang berkompleks, berbobot molekul
tinggi dan tersususn atas rantai nukluetida yang mengandung yang mengandung informasi
ginetik, makromolekul merupakan rangkain rangkaian nukleotida (rangkaian
nukleotida=polinukleotida) DNA dan RNA
Asam nukleat terdiri dari dari dua kata yang menggambarkan identitasnya. Asam karena
memang bersifat asam, dan nukleat mengisyaratkan letaknya yang berada di inti (nukleus). Akan
tetapi, pada kenyataannya selain di inti, asam nukleat juga terdapat di sitoplasma (untuk makhluk
prokariot).
Asam nukleat yang paling umum adalah Asam deoksiribonukleat (DNA) and Asam
ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada semua sel hidup serta pada virus.
Asam nukleat dinamai demikian karena keberadaan umumnya di dalam inti (nukleus) sel.
Jenis asam nukleat dibedakan oleh jenis gula yang terdapat pada rantai asam nukleat tersebut
(misalnya, DNA atau asam deoksiribonukleat mengandung 2-deoksiribosa). Selain itu, basa
nitrogen yang ditemukan pada kedua jenis asam nukleat tersebut memiliki perbedaan: adenina,
sitosina, dan guanina dapat ditemukan pada RNA maupun DNA, sedangkan timina dapat
ditemukan hanya pada DNA dan urasil dapat ditemukan hanya pada RNA.

3. Macam-macam Asam Nukleat


Asam nukleat terdiri dari dari dua kata yang menggambarkan identitasnya. Asam karena
memang bersifat asam, dan nukleat mengisyaratkan letaknya yang berada di inti (nukleus). Akan
tetapi, pada kenyataannya selain di inti, asam nukleat juga terdapat di sitoplasma (untuk makhluk
prokariot).
Ada dua macam asam nukleat yaitu Asam deoksiribonukleat atau deoksiribonucleic acid
(DNA) asam ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA) dilihat dari strukturnya kedua asam
nukleat ini terutama terutama terletak pada komponen gula pentosanya. Pada RNA gula
pentosanya adalah ribosa, sedangkan pada DNA gula pentosanya mengalami kehilangan satu
atom O pada posisi C nomor 2, sehingga dinamakan gula 2 deoksiribosa
Perbedaan struktur lainya adalah pada basa N-nya. Basa N baik DNA maupun RNA,
mempunyai truktur aromatic heterosiklik (mengandung C dan N) dan dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan yaitu Purin dan Pirimidin. Basa purin memiliki dua buah cincin (bisiklik),
sedangkan basa pirimidin hanya mempunyai satu buah cincin (monosiklik). Pada DNA dan RNA
terdiri atas adenine (A) dan guanine (G), akan tetapi pada pirimidin terdapat perbedaan antara
DNA dan RNA. Kalau pada DNA basa pirimidin terdiri atas sitosin (S) dan timin (T), pada RNA
tidak ada timin dan sebagia gantinya terdapat urasil (U), timin berbeda dengan urasil hanya
karena adanya gugus metal pada posisi nomor 5 sehing timin dapat juga dikatakan sebagai 5
metilurasil

Komponen nukleotida ini ada 3: pospat, gula, dan basa DNA/RNA.

Ujung pospat dari nukleotida itu bersifat (-) sehingga ia bersifat asam. Sementara basa-
basa tersebut dibagi menjadi golongan pirimidin dan purin.

Primidin : Cytosin (C); Timin (T), di RNA bukan timin, melainkan Urasil (U)
Purin : Adenin (A); Guanin (G)

1. DNA
Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA (bahasa Inggris: deoxyribonucleic
acid), adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul utama penyusun berat kering
setiap organisme. Di dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti sel.
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik;
artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap
organisme. Di antara perkecualian yang menonjol adalah beberapa jenis virus (dan virus tidak
termasuk organisme) seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus).
DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama,
 gugus fosfat
 gula deoksiribosa
 basa nitrogen, yang terdiri dari:[1]

