Anda di halaman 1dari 13
ISSN : 0126 - 0846 ADIWIDIA Universitas Kristen Indonesia Paulus PENENTUAN KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS PADA PENUKAR PANAS PIPA GANDA Octovianus SR Pasanda Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang PENYETELAN RELE JARAK STATIS DENGAN BANTUAN PROGRAM KOMPUTER Titus Tandi Seno Program Studi Teknik Tenaga Listrik Jurusan Teknik Elektro UKI-Paulus ANALISIS LUAS CAKUPAN MIKROSEL DI GEDUNG HYPERMART MALL PANAKUKANG MAKASSAR Hestikah Eirene Patoding Jurusun Teknik Elektro Fakultas Teknik UKI Paulus Makassar STUDI PENGARUH ANIMASI DESAIN TERHADAP TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA PADA MATA KULIAH PEMINDAHAN TANAH MEKANIK Junus Mara Jurusan Teknik Sipil UKI Paulus Makassar PENGARUH PENGGUNAAN MULTI PROSESOR “OR” TERHADAP KINERJA SILINDER KERJA TUNGGAL Musa B. Palungan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UKI Paulus Makassar EKSTRAKSI MINYAK BIJI KAPOK DAN PENGUJIANNYA SEBAGAI BAHAN BAKAR PENGGANTI MINYAK TANAH ' Yoel Pasae,’ Eda Lolo Allo ‘Jurusan Teknik Kimia UKI Paulus Makassar, *Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar HIDROLISIS PATI ACI SAGU PADA SUHU LEBIH DARI 100°C Selfina Gala Jurusan Teknik Kimia UKI Paulus Makassar SENSOR KELEMBABAN DAN SUHU SHT1x/SHT7x Charnia Rapa’ Jurusan Teknik Elektro UKI Paulus Makassar Jalan Perintis Kemerdekaan Km. 13 Makassar Telp. (0411)586187, Fax. 0411-582825 E-mail : , EDITORIAL Edisi Juli 2008 Sidang pembaca yang terhormat, Puji syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa, atas perkenan-Nya sehingga Jurnal imiah UK# Paulas dengan nomor ISSN : 0126-0846 Volume I! No. ! Edisi Juli Tahun 2008 dapat diterbitkan. Jumal ADIWIDIA adalah Jumal Hasil Penelitian atau Pengabdian Masyarakat bagi setiap insan akademik baik dari dalam maupun luar UKI Paulus untuk mempublikasikan hasil penelitian ataupun pengabdian kepada masyarakat, yang pada hakikatnya akan memberikan konstribusi pada perkembangan dan kemajuan endidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi Untuk itu, redaksi menantikan tulisan sebagai hasil karya ilmiah dari siape saia yang peduli pada perkembangan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknoloy untek dipublikasikan melalui wadah jurnal ilmiah ini. Dalam perjalanan yang akan dilalui ke depan, maka tentu saja terdapat berbagai kekurangan. Oleh karena itu, usul dan saran dari setiap insan akademisi dan praktisi yang akan memacu pekembangan jurnal ini sangat kami nantikan, Semoga Tuhan menolong kita, Amin. Salam, Tim Redaksi DAFTAR ISI Halaman Judul Editorial Edisi Juli 2008 Daftar Isi PENENTUAN KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS PADA PENUKAR PANAS PIPA GANDA Octovianus SR Pasunda Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang PENYETELAN RELE JARAK STATIS DENGAN BANTUAN PROGRAM KOMPUTER Titus Tandi Seno Program Studi Teknik Tenaga Listrik Jurusan Teknik Elektro UKI-Paulus ..... (0 ANALISIS LUAS CAKUPAN MIKROSEL D1 GEDUNG. HYPERMART MALL PANAKUKANG MAKASSAR Hestikah Eirene Patoding Jurusun Teknik Elektro Fakultas Teknik UKI Paulus Makassar, ... STUDI PENGARUH ANIMASI DESAIN TERHADAP TINGKAT KELULUSAN MAHASISWa PADA MATA KULIAH PEMINDAHAN TANAH MEKANIK Sunus Mara Jurusan Teknik Sipil UKI Paulus Makassar, .. PENGARUH PENGGUNAAN MULTI PROSESOR “OR” TERHADAP KINERJA SILINDER KERJA TUNGGAL, Musa B. Palungan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UKI Paulus Makassar, £KSTRAKSI MINYAK BIJI KAPOK DAN PENGUJIANNYA SEBAGAI BAHAN BAKAR PENGGANTI MINY AK TANAH ' Yoel Pasae,” Eda Lolo Allo ‘Jurusan Teknik Kimia UKI Paulus Makassar, ?Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar, 3S HIDROLISIS PATI ACI SAGU PADA SUHU LEBIH DARI 100°C Selfina Gala Jurusan Teknik Kimia UKI Paulus Makassar, SENSOR KELEMBABAN DAN SUHU SHTLx/SHT7x Charnia Rapa’ Jurusan Teknik Elektro UKI Paulus Makassar, wanes ~~ 68 Polaksana Redaksi Jurnal Adiwidia UKT Paulus Makassar iv iii Adiwidia fidist Qult 2008 Pada Penukar Panas Pipa Ganda Octovianus SR Pasanda Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang Abstrak Dalam suatu industri, kalor atau panas merupakan energi yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu proses. Panas yang dihasilkan dalam suatu unit operasi diusahakan agar tidak terbuang percuma, tetapi dapat dimanfaatkan kembali pada unit lainnya. Hal yang sama dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan memanfaatkan kembali air yang keluar dari alat HE untuk dijadikar. sebagai air umpan fluida dingin. Alat praktikum perpindahan panas pada laboratorium unit operasi di Jurusan Teknik Kimia dimodifikasi sedemikian rupa dengan menambahkan satu unit kolom pendingin untuk mendinginkan fluida dingin yang xeluar dari alat HE. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan koefisien perpindahan panas serta menentukan tahanan deposit (Rp) dari alat perpindahan panas jenis pipa ganda dengan pengaruh perubahan laju alir fluida dingin yang berlawanan arah dengan fluida panas. Setelah dilakukan analisis perpindahan panas dengan menggunakan persamaan Sieder dan Tate diperoleh koefisien perpindahan panas berkisar 110 s/d 250 Btw/jam.f¢.°F, untuk kecepatan aliran fluida dingin 200 s/d $50 lbjjam, Hasil ini memenuhi kriteria, karena nilai koefisien perpindahan panas yang diijinkan untuk jenis fluida yang menggunakan air baik sebagai fluida dingin maupun sebagai fluida panas berkisar 100 s/d 300 Btwjam.ft.°F, dan tahanan deposit (Rp) yang diperoleh lebih kecil dari 0,003. Nilai Ro yang diperoleh ini menunjukkan alat perpindahan panas tersebut masih bersih. Kata kunei : Koefision pocpindahan panas, Perpindahan panas, Tahanan deposit, berlawanan arah, dan searah 1. PENDAHULUAN penting untuk mendasari aplikasi dari alat Perpindahan panas adalah ilmu yang mempelajari tentang perpindahan energi yang disebabkan oleh adanya perbedaan temperature diantara benda dan material. Ilmu_perpindahan kalor tidak hanya mencoba menjelaskan bagaimana kalor ita berpindah dari satu benda ke benda yang lain, tetapi juga dapat mengetahui laju perpindahan yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Pengertian dasar dari perpindahan panas ini sangat penukar panas. Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang memiliki alat perpindahan panas tipe double pipe yang dirancang oleh mahasiswa. Alt perpindahan panas ini dipakai untuk praktek pada laboratorium unit operasi Kendala yang sering didapat pada saat melakukan praktikum adalah kesulitan air sebagai umpan fluida dingin. Masalah ini dapat diatasi dengan menampung kembali Adiwidia feist Qult 2008 fluida dingin yang keluar dari alat penukar panas ke dalam bak penampung untuk digunakan Kembali sebagai umpan fluida dingin, tetapi jika ini dilakukan dan digunakan kembali sebagai umpan fluida dingin maka akan timbul persoalan baru, yaitu beda suhu rata-rata_logaritma (LMTD) yang diperoleh —berfluktuasi. Kasus ini ditemui pada _mahasiswa praktikum kelas II tahun 2007. Ketidak stabilan diakibatkan karena fluida dingin yang keluar dari alat penukar panas ketika ditampung, suhunya cenderung meningkat seiring dengan lamanya proses berjalan. Hal ini menyebabkan ketidakefektifan fluida tersebut untuk dipakai lagi sebagai umpan fluida dingin, Berangkat dari masalah ini penulis mencoba —memperbaikikinerja__alat perpindahan panas tersebut dengan jalan melewatkan fluida dingin yang keluar dari alat_perpindahan panas ke suatu kolom yang dilengkapi dengan bahan isian kemudian dikontakkan dengan udara secara berlawanan arah. Dengan demikian diharapkan suhu umpan fluida dingin yang berasal dari tangki penampung akan tetap Konstan atau sekitar suhu kamar sehingga LMTD ataupun koefisien perpindahan panas yang dihitung bisa lebih akurat. Dalam penelitian ini akan dianalisis perpindahan panas baik pada tube sebelah dalam maupun tube sebelah luar dengan menggunakan persamaan Sieder den Tate terhadap —koefisien perpindahan panas, luas perpindahan panas dan selisih rata-rata temperature logaritma LMTD) 2. DASAR TEZORI 2.1 Koefisien Perpindahan Panas Analisa perpindahan —_panas ikukan tethadap tube sebelah sebalah juar dan sebelah dalam. Oleh sieder dan Tate dibuat —suatu formula —_yag menghubungkan besaran-besaran ‘tak berdimensi, yaitu hubungan—antara bilangan Nusselt, bilangan Prandaltl dan Reynolds. Formuia untuk pemanasan dan pendinginan berbagai jenis fluida, melalui Tube yang mendatar dan vertikal , dimana bilangan Reynolds lebih kecil dari 2100 atau (D.G/jt < 2100), ialah: hid 156 (z|ee} ey 2» Dimara L edstah panjang total dari Jintasan perpindaahn panasnya. Persamaan (2.20) memberikan —__penyimpangan maksimum kira-kira 12% untuk bilangan Reynolds dari Re = 100 sampai Re = 2100 kecuali untuk air. Untuk bilangan Reynolds yang lebih besaryaitu pada aliran transisi dan turbulen dipergunakan formula berikut: 08 ous DG @E4 | [PEA] eg G } ( Khe Persamaan (2.21) diatas memberikan penyimpangan maximum. 15% dan 10% untuk bilangan Reynolds lebih: dari 10.000, Mengingat permukaan pipa lebih kasar disbanding dengan permukaan tubes, maka kemungkinan terjadi turbulensi yang lebih hebat pada pipa disbanding “dengan tubes untuk bilangan Reynolds yang sama, namun demikian formula (2-20) dan (2-21) yang diperoleh dari analisis didalam tubes dapat dipergunakan untuk pipa. Sebab hasi! perhitungan yang diperoleh dari analisis didalam tubes, kenyataannya lebih rendah dibanding dengan angka dari analisis di dalam pipa, dimana hal ini akan lebih aman dan lebih bail 2.2. Aliran Fluida Di Dalam Annulus Apabila ada fluida mengalir didalam conduit yang tidak sirkular, maka Atdtwidia feist Qult 2008 koefisien perpindahan panas dan faktor gesckannya dapat dihitung seperti pipa atau tube. Untuk perpindahan panas pada annulus, dapat dinyatakan dengan diameter ekivalen (De), dimana De adalah 4 kali jari-jari_hidrolis. Jari-jari_hidrolis dari perbandingan luas aliran (flow area) dengan batas pinggir yang basah (wetted perimeter) Untuk aliran annulus luasnya adalah 1/4 (D3? - D,?}, sedangkan besarnya batas pinggir yang basah berbeda untuk perhitungan perpindahanpanas dan perhitunganpenturunan tekanan, ide LE: rove Gambar 2.1, Diameter Annulus dan Lokasi Koefisien Perpindahan Panas Untuk Perhitungan perpindahan pans, besamya batas pinggir vang basah adalah diameter luar pipa sebelah dalam (D). Maka besarnya diameter ekivalen adalah : 4xluasaliran D.