Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan
kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan
hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air,
permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam seperti barang
tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya.

Peranan Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Salah satu peranan dari ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yaitu sebagai penyedia
bahan baku, penerima sisa produksi/konsumsi (limbah), dan penyedia fasilitas. Implikasi dari
peranan tersebut adalah bahwa lingkungan merupakan komponen penting dari sistem
ekonomi. Artinya bahwa tanpa adanya lingkungan maka sistem ekonomi tidak akan
berfungsi. Ini menyiratkan bahwa dalam sistem ekonomi, nilai lingkungan harus
diperlakukan sama, seperti halnya perlakuan terhadap nilai aset yang lain (tenaga kerja dan
modal) yakni sebagai aset ekonomi. Ini berarti pula bahwa jika ekonomi ingin diperbaiki,
maka kualitas sumberdaya alam dan lingkungan perlu dipertahankan.

Pembangunan ekonomi saling berkaitan satu sama lain sehingga kebijaksanaan-


kebijaksanaan pertanian dapat berakar pada degradasi lahan, air, dan hutan. Juga ekonomi
dan ekologi harus dipadukan dalam proses pengambilan keputusan dan pembuatan hukum
tidak hanya untuk melindungi lingkungan, namun juga untuk melindungi dan meningkatkan
pembangunan. Dengan demikian pembangunan ekonomi yang mesti diterapkan adalah
pembangunan yang berwawasan lingkungan dalam arti tidak menguras sumberdaya alam dan
merusak lingkungan.

Tujuan akhir pengelolaan sumberdaya alam adalah kesejahteraan masyarakat (social welfare)
dengan tujuan antara seperti sumber devisa, pemenuhan kebutuhan manusia, pelestarian
lingkungan, pembangunan daerah/masyarakat dan pemerataan. Untuk keperluan tersebut
informasi mengenai cadangan yang ada, kegiatan eksplorasi, produksi, konsumsi, biaya,
harga, faktor lingkungan, dan lain-lain sangat diperlukan. Aplikasi ilmu ekonomi terhadap
isu-isu lingkungan diharapkan akan dapat meningkatkan kesadaran yang lebih mendalam
terhadap pentingnya lingkungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang diharapkan.
Ini mengandung pengertian bahwa peningkatan kualitas lingkungan juga merupakan
peningkatan ekonomi apabila kepuasan atau kesejahteraan sosial meningkat.

Mengingat SDA tersebut ketersediaannya terbatas, maka diperlukan cara pengelolaan yang
bijaksana dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk memenuhi tujuan tersebut maka prinsip
ekonomi lingkungan sangat diperlukan dalam rangka menuju penggunaan SDA dan
lingkungan yang berkelanjutan. Adanya pertumbuhan ekonomi akan menimbulkan dampak
positif bagi kehidupan manusia berupa tersedianya barang dan jasa dalam perekonomian dan
di sisi lain memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia berupa pencemaran
lingkungan dan menipisnya persediaan sumberdaya alam.

1.2 Permasalahan

1. Bagaimana cara pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang baik sehingga tidak
terjadi pencemaran lingkungan bagi masyarakat?
2. Bagaimana cara mengendalikan dan mengawasi sumber daya alam dan lingkungan dengan
baik?
3. Bagaimana cara memfasilitasi manajemen pembangunan terutama dalam pembangunan
yang berwawasan dan berkelanjutan?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui penggunaan sumber daya alam dalam segala aspeknya serta dampaknya
terhadap pembanguanan pertanian serta lingkungan sekitarnya.

BAB II

PEMBAHASAN

PEMAHAMAN TEORI-TEORI DASAR EKONOMI DAN LINGKUNGAN

1.1 Pendekatan Pemahaman Teori Ekonomi Lingkungan

1.2 Teori Produksi

1.3 Teori Konsumsi

1.4 Teori perilaku SDM

1.5 Teori Kesejahteraan


Pendekatan Pemahaman Teori Ekonomi dan Lingkungan

Ekonomi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari kegiatan manusia dalam memanfaatkan
lingkungan sedemikian rupa sehingga fungsi/peranan lingkungan dapat dipertahankan atau
bahkan ditingkatkan dalam penggunaannya untuk jangka panjang.

Ilmu ekonomi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dalam
melakukan pilihan. Sehingga ilmu ekonomi itu pun disebut sebagai ilmu tentang memilih
diantara berbagai alternatif.
Hakekat fungsi/peranan lingkungan yang utama adalah sebagai:

1. sumber bahan mentah untuk diolah menjadi barang jadi atau untuk langsung dikonsumsi,
2. asimilator, yakni sebagai pengolah limbah secara alami
3. sumber kesenangan (amenity)

Fungsi/peranan lingkungan di atas, merujuk pada pengertian lingkungan hidup berdasarkan


UU PLH No. 23/1997, yang menyatakan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya.

