KEPUTUSAN
KEPALA PUKESMAS KULO
Nomor :445/ 122 / SK / PKM-KL / I / 2018
TENTANG
KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
PUSKESMAS KULO
Kedua : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan di lakukan perubahan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Kulo
Pada tanggal : 2 Januari 2018
MUHAMMAD TANG
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS KULO
NOMOR : 445 / 122 /SK/ PKM- KL / I/ 2018
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG
PELAYANAN KLINIS
A. PELAYANAN LABORATORIUM
1. Jenis-jenis Pelayanan Laboratorium yang disediakan di Puskesmas meliputi :
WAKTU
RENTANG NILAI
NO JENIS PEMERIKSAAAN PEMERIKSAAN
RUJUKAN
SAMPAI HASIL
A HEMATOLOGI
1 Hemoglobin (Hb) 10 menit L : 14 - 16 g/dl
P : 12 - 14 g/dl
2 BBS / LED 2 Jam L : 0 - 20 mm / jam
3 Hitung Leukosit 30 menit 5 – 10 ribu / mmᶾ
4 Hitung Trombosit 30 menit 150 – 400 ribu / mmᶾ
B URINE
1 Warna 10 menit Kuning Muda
2 Albumin 10 menit Negatif
3 Urobilinogen 10 menit Negatif
4 Bilirubin 10 menit Negatif
5 Reduksi 10 menit Negatif
6 Keton 10 menit Negatif
7 Nitrit 10 menit Negatif
8 Sel Epitel 10 menit 5 – 8 / IpB
Eritrosit 0 – 1 / IpK
Leukosit 1 – 3 / IpK
Kristal Negatif
C KIMIA KLINIK
- GDS 10 menit < 200 mg / dl
- GDP 10 menit < 126 mg / dl
D IMUNO SEROLOGI
1 Widal Test 40 menit Negatif
S. Typhi O 10 menit Negatif
S. Typhi H 10 menit Negatif
S. Paratyphi AH 10 menit Negatif
S. Paratyphi BH 10 menit Negatif
2 Golongan Darah 10 menit O, A, B, AB
3 HIV Test 10 menit Negatif
4 Syphilis Test 10 menit Negatif
5 Plano Test 10 menit Negatif
6 HBs Ag Test 10 menit Negatif
E PARASITOLOGI
1 DDR 2 Hari Negatif
2 Faeces 20 menit Negatif
F BAKTERIOLOGI
1 BTA 2 Hari Negatif
2 Bakteri gram 2 Hari Negatif
Negative / Positif
2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten, yaitu : analis kesehatan
dan petugas dengan minimal lulusan D3 dan telah mendapat pelatihan.
3. Hasil pemeriksaan harus diinterpretasikan oleh petugas yang terlatih.
4. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan harus di pandu dengan
prosedur mulai dari permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan dan
penyimpanan spesimen, pemeriksaan sampai penyerahan hasil.
5. Jika ada permintaan pemeriksaan di luar jam kerja maka petugas jaga menghubungi
petugas laboratorium, petugas laboratorium datang ke puskesmas melakukan pelayanan
laboratorium sesuai permintaan dokter.
6. Untuk pemeriksaan kasus-kasus berisiko tinggi di atur sebagai berikut :
a. Untuk pemeriksaan pasien dengan riwayat penyakit Hepatitis B, maka petugas
Laboratorium menggunakan APD yang berkualitas,
b. Untuk pemeriksaan pasien dengan riwayat HIV/AIDS, maka petugas laboratorium
menggunakan APD yang berkualitas.
7. Petugas pemeriksa laboratorium wajib menggunakan APD.
8. Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman menurut ketentuan yang
berlaku
9. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus dikelola sebagai
limbah infeksius.
10. Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang disediakan
11. Regensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada tempat dan suhu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
12. Ketersediaan reagean wajib dievaluasi paling lambat setiap satu bulan sekali
13. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan sebagai berikut :
a. Waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Kulo di
tambah 5 menit dari waktu pemeriksaan.
b. Untuk hasil pemeriksaan laboratorium urgent/cito dilakukan melalui iphone 1 menit
setelah hasil pemeriksaan, 5 menit kemudian lembar hasil menyusul
14. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan nilai normal
15. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada tenaga kesehatan
yang meminta dalam batas waktu paling lambat satu jam setelah hasil diperoleh dengan
acuan sebagai berikut :
a. Untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, nilai kritis : > 500 mg/dl dan <50mg/dl
b. Untuk pemeriksaan Hb, nilai kritis : < 7 gr %
c. Untuk pemeriksaan Trombosit : <100 sel/mm2
16. Harus dilakukan kendalin mutu pelayanan laboratorium dengan pemantaban mutu
internal dan pemantaban mutu eksternal.
17. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun dan merupakan bagian
tidak terpisahkan dari program peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan pasien.
18. Resiko dalam pelayanan laboratorium harus diidentifikasi dan di tindak lanjuti.
B. PENGELOLAAN OBAT
1. Obat harus tersedia di puskesmas sesuai dengan formularium puskesmas
2. Penanggung Jawab Pelayanan Kefarmasian : Heriyah Ruslan, S.Si., Apt.
3. Persyaratan Petugas yang berhak memberi resep :
Tenaga Medis : Dokter Umum dan Dokter Gigi
4. Persyaratan petugas yang berhak menyediakan obat :
a. Apoteker yang mempunyai Surat Izin Praktek Apoteker
b. Asisten Apoteker yang mempunyai Surat Izin Praktek Tenaga Teknis Kefarmasian
c. Tenaga Kesehatan lain yang sudah mendapatkan Pelatihan Pengelolaan Obat
5. Bagi Petugas Kesehatan yang belum memenuhi persyaratan untuk melaksanakan
kewenangan menyediakan obat harus diberi pelatihan sesuai kebutuhan oleh penanggung
jawab Unit Farmasi, antara lain : pelatihan Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Farmasi
6. Obat harus tersedia dalam seminggu dan 24 jam
7. Ketersediaan obat wajib di evaluasi paling lambat tiap dua bulan sekali
8. Peresepan :
a. Memeriksa kelengkapan resep
b. Merekapitulasi resep
Pemesanan :
a. Membuat pemesanan obat ke GFK
b. Membuat rekapitulasi pemakaian obat harian dan bulanan
c. Membuat kebutuhan obat bulanan Puskesmas
Pengelolaan Obat :
a. Menerima,
b. Menyimpan,
c. Mendistribusikan,
d. Melakukan Pencatatan dan Pelaporan,
e. Penerimaan Obat dan Pelaporan
9. Pemberian Obat Narkotika dan Psikotropika, di atur sebagai berikut :
a. Peresepan obat Narkotika dan Psikotropika hanya boleh dilakukan oleh dokter / dokter
gigi / dokter spesialis
b. Penyimpanan obat Narkotika dan Psikotropika harus dilakukan sebagai berikut :
1. Narkotika dan Psikotropika di simpan dalam lemari khusus yang memiliki dua
pintu dan kunci ganda serta berat sehingga lemari susah dipindah-pindahkan
2. Lemari Narkotika dan Psikotropika di buat dari kayu dan bahan lain yang kuat
3. Jika ukuran lemari kurang dari 40 x 80 x 100 cm, maka lemari harus dipasang pada
tembok atau lantai
4. Dibuat dalam 2 bagian, bagian 1 untuk menyimpan morfin, petidin, dan garam-
garamnya, bagian 2 untuk menyimpan narkotika untuk kebutuhan sehari-hari.