=4., = ———" * ”batas pinggir yangbasah D2 = diameter dalam pipa sebalah duar diameter dalam pipa sebalah D dalam Selanjutnya untuk jatuh tekanan, perhitungan gesekan tidak hanya tahanan pipa sebelah luar saja, tetapi juga pengaruh permukaan bagian luar dari pipa sebelah dalam, Dengan demikian batas pinggir yang basah untuk jatuh tekanan adalah sebesar x (D; + Dy). Diameter untuk penurunan tekanan adalah 4xluas aliran batas pinggir yang basah = 42(0;-?) a(D, -D,) =D,-D, (2-4) 2.3. Koefisien perpindahan panas fluida di dalam annulus Untuk — menentukan —_koefisien perpindahan panas fluida dalam annulus, “Ulipergunakangrafik antara__bilangan, Reynolds dengan factor perpindahan panas Jy, dimana Ju= (hy. D/k\(Cp . wk)! (ipa) Diameter ekivalen digunakan ialah De = (D;’—D,’) / D, seperti Nampak pada gambar 2.2 Gambar 2.2 Diameter Ekivalen Dari sini diperoleh hy merupakan oefisien perpindahan panas sebelah Iuar. Pada alat penukar panas kalor pipa ganda, terdapat h; sebagai koefisien perpindahan panas sebalah dalam. Nilai h; ini dapat Adwwidia feist Jult 2008 dipergunakan untuk menghitung koefisien perpindahan panas pada sisi sebelah luar pipa sebelah dalam menentukan koe! hyo. Besarnya adalah : ho =h.Ai/ A = h,ID/OD (2-5) Faktor lain yang perlu diperhatikan ialah terjadinya kotoran atau kerak pada tube alat penukar kalor. Faktor itu dinyatakan dengan factor fouling. Secara umum diketahui banyaknya panas yang dipindahkan adalah sebesar Q=U. A. At. Dari sini diperolch koefisien perpindahan panas menyeluruh U=Q/(A At). Apabila A (luas permukaan ) tidak diketahui, Q dan At diperoleh dari hasil operasi, maka koefisien U akan diperoleh yaitu: (2-6) Nilai U adalah pada keadaan di mana tube dalam keadzan bersih, sering disebut Uc (clean overall coefficient). Alat penukar kalor beroperasi dengan fluida tertentu, yang dapat mengotori bagian dalam dan luar tube sebelah dalam (inner tube). Hal ini akan menambah tahanan perpindahan panas tube dan mempengaruhi besarnya U. Bertambahnya tahanan akan memperkecil nilai U, yang berakibat bahwa panas yang dipindahkan lebih kecil deri Qo Untuk jitvlah maka dalam Perencanaan alat penukar kalor, faktor pembentukan kotoran atau kerak pada pipa harus diperhatikan dengan teliti. Faktor ini disingkat dengan Ry. Disamping itu dikenal juga Ry yaitu factor pengotor yang terjadi pada sisi dalam dari pipa sebelah dalam, dan Ry, adalah factor pengotor yang, terjadi pada sisi sebelah dalam (sisi fluida annulus). Koefisien perpindahan —_panas keseluruhan U pada pipa yang sudah dipethitungkan faKtor pengotor dalam tube, disebut Up (dirty overall coefficient). Hubungan kedua besaran Uc dan Upadalah seperti berikut: “UU, Dengaa diketehui besarnya Ry dan Rg maka akan dapat diketahui besarnya luas permukaan A, yaitu dengan: Q=Up. A. At 3. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode yang penulis gunakan dalam pene! ini adalah metode experiment. Untuk menunjang pelaksanaan metode ini maka dibutuhkan variable sebagai subyek penelitian, Dan sebagai media yang digunakan adalah seperangkat alat_penukar panas pipa ganda, sedang sebagai sampel percobaan baik sebagai fluida dingin maupun fluida panas adalah air, 3.2 Variabel Variabel yang akan diteliti meliputi : a) Variasi laju alir fluida dingin b) Variasi arah aliran (searah dan berlawanan arah). ©) Variasi suhu fluida panas yang masuk Aediwidia