Berkembangnya waktu dan peradaban serta meningkatnya pembangunan untuk kesejahteraan


manusia, ternyata menurunkan fungsi/peranan lingkungan dari waktu ke waktu.Hal ini
tergambar dari beberapa kondisi sebagai berikut:

1. Berkurang dan langkanya jumlah bahan mentah yang disediakan lingkungan alami,
2. Berkurangnya kemampuan alam untuk mengolah limbah, karena limbah yang terbuang dan
harus ditampung lingkungan alami melebihi dayatampungnya. (Proses recycle blm
bekerja secara optimal),
3. Semakin berkurangnya kemampuan alam menyediakan kesenangan dan kegembiraan
langsung, karena banyak sumberdaya alam dan lingkungan yang telah diubah fungsinya
atau karena meningkatnya pencemaran.

Teori Produksi

Produksi adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk
memenuhi kebutuhan. Kita ambl contoh sekarung tepung. Tepung merupakan bahan baku
yang manfaatnya baru terasa bila telah diubah menjadi roti, usaha pembuatan tepung menjadi
roti merupakan kegiatan produksi. Tapi, tidaklah mudah mengubah bahan baku mejadi
barang siap konsumsi untuk dapat melakukan kegiatan produksi seorang produsen
membutuhkan faktor-faktor produksi.
Secara matematis fungsi produksi:

Y = f(L,K,R,T,S)

Dimana,

Y = jumlah produksi nasional

L = jumlah tenaga kerja

K = kapital

R = jumlah sumber daya alam

T = teknologi

S = faktor sosial

Faktor – Faktor Produksi ada dua macam :

1. Faktor Produksi asli;

Faktor Prosuksi Asli antara lain sebagai berikut :

Alam, alam berperan sebagai factor produksi dan berbagai hasil alam dan sumbangnnya bagi
produski :

1. Tanah

tanah yang bagus untuk ditanami membawa keuntungan yang besar bagi petani. Bagi
pengrajin gerabah, tanah yang liat bisa menjadi bahan baku yang untuk pembuatan gerabah.

2. Air

Banyak usaha produksi tergantung pada air. Tanpa kesediaan air bersih pabrik pengolahan air
minum akan mati. Air laut berguna sebagai bahan pembuatan garam dan banyak lagi
kegunaan air yang lain.

3. Udara

Kegunaan udara ini sangat banyak disamping untuk yang kita hirup juga berguna sebagai
memutar kincir angin, selain itu udara mampu mempengaruhi iklim dan menunjang
kesuburan tanah.
4. Sinar Matara Hari

ini sangat berguna bagi kehidupan selain digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik dan
tenaga surya sinar matahari dapat membantu kesuburan tanah, para petani dan pemilik
perkebunan sangat membutuhkannya.

5. Tumbuh-tumbuhan

Mulai dari tumbuhan yang ada di belakang rumah hingga yang ada di kebun mempunyai
peranan penting bagi produsen.

6. Hewan

Bagi petani hewan dapat digunakan sebagai pembajak sawah (sapi, kerbau) atau menarik
kendaraan (kuda), dan juga hewan dapat dikonsumsi oleh manusia.

7. Barang Tambang

Berbagai barang tambang berguna sebagai bahan baku produksi, mulai dari minyak sebagai
bahan baker, emas untuk perhiasan dn lain sebagainya.

2. Faktor Produksi turunan

Tenaga Kerja. Tanpa adanya tenaga kerja, sumber daya alam yang tersedia tidak akan dapat
dirubah menjadi barang hasil produksi.

1. Tenaga kerja menurut sifat kerja dapat dibagi atas tenaga kerja rohani dan tenaga kerja
jasmani. Tenaga kerja rohani merupakan tenaga kerja yang menekankan kemampuan berfikir.
Tenaga kerja jasmani merupakan tenaga kerja yang menekankan kemampuan fisik dalam
proses produksi.

2. Tenaga kerja menurut kualitas dapat dibagi atas :

1). Tenaga kerja tidak terdidik dan terlatih,

2). Terdidik dan terlatih.

3). Terlatih.

Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih tidak dibutuhkan pendidikan khusus untuk
melakukan pekerjaan ini.

