Anda di halaman 1dari 16

CONTOH PELANGGARAN TERHADAP

ETIKA
1.KORUPSI

Korupsi Dana Desa, Kades Bandung Barat Divonis Tiga Tahun Penjara`

SENIN, 21 MARET 2016AUTHOR : FOKUSJABAR.COM0


BANDUNG, FOKUSJabar.com : Kepala Desa Situwangi, Kecamatan Cihampelas,
Kabupaten Bandung Barat, Nunung Nurjanah divonis tiga tahun penjara. Nunung terbukti
telah melakukan tindak pidana korupsi dana bantuan desa untuk pembangunan fasilitas
infrastruktur pedesaan dan rehab Kantor Desa Situwangi sebesar Rp250 juta.
“Mengadili dan menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara denda Rp50 juta subsider dua bulan
kurungan,” tegas Ketua Majelis Hakim Tipikor, Martahan Pasaribu di Ruang III Pengadilan
Negeri Tipikor, Jalan LLRE Martadinata Kota Bandung, Senin (21/3/2016).
Martahan menjelaskan, unsur memperkaya diri terdakwa dalam penggunaan dana bantuan
desa dari Gubernur Jawa Barat tahun anggaran 2013 telah terpenuhi.
“Tidak ada satu pun petunjuk dana itu digunakan untuk pembangunan rehab kantor desa dan
pengaspalan jalan. Oleh karenanya, unsur penyalahgunaan wewenang telah terpenuhi,”
tambahnya.
Martahan menuturkan, terdakwa dalam penerimaannya tidak diserahkan kepada bendahara,
melainkan digunakan untuk kepentingan pribadi. Tidak dikelola oleh bendahara. Terdakwa
menggunakan dana tersebut bukan sebagaimana mestinya.
Selain hukuman penjara, Majelis Hakim Tipikor mewajibkan terdakwa untuk membayar
uang pengganti sebesar Rp225 juta.
“Jika tidak dibayar, maka diganti dengan kurungan penjara selama satu tahun,”
Martahan menyatakan, untuk hal meringankan, terdakwa mengakui perbuatannya dan berlaku
sopan selama persidangan. Sedangkan untuk hal memberatkan, terdakwa selaku Kepala Desa
tidak memberikan contoh yang baik bagi warga desanya dan tidak berperan aktif mendukung
program pemberantasan korupsi.
Terdakwa terbukti bersalah sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Undang Undang Republik
Indonesia nomor 31/1999 sebagaimana diubah dengan Undang Undang RI nomor 20/2001
tentang Tindak Pidana Korupsi.

2.MIE BERFORMALIN

Penulis akan memberikan salah satu contoh pelanggaran etika bisnis yang terjadi pada
salah satu produsen mi basah yang membuat produknya dengan mengandung formalin. Kita
tahu mi basah merupakan bahan makanan yang lezat bersama bakso atau soto. Sayangnya
banyak para produsen mi basah yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya. Berikut ini merupakan berita kasus produsen mi basah
melakukan pelanggaran etika bisnis :

SEMARANG – Polisi menggerebek pabrik mi berformalin yang disajikan saat pelantikan


Gubernur Jateng di Gedung Berlian, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Jumat, 23 Agustus.
Pabrik yang sudah beroperasi sejak tiga tahun itu beroperasi di wilayah Magelang, Jateng,.

“Direktorat Reserse Kriminal Khusus mengungkap pabrik mi basah yang diduga


menggunakan bahan berbahaya berupa formalin di Kampung Paten RT 02/08 Kelurahan
Rejowinangun, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang,” kata Dir Reskrimsus Polda
Jateng, Kombes Pol Mas Guntur Laupe, Rabu (4/9/2013).
Pengungkapan kegiatan pabrik mi berbahaya itu bermula saat petugas Dit Reskrimsus,
menerima informasi dari petugas Bid Dokkes Polda Jateng yang menemukan mi berformalin
dalam Pesta Rakyat Pelantikan Gubernur Jateng.

Petugas melakukan uji laboratorium terhadap sampel makanan yang disajikan kepada para
pengunjung di acara tersebut.

“Berdasarkan informasi tersebut, tim melakukan pemeriksaan terhadap stan yang menyajikan
mi bakso dan melakukan penyitaan terhadap barang bukti berupa mie basah dan sisa
makanan di sekitar lokasi,” tambahnya.