feist Qult 2008 3.3 Perancangan Tambahan Pada Alat Penukar panas (Kolom Bahan Isian) Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan perancangan tambahan dari alat penukar panas yang selama ini dipakai oleh mahasiswa untuk praktek di laboratorium unit operasi. Perancangan tambahan tersebut berupa seperangkat alat yang terdiri dari kolom behan isian, dimana fluida dibagian yang keluar dari alat penukar panas dilewatkan ke bagian atas kolom i, kemudian dari bawah kolom tersebut dimasukkan udara sehingga terjadi kontak di sepanjang kolom. Hasil yang diperoleh diharapkan, suhu fluida dingin yang keluar dari alat penukar panas setelah kontak dengan udara mengalemi 1 penurunan suhu atau berkisar suhu lingkungan dan selanjutnya ditampung ke tangki penampung untuk — digunakan kembali sebagai tujuan umpan fluida dingin. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, peneliti membuat kolom bahan isian menggunakan paralon (PVC). Paralon di gulung membentuk silinder dengan ukuran diameter + 20 cm dan tinggi + 100 om. Sambungan direkatkan dengan lem silicon sedangkan bahan isian kolom dibuat dari pipa aluminium ukuraa diameter 1 em taki dipotong-potong dengan ukuran panjang 2 em. Udara yang digunakan berasal dari compressor yang ada dijurusan_ teknik kimia, ¥ ee Gambar 3.1 Rancangan Alat Penelitian Setelah Penambahan Alat. Aidwwidia feist Qult 2008 Keterangan : 1. Alat Penukar Panas 2. Termometer 3. Thermostat 4. Kolom Pendingin VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas pengaruh laju alir massa fluida dingin terhadap beban panas (Q) serta perigaruh laju massa fluida dingin terhadap koefisien perpindahan panas menyeluruh (Up) di dalam alat penukar panas jenis pipa ganda untuk sistem aliran berlawanan arah maupun —searah_— seria. menganalisis perpindahan panas baik pada tube sebelah luar maupun tube sebelah dalam dengan menggunakan persamaan Sieder dan Tate. 4.1 Pengaruh Laju Massa Fluida Dingin (W,) Untuk Aliran Yang Berlawanan Arak Sesuai dengan rumusan masalah, suhu — fluida —dingin. = masuk (4) dipertahankan konstan atau mendekati suhu lingkungan, Karena ada keterkaitan dalam menghitung beban panas, beban panas dihitung (Q) dengan menggunakan persamaan: Q = Wy.Cpa(t: — t), profil kurva yang dihasilkan seperti tertihat pada gambar 12 dibawah. Gambar 4.1 Hubungan antara laju alir massa fiuida dingin vs Q dengan suhu awal fluida panas masuk yang berbeda. 5. Kompressor 6. Tangki Umpan Fluida Dingin 7. Pompa 8. Flow Meter Dari gambar 4.1 menunjukkan bahwa, semakin besar laju alir massa fluida dingin semakin besar nilai Q, hal ini bisa terjadi karena kenaikan laju fluida dingin (W,) jauh lebih besar dibandingkan dengan Penurunan suht fluida dingin keluar (t:) untuk setiap variasi iaju alir fluida dingin seperti terlihat pada tabel 1. Hal yang sama diperlihatkan juga bahwa untuk setiap laju alir fluida massa dingin sama tetapi suhu fluida panas dinaikkan maka nilai Q juga semakin beser, ini disebabkan kerena suhu fluida dingin keluar (t) semakin besar untuk setiap perubahan suhu fluida panas masuk (T). Sementara untuk variasi laju massa fluida dingin dengan koefisien _perpindahan massa menyeluruh, profil kurvanya diperlihatkan seperti gambar 13 di bawah, r | = osama) Gambar 4.2 Hubungan antara Laju alir massa fluida dingin vs Up dengan suhu awal fluida panas masuk yang berbeda Dati hasil penelitian, bahwa pengaruh perubahan laju alir massa fluida dingin