PENDAHULUAN
1
A. Rumusan masalah
1. Apa definisi dari terapi komplementer, modalitas, ayuvedar?
2. Apa saja jenis-jenis terapi komplementer, modalitas, ayuverda?
3. Bagaimana fokus terapi komplementer?
4. Bagaimana fokus terapi modalitas?
5. Bagaimana fokus terapi ayuvedar?
6. Mengetahui apa manfaat terapi tersebut?
2
B. Tujuan penulisan
1. Mengetahui dan memahami definisi dari terapi komplementer. Modalitas, ayuverda
2. Mengetahui dan memahami jenis-jenis terapi komplementer
3. Mengetahui dan memahami jenis-jenis terapi modalitas
4. Mengetahui dan memahami jenis-jenis terapi ayuverda
5. Memahami fokus terapi komplementer
6. Memahami fokus terapi modalitas
7. Memahami fokus terapi ayuvedar
3
C. Manfaat penulisan
Menambah wawasan pembaca dan penulis
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
4. Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki
5. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.
6. Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral
6
sampai kondisi yang diinginkan telah tercapai. Kompres hangat ditujukan
agar memperlancar sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit, memperlancar
pengeluaran cairan, merangsang peristaltik usus dan memberikan rasa
nyaman klien.
2. Relaksasi progresif (progressive relaxation)
Merupakan cara efektif untuk mengistirahatkan otot-otot melalui suatu cara
yang tepat, diikuti dengan relaksasi mental dan fikiran. Lakukan sambil
berbaring, gunakan ruangan yang tenang dan bebas dari gangguan, kenakan
pakaian yang longgar dan nyaman. Latihan ini dapat dilakukan dengan
membaca seluruh langkah berikut beberapa kali dengan menghafalkan, lalu
melakukan latihan ini sendiri tanpa bantuan orang lain. Latihan dapat juga
dilakukan dengan meminta teman untuk membacakan instruksinya atau rekam
suara sendiri. Tindakan relaksasi progresif sebagai berikut:
Tarik nafas, arahkan nafas ke ujung kaki dan relaksasikan bagian tersebut.
Arahkan nafas ke telapak kaki dan tumit dan relaksasikan bagian tersebut,
kemudian hembuskan.
Tarik nafas, arahkan nafas ke otot kaki bagian bawah dari tumit ke lutut dan
relaksasikan. Pertama kaki kiri kemudian kaki kanan. Hembuskan nafas,
rasakan relaksasi dari ujung kaki ke atas.
Tarik nafas, arahkan nafas ke bokong dan panggul kemudian relaksasikan.
Hembuskan nafas.
Tarik nafas arahkan ke perut dan otot pinggang, relaksasikan dan hembuskan.
Tarik nafas arahkan ke dada dan otot punggung, relaksasikan dan hembuskan
nafas.
Tarik nafas arahkan ke bahu, tangan dan ujung jari, relaksasikan dan
hembuskan nafas.
Tarik nafas arahkan ke otot dahi, pipi, alis dan rahang. Biarkan rahang turun,
rasakan kenyamanan saat otot tersebut relaksasi. Biarkan perasaan relaksasi ini
menyebar ke otot leher, tenggorokan dan lidah, hembuskan nafas.
Bernafaslah secara perlahan dan teratur dalam latihan.
3. Imagery guided
Merupakan kegiatan yang menggunakan imajinasi untuk menciptakan
gambaran mental yang serealistik mungkin dari keadaan atau perilaku baru
yang ingin kita bentuk. Secara berkala kegiatan difokuskan pada perhatian
tentang gambaran mental tersebut, sehingga diharapkan akhirnya dapat
menjadi kenyataan. Sebaiknya dilakukan di pagi hari dan hari yang sama (bila
dilakukan sesaat setelah bangun tidur pagi hari, akan mengangkat semangat
sepanjang hari). Sebaiknya dilakukan 2 kali sehari, selama 5-15 menit.
Dilakukan dengan posisi duduk tegak dan usahakan posisi yang nyaman,
boleh dilakukan dengan posisi duduk di lantai dengan punggung bersandar
pada dinding atau duduk di kursi dengan kaki di lantai dan kedua tangan
diletakkan di paha atau di lutut. Rilekskan tubuh dan fikiran sedalam mungkin
sehingga fokus perhatian dapat dilakukan secara penuh tertuju pada gambaran
mental yang ingin diciptakan. Tuliskan semua kekhawatiran, kemelut atau
7
masalah yang dikhawatirkan dapat mendistraksi meditasi yang dilakukan dan
berjanji pada diri sendiri bahwa masalah yang ada akan diselesaikan. Tarik
nafas perlahan dan dalam selama 5 hitungan (mulut ditutup) dan hembuskan
perlahan selama 5 hitungan (mulut seperti mencucu), dengan ritme hitungan
yang sama. Tutup mata, visualisasikan dan bayangkan sebuah tempat yang
penuh kedamaian. Pusatkan visualisasi pada tempat yang teduh dimana anda
merasa aman dan tenang. Jika gangguan memasuki fikiran, ingatkan bahwa
anda akan menghadapi dan menanganinya setelah ini. Suatu pantai yang
tenang adalah salah satu tujuan mental yang ideal bagi kebanyakan orang,
bayangkan diri anda beristirahat di pasir pantai, rasakan matahari pada kulit,
sang ombak menghempas pantai, suara burung camar dan kapal layar yang
samara-samar di kejauhan. Bayangkan tempat mana saja yang paling indah,
yang paling damai dan membawa ketenangan bagi anda. Imagery guided dapat
dilakukan dengan melihat gambar yang paling disukai seperti lukisan mawar,
lukisan pemandangan untuk menciptakan imajinasi.