Setelah memeriksa sejumlah saksi di stan mi bakso milik Suratmi, mi tersebut ternyata
diproduksi di Magelang. Polisi bergerak cepat dengan melakukan penggerebekan ke lokasi
pabrik mi.

Selain itu polisi juga menangkap pemilik pabrik, Jumirin (45), warga Desa Prajegan
RT02/02, Kelurahan Prajeksari, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.

“Kita melakukan penahahan terhadap tersangka dan melakukan uji labratoris terhadap sampel
mi basah tersebut ke Laboratorium Forensik Cabang Semarang,” sebutnya.

Pelaku mengaku, industri rumahan turun temurun itu memproduksi mi yang diedarkan di
sejumlah pasar tradisional di Kota Magelang, Ambarawa, dan Kota Semarang. Modus yang
digunakan tersangka, mencampurkan formalin dan zat pewarna tekstil ke dalam adonan mi
basah atas pesanan konsumen.

“Pencampuran formalin ini agar mi yang dibuat menjadi tahan lama tidak mudah rusak dan
tampak segar,” ujar Jumirin.

Selain memproduksi mi yang membahayakan kesehatan, pabrik tersebut juga diduga tak
memiliki izin usaha. Dari pabrik tersebut petugas menyita barang bukti berupa tiga karung mi
basah warna kuning siap edar, lima karung tepung terigu, satu kilogram pewarna kuning, satu
jeriken kosong bekas cairan formalin, dan sejumlah bahan pembuat mi lainnya.

Tersangka dijerat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1984, tentang Perindustrian dengan hukuman maksimal 15 tahun
penjara.

Seiring dengan banyaknya media mempublikasi mengenai makanan dan minuman yang
berbahaya bagi kesehatan dengan alasan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya,
membuat kita berpikir untuk berhati-hati dalam membeli mie basah yang aman untuk
dikonsumsi. Bagaimana kita mengetahui mi basah yang berformalin? berikut ciri mie
berformalin yaitu:

1. Mi mengkilat dibanding mi tidak berfomalin.


2. Berwarna pekat dan tidak lengket.
3. Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu
lemari es (10 derajat celsius).
4. Bau agak menyengat, bau formalin.

Analisis :

Berbagai kasus yang ada menunjukkan bahwa etika bisnis belum di jalankan secara maksimal
baik di lihat dari etika promosi maupun keadilan konsumen. Menurut Mahmoedin (1996 : 7)
akibat para pelaku bisnis yang tidak memperhatikan etika dalam bisnis adalah :

1. Perusahaan / bisnis yang rusak namanya karena tidak menggunakan etika dalam berbisnis
akan dimusuhi mitra usahanya.
2. Bisnis yang tidak menghiraukan etika akan hancur karena konsumen bukan benda mati
yang gampang dibodohi.
3. Jika bisnis itu merusak lingkungan, maka akan rugi bahkan masyarakat akan
menghukumnya sebagai perusak alam dan lingkungan yang pada gilirannya perusahaan
tersebut akan dikucilkan.
4. Kekuasaan yang terlalu besar dari bisnis jika tidak diimbangi dengan tanggung jawab
social yang sebanding akan menyebabkan bisnis tersebut menjadi kekuatan yang merusak
masyarakat.
3.PERAMPOKAN SPBU

Waspada
Polres Asahan Ungkap Perampokan SPBU
KISARAN, WOL – Sat Reskrim Polres Asahan mengungkap aksi perampokan SPBU Aek
Loba yang menyikat uang Rp450 juta dengan membekuk tujuh tersangka. Satu tersangka
sebagai otak pelaku merupakan napi di LP Tanjungpura dan satu lagi masih buron.
Kasus perampokan itu terjadi 27 Februari lalu. Setelah kabur ke arah Labuhanbatu, para
pelaku melarikan diri ke kawasan Petatal, Kabupaten Batubara. Di Batubara, para pelaku
membagi-bagi uang hasil kejahatannya.

Waka Polres Asahan, Kompol Dorma Purba, mengatakan uang hasil kejahatan itu dibagi-bagi
para pelaku dengan jumlah bervariasi kepada SH alias Udit, BT, MR, IR, LS, ML, ED alias
Edoy, 20, LG alias Gito, dan UL belum tertangkap. Setelah pihak SPBU melapor, polisi
menyelidiki kasus ini dengan melihat rekaman CCTV.