Contoh Pesuruh, Pembantu, Kuli dll. Tenaga kerja terdidik dan terlatih, mereka memiliki
keahlian dan pendidikan sesuai bidangnya. Semakin ahli semakin mahal harganya dan
semakin sulit untuk dicari. Contoh : Pengacara, Dokter dll. Tenaga kerja terlatih, mereka
memiliki keterampilan di bidangnya, tidak perlu pendidikan tinggi, contoh ; penjahit,
pengemudi dll.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa jumlah produksi yang dihasilkan tergantung pada input
(faktor produksi yang digunakan), semakin banyak jumlah yang ingin di produksi maka
semakin banyak pula input yang harus di gunakan dan semakin banyak pula sumber daya
alam yang di gunakan. Karena jumlah produksi yang dihasilkan suatu negara berpengaruh
terhadap pembangunan ekonomi negara tersebut.

Teori Konsumen

Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan: Pendekatan
Nilai guna (utiliti) cardinal dan pendekatan nilai guna ordinal. Dalam pendekatan nilai guna
cardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat
dinyatakan secara kuantitatif. Dalam pendekatan nilai guna ordinal, Manfaat atau kenikmatan
yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak dikuantifikasi.
Tingkah laku seorang konsumen untuk memilih barang-barang yang akan memaksimumkan
kepuasannya ditunjukkan dengan bantuan Kurva kepuasan sama yaitu kurva yang
menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna (kepuasan) yang sama.

Teori Nilai Guna (utility)

Didalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari
mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilai guna atau utility. Kalau kepuasan itu
semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya.

Nilai guna dibedakan diantara dua pengertian: nilai guna total dan nilai guna marjinal. Nilai
guna total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan nilai guna marjinal berarti
pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau
pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.

Hipotesis Utama Teori Nilai Guna

Hipotesis utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai Hukum nilai guna marjinal
yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang diperoleh seseorang
dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut
terus menerus menambah konsumsinya ke atas barang tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai
guna akan menjadi negatif yaitu apabila konsumsi ke atas barang tersebut ditambah satu unit
lagi, maka nilai guna total akan menjadi semakin sedikit. Pada hakikatnya hipotesis tersebut
menjelaskan bahwa pertambahan yang terus-menerus dalam megkonsumsi suatu barang tidak
secara terus-menerus menambah kepuasan yang dinikmati orang yang mengkonsumsikannya.

Cara Memaksimumkan Nilai Guna

Kerumitan yang ditimbulkan untuk menentukan susunan atau komposisi dan jumlah barang
yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum bersumber dari perbedaan harga-harga
berbagai barang. Kalau harga barang adalah bersamaan, nilai guna akan mencapai tingkat
yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah sama.

Syarat Pemaksimuman Nilai Guna

Dalam keadaan dimana harga-harga berbagai macam barang adalah berbeda. Syarat yang
harus dipenuhi agar barang-barang yang dikonsumsikan akan memberikan nilai guna yang
maksimum adalah: Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai
jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya.

Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan

Dengan menggunakan teori nilai guna dapat diterangkan sebabnya kurva permintaan bersifat
menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang menggambarkan bahwa semakin rendah harga
suatu barang, semakin banyak permintaan ke atasnya. Ada 2 faktor yang menyebabkan
permintaan keatas suatu barang berubah apabila harga barang itu mengalami perubahan: Efek
penggantian dan Efek pendapatan.

Toeri Perilaku SDM

Pengertian SDM secara makro adalah semua manusia sebagai penduduk atau warga negara
suatu negara atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja,
baik yang sudah maupun yang belum memperoleh pekerjaan (lapangan kerja). SDM dalam
arti mikro secara sederhana adalah manusia atau orang yang bekerja atau jadi anggota suatu
organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain-lain.

Adapun teori-teori ekonomi sumber daya manusia adalah sebagai berikut:

Toeri Klasik Adam Smith (1729-1790)

Smith mengangap bahwa manusialah sebagai faktor produksi utama yang menentukan
kemakmuran bangsa-bangsa. Alasannya alam tidak ada artinya kalau tidak ada sumber daya
manusia yang pandai mengelolahnya sehingga berguna bagi kehidupan.
Teori Klasik JB. Say (1767-1832)

Terhadap aliranklasik pandangannya adalah setiap penawaran akan menciptakan permintaan


sendiri (supply creates is own demand) . pendapat Say ini disebut dengan hukum Say (Say’s
Law). Menurutnya peningkatan produksi selalu di iringi dengan peningkatan permintaan. Jadi
dalam perekonomian yang menganut pasar persaingan sempurna tidak akan terjadi kelebihan
penawaran.