o Adenina (A)
Adenina adalah salah satu dari dua basa N purina yang digunakan dalam membentuk
nukleotida dari asam nukleat DNA dan RNA. Pada DNA, adenina (A) berikatan dengan timina
(T) melalui dua ikatan hidrogen untuk membantu menstabilkan struktur asam nukleat. Pada RNA
berberkas ganda (dsRNA), adenin berikatan dengan urasil (U).
Bersama dengan gula ribosa adenin membentuk nukleosida yang disebut adenosina,
sementara bersama dengan deoksiribosa adenin membentuk deoksiadenosina. Adenosina dapat
berikatan dengan gugus fosfat anorganik (PO43-). Jika mengikat satu gugus fosfat dinamakan
adenosina monofosfat (AMP), dua gugus fosfat dinamakan adenosina difosfat (ADP), dan tiga
gugus fosfat dinamakan adenosina trifosfat (ATP). ATP merupakan salah satu senyawa penting
dalam metabolisme semua organisme hidup sebagai pembawa energi kimia untuk berbagai
reaksi biokimiawi. Pada teknik PCR, deoksiadenosina trifosfat (dATP) merupakan satu dari
empat nukleotida bebas yang perlu disediakan sebelum proses dimulai.
o Guanina (G)
Guanina merupakan satu dari dua basa N purina yang menyusun DNA dan RNA. Dalam
DNA pilin ganda, guanina berikatan dengan sitosina melalui tiga ikatan hidrogen. Guanina
membentuk nukleosida bersama dengan gula ribosa yang dinamakan guanosina. Bentuk
deoksiguanosina yang berikatan dengan tiga gugus fosfat anorganik (dGTP) merupakan salah
satu bahan baku dalam teknik PCR.
Secara kimiawi, guanina dapat berada pada dua bentuk tautomer yang dinamakan
tautomerisme keto-enol.
Nama guanina diambil dari guano karena pertama kali diisolasi dari guano (pupuk kotoran
burung).

o Sitosina (C)
Sitosina merupakan satu dari dua basa N pirimidina yang dimiliki DNA dan RNA.
Nukleosida ribosanya dinamakan sitidina dan nukleosida deoksiribosanya dinamakan
deoksisitidina. Sitosina berikatan dengan guanina pada DNA pilin ganda melalui tiga ikatan
hidrogen.
Sitidina dapat membentuk nukleotida bila mengikat satu, dua, atau tiga gugus fosfat
anorganik (PO43-) membentuk CMP, CDP, dan CTP (masing-masing dinamakan sitidina mono-,
di-, atau trifosfat). CTP dapat menjadi kofaktor dalam reaksi enzimatik biokimiawi dan
mentransfer satu gugus fosfat bagi ADP untuk membentuk ATP. Deoksisitidina trifosfat (dCTP)
diperlukan dalam PCR sebagai bahan baku sintesis DNA.
Pada keadaan tertentu, sitosina dapat mengalami deaminasi menjadi urasil. Mutasi ini
biasanya dapat dikenali oleh enzim-enzim yang terlibat dalam reparasi DNA. Sebagaimana pada
urasil, metilasi juga dapat terjadi pada sitosin dengan bantuan enzim DNA-metil-transferase.
o Timina (T)
Timina atau 5-metilurasil merupakan salah satu dari dua basa N pirimidina yang menyusun
DNA. RNA tidak memiliki timina dan, dengan sedikit perkecualian, urasil menggantikan
posisinya. Pada DNA berpilin ganda, timina akan berikatan dengan adenina melalui dua ikatan
hidrogen untuk membentuk struktur yang stabil.
Timina bersama dengan gula deoksiribosa membentuk nukleosida yang disebut
deoksitimidina atau timidina. Timidina dapat membentuk nukleotida apabila mengalami
fosforilasi menjadi dTMP, dTDP, atau dTTP (deoksitimidina mono-, di-, atau trifosfat). dTTP
diperlukan dalam PCR sebagai salah satu bahan baku nukleotida.

Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut dinamakan
nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida.
Rantai DNA memiliki lebar 22-24 Å, sementara panjang satu unit nukleotida 3,3 Å[2].
Walaupun unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat memiliki jutaan nukleotida yang
terangkai seperti rantai. Misalnya, kromosom terbesar pada manusia terdiri atas 220 juta
nukleotida[3].
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling. Gula
pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula
terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu
gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA
adalah gula penyusunnya; gula RNA adalah ribosa.
DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur heliks ganda. Pada struktur
heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu untai berlawanan dengan orientasi nukleotida
untai lainnya. Hal ini disebut sebagai antiparalel. Masing-masing untai terdiri dari rangka utama,
sebagai struktur utama, dan basa nitrogen, yang berinteraksi dengan untai DNA satunya pada
heliks. Kedua untai pada heliks ganda DNA disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa
yang terdapat pada kedua untai tersebut. Empat basa yang ditemukan pada DNA adalah adenina
(dilambangkan A), sitosina (C, dari cytosine), guanina (G), dan timina (T). Adenina berikatan
hidrogen dengan timina, sedangkan guanina berikatan dengan sitosina. Segmen polipeptida dari
DNA disebut gen, biasanya merupakan molekul RNA