Dalam penangkapan itu, dua di antara pelaku yakni ED dan LG terpaksa ditembak. Enam
tersangka ditahan di Polres Asahan, sedangkan otak pelaku masih mendekam di LP
Tanjungpura. Satu lagi di RS Medan untuk perawatan akibat luka tembak.

“Dalam kasus ini dua pelaku bertindak sebagai eksekutor. Keduanya adalah ED alias Edoy
warga Langkat, sebagai joki sepedamotor. Kemudian LG alias Gito. Mereka membawa senpi.
Mereka berdua bergerak atas arahan ML, napi kasus perampokan yang kini mendekam di LP
Tanjungpura,” jelas Kompol Dorma Purba, Selasa (22/3), didampingi Kasat Reskrim AKP
Anderson Siringoringo.

Dalam kasus ini, menurut polisi, diamankan barang bukti berbagai jenis, di antaranya empat
sepeda motor, uang tunai Rp54 juta, seperangkat perhiasan emas, televisi, dan
kulkas.(wol/aa/waspada/data1
4.POLISI JUALAN SABU

22 MARCH 2016 - 10:43 WIB

METROPOLITAN.ID – Pasca ditangkapnya anggota Patroli Sabhara Polsek Leuwiliang


Bripka Muhamad Isa (MI) atas kepemilikan 21,40 gram sabu, Polres Bogor kini
menempatkan dalam sel isolasi. Sel khusus ini berada di Gedung Satuan Narkoba Polres
Bogor dan hanya bisa ditempati satu orang.
“Ruang tahanannya memang dipisah, tapi bukan berarti ada perlakuan khusus. Karena di sel
isolasi malah lebih sempit agar pelaku jera. Saat ini polisi juga masih terus melakukan
penyelidikan,” kata Kasubag Humas Polres Bogor AKP Ita Puspitalena saat ditemui
Metropolitan di ruang kerjanya, kemarin.
Terpisah, Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono mengatakan,
pihaknya masih menunggu hasil sidang kode etik yang akan memutuskan apakah IM dipecat
atau tidak. Yang jelas, sambungnya, pasti ada sanksi pidana dan etika, sebab perbuatannya
sangat fatal dan telah melanggar kode etik sebagai anggota Polri.
“Prosesnya tergantung sidang kode etik. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003
tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, setiap anggota
Polri harus tunduk pada Peraturan Disiplin dan Kode Etik Profesi,” terang Pudjo saat
dihubungi, kemarin.
Jika terbukti bersalah, Bripka IM terancam sanksi rekomendasi Pemberhentian Dengan Tidak
Hormat (PTDH). Aturan itu sudah tertuang dalam Perkapolri 14/2011 Pasal 22 ayat (2) yang
diputuskan melalui Sidang Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian (KKEP).
Kapolsek Leuwiliang Kompol I Nyoman Suparta mengatakan, untuk saat ini statusnya masih
diduga dan belum divonis bersalah. Kapolsek mengaku sebelum terjadi kasus tersebut,
anggota Polsek Leuwiliang sudah dilakukan pembinaan dan pengawasan. “Malah sebelum
kejadian pagi dengan saya melakukan kegiatan kerja bakti di wilayah,” ujarnya.
Ia menjelaskan, di mata anggota yang lain, MI merupakan orang yang rajin dan tidak pernah
bolos hingga saat dilakukan penangkapan pun MI sedang bertugas. ”Kami tetap
konsisten, siapa pun yang terkena kasus hukum tentunya akan dilakukan penegakan hukum,”
imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, anggota Polres Bogor Bripka Muhamad Isa diduga nekat jualan
sabu. Saat digeledah, polisi yang bertugas di Polsek Leuwiliang itu menyembunyikan empat
paket plastik sabu siap edar di sepatu dinas.
Jajaran Sat Narkoba Polres Bogor dipimpin langsung AKP Yuni Purwanti Kusuma
Dewi membekuk oknum anggota polisi pada Sabtu (19/3) sekitar pukul 22:00 WIB. Menurut
Kapolres Bogor AKBP Suyudi Ario Seto, penangkapan berawal dari informasi masyarakat ke
BNNK Bogor, Kodim 0621/Kabupaten Bogor dan Kodim 0508/Kota Depok. Mendapat
laporan tersebut, anggotanya bergegas menangkap Bripka Isa saat piket di Polsek
Leuwiliang.
5.TAWURAN
Pelajar Tawuran di Klender, Rel Kereta Diblokir

tawuran pelajar pecah di Klender (Foto: Okezone)