Teori Maltus (1766-1834)

Ber anggapan bahwa manusia berkembang jauh lebih cepat dibandingkan dengan produksi
hasil pertanian, untuk memenuhi kebutuhan manusia. Maltus tidak percaya bahwa teknologi
mampu berlomba denga penduduk. Maltus juga berpendapat bahwa jumlah penduduk yang
tinggi pasti mengakibatkan turunnya produksi perkepala. Dalam Essay on the principles of
population (0796) ia mengatakan bahwa satu-satuya cara untuk menghindarkan malapetaka
adalah dengan melakukan kontrol atau pengawasan atas pertumbuhan penduduk.

Teori Keynes

Kaum klasi percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan mekanisme pasar
akan selalu menuju keseimbangan (equilibrium). Dalam keseimbangan kegiatan produksi
secara otomatis akan menciptakan daya beli untuk membeli barang yang dihasilkan.

Teori Harrod-Domar (1946)

Yang dikenal dengan teori pertumbuhan, menurut teori ini investasi tidak hanya
menciptakan permintaan. Tetapi juga memperbesar kapasitas produksi. Kapasitas produksi
yang membesar membutuhkan permintaan yang lebih besar pula agar produksi tidak
menurun. Jika kapasitas yang membesar tidak diikuti dengn permintaan yang besar pula,
surplus akan muncul dan disusul penurunan jumlah produksi.

Teori coala-Hoover

Coala-Hoover tidak melihat penduduk semata sebagai input dalam proses produksi, tetapi
terutama sebagai konsumen hasil produksi. Coala-Hoover memperhatikan persoalan negara
miskin. Menurutnya kemiskinan bukan akibat permintaan agresif, namun kurang tersedianya
modal fidik pembangunan, vigor, enterprise, cooperation, adptability pada semua komponen
angkatan kerja. Mereka berpendapat bahwa perubahan penduduk baru terasa pada penduduk
sebagai output proses produksi setelah korun waktu tiga puluh tahun.

Teori Ester Boserup (1965)

Menyimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk justru menyebabkan diapakainya sistem


pertanian yang lebih insentif di suatu masyarakat primitif dan meningkatkan output lebih di
sektor pertanian. Ester juga berpendapat bahwa penduduk berakibat dipilihnya sistem
teknologi pertanian pada tingkat yang lebih tinggi. Dengan kata lain, inovasi teknologi ada
lebih dahulu inovasi itu hanya menguntungkan bila jumlah penduduk lebih banyak.

Teori Rational Expectation

Aliran Ratex memodifikasi perluasan teori klasik. Tapi dalam teari ini ditambahkan suatu
asumsi penting yaitu bahwa masyarakat tidak bodoh. Orang selalu mengejar kepentingan
sendiri, untuk itu mereka akan menggunakan semua informasi yng mereka punyai untuk
memperkirakan apa yang akan terjadi dan perkiraan itulah yang melandasi tingkah lakunya.

Dalam rational expectation aspek ketenaakerjaan seperti permintaan dan penawaran dibahas
secara mendalam. Menurut teori ini perubahan permintaan, apakah melalui ekspansi moneter
atau rangsangan fiskal hanya kan meningkatkan output nyata atau employment. Bila
masyarakat tidak menduga adanya kenaikan permintaan itu, tetapi masyarakat kemudian
belajar dari pengalaman tentang peruabahan permintaan yang tidak diduga tersebut.
Akhirnya, permintaan akan kembali seperti semula. Output nyata employment kembali
dikritik keseimbangan semula.

Teori Kesejahteraan

Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina
terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi.kondisi tersebut juga diperlukan untuk
meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat. Selanjutnya percepatan
pertumbuhan ekonpomi masyarakat memerlukan kebijakan ekonomi atau peranan pemerintah
dalam mengatur perekonomian sebagai upaya menjaga stabilitas perekonomian.

1). Teori Kesejahteraan sosial dan ekonomi

Ekonomi Italia, Vilveredo Pareto, telah menspesifikasikan suatu kondisi atau syarat
terciptanya alokasi sumberdaya secara efisien atau optimal, yang kemudian terkenal dengan
istilah syarat atau kondisi pareto (Pareto Condition). Kondisi pareto adalah suatu alokasi
barang sedemikian rupa, sehingga bila dibandingkan dengan alokasi lainnya, alokasi tersebut
takan merugikan pihak manapun dan salah satu pihak pasti diuntungkan. Atas kondisi pareto
juga bisa didefinisikan sebagai suatu situasi dimana sebagian atau semua pihak individu takan
mungkin lagi diuntungkan oleh pertukaran sukarela.

