Print Youlanda 1
Print Youlanda 1
PENDAHULUAN
Proses menua adalah suatu proses alami yang akan dialami oleh semua
vital (Izhar, 2017; Sari & Kamil, 2017). Lansia adalah suatu proses yang
dialami oleh semua manusia secara alami dan suatu saat akan menjadi tua
yang rentan terhadap berbagai masalah. (Sunkudon et al, 2015; Isesreni &
Minropa, 2011).
masalah fisik, psikologi, sosial, dan spiritual. Kebanyak orang yang sudah
menua merupakan salah satu sebutan untuk manusia yang tidak mampu
penyakit. Apabila sudah sakit-sakitan maka akan banyak gejala yang akan
muncul seperti komplikasi pada ginjal, mata, otak dan jantung, sakit kepala
dan lain-lain. Dengan adanya proses menua masalah yang sering dialami oleh
lansia salah satunya adalah penyakit hipertensi. (Astari & Dyah, 2012;
Agustini, 2015).
1
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang berpacu pada
Hipertensi juga merupakan penyakit degeratif yang muncul tanpa tanda dan
diastolik. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian obat saja tidak akan cukup,
Mayuni, 2013).
oleh orang dewasa mulai berusia 25 tahun itu sekitar 40%. Hipertensi
7,5 juta sekitar 12,8% dari seluruh kematian. Salah satunya di negara maju
2015).
2
Berdasarkan data dari Indonesia di Departemen Kesehatan adalah
sekitar 7,2% dari 31,7% penduduk yang mengerti bahwa dirinya memiliki
Selatan bahwa kejadian Hipertensi pada tahun 2009 sampai 2011 mengalami
Ogan Ilir pada tahun 2013 sampai 2015 juga mengalami kenaikan pesat dari
beberapa dari para penderita yang sudah diberikan obat untuk Hipertensinya.
obat) ini dapat berfungsi untuk menurunkan tekanan darah, dilain sisi terapi
obat ini juga dapat menurunkan resiko penyakit seperti jantung iskemik dan
stroke. Sedangkan untuk terapi non-farmakologi (tanpa obat) ini dengan cara
3
Senam lansia merupakan suatu gerakan yang sudah teratur, terarah dan
terencana yang dianjurkan oleh semua lansia yang dapat berpengaruh pada
fisik lansia. Senam ini dibuat oleh Menteri Negara Pemuda, dengan latihan
senam ini, kerja jantung akan bertambah jika melakukan senam secara taratur
maka akan memberikan dampak baik pada lansia dalam tekanan darahnya
jantung, kekuatan dan kelemahan otot (Pratiwi, 2016; Isesreni & Minropa,
menurunkan tekanan darah. Senam ini juga merupakan salah satu cara yang
dapat menurunkan tekanan darah 5-10 mmHg baik pada tekanan sistolik
maupun diastolik jika dilakukan secara teratur. Tidak hanya itu senam ini
darah dan dapat pula untuk mempengaruhi stabilitas nadi (sistolik dan
21,67 mmHg dan diastolik 12,50 mmHg (Trisnanto, 2016; Sunkudon et al,
2015). Hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh peneliti Dito
4
(2016), didapatkan saat pemberian senam lansia selama 3x pertemuan
pertemuan.
1.3 Tujuan
5
3. Menganalisis Efektivitas Senam Lansia Terhadap Penurunan
1.4 Manfaat
a. Bagi Responden
Penelitian ini bisa menjadi salah satu pedoman dan motovasi untuk
b. Bagi Peneliti
nantinya.
6
d. Bagi Lahan Penelitian
selanjutnya.
tercapainya tujuan yang meliputi waktu, tenaga, dan biaya. Dari identifikasi
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berikut :
8
dimulai dari awal manusia itu lahir sampai berakhirnya pada masa
ciri khas sendiri sebagai tanda untuk proses menuanya sendiri. Ciri
lansia yang dapat dilihat dari sudut fisik, mental dan keberadaanya di
9
mengelompokkan berdasarkan perubahan-perubahan yang dialami
10
4) Perubahan pada panca indra.
menurun.
5) Perubahan seksual.
klimaterik.
aspek sikap lansia sendiri. Hal ini dapat dilihat dari sikap atau
11
menyebabkan menurunnya kekuatan dan tenaga, dan dari segi
lain. Perubahan ini memiliki efek besar pada penyesuaian diri dan
tinggi dari yang lain, secara relatif penurunan efisien mental lebih
tersendiri.
