503 969 1 SM PDF
503 969 1 SM PDF
oleh:
Nurul Ibad Taofiki1, Heny Purwanti2, Rubaiah Darmayanti3
ABSTRAK
Sistem drainase di perumahan pesona vista ini adalah Sistem Drainase Mikro. Dalam metode
perhitungan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Metode Gumbel untuk mengetahui
debit maksimum curah hujan, intensitas curah hujan digunakan rumus Mononobe, sedangkan
perhitungan debit rencana digunakan Metode Rasional dimana Debit Rencana (QT) dan Debit Saluran
(QS) dengan kala ulang 2 tahun sampai 5 tahun.
Hasil evaluasi Debit Rencana dan Debit Eksisting saluran yaitu dimensi saluran yang cukup
menampung debit banjir dengan menggunakan dimensi ekonomis yaitu penampang persegi. Jenis
konstruksi yang digunankan adalah beton, terdapat beberapa saluran yang tidak dapat menampung
debit banjir yaitu saluran sekunder 10 (S10) dan Saluran Sekunder 11 (S11). Maka di simpulkan
bahwa kapasitas sistem drainase ini tidak layak untuk di gunakan karena beberapa faktor seperti
penyempitan saluran, rusaknya kontruksi penampang saluran, adanya sampah diarea saluran, curah
hujan yang tinggi, serta debit air yang masuk dari wilayah sekitar. Dari hasil perhitungan tersebut
dimensi penampang saluran harus di rencanakan ulang agar mampu menampung air tersebut.
Kata kunci: Sistem Drainase Mikro, Metode Gumbel, Mononobe, Metode Rasional
Koefisien aliran ( C ) adalah banyaknya air yang Air limbah domestik adalah air bekas yang
mengalir diatas permukaan tanah. Koefisien tidak dapat dipergunakan lagi untuk tujuan
aliran ini tergantung dari berbagai faktor antara semula baik dari aktivitas dapur, kamar mandi,
lain topografi, tata guna lahan, jenis lahan atau atau cuci baik dari lingkungan rumah tinggal,
perkerasaan dan kemiringan tanah, intensitas bangunan umum atau instansi, bangunan
hujan. komersial dan sebagainya. Zat-zat yang
terdapat dalam air buangan diantaranya adalah
2.2.6 Waktu Konsentrasi unsur-unsur organik tersuspensi maupun
terlarut dan juga unsur-unsur anorganik serta
Waktu konsentrasi adalah waktu yang mikroorganisme. (Kodoatie dan Sjarief, 2005).
diperlukan untuk mengalirkan air dari titik yang Kuantitasnya air limbah dapat diasumsikan
paling jauh pada daerah aliran ke titik kontrol adalah 50% -70% dari rata-rata pemakaian air
yang ditentukan di bagian hilir suatu saluran. bersih (120-140 liter/orang/hari). Secara detail
Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan karakteristik limbah cair domestik dapat dilihat
rumus: dibawah ini:
tc = to + td.............................................(2.1)
nd Tabel 2.1. Pembuangan limbah cair rata-rata per
T0 =(2/3x3,28xLo. s)0,167...................(2.2)
√ orang setiap hari
L
Td = ................................................(2.3) Volume Limbah Cair
60 . V Jenis Bangunan
(liter/orang/hari)
Daerah perumahan
2.2.7 Analisa Intensitas Curah Hujan - Rumah besar untuk keluarga tunggal 400
- Rumah tipe tertentu untuk keluarga tunggal 300
- Rumah untuk keluarga ganda (rumah susun) 240 – 300
Intensitas curah hujan adalah besar curah - Rumah kecil (cottage) 200
Perkemahan dan motel
hujan selama satu satuan waktu tertentu. - Tempat peristirahatan mewah 400 – 600
Besarnya intensitas hujan berbeda-beda - Tempat parkir rumah berjalan (mobile home) 200
tergantung dari lamanya curah hujan dan - Kemah wisata dan tempat parkir trailer 140
frekuensi kejadiannya. Intensitas hujan - Hotel dan motel 200
Sekolah
diperoleh dengan cara melakukan analisa data - Sekolah dengan asrama 300
hujan baik secara statistik maupun secara - Sekolah siang hari dengan kafetaria 80
empiris. - Sekolah siang hari tanpa kafetaria 60
Restoran:
Metode yang dipakai dalam perhitungan - Tiap pegawai 120
intensitas curah hujan adalah Metode Mononobe - Tiap langganan 25 – 40
- Tiap makanan yang disajikan 15
yaitu apabila data hujan jangka pendek tidak Terminal transportasi:
tersedia yang ada hanya data hujan harian. - Tiap pegawai 60
Persamaan umum yang dipergunakan untuk - Tiap penumpang 20
Rumah sakit 600 – 1200
menghitung hubungan antara intensitas hujan T Kantor 60
jam dengan curah hujan maksimum harian Teater mobil (drive in theatre), per tempat duduk 20
Bioskop, per tempat duduk 10 – 20
adalah sebagai berikut :
60 – 120
R24 24 n
Pabrik, tidak termasuk limbah cair industri dan cafeteria
I= ( ) ............................................... (2.4) Sumber : soeparman dan suparmin, 2001
24 t
Untuk menghitung debit rencana pada studi ini Sistem pengaliran melalui saluran terbuka
dipakai perhitungan dengan metode Rasional. terdapat permukaan air yang bebas (free
Metode Rasional adalah salah satu metode surface) di mana permukaan bebas ini
untuk menentukan debit aliran permukaan dipengaruhi oleh tekanan udara luar secara
yang diakibatkan oleh curah hujan, yang langsung, saluran terbuka umumnya digunakan
umumnya merupakan suatu dasar untuk pada lahan yang masih memungkinkan (luas),
merencanakan debit saluran drainase. lalu lintas pejalan kakinya relatif jarang, beban
Q = 0,278.C.I.A…….................................(2.5) kiri dan kanan saluran relatif ringan.
5. Peta hidrologi
Potensi hidrologi yang terdapat di dalam
Kecamatan Cileungsi secara umum meliputi
air tanah dan air permukaan (sungai/ anak
sungai/ situ), dimana potensi air tanahnya
termasuk dalam klasifikasi cukup baik.
6642.63
Sx = √
10-1
Sx = √738.069
Sx = 27.167 mm
c. Perhitungan Nilai Faktor Frekuensi
Untuk nilai n = 10, maka didapat nilai Yn, Sn Gambar 4.1. Luas Daerah Pengaliran Dan
dan Yt, yaitu : Koefisien Aliran Disekitar Studi
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 7
`
91.807 24 2/3
I 2 tahun = 24
(0.03) = 307.29 mm
120.50 24 2/3
I 5 tahun = 24
(0.03)
= 403.34 mm
Berdasarkan analisa intensitas curah hujan,
durasi dan frekuensi maka didapat hubungan
antara ketiganya yang digambarkan dalam
bentuk grafik lengkung IDF (Intensity Duration
Frequency).
2⁄
1 h 3 1⁄
3.473 = h2√3x 0.015 x {2} x 0.0084 2
2⁄
h 3
3.473 =1.732 h2 x 66.667 x {2} x 0.092
2/3
h
3.473 = 10.583 h2 x 1.587
h8/3
b) Penampang Persegi ekonomis 3.473 = 10.583 x
1.587
Q=AxV 8/3
3.473 = 6.667 x h
2
1 h ⁄3 1 3.473
= h8/3
Q=Bxhx
𝑛
x {2} x s ⁄2 6.667
8⁄
2
h8/3 = √0.52
3
1 h ⁄3 1
2.689 = 2h x h x 0.015 x {2} x 0.0061 ⁄2
h = 0.783 m
2⁄
h 3 Cari lebar dasar saluran (B)
2.689 = 2h x h x 66.667 x {2} x 0.078 2
2 B = 3 h√3
h ⁄3
2.689 = 2h2 x {2} x 5.207 2
B = x 0.783 √3
2 3
2.698 h ⁄3 B = 0.904 m
5.207
= 2h2 x 1.587
8⁄
0.516 = 1.260 x h 3
0.516 8⁄
=h 3
1.260
8⁄
8⁄ 3
h h = √0.410
3
h = 0.716 m
Cari Lebar Saluran B b) Penampang Persegi ekonomis
B = 2h Q=AxV
B = 2 x 0.7160. 2⁄
1 h 3 1⁄
B = 1.431 m Q=Bxhx 𝑛
x {2} xs 2
2⁄
1 h 3 1⁄
3.473 = 2h x h x x{ } x 0.0084 2
0.015 2
2⁄
h 3 1⁄
3.473 = 2h x h x 66.667 x {2} x 0.092 2
2⁄
h 3
3.473 = 2h2 x {2} x 6.110
B. Saluran Rencana Sekunder 11 2⁄
1. Saluran rencana sekunder 11 untuk 3.473 h 3
6.110
= 2h2 x 1.587
periode ulang 2 tahun 8⁄
Data-data: 0.568 = 1.260 x h 3
0.568 8⁄
Qt = 3,473 m3/detik =h 3
1.260
Kemiringan saluran eksisting 8⁄ 8⁄
3
h1 = 1,45 m h2 = 0,55 m h h = √0.451
3
Δh = h1 – h2 = 0,90 m h = 0.742 m
ΔL = 107,25 m1 Cari Lebar Dasar Saluran B
S = Δh/ΔL = 0,0084 B = 2h
Koefisien kekasaran manning (n) beton B = 2 x 0.742 = 1.484 m
=0.015 (tabel 2.2 halaman 5)
a) penampang Trapesium ekonomis
P= 2h √3
R= h/2
A= h2 √3
Q=AxV
2⁄
1 h 3 1⁄
Q = h2 √3 x 𝑛
x {2} xs 2 2. Saluran rencana sekunder 11 untuk periode
ulang 5 tahun
8⁄
Data-data: 8
h ⁄3 h = √0.615
3
Qt = 4,732m3/detik
h = 0.833 m
Kemiringan saluran eksisting
Cari Lebar Saluran B
h1 = 1,45 m h2 = 0,55 m
B = 2h
Δh = h1 – h2 = 0,90 m
B = 2 x 0.833
ΔL = 107,25 m1
B = 1.666 m
S = Δh/ΔL = 0,0084
Koefisien kekasaran manning (n) =0.015
(tabel 2.2 halaman 5)
a) penampang Trapesium ekonomis
P= 2h √3
A= h2 √3 R= h/2
Berdasarkan hasil perbandingan antara
Q=AxV
2⁄ penampang trapesium dengan penampang
1 h 3 1⁄
Q = h2 √3 x 𝑛
x {2} xs 2 persegi, maka dapat disimpulkan bahwa
2⁄ penampang yang efisien terhadap kondisi
1 h 3 1⁄
4.732 = h2 √3 x 0.015 x {2} x 0.0084 2 lahan adalah penampang persegi. dengan
2⁄ tinggi jagaan diperoleh dari tabel 2.4
h 3
4.732 =10.583 h2x66.667x{2} x 0.092 halaman 5, Dapat di lihat dari tabel
h 2/3 dibawah ini:
4.732 = 10.583 h2 x 1.587
h8/3 Tabel 4.6. Rencana Saluran Sekunder 10
4.732 = 10.583 x 1,587 Saluran (QS) Persegi Trapesium Tinggi
Periode
8/3 Konstruksi B (m) b (m) Jagaan
4.732 = 6.667 x h Ulang S 10 B (m) h (m)
Lebar bawah Lebar atas
h (m)
(m)
4.732
6.667
= h8/3 2 Tahun Beton 1.880 1.25 0.62 0.77 1.59 0.66 0.5
5 Tahun Beton 2.689 1.43 0.72 0.87 2.44 0.76 0.6
8⁄
h8/3 = √0.71
3 Sumber: Hasil Perhitungan
h = 0.879 m
Cari lebar dasar saluran (B) Tabel 4.7. Rencana Saluran Sekunder 11
Saluran (QS) Persegi Trapesium Tinggi
2 Periode
B = h√3 Konstruksi B (m) b (m) Jagaan
3 Ulang S 11 B (m) h (m)
Lebar bawahLebar atas
h (m)
(m)
2
B = 3 x 0.879 √3 2 tahun Beton 3.473 1.48 0.74 0.90 2.66 0.78 0.6
5 tahun Beton 4.732 1.66 0.83 1.01 2.71 0.87 0.6
B = 1,01 m Sumber: Hasil Perhitungan
5.1. Kesimpulan
b) Penampang Persegi ekonomis Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh
Q=AxV beberapa kesimpulan yang diharapkan dapat
2⁄
1 h 3 1⁄ memenuhi maksud dan tujuan dari Tugas
Q=Bxhx 𝑛
x {2} xs 2
Akhir ini. Adapun kesimpulan yang diperoleh
2⁄
1 h 3 1⁄ antara lain :
4.732 = 2h x h x 0.015 x {2} x 0.0084 2
1. Berdasarkan analisa frekuensi curah hujan
2⁄
h 3 menggunakan metode gumbel dengan
4.732 = 2h x h x 66.667 x {2} x 0.092
periode ulang 2 dan 5 tahun diperoleh nilai
2
h ⁄3 curah hujan yaitu R 2 Tahun = 91.81 mm dan
4.732 = 2h2 x {2} x 6.110
R 5 Tahun = 120.50 mm
2
4,732 h ⁄3 2. Intensitas curah hujan yang digunakan
= 2h2 x
6.110 1.587 adalah intensitas curah hujan hasil
8⁄
0.774 = 1.260 x h 3 pembacaan grafik lengkung IDF (Insensity
0.774 8⁄
1.260
=h 3
5.2. Saran