Anda di halaman 1dari 2

Organisasi sistem pencernaan dapat dibagi atas saluran pencernaan makanan dan organ-organ

pencernaan tambahan: Saluran pencernaan makanan, merupakan suatu saluran yang terdiri dari rongga
mulut, tekak (faring), kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus (terdiri dari
duodenum, yeyunum, dan ileum), usus besar, dan poros usus (rectum atau anus). Sedangkan organ-
organ pencernaan tambahan terdiri dari gigi, lidah, kelenjar ludah, kandung empedu, hati, dan pancreas
(Irianto, 2012).

Menurut fox (2008), secara umum sistem digestif memiliki fungsi sebagai berikut: motility yang
berhubungan dengan pergerakan makanan di sepanjang saluran pencernaan, secretion yang
berhubungan dengan sekresi hormone eksokrin dan endokrin, digestion yang berhubungan dengan
proses pemecahan molekul makanan menjadi sub unit yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh
usus, absorption yang berhubungan dengan proses masuknya produk digestion ke dalam darah ataupun
limfa, serta sebagai storage dan elimination yang berhubungan dengan penyimpanan dan penguraian
kembali molekul tertentu hasil pencernaan makanan.

Proses pencernaan makanan, makanan yang dicerna dipecah menjadi molekul-molekul yang lebih
sederhana sehingga mudah diserap melalui dinding usus dan masuk kedalam aliran darah. Pencernaan
merupakan proses yang berlangsung terus menerus. Bermula dari pengambilan pakan dan berakhir
dengan pembuangan sisa pakan (Indira, 2011).

Enzim adalah substansi dengan dasar protein yang terdapat pada manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Enzim membantu proses metabolisme tubuh yang memungkinkan proses kehidupan dapat berjalan.
Salah satu jenis enzim yang mempunyai peranan penting adalah enzim pencernaan. Enzim ini
merupakan bagian integral dari proses pencernaan. Enzim pencernaan sudah mulai bekerja dari saat
makanan masuk ke dalam mulut sampai makanan masuk ke dalam lambung, usus halus dan usus besar.
Enzim berguna untuk memecah makanan menjadi bagian yang lebih kecil. Bagian yang lebih kecil inilah
yang akan diserap melalui dinding usus (Slamet, 2013, p. 78).

Enzim bekerja pada substrat tertentu ,memerlukan substrat tertentu dan keasaman tertentu pula.Suatu
enzim tidak dpat bekerja pada substrat lain.Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu
rendah atau terlalu tinggi.Demikian pula enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan bekerja
pada suasana basa dan sebaliknya(Swenson,2007).

Aktivitas enzim dipengaruhi oleh pH, karena sifat 1tyal gugus karboksil dan gugus amino mudah
dipengaruhi oleh pH. Perubahan pH atau pH yang tidak sesuai akan menyebabkan daerah katalitik dan
konformasi enzim berubah. Selain itu perubahan pH juga menyebabkan denaturasi enzim dan
mengakibatkan hilangnya aktivitas enzim (Anja, 2009, p. 36).

Saliva membantu pencernaan dan penelanan makanan, di samping itu juga untuk mempertahankan
integritas gigi, lidah, dan 1tyalin1 mukosa mulut. Di dalam mulut, saliva adalah unsur penting yang dapat
melindungi gigi terhadap pengaruh dari luar, maupun dari dalam rongga mulut itu sendiri. Makanan
yang kita makan dapat menyebabkan ludah kita bersifat asam maupun basa. Peran lingkungan saliva
terhadap proses karies tergantung dari komposisi, viskositas, dan mikroorganisme pada saliva (Diana,
2015, p. 26).
Secara umum,dalam mulut makanan dihancurkan secara mekanis oleh gigi denan jalan dikunyah.
Makanan yang dimakan dalam jumlah besar akan di ubah menjadi kecil. Selama penghancuran secara
mekanis berlangsung, kelenjar yang ada disekitar mulut mengeluarkan cairan yang disebut saliva atau
ludah (Isaeni, 2006, p. 45).

Secara umum, dalam mulut makanan dihancurkan secara mekanis oleh gigi dengan jalan
dikunyah. Makanan yang dimakan dalam besar diubah menjadi ukuran lebih kecil. Selama penghancuran
secara mekanis berlangsung, kelenjar yang ada disekitar mulut mengeluarkan cairan yang disebut saliva
atau ludah. Ada tiga kelenjar yang mengeluarkan saliva yaitu kelenjar parotid, kelenjar submandibular
dan kelenjar sublingual. Didalam saliva terdapat enzim saliva yaitu suatu enzim 2tyalin yang berfungsi
untuk memecah molekul amilum menjadi 2tyalin dengan proses hidrolisis. Proses ini berjalan lebih baik
apabila makan dikunyah lebih halus. Enzim 2tyalin bekerja secara optimal pada pH 6,6.selain itu, saliva
juga berfungsi untuk membasahi makanan sehingga dapat mempermudah proses menelan makanan
(Poedjiadi, 2006)

DAFTAR PUSTAKA
Fox, S.I. (2008). Human Physiology Tenth Edition. New York: McGraw-Hill.

Indira, Fitriliyani. 2011. Aktifitas Enzim Saluran Pencernaan Ikan Nila (Oreohromis Niloticus) Dengan
Pakan Mengandung Tepung Daun Lamtoro (Leucaena Leucophala) Terhidrolisis Dan Tanpa Hidrolisis
Dengan Ekstrak Enzim Cairan Rumen Domba. Jurnal BIOSCIENTIAE. 8 (2): 16-31.

Irianto, K. (2012). Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Alfabeta.

Isnaeni, Wiwi. (2006). Fisiologi Hewan. Yokyakarta: kanisius.

Meryandini, A., Widosari, W., Maranatha, B., Sunarthi, T. C., Rachmania, N., Satria, H. (2009). Isolasi
Bakteri Selulolitik dan Karakterisasi Enzimnya. Jurnal MAKARA. 13 (1): 3-38.

Poedjiadi, Anna, 2006. Dasar-dasar Biokimia, Universitas Indonesia PRESS,Jakarta.

Slamet, Adeng. M. Tibrani. 2013. Penuntun Praktikum Fisiologi Manusia dan Hewan. Universitas
Sriwijaya : Inderalaya.

Soesilo, D., Santoso, R. E., Dyatri, I. (2015). Peranan sorbitol dalam mempertahankan kestabilan pH
saliva pada proses pencegahan karies. Jurnal Majalah Kedokteran Gigi. (Dent. J.). 38 (1): 25–28.

Swenson,GM.2007.Dules Physiology or Domesctic Animals.USA : Publishing Co.inc

Anda mungkin juga menyukai