12
fungsi tubuh sehingga mengakibatkan proses penuaan. Beberapa
darah. Menurut (Martono & Pranaka, 2009) oleh karena itu, apabila
2012).
berikut :
a. Permasalahan pekerjaan.
13
b. Permasalahan minat.
berpikir dan gaya baru dari generasi muda. Jarak antar keluarga
dan lansia dapat menjadi salah satu faktor yang membuat lansia
d. Disinhibisi.
emosinya.
14
e. Peranan iman.
oleh lansia, mereka tidak akan membenci dan merasa takut akan
Hipertensi juga dikenal dengan The Silent Killer atau dengan kata
15
2.2.2 Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan Penyebab :
berikut :
16
2.2.3 Klasifikasi Tekanan Darah
a. Hipertensi Pulmonal.
dada teras sesak (sesak nafas), pusing dan ada yang sampai
17
Hipertensi ini sering dijumpai pada mayoritas usia muda
tekanan darah pada sistolik arteri lebih dari 35 mmHg atau arteri
lebih dari 25 mmHg pada saat istirahat atau lebih 30 mmHg pada
saat beraktivitas atau tidak ada kelainan katup pada jantung kiri,
18
4. Hipertensi gestasional atau hipertensi sesaat.
faktor paling penting dalam kehidupan, tetapi gaya hidup yang tidak
al, 2014).
1. Usia.
19
memasuki usia 45 tahun dan pada wanita ketika memasuki usia
65 tahun.
2. Keturunan.
3. Obesitas.
mengalami peningkatan.
6. Merokok.
20
menyempit, hal ini dapat berefek meningkatkan tekanan darah
dan jantung.
lanjuti, ini bisa merusak pembuluh darah dan organ tubuh lainnya
dan bila tidak segera diobati, maka penyakit hipertensi ini dapat
a. Aterosklerosis.
c. Gagal ginjal
di ginjal
d. Gagal jantung
e. Demensi Vaskuler
f. Terbentuknya Aneurisma.
21
Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan pembuluh darah
karena penyakit ini muncul dengan beberapa faktor. Salah satu cara
yang dapat mencegah dan mengontrol penyakit ini ialah dengan cara
Pada terapi farmakologi ini juga dapat diberikan obat anti hipertensi,
yang diberikan dapat berupa senam lansia secara teratur (Sari &
Kamil, 2017).
didalam tubuh menjadi lancar. Pada lansia, hal ini dapat membantu
22
kekuatan pompa jantung agar bertambah sehingga aliran darah dapat
sebagai berikut :
berlebihan.
23
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, saus tomat, saus sambal,
natrium (penyedap).
jantung dan stroke, hal ini akan menentukan obat yang akan
setiap harinya.
24
f. Kurangi konsumsi makanan dan minuman yang banyak
2. Penggunaan Obat-Obatan.
a. Diuretik.
hydrochlorothiazide).
25
Obat diuretik ini terbagi menjadi 2, yaitu :
2) Diuretik Non-Tiazid
b. Antagonis Kalsium.
nifedipine).
c. Beta Blocker.
26
d. ACE Inhibitor.
f. Penghambat Renin.
latihan fisik yang bisa dilakukan secara individu atau pun kelompok,
fisik setiap lansia. Senam yang diperuntukkan untuk para lansia ini
berguna untuk semua otot dan persendian bagi para lansia yang
27
kurang aktivitas fisiknya (Pratiwi, 2017; Trisnanto, 2016; Sari &
Kamil, 2017).
ini sangat berguna sekali untuk para lansia yang berfungsi untuk
secara rutin. Senamlansia ini dapat membantu tubuh agar tetap bugar
dan segar, karena senam ini dapat melatih semua tulang agar kuat
para lansia. (Setiawan et al, 2014; Astari & Dyah, 2012; Mahanani &
28
2.3.2 Manfaat Senam Lansia
kesehatan menjadi lebih baik. Senam ini juga dapat berfungsi untuk
diastolik (Agustini, 2015; Astari & Dyah, 2012; Mahanani & Kurnia,
29
penurunan terbanyak adalah tekanan darah sistolik (21,67 : 12,50)
30
2.3.3 Teknik Senam Lansia
LANGKAH KETERANGAN
31
di bawah.
2. Gerakan bahu dan tangan
a. Putar pangkal lengan ke belakang, kemudian
ke depan (dapat dilakukan dengan atau tanpa
beban).
b. Lengan rileks di depan badan, gerakan ke
dalam dan
kesamping, kemudian kembali ke posisi
semula.
c. Posisi lengan ditekuk sejajar dengan bahu,
gerakan ke depan dada, tarik ke belakang,
lakukan secara bergantian dengan tangan kiri
di atas dan tangan kanan di bawah.