berbanding lurus terhadap_niiai koefisien perpindahan panas menyeluruh (Up), hal ini tidak lepas dari pengaruh beban panas (Q) yang efektif. Dari peninjauan persamaan : Q = Up.A.LMTD terlihat bahwa semakin besar nilai Q maka nilai Up semakin besar sedang pengaruh variasi laju alir massa fluida dingin dengan suhu fluida panas tetap terhadap LMTD perubahannya tidak terlalu _signifikan, Kisaran nilai koefisien perpindahan panas (Up) yang diperbolehkan untuk jenis air dingin maupun air panas pada alat penukar panas adalah sekitar 50 — 250 Btw/r.£t.°F. Jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan untuk seluruh variabel perlakuan percobaan untuk jenis aliran berlawanan arah, maka nilai koefisien perpindahan panas (Up) yang diperbolehkan hampir semuanya berada peda kisaran yang diperbolehkan, kecuali untuk aliran-aliran fluida dingin yang lebih kecil dari 250 lb/hr nilai Up nya tidak memenuhi syarat, hal ini juga tidak lepas dari keturbulenan fluida, 4.2 Pengaruh Laju Massa Fluida Dingin (W,) Untuk Aliran Searah untuk alizan searah gambar 4,3. Kurva juga menunjukkan, semakin besar laju alir massa fluida dingin (Wa) semakin bes*r nilai beban panas (Q), Kenaikan laju fluida dingin (W.) tidak sebanding dengan penurunan suhu fluida dingin keluar (2) untuk setiap variasi laju alir fluida dingin sehingga mengakibatkan beban panas bertambah besar. Pada gambar 4.3 berikut juga diperlihatkan, untuk setiap laju alir fluida massa dingin sama tetapi suhu fluida panas dinaikkan maka nilai Q nampak semakin besar, ini disebabkan karena suhu fluida dingin keluar (t)) semakin besar untuk setiap perubahan suhu fluida panas masuk (ny Gambar 4.3 Hubungan antara laju alir massa fluida dingin vs Q dengan suhu awal fluida panas masuk vane berbeda. Percobaan lain yang dilakukan untuk elivan fluida searah adalah variasi laju massa fluida dingin dengan koefisien perpindahan massa menyeluruh, profil _kurvanya diperlihatkan seperti gambar 4.4 di bawah eas Ae LE see a ee Gambar 4.4 Hubungan antara Laju alir massa fluida dingin vs Up dengan suhu awal fluida panas masuk yang berbeda Gambar 4.4 di atas juga memperlihatkan pengaruh perubahan laju alir massa fluida dingin berbanding lurus terhadap_nilai koefisien perpindahan panas menyeluruh (Up), jika dilihat dari beban panas yang diwidia feist Qult 2008 isilkan nampak bahwa semakin besar nilai Q, nilai Up juga semakin besar sedang pengaruh variasi laju alir massa fluida dingin dengan suhu fluida panas masuk tetap terhadap LMTD perubahannya tidak terlalu signifikan. Kisaran nilai koefisien perpindahan panas (Up) yang diperoleh pada penelitian ini untuk jenis alat penukar panas pipa ganda dengan aliran searah adalah sekitar 347 — 1087 Btwhr.ft’°F, hampir dua Kali fipat lebih besar dari nilai koefisien perpindahan panas untuk aliran berlawanan arah, Hal inilah yang menyebabkan tahanan deposit (Rp) yang diperoleh bernilai minus, schingga peneliti merekomendasikan bahwa untuk alat perpindahan panas jenis_pipa ganda sebaiknya antara fluida dingin dan fluida panas diusahckan alirannya berlawanan arah. 5. KESIMPULAN Laju alir massa fluida dingin besar membuat koefisien — perpindahan panas menyeluruh (Up) semakin besar baik untuk pola aliran searah maupun yang berlawanan rah, fenomena ini berhubungan erat dengan bertambahnya beban panas yang dihasilkan ketika laju massa fluida dingin diperbesar. Tahanan deposit (Rp) yang dihitung untuk pola aliran