Anda di halaman 1dari 6

Hadirin jamaah jum’at yang dirahmati Allah swt.

Mengawali pertemuan jum’at kita di tanggal 19 zul qa’da 1348 h ini,

khatib ingin mengajak kepada kita semua untuk senantiasa bertakwa dan

bersyukur kepada Allah swt. khususnya mensyukuri nikmat iman, kesehatan, dan

kekuatan yang telah diberikan oleh Allah swt. sehingg dengan pertolongannya,

InsyaAllah kita masih dapat menunaikan kewajiban shalat jum’at kita secara

berjama;ah. Semoga jum’at hari ini, dijadikan oleh Allah swt. sebagai jum’at

terbaik diantara sekian jum’at yang pernah kita laksanakan.

Jamaah jum’at yang yang di rahmati Allah swt.

Kalau kita menyimak ayat al-Qur’an, terutama ayat-ayat yang berbicara

tentang surga, sering kali Allah swt. megakhiri firman-Nya dengan menyatakan

innallaha ghafururrahim atau Allahu ghafurarrahima. Bahkan didalam surat

fussilat/41 ayat 32, Allah swt. menyatakan ٖ ‫َف‬


‫ُور‬ ‫ۡ غ‬ ‫ُاٗل م‬
‫ِّن‬ ‫نز‬ُ
‫َّحِّيم‬
ٖ ‫ر‬ bahwa surga itu adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang. Tentu ini mengundang pertanyaan, mengapa al-Qur’an

kalau sudah bicara mengenai surga, yang banyak disebut hanya dua sifat Allah,

padahal kita semua tahu, Allah swt. memiliki banyak sifat kesempurnaan,

diantaranya ada 99 asma’ul Husna.

Tapi ayat al-Qur’an kalau sudah menyebut surga, yang muncul hanya dua

sifat tersebut. Syekh Mutawalli Asy-ra’wi dalam tafsirnya membantu kita

menjawab ini dengan menytakan; karena memang mustahil seorang manusia bisa

masuk surga tanpa ampunan dan rahmat Allah swt.

Kalaualah yang akan menyelmatkan kita di akhirat adalah ketika amal

lebih berat dari pada dosa, maka sesungguhnya dosa manusia itu terlalu banyak

dibandingkan dengan amalnya, tidak sepadan untuk meraih surga Allah swt.

Rasulullah saw. bersabda:


ِ َّ‫الَ يُد ِْخ ُل أ َ َحدًا ِم ْن ُك ْم َع َملُهُ ْال َجنَّةَ َوالَي ُِجي ُْرهُ ِم ْن الن‬
ِ َّ ‫ار َوالَ أَنَا ِإالَّ ِب َر ْح َم ٍة ِم ْن‬
‫ّللا‬
Artinya:
Tidak seorangpun diantara kalian masuk surga karena amalnya, dan tidak
juga diselamatkan dari neraka karena amalnya, tidak juga aku, kecuali
karena rahmat dari Allah swt.
Jamaah jum’at yang yang di rahmati Allah swt.

Berbicara tentang dosa yang diperbuat manusia, di dalam surat Ali-

Imran/3: 135. Allah swt. berfirman.


‫ٱست َ ۡغفَ ُرواْ ِلذُنُو ِب ِه ۡم‬ َ ُ‫ظلَ ُم ٓواْ أَنف‬
َّ ْ‫س ُه ۡم ذَ َك ُروا‬
ۡ َ‫ٱَّللَ ف‬ َ ‫َوٱلَّذِينَ ِإذَا فَ َعلُواْ َٰفَ ِح‬
َ ‫شةً أ َ ۡو‬
Terjemahnya:
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa
selain dari pada Allah?
Allah swt. menyatakan ada dua jenis dosa manusia;

1. Dosa Menzhalimi diri sendiri, adalah sebuah bentuk pelanggaran terhadap

aturan Allah swt., baik meninggalkan apa yang diperintahkan oleh Allah

swt., atau mengerjakan apa yang dilarang Allah swt. Yang dirugikan

hanyalah dirinya sendiri, tidak ada orang lain yang dirugikan oleh

perbuatan dosanya. Itulah sebabnya ketika Adam dan Hawa memakan

buah khuldi, sebagaimana hal ini dikisahkan dalam al-Qur’an Surat Thaha:

120-121.
١٢٠ ‫ش َج َرةِ ۡٱل ُخ ۡل ِد َو ُم ۡل ٖك َّال َي ۡبلَ َٰى‬
َ ‫علَ َٰى‬ َ َٰ ‫ش ۡي‬
َ ‫ط ُن قَا َل َٰيَٓـَٔادَ ُم ه َۡل أَد ُلُّ َك‬ َّ ‫س إِلَ ۡي ِه ٱل‬ َ ‫فَ َو ۡس َو‬
‫ص َٰ ٓى‬
َ ‫ع‬َ ‫ق ۡٱل َجنَّ ِۚ ِة َو‬
ِ ‫علَ ۡي ِه َما ِمن َو َر‬ َ ‫ان‬ ِ َ‫صف‬ ِ ‫ط ِفقَا َي ۡخ‬ َ ‫فَأ َ َك ََل ِم ۡن َها َف َبدَ ۡت َل ُه َما‬
َ ‫س ۡو َٰ َءت ُ ُه َما َو‬
‫َءادَ ُم َربَّ ۥهُ فَغ ََو َٰى‬
Terjemahnya:
Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata:
"Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan
kerajaan yang tidak akan binasa? Maka keduanya memakan dari buah
pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah
keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan
durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia
Adam as. pun Melakukan perbuatan zhalim atau menzhalimi diri sendiri,

kenapa; karena Adam as. Mengerjakan apa yang dilarang oleh Allah swt. namun

demikian Adam as. menyadari kekeliruannya dan segera bertaubat dan berdo’a

kepada Allah swt.


َ‫سنَا َو ِإن لَّ ۡم ت َ ۡغ ِف ۡر لَنَا َوت َ ۡر َح ۡمنَا لَنَ ُكون ََّن ِمنَ ۡٱل َٰ َخس ِِرين‬
َ ُ‫ظلَ ۡمنَا ٓ أَنف‬
َ ‫َربَّنَا‬
Terjemahnya:
"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika
Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami,
niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
Inilah salah satu perbuatan menzhalimi diri yang dikisahkan dalam al-

Qur’an.

Jamaah jum’at yang yang di rahmati Allah swt.

Dosa jenis yang pertama ini, proses tobatnya jauh lebih mudah, asal saja

seorang memenuhi kriteria taubatan Nasuha, maka pasti dosanya akan diampuni

oleh Allah swt. dan disepakati oleh para ulama bahwa jika ibadah saum ramadhan

orang tersebut diterima oleh Allah swt., maka pasti jenis dosa yang pertama ini

dihapus oleh Allah swt. berapapun banyaknya. Termasuk dalam dosa menzhalimi

diri sendiri misalnya dengan sengaja seseorang meninggalkan kewajiban shalat,

saum, dan lain sebaginya.

Yang jauh lebih berat proses taubatnya adalah dosa jenis yang ke dua,

yakni dosa fahisyah. Yang dimaksud dengan dosa fahisyah adalah perbuatan dosa

seseorang karena melanggar aturan Allah swt., dan yang rugi bukan hanya diri dia

sendiri, disamping dia telah menzhalimi dirinya sendiri dengan melakukan

perbuatan dosa, dia juga menzhalimi orang lain dengan perbuatannya tersebut.

Contoh perbuatan fahisyah ini misalnya; mencuri. Dia telah menzhalimi dirinya

dengan berbuat dosa, lalu dia juga menzhalimi orang lain yang hartanya dia curi.

Merampok, korupsi, memfitnah, ini semua termasuk dosa-dosa fahisyah.


Proses tuabatnya jauh lebih sulit karena disyaratkan, sebelum dia bertaubat

kepada Allah swt. dia harus menyelesaikan terlebih dahulu urusannya dengan

orang-orang yang dizhalimi. Jadi tidak bisa dalam prinsip islam, seorang misalnya

menzhalimi orang lain, lalu tengah malam dia bangun, menangis, dan bertaubat

pada Allah swt., Ya Allah ampuni saya, saya telah menzhalimi si fulan tadi pagi.

Kira-kira kalau bisa dibahasakan, Allah swt. akan berkata; silahkan kamu

selesaikan dulu urusanmu dengan si fulan lalu kemudian bertaubat. Artinya

bahwa, ketika kita menzhalimi orang lain, mintalah maaf terlebih dahulu dari

orang yang kita zhalimi, baru kemudian taubat kepada Allah swt. Begitu luar

biasanya Islam menghargai hak manusia. Bahkan Sebagian ulama berkeyakinan

bahwa dosa jenis fahisyah ini tidak serta-merta akan dihapus oleh Allah swt.

dengan diterimanya ibadah saum, tetapi dosanya akan dihapus tanpa dia harus

bertaubat lagi kepada Allah swt., jika urusan dengan orang yang dia zhalimi sudah

selesai.

Kenapa Islam membuat aturan sebesar ini, supaya setiap orang muslim

berfikir 1000 x untuk berani menzhalimi orang lain. Sekarang kita lihat, begitu

mudahnya orang menyebarkan fitnah melalui media sosial, yang menyebarkan

fitnah mungkin sudah tidur nyenyak, yang difitnah tidak bisa tidur, hancur rumah

tangganya, hancur karirnya, hancur segala-galanya. Lalu selesai hanya dengan

bersalaman atau maaf lahir batin, padahal dia tidak tahu bahwa penyebarnya

adalah yang barusan minta maaf tadi. Makanya ketika kita ingin meminta maaf

kepada orang lain atas kezhaliman kita terhadap dia, jangan hanya bersalaman,

tidak ada ucapan apa-apa.

Kalau memang tidak ada dosa fahisyah diantara kita, tidak ada masalah.

Tetapi kalau ada dosa fahisyah, tentu tidak selesai dengan hanya dengan salaman

atau maaf lahir batin. Dalam Islam segala sesuatu harus jelas akadnya, jual beli
harus jelas akadnya, ijab qabulnya, utang piutang, pernikahan dan lain sebagainya.

Maka perkara maaf-memaafkanpun harus jelas ijab qabulnya.

Kenapa Islam membuat aturan seperti ini, supaya setiap orang muslim

berfikir 1000 x untuk berani menzhalimi orang lain. Maka dizaman Rasulullah

saw. orang yang berdosa itu datang kepada Rasulullah saw., seorang wanita

pezina datang kepada Rasulullah, saya telah berzina ya Rasulullah, tidak ada yang

mengadukan dia kepada rasulullah saw., tapi dia tahu kalau proses taubat itu harus

dengan cara seperti itu. Sampai akhirnya wanita itu dijatuhi hukuman, dia dirajam,

tetapi setelah wanita itu melahirkan, setelah wanita itu menyusukan anaknya. Jadi

kurang lebih sekitar 3 tahun setelah pengakuan itu baru wanita tersebut dijatuhi

hukuman rajam. Dan ketika orang kemudia melempari merajam dia sambil

mengungkapkan umpatan-umpatan kepada wanita tersebut, Rasulullah kemudian

berkata; pantaskah kalian mengatakan itu pada seorang wanita ahli surga, wanita

ini ahli surga, dia sudah selesai.

Bagaimana kalau tidak diselesaikan di dunia, dia tidak mau menyerahkan

hak orang lain yang diambil, dia tidak mau meminta maaf. Maka dia akan kena

dengan hadis Rasulullah saw.


ُ ‫اَت َ ْد ُر ْونَ َما ُه َو ْال ُم ْف ِل‬
‫س‬
Artinya:

Tahukah kalian siapa manusia yang paling rugi?

Salah seorang sahabat menjawab, tentu saja orang yang tidak punya uang.

Rasulullah tersenyum. Di akhirat tidak perlu uang, tidak mungkin untuk

menikmati sesuatu di surga harus pake uang. Orang paling bangkrut yang di

akhirat adalah orang yang berbuat dosa fahisyah lalu dia tidak selesaikan di dunia.

Di akhirat, demi keadilan, Allah swt. mengambil amal ibadah dia lalu dibayarkan

pada orang yang dia zhalimi sesuai dengan kadar kezhalimannya. Baru dibayarkan
ke lima orang, sudah habis amalnya, sementara yang dia zhalimi ada dua puluh
orang. Lalu yang lima belas orang lagi, dosa yang 15 orang itu akan ditimpakan

kepada dia. Sudah amalnya habis, dosa orang lain malah ditimpakan kepada dia.

Inilah orang yang paling bangkrut kata Rasulullah saw.

Anda mungkin juga menyukai