JAKARTA - Aksi tawuran pelajar pecah di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Kebon
Singkong, Klender, Jakarta Timur, Jumat (1/5/2015).
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari akun twitter Traffic Management
Center (TMC) Polda Metro Jaya, bentrok antarpelajar tersebut mengakibatkan
KRL commuter line jurusan Kampung Melayu-Jatinegara tidak bisa melintas
karena diblokir para pelajar.
Tidak hanya KRL commuter line yang tidak melintas di kawasan tersebut,
sejumlah mobil angkutan kota dan Transjakarta pun dihalau para pelajar.
Belum diketahui penyebab tawuran pelajar itu. Hingga saat ini, pihak kepolisian
masih melakukan pengamanan dan penguraian massa di lokasi tawuran.
CONTOH PELANGGARAN TERHADAP
ETIKET

1.MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN

"Buanglah sampah pada tempatnya", nampaknya banner ini sudah banyak kita lihat di berbagai
ruas jalan hingga di di gang-gang rumah.

Citizen6, Singapura "Buanglah sampah pada tempatnya", nampaknya banner ini


sudah banyak kita lihat di berbagai ruas jalan hingga di di gang-gang rumah.
Namun, sayangnya kalimat tersebut tidak lagi membantu mengingatkan masyarakat
untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Parahnya lagi, para pengguna kendaraan pribadi seperti motor dan mobil sering kali
tak ragu untuk membuang sampah-sampah kecil seperti tisu, bungkus permen
maupun puntung rokok di jalan-jalan yang dilintasinya.

Perilaku malas tersebut pun yang membuat seorang pria asal Singapura rela
mengejar sebuah mobil setelah sang pengemudi melemparkan sampah melalui
jendela mobil. Dilasir Stomp pada Minggu (19/7/2015), seorang pria yang tidak
diketahui namanya ini memilih cara yang tidak biasa agar pelaku yang membuang
sampah tersebut sadar dan malu.

Sebuah video yang beredar di jejaring sosial memperlihatkan aksi pria yang tengah
mengemudi kendaraannya. Tiba-tiba, sang pengemudi keluar mobilnya setelah
melihat pengemudi yang berada di depannya melempar sampah ke jalanan. Sontak,
ia pun mengambil sampah tersebut dan menyerahkannya ke pengemudi mobil hitam
itu.

Aksinya tersebut pun sontak langsung mendapat sorotan para onliner. Mereka
bahkan memberikan beragam respons setelah melihat sikap yang diambil pria
itu. (ul/kw)

2.ANGGOTA DPR TERTIDUR SAAT RAPAT


PARIPURNA

Kompas.com/Dani PrabowoSejumlah anggota dewan terlihat tidur saat skorsing ketiga pada
sidang paripurna kedua DPR RI, Kamis (2/10/2014) dini hari.
JAKARTA, KOMPAS.com – Hari pertama masa sidang masa bakti 2014-2019 berlangsung
cukup melelahkan. Tak heran, ada anggota DPR yang memilih mengistirahatkan diri mereka
ketika sidang paripurna penentuan pimpinan DPR RI diskors.

Pantauan Kompas.com, kegiatan para anggota dewan itu telah dimulai sejak Rabu
(1/10/2014). Mereka mengawali kegiatan dengan menghadiri upacara peringatan Hari
Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Para anggota itu sebagian besar menginap di hotel yang telah disiapkan Komisi Pemilihan
Umum. Mereka berangkat dari hotel menuju Lubang Buaya sekira pukul 06.00 WIB untuk
kemudian mengikuti upacara pukul 07.00 WIB.

Setelah upacara selesai, dengan menggunakan bus dan kendaraan pribadi masing-masing,
mereka menuju Kompleks Gedung Parlemen di Senayan, Jakarta Selatan, untuk dilantik
secara resmi sebagai anggota DPR baru.

Sebagian besar dari mereka tiba sekira pukul 09.00 WIB, meski waktu pelantikan itu sendiri
baru berlangsung pukul 11.00 WIB. Setelah dilantik, para anggota dewan itu kemudian
mengikuti rapat yang diselenggarakan masing-masing fraksi mereka.