Molekul DNA merupakan molekul double-helix yang memiliki dua untai polinukleutida
(double-stranded). Setiap polinukleutida dari DNA terdiri atas nukletida-nukleutida yang
dihubungkan oleh ikatan phospodiester. Nukleutida pada molekul DNA mengandung tiga
komponen penting, yaitu :
Gula pentosa yang disebut deoxyribose (gula ribosa yang kehilangan atom oksigen pada
atom C nomor 2)
Gugus fosfat, menyusun struktur nukleutida (nukleusida monofosfat)
Basa nitrogen berupa basa purin (adenine dan guanin) dan basa pirimidin (timin dan
sitosin). Basa adenine dari untai yang satu akan berpasangan dengan basa timin dari untai yang
lainnya. Sedangkan basa guanine dari untai yang satu akan berpasangan dengan basa sitosin dari
untai lainnya.

Struktur DNA (Sumber: evolution.berkeley.edu)

Nukleutida berdasarkan kandungan basa nitrogen yang menyusunnya dibedakan atas


Adenosine monophosphate (AMP), Guanine monophosphate (GMP), Cytidine monophosphate
(CMP), Thymidine monophosphate (TMP) dan Uridine monophosphate (UMP).
Struktur nukleutida dapat juga dikatakan tersusun atas gugus fosfat dan nukleusida
(gabungan antara gula pentose dan basa nitrogen). Nukleusida-nukleusida tersebut dihubungkan
dengan gugus fosfat melalui ikatan glikosidik. Macam-macam nukleusida berdasarkan
kandungan basa nitrogen yang menyusunnya dibedakan atas Adenosine (A), Guanosine (G),
Cytidine (C), Thymidine (T) dan Uridine (U).

2. RNA
Asam ribonukleat terdiri dari dari benag panjang ribonukleotida molekul ini lebih pendek
dari DNA dan ditemukan dalam jumlah yang jauh lebih banyak didalam kebanyakan sel
2.1 Macam-macam RNA
RNA dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu RNA genetik dan RNA non-
genetik.
 RNA genetik
RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yaitu sebagai pembawa keterangan
genetik. RNA genetik hanya ditemukan pada makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA,
misalnya virus. Dalam hal ini fungsi RNA menjadi sama dengan DNA, baik sebagai materi
genetik maupun dalam mengatur aktivitas sel.

 RNA non-genetik
RNA non-genetik tidak berperan sebagai pembawa keterangan genetik sehingga RNA jenis
ini hanya dimiliki oleh makhluk hidup yang juga memiliki DNA. Berdasarkan letak dan
fungsinya, RNA non-genetik dibedakan menjadi mRNA, tRNA, dan rRNA.

1) mRNA (messenger RNA) atau ARNd (ARN duta)


mRNA merupakan RNA yang urutan basanya komplementer (berpasangan) dengan salah
satu urutan basa rantai DNA. RNA jenis ini merupakan polinukleotida berbentuk pita tunggal
linier dan disintesis oleh DNA di dalam nukleus. Panjang pendeknya mRNA berhubungan
dengan panjang pendeknya rantai polipeptida yang akan disusun. Urutan asam amino yang
menyusun rantai polipeptida itu sesuai dengan urutan kodon yang terdapat di dalam molekul
mRNA yang bersangkutan. mRNA bertindak sebagai pola cetakan pembentuk polipeptida.
Adapun fungsi utama mRNA adalah membawa kode-kode genetik dari DNA di inti sel menuju
ke ribosom di sitoplasma. mRNA ini dibentuk bila diperlukan dan jika tugasnya selesai, maka
akan dihancurkan dalam plasma.