10. Peresepan Psikotropika dan Narkotika
a. Memisahkan antara resep yang mengandung psikotropika dengan resep biasa
b. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep
c. Mendokumentasikan pengeluaran obat Psikotropika pada kartu stok
d. Menutup dan mengembalikan wadah obat pada tempatnya yaitu pada lemari terkunci
e. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai permintaan dalam resep
f. Melakukan pemeriksaan akhir kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep
sebelum dilakukan penyerahan
g. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi (nama obat, kegunaan masing-
masing obat dan dosis)
h. Menyimpan resep pada tempat penyimpanan khusus resep yang mengandung
psikotropika
11. Jika ada obat yang di bawa oleh pasien, maka obat harus diidentifikasi dan ditindaklanjuti
sesuai dengan instruksi dokter
12. Penyediaan obat dilakukan oleh tenaga farmasi atau tenaga teknis kefarmasian dengan
memperhatikan higiene dan kebersihan
13. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan penyimpanan tiap-tiap obat dan
penyimpanan obat / bahan medis habis pakai disesuaikan dengan bentuk sediaan, alfabet,
FIFO dan FEFO
14. Penyampaian obat pada pasien harus disertai label yang berisi minimal : nama pasien,
tanggal, aturan pakai, dosis, waktu penggunaan
15. Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada tidaknya riwayat alergi, interaksi obat,
dan efek samping obat
16. Efek samping obat harus dilaporkan dan ditindaklanjuti, dan di catat dalam rekam medis
17. Penanganan obat kadaluarsa / rusak :
a. Mengidentifikasi obat yang kadaluarsa / rusak
b. Memisahkan obat yang sudah kadaluarsa atau rusak dan di simpan terpisah dari
penyimpanan obat yang belum kadaluarsa
c. Membuat catatan nama obat, no. Batch, jumlah dan tanggal kadaluarsa
d. Melaporkan dan mengirim obat kadaluarsa ke Gudang Farmasi kabupaten
e. Mendokumentasikan pencatatan tersebut
f. Obat kadaluarsa / rusak tidak boleh diberikan ke pasien
18. Penanggung jawab Pelayanan kefarmasian melakukan pencatatan kasus efek samping obat
pada buku laporan KTD serta pemantauannya dan tindak lanjut penanganan efek samping
oleh dokter yang menangani
19. Penyediaan obat-obat emergensi di unit kerja :
a. Obat-obat emergensi : Epinefrin injeksi, Dexametason Injeksi, Diazepam injeksi,
Atropin sulfat injeksi, Lidokain injeksi, Diazepam Rectal, Dipenhidramin injeksi,
Fitomenadion injeksi, metoklopramida injeksi, Oksitosin injeksi, dan Ranitidin Injeksi
b. Pengelola obat memonitoring obat-obatan yang telah di distribusi
c. Pengelola obat memastikan bahwa obat-obat emergensi yang telah digunakan,
kadaluarsa atau rusak harus segera diganti sehingga jenis dan jumlahnya tetap sesuai
daftar
D. MANAJEMEN LINGKUNGAN
1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan puskesmas wajib dipantau secara rutin
2. Prasarana Puskesmas, yang meliputi air, listrik, Alat pemadam Kebakaran Api Ringan
(APAR) harus dipantau secara periodik, dipelihara, diperbaiki, dan dipastikan berfungsi
3. Hasil pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan harus didokumentasikan
4. Bahan dan limbah berbahaya harus diidentifikasi, disimpan dengan benar, dimonitor
penyimpanan dan penggunaannya, dan ditindak lanjuti
5. Harus disusun program menjamin lingkungan puskesmas yang aman meliputi :
perencanaan, pelaksanaan, pendidikan, dan pelatihan, pemantauan serta evaluasi
6. Harus disusun program pemeliharaan peralatan, meliputi perencanaan, pelaksanaan,
monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut
7. Peralatan yang perlu dikalibrasi harus dikalibrasi tepat waktu
8. Peralatan steril harus disterilkan dengan prosedur yang benar
Ditetapkan di : Kulo
Pada Tanggal : 2 Januari 2018
KEPALA PUSKESMAS KULO
MUHAMMAD TANG