berlawanan arah dengan variasi laju alir massa fluida dingin masuk dan variasi suhu fluida panas masuk masih berada_ pada batas_yang diperbotehkan, dimana niloi Rp maksimura yang Giijinkan adalah 0,003. Secera keseluruhan untuk aliran berlawanan arah, Rp rata-rata hasil penelitian lebih kecil dari nilai maksimum yang diijinkan, itu artinya alat_penukar panas pipa ganda masih bersih, layak untuk digunakan dan sangat cocok untuk jenis-jenis aliran yang berlawanan arah, Sebaliknya untuk pola aliran searah, dengan variasi laju alir massa fluida dingin masuk dan variasi suhu fluida panas masuk, diperoleh nilai Rp yang minus. Hal ini mengindikasikan bahwa untuk alat penukar panas pipa ganda Kurang cocok jika digunakan aliran fluida dingin dan fluida panas yang searah, 6. DAFTAR PUSTAKA Coulson, J.M., Richardson, J.P., 1983. Chemical Engineering, 6 ed, Pergamon Press. Geankoplis C.J. Transport Processes and Unit Operations 2 ed. Holman, J.P., 1983, Heat Transfer, Me Graw-Hill International Book ‘Company, Ine, New York. Kern, D.Q., 1983, Preocess Heat Transfer, Tokyo, Me Graw-Hill, Co. Perry, R.H., And Green, D. 1984, Perris Chemical Engineering Hand Book , 7 ed, Me Graw-Hill International Book Company, Inc, New York. Prijono Arko, 1992, Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas, 3 ed, Erlangga, Jakarta. Rogers, G.F.C., and Mayhew, Y.R., 1983 Thermodinamic and Transport Properties of SI Units, 3 ed, Nasil Blackwell. McCabe, L Warren dkk.1994, Operasi Teknik Kimia, Jakarta, Erlangga. Sitompul, M. T. 1993. Alat Penukar Kalor, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada. Haslego, Christoper. "Heat Exchanger Equation” (online). Available from : hutp://www.wlv.com/produets/data book/pdt, diakses 25 November 2008. Kay J M & Nedderman R M (1985) “Fluid Mechanics and Transfer Processes”. Avalaible from http:/www.fridgetech.com/calcula tors/imtd2.html, —diakses. 5 Desember 2007. Adwwidia feist Qult 2008 “Log Mean Temperature Difference.” 2007. Avalable from hitp://en. wikipedia.org/wi diakses 20 Desember 2007. Sunandar, Kudrat. 2003. “Analisa Bilangan Tak Berdimensi Pada Proses Fouling Di Kondensor”. Bandung: ITB. Smith, J.M., Van Ness, H.C., Abbot, M.M. 2005. Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics. McGraw-Hill. ISBN 0073104450. hetp/Avww.me.wustl.edu/ME/labs! thermal/me372b5.htm, diakses 25 November 2007, $$. PELAKSANA REDAKSI Edisi Juli 2008 ADIWIDIA Penasihat Prof. Dr. Pasolang Pasapan, SH, MH. (Rektor UKI-Paulus Makassar) Penanggung Jawab Prof. Dr. J. Salusu, M.A. (Ketua LPPM UKI-Paulus Makassar) Ketua Redaksi Amir Jaya, S.E., M.Si. Sekretaris nus Dising, S.T..M.Si. Editor Agussalim Waangsir, S.S. Yoo! Pasae, ST, MT. Ir. Corvis L. Rantererung, MT. Alamat Redaksi Pengelola Jurnal Iimiah UKI Paulus Makassar Jalan Perintis Kemerdekaan km 13 Makassar Telp. (041 1)582825/586187 Fax. 0411-582825 E-mail : ukipsal@indosat.net.id, adiwidia@yahoo.com Catatan Redaksi Adiwidia terbit setiap tiga bulan dan menerima tulisan karya ilmiah hasil penelitian dan artikel yang belum pernah diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Naskah diterima redaksi diketik Time New Romans, 11 pt, Setup Letter, Top 3,5cm, Bottom 3 cm, Left 4 cm, Right 2,8cm, I spasi sebanyak + 10 halaman, dan dilengkapi disket/CD, Tulisan yang dimuat dikenakan biaya cetak. Redaksi berhak mengubah dan memperbaiki tulisan sesuai format yang ditentukan, iv

Anda mungkin juga menyukai