Berdasarkan kondisi pareto inilah, kesejahteraan sosial (sosial welfare) diartikan sebagai
kelanjutan pemikiran yang lebih utama dari konsep-konsep tentang kemakmuran (walfare
economics), (Swasono, 2005:2). Boulding dalam Swasono mengatakan bahwa “ pendekatan
yang memperkukuh konsepsi yang telah dikenal sebagai sosial optimum yaitu paretion
optimum (optimalitas ala Pareto dan Edeworth), dimana efesiensi ekonomi mencapai sosial
optimum bila tidak seorangpun bisa lagi menjadi lebih beruntung.

Teori kesejahteraan secara umum dapat diklasifikasi menjadi tiga macam, yaitu classical
utilitarian, neoclassical welfare theory dan new contractarian approach (Albert dan Hahnel
dalam Darussalam 2005:77). Pendekatan classical utillatarial menekankan bahwa
kesenangan (pleasur) atau kepuasan (utility) seseoarang dapat diukur dan bertambah.

Berdasarkan pada beberapa pandangan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kesejahteraan
seseorang dapat terkait dengan tingkat kepuasan (utility) dan kesenangan (pleasure) yang
dapat diraih dalam kehidupannya guna mencapai tingkat kesejahteraannya yang diinginkan.
Maka dibutuhkan suatu prilaku yang dapat memaksimalkan tingkat kepuasa sesuai dengan
sumberdaya yang tersedia.

Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indicator keberhasilan


yang dapat diukur. Dalam hal ini Thomas dkk. (2005:15) menyampaikan bahwa
kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di representasikan dari tingkat hidup
masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik,
perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas masyarakat.
Kesemuanya itu merupakan cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat
golongan menengah kebawah.

Todaro secara lebih spesifik mengemukakan bahwa fungsi kesejahteraan W (walfare) dengan
persamaan sebagai berikut :

W=W(Y,I,P)

Dimana Y adalah pendapatan perkaital I adalah ketimpangan, dan P adalah kemiskinan


absolute. Ketiga fariabel ini mempunyai signifikan yang berbeda-beda, dan selayaknya harus
dipertimbangkan secara menyeluruh untuk menilai kesejahteraan di Negara-negara
berkembang.

Berkaitan dengan fungsi persamaan kesejahteraan diatas, diasumsikan bahwa kesejahteraan


sosial berhubungan positif dengan pendapatan perkapital, namun berhubungan negatif dengan
kemiskinan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Hakekat fungsi/peranan lingkungan yang utama adalah sebagai:

 sumber bahan mentah untuk diolah menjadi barang jadi atau untuk langsung dikonsumsi,
 asimilator, yakni sebagai pengolah limbah secara alami
 sumber kesenangan (amenity)

1. Produksi adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk
memenuhi kebutuhan.
2. Tingkah laku seorang konsumen untuk memilih barang-barang yang akan
memaksimumkan kepuasannya ditunjukkan dengan bantuan Kurva kepuasan sama yaitu
kurva yang menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna
(kepuasan) yang sama.
3. Pengertian SDM secara makro adalah semua manusia sebagai penduduk atau warga negara
suatu negara atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja,
baik yang sudah maupun yang belum memperoleh pekerjaan (lapangan kerja).
4. Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina
terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi.kondisi tersebut juga diperlukan untuk
meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Basri, Faisal, 2002. Perekonomian Indonesia, Jakarta: Penerbit Erlangga.

M., Suparmoko, 1997. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Edisi Ketiga,

Yogya: BPFE UGM.

M., Suparmoko, 2002. Ekonomi Publik untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah

Edisi Pertama, Yogya: Penerbit Andi.

Fauzi, Akhmad, 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Teori dan

Aplikasi, Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Lindblad, J. Thomas, 2000. Fondasi Historis Ekonomi Indonesia, Yogyakarta:

Penerbit Pustaka Pelajar.

Mangkoesoebroto, Guritno, 2003. Ekonomi Publik, Edisi Keempat, Yogyakarta:

Penerbit BPFE UGM.

Nazir, Mochamad, 2005. Metode Penelitian, Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Payne, Adrian, 2000. The Essence of Services Marketing Pemasaran Jasa, Yogya:

Penerbit Andi.

Pracoyo, Antyo, dan Pracoyo, Kunawangsih, Tri, 2006. Aspek Dasar Ekonomi Mikro,

Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Rahardja, Prathama, dan Manurung, Mandala, 2006. Teori Ekonomi Mikro Suatu

Pengantar Edisi Ketiga, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Sukirno, Sadono, 2005. Pengantar Teori Ekonomi, Edisi ke-3, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai