Anda di halaman 1dari 13

3.

Identifikasi Masalah
3.1 Analisis situasi
3.1.1 Situasi Puskesmas
3.1.2 Epidemiologi
3.1.3 Dasar penetuan
3.2 Scope tempat
3.3 Identifikasi masalah dengan paradigma BLUM
3.4 Penetuan Prioritas masalah

bab 4
4.1 identifikasi masalah penyebab dan alternatif pemecahan masalah
4.2 kerangka fishbone

BAB 3

IDENTIFIKASI MASALAH

3.1 Analisis Situasi

3.1.1 Situasi Puskesmas

Kecamatan Legok merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Tangerang, dimana Legok terletak
didaerah selatan dari Kabupaten Tangerang. Batasan Kecamatan Legok antara lain pada sebelah
utara terdapat Kecamatan Curug dan Kecamatan Kelapa Dua, sebelah selatan Kabupaten Bogor,
sebelah barat ada Kecamatan Panongan dan pada sebelah kiri terdapat Kecamatan Pagedangan.
Kecamatan Legok ini terletak ± 19 Km dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. Kecamatan
legok memiliki luas wilayah sebesar 35,100 km2, dengan jumlah desa sebanyak 10 desa, 1
kelurahan dan dengan jumlah ± 125,463 penduduk yang tinggal di Kecamatan Legok ini, dimana
± 82.343 penduduknya berada di wilayah kerja Puseksmas Legok. Dari 10 desa dan 1 kelurahan
yang berada di Kecamatan Legok, terdapat 4 desa dan 1 kelurahan yang merupakan wilayah kerja
dari Puskesmas Legok yaitu Desa Desa Palasari, Desa Serdang Wetan, Desa Rancagong, Desa
Legok, dan Kelurahan Babakan. Puskesmas Legok berlokasi di Jl. Raya Legok-Karawaci No 11,
Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Lokasi puskesmas yang berada di
pinggir jalan ini memudahkan pasien untuk dijangkau oleh kendaraan umum ataupun pribadi
seperti motor maupun mobil.6

3.1.2 Data Epidemiologis

Terdapat 3 desa dan 1 kelurahan yang berada dalam wilayah kerja Puseksmas Legok yang
memiliki insiden filarisasis. Menurut salah satu staff di Puskesmas Legok prevalensi yang tercatat
di Puskesmas Legok ada sebanyak 8 kasus filariasis pada Tahun 2019. Desa Rancagong
menempati posisi teratas di Kecamatan Legok dengan prevalensi Tahun 2019 adalah 4 kasus,
diikuti Desa Palasari 2 kasus, Desa Serdang Wetan 1 kasus, dan Kelurahan Babakan 1 kasus,
dimana Insiden ditemukan pada Bulan Mei 2019 di Desa Palasari. Sebanyak 8,7% kasus filariasis
di Provinsi Banten berada di Kecamatan Legok.7

Total Kasus
5

0
Desa Rancagong Desa Palasari Desa Serdang Wetan Kelurahan Babakan

Total Kasus

Gambar 2.7 Grafik Jumlah Penderita Filariasis di Wilayah Kerja Puskesmas Legok.7

3.1.3 Dasar Penentuan Masalah yang Dipilih


Berdasarkan prevalensi penderita filariasis kronik dan insiden filariasis pada tahun 2019 di wilayah
kerja puskesmas Legok ini menjadi alasan mengapa kelompok kami memilih filariasis sebagai
judul diagnosis komunitas kami. Pada tahun 2013-2016 tidak ditemukan adanya insiden sama
sekali di Kabupaten Tangerang, namun pada tahun 2017-2018 ditemukan 4 insiden filariasis di
Kabupaten Tangerang. Kasus filariasis di Kabupaten Tangerang tersebar di 14 kecamatan dari 29
Kecamatan, Kecamatan Legok sendiri menduduki peringkat kedua setelah kecamatan Sepatan
Timur dengan prevalensi 5 kasus.6,7

3.1.4 Hasil Survey Basic Six Puskesmas

Topik filariasis yang diangkat termasuk kedalam 4 upaya wajib dari 6 program pokok puskesmas
yang terlaksana, diantaranya adalah:

1. Upata Promosi Kesehatan


2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak, Serta Keluarga Berencana
4. Upaya Pengendalian Penyakit Dan Perbaikan Lingkungan
5. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
6. Upaya Pengobatan

BAB 4

IDENTIFIKASI AKAR PENYEBAB MASALAH DAN ALTERNATIF


PEMECAHAN MASALAH

4.1 Identifikasi Masalah Penyebab dan Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah dilakukan penetapan pada prioritas masalah, didapatkan bahwa sebagian besar maslaah
yang terjadi adalah karena minimnya edukasi mengenai filariasis/kaki gajah pada masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Legok, terutama pada salah satu lokasi dengan prevalensi filariasis
tertinggi di Kecamatan Legok adalah Desa Rancagong. Hal ini menyebabkan kurangnya
kewaspadaan masyarakat dengan bahayanya penyakit filariasis. Identifikasi masalah penyebab dan
alternatif pemecahan masalah dilakukan dengan skema Fishbone.

Data yang diambil berdasarkan mini survey di Puskesmas Legok terhadap 25 orang pasien
yang datang ke Puskesmas Legok

a. Pengetahuan (Cognitive)
Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit filariasis, cara pencegahannya, cara
penularannya, faktor risiko serta pengobatannya. Hal ini disebabkan oleh:
 Responden sebagian besar tidak mengetahui penyakit filariasis.
 Responden sebagian besar tidak mengetahui bahwa penyakit filariasis menular.
 Responden sebagian besar tidak mengetahui penyebab penyakit filariasis
 Responden sebagian besar tidak mengetahui pencegahan penyakit filariasis
 Responden sebagian besar tidak mengetahui tentang 3M plus untuk kebersihan
lingkungan.
 Responden sebagian besar tidak mengetahui tatalaksana penyakit filariasis.

b. Sikap (Affective)
Sikap yang kurang mendukung teknik pencegahan filariasis. Hal ini disebabkan oleh:
 Responden sebagian besar beranggapan tidak menyetujui bahwa penggunaan
spay/lotion antinyamuk
 Sebagian responden beranggapan tidak menyetujui bahwa pembersihan genangan
air disekitar rumah adalah tugas semua masyarakat.

a. Perilaku (Psychomotor)
Perilaku yang tidak sesuai dengan pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
 Responden sebagian besar tidak sering membersihkan air genangan disekitar rumah.
 Responden sebagian besar tidak menggunakan spray antinyamuk sebelum tidur.
 Responden sebagian besar tidak menggunakan kelambu saat tidur.
 Responden sebagian besar tidak pernah menerima/meminum obat antifilariasis yang
dibagikan oleh pemerintah.
BAB 5

PERENCANAAN INTERVENSI

5.1 Penyusunan Intervensi

Setelah proses penetapan masalah, dilakukanlah rencana penyusunan intervensi melalui mini
survey terhadap 45 orang yang datang ke Puskesmas Legok. Mini survey dilakukan di Puskesmas
Legok pada tanggal 5-6 September 2019 dengan pertanyaan seputar pengetahuan, sikap dan
perilaku pasien terhadap penyakit filariasis atau kaki gajah. Berdasarkan hasil mini survey
dilakukan analisa dan ditemukanlah intervensi yang sesuai dengan penyebab masalah kesehatan
yang terjadi di Kecamatan Legok. Intervensi yang terpikih adalah penyuluhan tentang filariasis
kepada kader, penyuluhan kepada warga desa mengenai penyakit filariasis dan pembagian spray
anti nyamuk buatan rumahan.

5.1.1 Intervensi 1

a. Kegiatan :
 Pengisian daftar hadir
 Perkenalan dengan kader yang hadir
 Pre-test mengenai filariasis
 Pembagian makanan ringan dan minuman
 Penyuluhan tentang filariasis meliputi: definisi, faktor risiko, tanda dan gejala,
komplikasi serta tatalaksana
 Sesi tanya jawab
 Post-test mengenai filariasis
 Penilaian terhadap pre-test dan post-tests
 Pembagian kenang-kenangan untuk kader
b. Dasar Penentuan Kegiatan:
 Rendahnya pengetahuan kader mengenai penyakit filariasis.
 Fishbone (Kurangnya pengetahuan tentang penyakit filariasis berupa penyebab,
menular tidaknya filariasis, pencegahan, 3M plus dan tatalaksana penyakit
filariasis)
c. Sasaran :
 Kader dengan jumlah 20 orang
d. Waktu penatalaksanaan :
 Selasa, 10 September 2019 pukul 10.00 WIB
e. Tempat :
 Balai Desa Rancagong
f. Indikator Penilaian :
 Peningkatan pengetahuan kader di Desa Rancagong yang hadir mengenai penyakit
filariasis. Hal ini dinilai dari hasil post-test minimal 80.

5.1.2 Intervensi 2
a. Kegiatan :
 Pengisian daftar hadir
 Perkenalan dengan warga yang hadir
 Pre-test mengenai filariasis
 Pembagian makanan ringan dan minuman
 Penyuluhan tentang filariasis meliputi: definisi, faktor risiko, tanda dan gejala,
komplikasi serta tatalaksana
 Sesi tanya jawab
 Post-test mengenai filariasis
 Penilaian terhadapa pre-test dan post-tests
 Pembagian kenang-kenangan untuk warga
b. Dasar Penentuan Kegiatan:
 Rendahnya pengetahuan warga mengenai penyakit filariasis.
 Fishbone (Kurangnya pengetahuan tentang penyakit filariasis berupa penyebab,
menular tidaknya filariasis, pencegahan, 3M plus dan tatalaksana penyakit
filariasis)
c. Sasaran :
 Warga desa dengan jumlah 30 orang
d. Waktu penatalaksanaan :
 Selasa, 10 September 2019 pukul 13.00 WIB
e. Tempat :
 Balai Desa Rancagong
f. Indikator Penilaian :
 Peningkatan pengetahuan warga yang hadir di Desa Rancagong mengenai penyakit
filariasis. Hal ini dinilai dari hasil post-test minimal 75.

5.1.3 Intervensi 3
a. Kegiatan :
 Penjelasan mengenai pembuatan spray anti nyamuk
 Pembagian spray anti nyamuk kepada warga
b. Dasar Penentuan Kegiatan:
 Rendahnya pengetahuan warga bahwa spray anti nyamuk dapat mencegah
penularan filariasis dengan cara memutuskan rantai penularannya.
c. Sasaran :
 Warga desa dengan jumlah 30 orang
d. Waktu penatalaksanaan :
 Selasa, 10 September 2019 pukul 13.00 WIB
e. Tempat :
 Balai Desa Rancagong
f. Indikator Penilaian :
 Seluruh warga Desa Rancagong mengetahui bahwa spray anti nyamuk dapat
mencegah penularan filariasis.
 Seluruh warga Desa Rancagong dapat membuat spray anti nyamuk sendiri dengan
bahan-bahan yang mudah di temukan di pasar.

5.2 Log Frame Goals


Tabel 5.1 Log Frame Goals Intervensi I (Penyuluhan tentang Filariasis)

Output
Jangka Jangka Jangka
Input Proses
Pendek Menengah Panjang
(2 minggu) (1 tahun) (5 tahun)
- 3 orang dokter 1. Pre-test Peningkatan Melanjutkan Menurunnya
muda 2. Penyuluhan pengetahuan kegiatan angka
Man

- 1 orang 3. Tanya jawab peserta penyuluhan kejadian


petugas 4. Post-test mengenai kepada filariasis di
Puskesmas 5. Doorprize penyakit masyarakat wilayah kerja
Rp. 500.000 filariasis atau dengan Puskesmas
Money

melalui melalui Legok


diskusi antar posyandu khususnya
kader dengan mengenai Desa
menggunakan penyakit Rancagong.
- Microphone media lelaflet, filariasis dan
- Leaflet
powerpoint pencegahannya
- Poster
dan di wilayah
Material

- Loud Speaker
pengetahuan kerja
- Formulir Pre- peserta puskesmas
test dan Post- Legok.
test
- Hadiah
Doorpize
- Daftar hadir
- Diadakan
pretest-posttest
-Penyuluhan
Method

kader
-Sesi tanya
jawab
-Pembagian
snack dan
leaflet

Tabel 5.2 Log Frame goals intervensi II

Output
Jangka Jangka Jangka
Input Proses
Pendek Menengah Panjang
(2 minggu) (1 tahun) (5 tahun)
- 3 orang dokter 1. Pre-test Peningkatan Warga Menurunnya
muda 2. Penyuluhan pengetahuan diharapkan angka
Man

- 1 orang 3. Tanya jawab peserta paham dan kejadian


petugas 4. Post-test mengenai dapat filariasis di
Puskesmas 5. Doorprize penyakit mempraktikan wilayah kerja
Rp. 500.000 filariasis perilaku sehat Puskesmas

Money
melalui dengan Legok
diskusi antar melakukan khususnya
peserta di 3M plus dan Desa
lokasi pencegahan- Rancagong.
- Microphone
penyuluhan, pencegahan
- Leaflet
diskusi dengan filariasis
- Poster
keluarga lainnya sesuai
Material

- Loud Speaker
dirumah atau dengan
- Formulir Pre-
tetangga penyuluhan
test dan Post-
dengan media yang telah
test
leaflet dan diberikan.
- Hadiah
pengetahuan
Doorpize
peserta setelah
- Daftar hadir penyuluhan.
- Diadakan
pretest-posttest
-Penyuluhan
Method

kader
-Sesi tanya
jawab
-Pembagian
snack dan
leaflet

Tabel 5.3 LogFrame goals intervensi III

Input Proses Output


Jangka Jangka Jangka
Pendek Menengah Panjang
(6 minggu) (1 tahun) (5 tahun)
- 3 orang dokter 1. Demo Peningkatan Warga Desa Menurunnya
muda pembuatan pengetahuan Serdang angka
Man

- 1 orang spray anti peserta Wetan kejadian


petugas nyamuk mengenai cara mengerti dan filariasis di
Puskesmas 2. Penyerahan pembuatan memahami wilayah kerja
Rp.600.000,- spray anti spray anti bahwa spray Puskesmas
Money

nyamuk naymuk anti nyamuk Legok


kepada dengan bahan- dapat khususnya
peserta bahan yang mencegah Desa
3. • Penyerahan bisa terjadinya Rancagong.
- Microphone snack dan didapatkan di filariasis.
Material

- Leaflet leaflet pasar


- Poster kepada
- Loud Speaker
peserta
- Daftar hadir
Method -Pembagian
spray anti
nyamuk

5.3 Planning of Action (POA)

5.4 Gant Chart

Tabel 10. Timeline (Gantt Chart)


No Kegiatan Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8
1 Identifikasi masalah dan penyebab

Diskusi dengan kepala Puskesmas


Legok, Dokter Pembimbing dan petugas
2 dan petugas puskesmas Legok mengenai
kejadian filarasis dan inervensi di desa
Rancagong, Kecamatan Legok.
Melakukan mini survey, perencanaan
3 intervensi dan mempersiapkan seluruh
kebutuhan intervensi
Meminta ijin kepada Kepala Puskesmas,
Dokter pemegang program puskesmas
4
Legok, Kepala Lurah Desa Rancagong,
dan Bidan Beri selaku pemilik TPA
Intervensi 1: Penyuluhan mengenai
5 penyakit filariasis kepada kader Desa
Rancagong
Intervensi 2 : Penyuluhan mengenai
6 penyakit filariasis kepada warga Desa
Rancagong
Intervensi 3: Demo dan pembagian spray
7 anti nyamuk kepada peserta

8 Evaluasi hasil intervensi

9 Penulisan laporan diagnosis komunitas

Definisi

Epid

Klasifikasi

Faktor risiko

Patofisiologi

Diagnosis

Tatalaksana

Komplikasi

BAB 4

Data Keluarga dan Lingkungan

4.1 Struktur Keluarga


4.2 riwayat imunisasi dan kesehatan keluarga

4.3 genogram

4.4 kondisi ekonomi keluarga

4.5 pola berobat

4.6 pola makan sehari-hari

4.7 dietary recall

4.8 kondisi rumah

4.8.1 status rumah

4.8.2 lokasi rumah

4.8.3 kondisi bangunan

4.8.4 ventilasi

4.8.5 pencahayaan

4.8.6 alat kesejahteraan

4.8.7 air bersih

4.8.8 pembuangan sampah

4.8.9 pembuangan limbah

4.8.10 kamar mandi

4.8.11 pembuangan tinja dan jamban

4.8.12 lingkungan

4.9 denah lokasi

4.10 denah rumah

4.11 mandala of health

Anda mungkin juga menyukai