2) tRNA (transfer RNA) atau ARNt (ARN transfer)


RNA jenis ini dibentuk di dalam nukleus, tetapi menempatkan diri di dalam sitoplasma.
tRNA merupakan RNA terpendek dan bertindak sebagai penerjemah kodon dari mRNA. Fungsi
lain tRNA adalah mengikat asam-asam amino di dalam sitoplasma yang akan disusun menjadi
protein dan mengangkutnya ke ribosom. Bagian tRNA yang berhubungan dengan kodon
dinamakan antikodon.

3) rRNA (ribosomal RNA) atau ARNr (ARN ribosomal)


RNA ini disebut ribosomal RNA karena terdapat di ribosom meskipun dibuat di dalam
nukleus. RNA ini berupa pita tunggal, tidak bercabang, dan fleksibel. Lebih dari 80% RNA
merupakan rRNA. Fungsi dari RNA ribosom adalah sebagai mesin perakit dalam sintesis protein
yang bergerak ke satu arah sepanjang mRNA. Di dalam ribosom, molekul rRNA ini mencapai
30-46%.

Molekul RNA merupakan hasil instruksi DNA yang disintesis melalui mekanisme
transkripsi DNA untuk selanjutnya ditransfer keluar dari inti sel masuk ke dalam sitoplasma.
Molekul RNA memiliki perbedaan yang mendasar dengan molekul DNA, yaitu :
Gula pentosa penyusun nukleutida bukan deoxyribosa seperti yang dimiliki DNA, tetapi
berupa gula ribosa.
RNA tidak memiliki basa nitrogen jenis timin, tetapi digantikan dengan basa urasil (U).
Ketika suatu untai tunggal RNA akan disintesis melalui mekanisme transkripsi DNA, basa urasil
akan dimunculkan sebagai hasil transkripsi (penyalinan) dari basa adenine untai DNA.
Molekul RNA merupakan molekul untai tunggal polinukleutida (single-stranded), tidak
seperti DNA yang merupakan molekulk double-stranded (untai ganda).
Table perbedaan DNA dan RNA
DNA (Deoxyribo Nukleat RNA (Ribo Nukleat Acid)
Acid)
- Letak Dalam inti sel, mitokondria, Dalam inti sel, sitoplasma dan
kloroplas, senriol. ribosom.
- Bentuk Polinukleotida ganda yang Polinukleotida tunggal dan pendekl
terpilin panjang
- Gula Deoxyribosa Ribosa
- Golongan purin : adenine dan Golongan purin : adenine dan
Basanya guanine guanine
Golongan pirimidin : Golongan pirimidin : cytosine dan
cytosine dan timin urasil
- Fungsi - mengontrol sifat yang - sintesis protein
menurun
- sintesis protein
- sintesis RNA
- Tidak dipengaruhi sintesis Dipengaruhi sintesis protein.
Kadarnya protein. Macam ARN :
Letak basa nitrogen dari kedua ARN duta
pita ADN saling berhadapan ARN ribosom
dengan pasangan yang tetap ARN transfer
yaitu Adenin selalu
berpasangan dengan Timin,
Cytosin dengan Guanin. Kedua
pita itu diikatkan oleh ikatan
hidrogen.

KESIMPULAN
1. Asam nukleat adalah makromolekul biokimia yang berkompleks, berbobot molekul tinggi dan
tersususn atas rantai nukluetida yang mengandung yang mengandung informasi ginetik,
makromolekul merupakan rangkain rangkaian nukleotida (rangkaian nukleotida=polinukleotida)
DNA dan RNA
2. Komponen nukleotida ini ada 3: pospat, gula, dan basa DNA/RNA.
3. Ujung pospat dari nukleotida itu bersifat (-) sehingga ia bersifat asam. Sementara basa-basa
tersebut dibagi menjadi golongan pirimidin dan purin.
Primidin : Cytosin (C); Timin (T), di RNA bukan timin, melainkan Urasil (U)
Purin : Adenin (A); Guanin (G)
4. RNA dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu RNA genetik dan RNA non-genetik.
5. Berdasarkan letak dan fungsinya, RNA non-genetik dibedakan menjadi mRNA, tRNA, dan
rRNA.

DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
www.wikipedia.com
Lehninger Albert L,1994,Dasar-Dasar Biokimia:Erlangga
Arbianto DR. Purwo,1993, Biokimia konsep-konsep dasar:ITB

Anda mungkin juga menyukai