3. Gerakan kaki
a. Jalan tegap ditempat dengan kaki diangkat ke
belakang.
b. Langkah silang kaki ke kanan dan ke kiri
diikuti dengan ayunan tangan.
c. Angkat paha dan kaki ke depan dengan
gerakan tangan ke atas.
d. Gerakan kaki kanan menyilang di depan,
sentuh ujung kaki kanan yang diangkat dengan
tangan kiri, lakukan sebaliknya.
e. Gerakan menjinjit dengan jari kaki.
f. Gerakan telapak kaki ke atas dengan tumpuan
tumit, kemudian lakukan lagi dengan ujung
jari kaki.
g. Gerakan menekuk ujung jari ke atas.
Semua gerakan ini dilakukan delapan kali
hitungan.
Sumber : http://www.lenterakasih.com/prosedur-senam-lansia. 2017
32
2.4 KERANGKA KONSEPTUAL
KETERANGAN :
DITELITI TIDAK
DITELITI
33
2.5 KETERANGAN KERANGKA KONSEP
yang dapat diubah dan faktor yang memang sudah tidak dapat diubah.
melakukan hal-hal seperti merubah gaya hidup atau pola hidup dan
34
merubah aktivitas fisik sehari-hari, olahraga atau senam lansia, tetapi yang
tidak.
2.6 HIPOTESIS
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
darah sebelum dan sesudah dilakukan senam lansia, hal ini dilakukan selama
senam yaitu pada hari rabu dan sabtu. Untuk kelompok kontrol diberikan
perlakuan (senam lansia) tetapi hanya diberikan selama 1 kali, setelah itu lalu
kali pertemuan pada hari Rabu dan Sabtu pukul 06.00 WIB.
36
3.3 Kerangka Kerja
Kerangka kerja pada efektifitas senam lansia terhadap penurunan
tekanan darah yang tertuju pada lansia yang menderita Hipertensi.
POPULASI
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta senam lansia berjumlah 60 orang
SAMPEL
Sampel pada penelitian ini berjumlah 36 orang dari semua populasi
DESAIN PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental
dengan 2 kelompok (Perlakuan dan Kontrol)
TEKNIK SAMPLING
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Teknik Purposive
Sampling
KELOMPOK
UJI STATISTIK
Uji Wilcoxon dan Mann Witney
KESIMPULAN
Jika P Value ≤0,05 maka, Ha diterima
37
3.4 Desain Sampling
3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel
𝑵
RUMUS : n = 𝟏+𝑵(𝑫𝟐 )
N = jumlah populasi
peneliti (0,052).
𝟔𝟎 𝟔𝟎
n = 𝟏+𝟔𝟎(𝟎,𝟎𝟓𝟐 ) = 𝟏,𝟏𝟐𝟓 = 53,3 (52 sample).
a. Besar Sample
38
menjadi 2 kelompok, dimana 1 kelompok perlakuan berjumlah 26
b. Kriteria Inklusi
penelitian.
c. Kriteria Eksklusi
3.4.3 Sampling
peneliti dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang sudah ditetapkan oleh
39
3.5 Identifikasi Variabel
Tekanan Darah.
40
3.6 Definisi Operasional
Tabel 3.6 Definisi operasional adalah pengukuran variabel dan pengumpulan data yang sesuai antara responden satu dengan
yang lainnya, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi dan pengukuran secara cermat
41
3.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Perencanaan
42
c. Tahap Pelaksanaan
a) Editing
b) Coding
43
1. Laki-laki :L
2. Perempuan :P
1. Islam 3. Hindu
2. Kristen 4. Budha
c) Tabulating
kategori yang tidak sama. Pada penelitian ini data yang diberi kode
Analisa data adalah proses dalam merinci data yang ditulis pada
data sehingga data memberikan tafsiran yang dapat diterima akal sehat
44
a) Analisa Univariate (Analisa Deskriptif)
b) Analisa Bivariate
45
dan jika responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati
keputusan responden.
nama inisialnya saja atau kode tertentu yang tidak menggangu privasi
responden.
46
BAB IV
Pada sub bab ini dibagi menjadi dua bagian meliputi data umum dan data
khusus. Data umum yang berisi tentang beberapa karakteristik responden, yaitu
berdasarkan usia, jenis kelamin, penyakit penyerta, pekerjaan, dan konsumsi obat
anti hipertensi. Sedangkan data khusus berisi tentang hasil pembahasan sebelum
(pre) dan sesudah (post) dilakukan senam lansia. Pengambilan data dilakukan
dilakukan senam lansia setiap kali dilakukan kegiatan senam lansia. Tujuan
pengambilan data dalam penelitian ini untuk mengetahui efektifitas senam lansia
setiap hari rabu dan sabtu jam 6 pagi, pada waktu sebelum dilakukan
47
dilakukan mulai dari maksud dan tujuan, manfaat, dan langkah-langkah
penelitian.
13, 16, 20, 23, 27 Februari dan 2 Maret 2019. Ketika melakukan senam
lansia, peneliti dibantu oleh instruktur dan ketua senam yang bertugas
data.
Timur 65147 belakang kantor polisi. Lapangan Pakisaji ini tidak hanya
untuk kegiatan lainnya seperti untuk kelas olahraga anak SD dan untuk
lomba antar SD dan SMP dari berbagai sekolah mana saja. Lapangan
para lansia, sebab para lansia juga butuh sinar matahari di pagi hari.
Maka dari itu ketua lansia memilih tempat ini untuk dilakukannya
48
Namun, ketika cuacanya bruruk (hujan), maka aktivitas senam lansia
49
4.1.3 Data Umum
Jenis Jenis
No Kelamin N % No Kelamin N %
(Intervensi) (Kontrol)
1 Laki-laki 2 9,6% 1 Laki-laki 3 20%
2 Perempuan 19 90,4% 2 Perempuan 12 80%
Total 21 100% Total 15 100%
(Sumber data : Lembar Observasi, 6 Februari – 2 Maret 2019)
50
Berdasarkan data dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa,
Penyakit Penyakit
No Penyerta N % No Penyerta N %
(Intervens) (Kontrol)
1 Diabetes 4 19% 1 Diabetes 3 20%
Mellitus Mellitus
2 Asam Urat 8 38% 2 Asam Urat 2 13%
3 Kolesterol 9 43% 3 Kolesterol 7 47%
4 Reumatik - - 4 Reumatik 3 20%
Total 21 100% Total 15 100%
(Sumber data : Lembar Observasi, 6 Februari – 2 Maret 2019)
51
4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan.
No Pekerjaan N % No Pekerjaan N %
(Intervensi) (Kontrol)
1 Wiraswasta 13 62% 1 Wiraswasta 8 53%
2 Swasta 8 38% 2 Swasta 7 47%
Total 21 100% Total 15 100
(Sumber data : Lembar Observasi, 6 Februari – 2 Maret 2019)
(53%).
52
4.1.4 Data Khusus
klasifikasi stadium 1.
53
2. Klasifikasi Data Khusus Responden Berdasarkan Sistol Sesudah
darah sistol 140-159 mmHg sebanyak 14 orang sejumlah (93%) yang masuk
54
3. Klasifikasi Data Khusus Responden Berdasarkan Diastol Sebelum
stadium 1.
55
4. Klasifikasi Data Khusus Responden Berdasarkan Diastol Sebelum
klasifikasi stadium 1.
56
4.1.5 Hasil Analisis Efektivitas Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan
Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji Wilcoxon pada responden dengan Penurunan
Tekanan Darah Sistolik di Desa (lapangan) Pakisaji
Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
tekanan darah sistol sebelum dan sesudah dengan hasil nilai p-value sebesar
signifikan antara tekanan darah sistol sebelum dan sesudah dengan hasil
nilai p-value sebesar 0,059 yang berarti >0,05, dengan penurunan 3,333
57
Tabel 4.11 Hasil Analisis Uji Wilcoxon pada responden dengan Penurunan
Tekanan Darah Diastolik di Desa (lapangan) Pakisaji
Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
tekanan darah diastol sebelum dan sesudah dengan hasil nilai p-value
sebesar 0,029 yang berarti <0,05, dengan rata-rata penurunan 4,286 mmHg.
signifikan antara tekanan darah diastol sebelum dan sesudah dengan hasil
nilai p-value sebesar 0,033 yang berarti <0,05, dengan penurunan 5,33 pada
58
4.1.6 Hasil Analisis Rata-Rata Tekanan Darah Pada Lansia dengan
Malang.
darah antara kelompok kontrol adalah -9,34/3 mmHg. Hasil uji statistik
59
didapat p value pada tekanan darah sistolik sebesar 0,001 dan pada
60
4.2 PEMBAHASAN
Malang.
menderita hipertensi.
dimana tekanan darah batas atas (sistol) lebih dari 140 mmHg dan
61
yang menular (non-infeksi) (Roza, 2016). Sebenarnya gaya hidup
adalah faktor paling penting dalam kehidupan, tetapi gaya hidup yang
2014).
faktor, yaitu faktor penyakit, faktor genetik, faktor usia, faktor gender,
berlemak, kalori dan kadar gula, gaya hidup yang tidak sehat, dan
62
dan lemak jenuh, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol,
3,4/9,3 mmHg.
senam lansia membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena
63
Melakukan olahraga seperti senam lansia mampu mendorong
(Agustini, 2015).