Rapat tersebut dilakukan untuk menentukan sikap mereka di dalam sidang paripurna kedua
yang mengagendakan penentuan pimpinan DPR RI. Adapun sebelum paripurna dimulai,
sekira pukul 14.30 WIB, terjadi rapat konsultasi antar pimpinan fraksi di Ruang Komisi IV
DPR.

Rapat itu sendiri sempat diskors satu kali pada pukul 17.00 WIB, dan baru kembali
dilanjutkan pukul 19.00 WIB. Rapat konsultasi itu baru berakhir pukul 21.00 WIB dengan
keputusan menyelenggarakan sidang paripurna kedua.

Selama sidang paripurna kedua berlangsung, sempat terjadi debat sengit antar anggota fraksi.
Sebagian dari anggota fraksi yang tergabung di dalam koalisi partai pengusung pasangan
presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla, sempat protes kepada
pimpinan sidang sementara Popong Otje Djundjuna untuk menutup rapat konsultasi terlebih
dulu.

Protes itu salah satunya datang dari politisi PDI Perjuangan, Adian Napitupulu. Namun,
permintaan Adian akhirnya tak digubris oleh Popong. Wanita itu tetap melanjutkan jalannya
sidang paripurna dengan dalih jika rapat konsultasi telah ditutup. Ia pun mengklaim, memiliki
bukti rekaman penutupan rapat itu.

Sementara itu, selama sidang paripurna berlangsung, setidaknya terjadi tiga kali skorsing.
Skors pertama dilakukan lantaran Fraksi PDI Perjuangan dan PKB belum masuk ke dalam
ruang sidang. Popong pun memberi waktu selama 30 menit agar kedua fraksi itu dapat segera
menghadiri ruang sidang.

Skors kedua, diberikan Popong lantaran aksi protes yang dilontarkan Adian, rupanya
berbuntut protes yang dilakukan oleh anggota dewan terhormat lainnya. Pasalnya, Popong
enggan mengabulkan permintaan Adian. Di sisi lain, sebagian besar anggota dewan meminta
agar sidang dilanjutkan.

Selanjutnya, skors ketiga dilakukan lantaran Popong ingin memberikan kesempatan kepada
masing-masing pimpinan fraksi untuk berbicara di dalam forum lobi untuk menentukan paket
pimpinan DPR.
Dalam skors ketiga itulah, akhirnya dimanfaatkan oleh para anggota dewan untuk istirahat.
Sebagian dari mereka memilih untuk berbincang dengan rekan sejawat. Tawa dan canda
terlihat lepas dari wajah mereka. Di sisi lain, tak sedikit pula anggota dewan yang memilih
tidur. Mereka terlihat menyandarkan salah satu siku tangan mereka pada pegangan kursi, dan
menggunakan telapak tangannya untuk menopang dagu.

3. Etiket Berponsel Kian Buruk

Selasa, 1 Maret 2011 11:15 WIB | 3.532 Views

London (ANTARA News) - Apakah mengirim SMS saat makan malam, berbicara
di telepon di toilet umum atau menggunakan laptop saat mengemudi,
kebanyakan orang berpendapat etiket menggunakan perangkat komunikasi
bergerak semakin buruk, tidak semakin baik.

Sembilan puluh satu persen orang dewasa yang turut ambil bagian dalam jajak
pendapat oleh perusahaan inovasi komputer Intel mengatakan, mereka melihat
orang-orang menyalahgunakan teknologi, dan tiga perempat berpikir etiket
menggunakan perangkat komunikasi bergerak sudah menurun sejak beberapa
tahun lalu.

"Teknologi digital baru menjadi andalan dalam kehidupan konsumen, tetapi kami
belum bekerja untuk diri kami sendiri, keluarga kami, komunitas dan masyarakat
perilaku, apa pun yang benar dan harapannya," kata Genevieve Bell, head of
interaction and experience research at Intel.

Poling itu diikuti oleh 2000 orang. Hasilnya menunjukkan bahwa kebanyakan
orang AS berharap orang-orang mempraktikkan etiket menggunakan perangkat
mobile lebih baik dan menemukan bahwa buruknya perilaku berteleppon benar-
benar mengganggu, bahkan meski kira-kira 20 persen mengakui mereka memiliki
etiket yang buruk.

