Anda di halaman 1dari 10

Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

PENGANTAR SISTEM PENGUKURAN

Teknik pengukuran telah berperan penting sejak awal peradaban manusia, ketika
pertama kali digunakan untuk mengatur transfer barang dalam perdagangan barter
agar terjadi pertukaran yang adil. Revolusi industri pada abad kesembilan belas telah
menimbulkan perkembangan pesat pada instrumen dan teknik pengukuran yang baru
untuk memenuhi kebutuhan produksi. Sejak saat itu, terjadi pertumbuhan besar dan
cepat dalam teknologi industri. Hal ini dapat dilihat terutama pada akhir abad ke dua
puluh, yang didorong oleh perkembangan elektronik dan komputer. Pada gilirannya,
pertumbuhan industri secara paralel memerlukan perkembangan instrumen dan teknik
pengukuran yang baru.

Pertumbuhan besar dalam aplikasi komputer untuk kontrol proses industri dan
monitoring menyebabkan munculnya kebutuhan akan instrumen untuk mengukur,
merekam dan mengontrol variabel proses. Karena teknik produksi modern bekerja
dengan batas akurasi yang semakin ketat, dan karena tuntutan ekonomi yang
membatasi biaya produksi, maka persyaratan agar instrumen menjadi akurat dan
murah semakin sulit. Hal ini menjadi titik fokus penelitian dan pengembangan dari
seluruh produsen instrumen. Dalam beberapa tahun terakhir, cara yang paling hemat
untuk meningkatkan akurasi instrumen telah ditemukan pada banyak kasus dengan
menggunakan daya komputasi digital. Instrumen cerdas ini karenanya tampil secara
menonjol dalam katalog produsen instrumen saat ini.

1 Tujuan dan Penerapan Sistem Pengukuran

Proses didefinisikan sebagai sistem yang menghasilkan informasi. Informasi yang


dihasilkan dalam sebuah proses diwakili oleh satu atau lebih variabel informasi.
Sebagai contoh, pergerakan mobil menghasilkan informasi variabel perpindahan,
kecepatan dan percepatan; sedangkan reaktor kimia menghasilkan variabel
temperatur, tekanan, dan komposisi.
Pengamat adalah orang yang memerlukan informasi dalam proses. Pada contoh
yang disebutkan pada paragraf sebelumnya, pengamat untuk pergerakan mobil adalah

Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 1


Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

sopir, sedangkan pengamat untuk plant reaktor kimia adalah operator.


Tujuan sistem pengukuran adalah menghubungkan pengamat dengan proses yang
ditinjau, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Pengamat ditunjukkan dengan
sejumlah nilai variabel informasi saat ini. Variabel informasi disebut sebagai varabel
terukur. input untuk sistem pengukuran disebut nilai benar variabel; sedangkan output
sistem disebut nilai terukur variabel. Pada sebuah sistem pengukuran yang ideal, nilai
terukur akan sama dengan nilai benar. Akurasi sistem dapat didefinisikan sebagai
kedekatan nilai terukur dengan nilai benar. Sistem pengukuran yang sempurna adalah
sesuatu yang ideal secara teoritis dan tidak mungkin ditemui di aplikasi rill. Oleh
karena itu, untuk sistem pengukuran riil diperkenalkan konsep eror sistem pengukuran
E, dimana
E = nilai terukur - nilai benar
Eror adalah indikator unjuk kerja utama bagi sebuah sisem pengukuran. Prosedur dan
perlengkapan yang digunakan untuk menetapkan nilai benar variabel terukur akan
dijelaskan di bagian Karakteristik Statik.

Gambar 1 Ilustrasi tujuan sistem pengukuran


Penerapan instrumen pengukuran saat ini dapat diklafisikasikan ke dalam tiga
kelompok besar. Pertama adalah penggunaan instrumen pengukuran pada pengaturan
perdagangan, yaitu menerapkan intrumen yang mengukur besaran fisik seperti
panjang, volume dan massa dalam satuan standar.
Bidang penerapan kedua adalah pada fungsi monitoring. Fungsi ini menyediakan
informasi yang memungkinkan manusia melakukan beberapa aksi yang diperlukan.
Sebagai contoh, pengemudi mobil menggunakan speedometer untuk menentukan
apakah dia perlu melambatkan gerakan mobil atau tidak atau bahkan mempercepat
gerakan; operator reaktor kimia menggunakan termokopel untuk menentukan apakah
dia perlu memperbesar atau memperkecil aliran fluida pendingin reaktor. Secara
umum, fungsi monitoring ada untuk menyediakan informasi yang berguna bagi
manusia untuk mengontrol beberapa operasi atau proses industri. Pada proses kimia

Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 2


Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

misalkan, perkembangan reaksi kimia diindikasikan dengan pengukuran temperatur


dan tekanan pada berbagai titik, dan pengukuran tersebut mengijinkan operator
melakukan koreksi pada heater, aliran air pendingin, posisi valve dan seterusnya.
Bidang penerapan ketiga adalah pada sistem kontrol proses otomatik.
Karakteristik instrumen pengukuran yang digunakan pada sistem kontrol umpan balik
merupakan hal penting yang mendasar bagi kualitas kontrol yang dicapai. Akurasi dan
resolusi variabel output proses yang dikontrol tidak pernah dapat lebih baik dari
akurasi dan resolusi instrumen pengukuran yang digunakan. Hal ini merupakan
prinsip yang sangat penting.

2 Strukur Sistem Pengukuran

Sebuah sistem pengukuran dibuat untuk menyediakan informasi tentang nilai


fisik beberapa variabel yang diukur. Pada kasus sederhana, sistem pengukuran dapat
terdiri atas satu unit tunggal yang memberikan pembacaan atau sinyal output menurut
besarnya variabel tak diketahui yang diukur olehnya. Namun, pada situasi pengukuran
yang lebih komplek, sebuah sistem pengukuran terdiri atas beberapa elemen terpisah
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Komponen-komponen ini dapat terdiri atas
satu atau lebih sub komponen yang terdiri atas elemen-elemen pengukuran yang
merupakan satu kesatuan ataupun saling terpisah. Istilah instrumen pengukuran
biasanya digunakan untuk menggambarkan sistem pengukuran, apakah ia terdiri
hanya satu atau beberapa elemen, dan istilah ini akan sering digunakan pada modul
ini.

Gambar 2 Struktur sistem pengukuran secara umum

2.1 Elemen Sistem Pengukuran


Identifikasi elemen sistem pengukuran dapat berbeda pada sebuah sistem dengan
sistem yang lain. Terdapat empat jenis elemen yang mungkin muncul semuanya, atau
tidak, pada sebuah sistem pengukuran. Keempat jenis elemen tersebut ditunjukkan
pada Gambar 2 dan didefinisikan sebagai berikut:

Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 3


Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

Elemen Pengindera
Elemen ini kontak dengan proses dan memberikan output yang bergantung pada
cara bagaimana variabel diukur. Elemen pengindera juga sering disebut sebagai
sensor. Prinsip sebuah elemen pengindera adalah menggunakan perubahan sifat pada
dirinya saat mengindera proses untuk ditunjukkan sebagai perubahan fisik tertetu
yang terjadi pada proses. Jadi elemen ini memberikan output yang merupakan fungsi
dari besaran ukur (input yang diterapkan). Contohnya adalah:
• Termokopel menghasilkan perubahan g.g.l orde milivolt bergantung pada
temperatur
• Strain gauge menghasilkan perubahan resistansi bergantung pada regangan
mekanik
• Plat orifice menghasilkan drop tekanan bergantung pada laju aliran
Jika terdapat lebih dari satu elemen pengindera pada sebuah sistem, elemen yang
kontak dengan proses disebut elemen pengindera primer, elemen yang lain disebut
elemen pengindera sekunder. Namun, secara umum, sensor primer hanya bagian dari
sebuah sistem pengukuran.

Elemen Pengkondisian Sinyal


Elemen ini mengambil output dari elemen pengindera dan mengubahnya ke
dalam bentuk yang lebih sesuai untuk pengolahan lebih lanjut, biasanya dalam bentuk
tegangan d.c, arus d.c. atau sinyal frekuensi. Contohnya adalah:
• Rangkaian jembatan yang mengubah perubahan impedansi menjadi perubahan
tegangan
• Amplifier yang menguatkan sinyal tegangan orde milivolt menjadi volt
• Osilator yang mengubah perubahan impedansi menjadi tegangan dengan variabel
frekuensi.
Pada beberap kasus, sensor dan elemen pengkondisian sinyal digabung dan
dikenal sebagai transduser.

Elemen Pengolahan Sinyal


Elemen in mengambil output elemen pengkondisian sinyal dan mengubahnya ke
dalam bentuk yang lebih cocok untuk ditampilkan. Contohnya adalah:

Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 4


Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

• Analog-to-digital converter (ADC) yang mengubah tegangan ke dalam bentuk


digital untuk masukan ke komputer.
• Pemfilteran atau penapisan noise yang terinduksi, baik filter analog maupun filter
digital
• Komputer yang menghitung nilai terukur variabel dengan menggunakan data
digital yang datang.
Contoh perhitungan yang umum dilakukan pada komputer instrumen pengukuran
adalah:
• Perhitungan massa total gas produk dengan menggunakan data laju aliran dan
kerapatan
• Perhitungan luasan peak pada hasil kromatografi untuk memberikan nilai
komposisi aliran gas
• Koreksi untuk elemen pengindera yang tak-linier
Pada beberapa peralatan, pengolah sinyal digabungkan ke dalam transduser, yang
kemudian dikenal sebagai transmiter.

Elemen Presentasi Data


Elemen ini menampilkan nilai terukur dalam bentuk yang dapat dikenal dengan
mudah oleh pengamat. Contohnya adalah:
• Indikator skala-penunjuk sederhana
• Chart recorder
• Alphanumeric display
• Visual display unit

2.2 Contoh Sistem Pengukuran

Gambar 3 menunjukkan sebuah sistem pengukuran temperatur dengan elemen


pengindera adalah termokopel; yang memberikan output tegangan dalam orde
milivolt. Pengkondisian sinyal terdiri atas rangkaian kompensasi perubahan
temperatur sambungan referensi, dan amplifier. Sinyal tegangan diubah ke dalam
bantuk digital menggunakan ADC. Selanjutnya komputer mengkoreksi
ketidaklinieran sensor, dan nilai terukur ditampilkan pada VDU.

Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 5


Gambar 3 Contoh struktur sistem pengukuran temperatur

Gambar 4 Contoh struktur sistem pengukuran kecepatan

Gambar 5 Contoh stuktur sistem pengukuran laju aliran

6
Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

Pada Gambar 4, kecepatan rotasi sebuah mesin diindera dengan tachogenerator


elektromagnetik yang memberikan sinyal output a.c. dengan frekuensi sebanding
terhadap kecepatan. Schmitt trigger mengubah gelombang sinus ke bentuk pulsa
(sharp-edged pulse) yang kemudian dihitung selama interval waktu tertentu. Hasil
perhitungan digital dikirimkan ke komputer yang menghitung frekuensi dan
kecepatan. Terakhir, kecepatan ditampilkan pada tampilan digital.
Sistem pengukuran Gambar 5 memiliki plat orifice sebagai elemen pengindera;
yang memberikan output berupa beda tekanan (differential pressure). Transmitter
beda tekanan mengubah sinyal ini ke dalam bentuk sinyal arus dan karenanya
menggabungkan bagian pengindera dengan bagian pengkondisian sinyal. ADC
mengubah arus ke dalam bentuk digital. Selanjutnya komputer menghitung laju aliran
dan dicatat secara permanen pada chart recorder.

3 Tinjauan Ulang Jenis-Jenis Instrumen

Instrumen dapat dibagi ke dalam beberapa kelas berdasarkan beberapa kriteria.


Pengelompokan ini berguna dalam menentukan beberapa atribut instrumen, seperti
akurasi, harga, kemampuannya pada aplikasi yang berbeda.

3.1 Instrumen Aktif dan Pasif


Instrumen dibagi ke dalam aktif atau pasif berdasarkan pada apakah output
intrumen yang dihasilkan sepenuhnya oleh besaran yang diukur (disebut instrumen
pasif) atau apakah besaran yang diukur memodulasi magnitudo sumber daya eksternal
(disebut instrumen aktif). Pada instrumen aktif, sumber daya eksternal digunakan
dalam bentuk listrik, namun pada beberapa kasus, dalam bentuk energi lain seperti
pneumatik atau hidrolik.
Contoh instrumen pasif adalah alat ukur tekanan yang ditunjukkan pada Gambar
6. Tekanan fluida ditranslasikan ke pergerakan penunjuk pada skala. Energi yang
dikeluarkan dalam bentuk pergerakan penunjuk sepenuhnya berasal dari perubahan
tekanan yang diukur: tidak ada input energi lain ke sistem.

Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 7


Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

Gambar 6 Contoh instrumen pasif, jenis-defleksi, dan analog: meteran tekanan


Contoh instrumen aktif adalah indikator ketinggian tangki minyak jenis
pelampung yang disketsa pada Gambar 7. Perubahan tinggi minyak menggerakkan
lengan potensiometer, dan sinyal output sebagian berasal dari sumber tegangan
eksternal yang digunakan pada potensiometer. Energi dalam sinyal output datang dari
sumber daya eksternal: sistem pelampung transduser primer hanya memodulasi nilai
tegangan dari sumber daya eksternal.

Gambar 7 Contoh instrumen aktif: indikator ketinggian tangki minyak


Satu perbedaan yang sangat penting antara instrumen aktif dan pasif adalah
tingkat resolusi yang diperoleh. Dengan meteran tekanan yang sederhana seperti yang
ditunjukkan di atas, besarnya pergerakan yang dibuat oleh penunjuk untuk perubahan
tekanan tertentu sangat ditentukan oleh sifat instrumen. Ketika resolusi instrumen
memungkinkan untuk ditambah dengan membuat penunjuk yang lebih panjang,

Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 8


Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

sedemikian hingga ujung penunjuk bergerak melalui sudut yang lebih besar, cakupan
peningkatan tersebut tentu saja dibatasi oleh batasan praktis pada seberapa panjang
penunjuk seharusnya. Pada instrumen aktif, pengaturan magnitudo input energi
eksternal mengijinkan pengaturan yang lebih mudah atas resolusi pengukuran.
Meskipun cakupan resolusi pengukuran yang meningkat adalah jauh lebih besar, hal
ini bukan berarti tak terbatas karena adanya pembatasan magnitudo input energi
eksternal berkaitan dengan efek panas dan alasan keamanan.
Dari segi harga, instrumen pasif normalnya memiliki konstruksi lebih sederhana
dari pada instrumen aktif dan karenanya lebih murah dalam pembuatannya. Oleh
karena itu, pemilihan antara instrumen aktif atau pasif untuk aplikasi tertentu
melibatkan keseimbangan antara persyaratan resolusi dan harga.

3.2 Instrumen Jenis-Null dan Jenis-Defleksi


Meteran tekanan yang telah dijelaskan di atas (Gambar 6) merupakan contoh
instrumen jenis defleksi, dimana nilai besaran yang diukur ditampilkan dalam bentuk
besarnya pergerakan penunjuk. Jenis lain dari meteran tekanan adalah deadweight
gauge yang ditunjukkan pada Gambar 8, yang merupakan instrumen jenis-null. Di
sini, anak timbangan diletakkan pada bagian atas pistron hingga gaya ke bawah
setimbang dengan tekanan fluida. Anak timbangan ditambahkan hingga piston
mencapai tingkat datum, dikenal sebagai titik nol. Pengukuran tekanan dibuat dalam
bentuk nilai berat anak timbangan yang dibutuhkan untuk mencapai posisi nol ini.

Gambar 8 Contoh instrumen jenis-null: deadweight pressure gauge


Akurasi dari kedua instrumen ini bergantung pada beberapa hal yang berbeda.
Secara umum, instrumen jenis-null lebih akurat dari pada jenis-defleksi. Dalam hal
penggunaan, instrumen jenis-defleksi jelas lebih mudah. Namun, untuk tugas

Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 9


Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

kalibrasi, instrumen jenis-nul lebih disenangi karena akurasinya yang menonjol.

3.3 Instrumen Analog dan Digital


Instrumen analog memberikan output yang berubah secara kontinyu terhadap
perubahan besaran yang diukur. Output dapat memiliki sejumlah nilai yang tak-
terbatas dalam rentang desain instrumen. Meteran tekanan jenis-defleksi yang
dijelaskan sebelumnya (Gambar 6) merupakan contoh instrumen analog. Saat
perubahan nilai input, penunjuk bergerak dengan gerakan kontinyu yang halus.
Meskipun penunjuk dapat berada pada posisi sembarang, jumlah posisi yang dapat
terdeteksi oleh mata dengan berbeda adalah terbatas, bergantung pada seberapa besar
skala dan seberapa baik dia dibagi.
Instrumen digital memiliki output yang berubah dalam langkah diskrit dan
sehingga hanya memiliki sejumlah nilai yang terbatas. Penghitung putaran yang
ditunjukkan pada Gambar 9 merupakan contoh instrumen digital. Bubungan (cam)
ditempelkan pada benda yang berputar yang diukur putarannya, dan pada setiap
putaran, bubungan membuka dan menutup saklar. Operasi saklar dihitung oleh
pencacah elektronik. Sistem ini hanya dapat menghitung putaran penuh dan tidak
dapat membedakan pergerakan yang kurang dari putaran penuh.

Gambar 9 Contoh instrumen digital: penghitung putaran


Perbedaan utama antara instrumen analog dan digital telah menjadi penting
khususnya dengan adanya perkembangan pesat pada aplikasi mikrokomputer untuk
sistem kontrol otomatis. Sebuah instrumen yang memiliki output dalam bentuk digital
dapat disambungkan langsung ke komputer kontrol. Sedangkan intrumen analog harus
menggunakan ADC terlebih dahulu. Konversi dengan ADC memiliki beberapa
kerugian. Pertama, ADC menambah harga sistem secara signifikan. Kedua, ada
batasan waktu dalam proses mengkonversi sinyal analog ke digital sehingga
mengurangi akurasi kontrol yang bergantung pada kecepatan komputer mengontrol.

Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 10

Anda mungkin juga menyukai