64
tidak sebanyak kelompok intervensi karena pada kelompok kontrol
menurunkan rasa cemas, stres, dan tingkat depresi, penurunan ini akan
didapat p value 0,001, karena nilai p value lebih kecil dari 0,05, maka
kontrol didapat p value 0,059, karena nilai p value lebih besar dari
65
sedangkan pada kelompok kontrol didapat p value 0,001, karena nilai
66
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui rata-rata perbedaan
pada tekanan darah diastolik sebesar 0,033, pada alpha 0,05 didapat p
senam lansia membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena
struktur sendi, serta melindungi lansia dar jatuh (Aji et al, 2015).
67
sebanyak 21,67 mmHg dengan nilai p value = 0,000. Hal ini
sistolik dan diastolik karena nilai p value sama-sama 0,000 < 0,05
senam lansia yang terdiri dari latihan pemanasan, latihan inti, dan
68
mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan darah baik sistolik
maupun diastolik.
berjumlah 26 orang tetapi yang hadir mulai awal penelitian sampai akhir
untuk ikut serta dalam penelitian ini sehingga data pada kelompok intervensi
69
Tidak hanya itu peneliti menggunakan tensi yang berbeda-beda pada
penelitian ini, dan sebelum penelitian tidak dilakukan uji Kappa terlebih
70
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Nilai rata-rata Tekanan darah sistol pada kelompok intervensi sebelum
sesudah senam sebesar 133,3 mmHg dengan selisih 14,7 mmHg. Nilai
5.1.2 Nilai rata-rata Tekanan darah sistolik pada kelompok kontrol sebelum
sesudah senam sebesar 142,6 mmHg dengan selisih 3,4 mmHg. nilai
5.1.3 Pada tekanan darah Sistol nilai Pvalue sebesar 0,001 yang berarti
<0,05, dan pada tekanan darah diastol nilai P Value sebesar 0,033
Kabupaten Malang.
71
5.2 Saran
hipertensi.
mandiri.
minggu agar efektif lagi dalam menurunkan tekanan darah pada lansia
72
5.2.5 Bagi peneliti
73
DAFTAR PUSTAKA
74
Seke, A., P., ; Bidjuni, J., H ; Lolong, J, 2016, “Hubungan Kejadian Stres Dengan
Penyakit Hipertensi”, E-journal Keperawatan vol.4 no.2
Setiawan, A., W., I., ; Yunani ; Kusyanti., E, 2014, “Hubungan Frekuensi Senam
Lansia Terhadap Tekanan Darah dan Nadi Pada Lansia Hipertensi”,
Prosiding Konferensi Nasional II PPNI Jawa Tengah 2014.
Sundari, J., M., ; Suhadi ; Maryati, 2014, “Pengaruh Senam Lansia Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia”, Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan
Sunkudon, C., M., ; Palandeng, H., ; Kallo, V., 2015, “Pengaruh Senam Lansis
Terhadap Stabilitas Tekanan Darah Pada Kelompok Lansia GMIM
Anugerah”, Ejournal Keperawatan vol.3 no.1
Suoth, M ; Bidjuni, H ; Malara, T., R, 2014, “Hubungan Gaya Hidup Dengan
Kejadian Hipertensi”, Ejournal keperawatan vol.2 no.1
Supriadi, 2015, “Lanjut Usia dan Permasalahannya”, Jurnal PPKn & Hukum
vol.10 no.2
Trisnanto, 2016, “Pengaruh Senam Lansua Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Lansia Dengan Hipertensi Grade I-II”, Nganjuk
Willi, T. 2018. https://www.alodokter.com/hipertensi/penyebab. Diakses 27
Oktober 2018. jam 19.12 WIB
Willy, T. 2018. https://www.alodokter.com/hipertensi/komplikasi. Diakses 27
Oktober 2018. jam 19.14 WIB
Willy, T. 2018. https://www.alodokter.com/hipertensi/pengobatan. Diakses 27
Oktober 2018. jam 19.18 WIB
75