Hampir 75 persen mengatakan buruknya etiket bertelepon memunculkan bentuk


baru kemarahan publik dan 65 persen mengakui mereka menjadi marah di
sekitar orang-orang yang menyalahgunakan perangkat mobile.

Perilaku yang paling mengganggu adalah menggunakan perangkat bergerak


selama mengemudi, diikuti berbicara di ponsel keras-keras di tempat publik dan
berjalan sambil mengetik atau berbicara di telepon.

Berdasarkan poling, orang-orang rata-rata melihat lima pelanggaran penggunaan


perangkat bergerak setiap hari. Hampir seperempat mengatakan mereka sering
melihat seseroang menggunakan laptop sambil mengemudi, dan satu dari lima
orang mengatakan mereka mengecek ponsel mereka sebelum turun dari tempat
tidur pada pagi hari.
4.SEPEDA MOTOR MELINTAS DI TROTOAR

Sabtu, 5 Oktober 2013 08:54 WIB

Tribunnews.com, Jakarta — Dalih selalu bisa dicari, tak terkecuali oleh para
pengendara sepeda motor yang dengan enteng naik dan melintas di trotoar.
Apakah perbaikan dan peninggian trotoar bisa menepis dalih-dalih yang
dilontarkan para pengendara motor pelintas trotoar ini?

"Pengguna mobil yang enggak mau ngantre terkadang nyeroboti alur kami
(jalur untuk sepeda motor di lajur kiri), kan kami yang payah lewat," dalih
Ferdian (26), salah seorang pengguna motor saat ditemui Kompas.com di
Jalan Gatot Subroto, Jumat (4/10/2013) sore.
Dengan dalih itu, Ferdian meminta jangan hanya pengendara motor yang
disalahkan karena berkendara di atas trotoar. Dia pun berpendapat sikap tak
disiplin pengguna mobil kerap membuat kemacetan terjadi. "Pengguna mobil
yang model-model begini kan biasa bikin bottle neck (penyempitan jalur).
Mereka enggak mau antre, jadinya jalan macet," ujarnya.
Wiji (24), pengguna motor asal Bekasi, mengaku sering naik ke trotoar saat
mengendarai sepeda motor. Kali ini dalihnya, banyak angkutan
umum ngetem di sembarang tempat. "Jalur kanannya sudah penuh mobil,
jalur kiri bus sama angkot ngetem, karena kami payah lewat dan mau cepat
makanya kami naik ke trotoar," kilah dia.
5.SISWA SMA CORET-CORET BAJU

.
corat-coret seragam sma. ©2013merdeka.com/m. luthfi rahman

Merdeka.com - Meski hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMA belum diumumkan.
Namun, puluhan pelajar di Kota Tangerang melakukan aksi corat-coret seragam di
kawasan Cikokol, Kamis (16/4).
Aksi ini dilakukan setelah selesai melaksanakan UN di hari terakhir. Salah satu pelajar
SMK PGRI 2 Tangerang Ilham mengatakan, dirinya melakukan aksi corat-coret untuk
merayakan selesainya pelaksanaan UN. Dia sendiri yakin lulus UN, meski hasilnya
belum diumumkan.
"Saya optimis lulus. Karena sekarang aturannya beda. Hasil UN bukan lagi syarat
kelulusan, tapi syarat untuk masuk perguruan tinggi," katanya.
Aksi corat-coret itu pun mendapat perhatian dari Petugas Satpol PP Kota Tangerang.
Para pelajar langsung dibubarkan oleh petugas.
Kepala Satpol PP Mumung Nurwana mengatakan, pihaknya terus melakukan operasi di
sudut sekolah terhadap pelajar yang melakukan aksi corat-coret.

"Kita operasi di delapan titik, kita bubarkan karena dikhawatirkan adanya aksi tawuran,"
paparnya.
BERITA-BERITA YANG MELANGGAR
ETIKA DAN FOTO-FOTO YANG
MELANGGAR ETIKET

OLEH

NAMA :DESI CHRISTINA NABABAN

NM :1405022019

KELAS :SI-4C

MATA KULIAH :EP & MSDM

JURUSAN TEKNIK SIPIL PRODI TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

SEMESTER B. T.A 2015/2016

Anda mungkin juga menyukai