F. Ayurveda
Ayurveda didasari dari pandangan metafisik dari 'lima Elements besar' (Devanāgarī:;
bumi, air, api, udara dan eter) semua ini membentuk dunia, termasuk badan manusia.
Chyle (disebut juga Rasa dhatu), darah (disebut juga Rakta dhatu), daging (disebut juga
Mamsa dhatu), lemak (disebut juga Medha dhatu), tulang (disebut juga Asthi dhatu),
sumsum (disebut juga Majja dhatu), dan air mani atau tisu reproduktif wanita (disebut
juga Shukra dhatu) adalah dianggap menjadi tujuh unsur-unsur dasar pembentuk badan.
Ayurveda menekankan sisa tiga mesin (komponen utama) : vata (angin / udara), pitta
(empedu) dan kapha (lendir). Menurut Ayurveda, ini tiga yang berkaitan dengan pusat
pengaturan. Doshas (Devanāgarī:)—adalah penting untuk kesehatan, karena saat mereka
berada dalam keadaan seimbang, badan adalah sehat, dan ketika tidak seimbang, badan
itu mempunyai penyakit. Ayurveda menganggap manusia itu memiliki sebuah
kombinasi khas Doshas.
Di Ayurveda, pengalaman dan rasa yang dialami oleh tubuh manusia itu sebagai 20 Guna
(Devanāgarī:, berarti kualitas-kualitas). Alat-alat pembedahan dan operasi digunakan.
Diyakini untuk membangun satu sistem metabolis yang sehat, dengan mencapai
pencernaan yang bagus, dan pengeluaran sesuai untuk menghasilkan vitalitas. Ayurveda
juga fokus-fokus pada melakukan, yoga, meditasi, dan pemijatan. Demikian, badan,
pikiran, dan roh / kebutuhan kesadaran untuk ditujukan keduanya masing-masing dan
dalam kesatuan untuk mencapai kesehatan.
Obat dalam (Kaaya-chikitsa)
Yang berkaitan dengan anak-anak (Kaumarabhrtyam)
Pembedahan (Shalya-chikitsa)
Perlakuan penyakit-penyakit yang terletak diatas tulang selangka (Salakyam)
Milik jahat (Bhuta vidya): Bhuta vidya telah dipanggil ilmu penyakit jiwa.
Ilmu Tentang Racun (Agadatantram)
Penyakit-penyakit pencegahan dan meningkatkan kekebalan dan peremajaan
(rasayana)
8
Obat perangsang sexual dan meningkatkan kesehatan keturunan
(Vajikaranam)
G. Praktik-praktik Ayurveda
Agama Budda memberikan pengaruh pada pengembangan banyak ide utama Ayurveda
khususnya pesonanya dengan keseimbangan, dikenal dalam agama Budda sebagai
Madhyamika (Devanāgarī) titikberatkan dalam keseimbangan; menekan desakan-desakan
alami yang dilihat tidak sehat, dan melakukan itu bisa hampir bisa dipastikan mendorong
kearah penyakit. Untuk menjaga dalam batas keseimbangan yang masuk akal dan
pengukuran diatas. Ayurveda meletakkan titik berat pada sedang-sedang saja pada asupan
makanan, tidur, hubungan seksual, dan meminum obat.
Diet Ayurveda menitik beratkan menjadi sumber dari rekomendasi, berkisar antara
persiapan dan konsumsi makanan, sampai kegiatan yang sehat untuk siang malam,
kehidupan seksual, dan peraturan-peraturan untuk perbuatan yang sopan.
Untuk mengdiaknosis pasien dengan cara Tanya jawab dan pemeriksaan semua lima
elemen dasar digunakan. Charaka Samhita menyarankan pemeriksaan lebih teliti 10 kali
lipat pada pasien. Yang harus dilakukan untuk menilai adalah: konstitusi, kelainan,
pokok, stabilitas, pemerikasaan badan, berdiet kecocokan, kekuatan batiniah, daya
tampung pencernaan, kebugaran fisik dan umur. Pendengaran adalah menggunakan untuk
mengamati kondisi pernapasan dan suara. Memepelajari titik-titik tekanan atau marma
sangat penting dalam kepentingan khusus.
Ini adalah ilmu tentang luka yang digambarkan pada ayurveda. Ada 107 titik yang
berbeda digambarkan dan terlokasi pada permukaan tubuh yang memproduksi tanda dan
gejalayang berbeda. Dengan memperhatikan dari stuktur anatomi yang terletak dibawah
gejala tergantung dengan luka dalam atau luka yang tembus. Keparahan dari gejala dan
tanda juga tergantung dari cuaca tepat pada marma (titik tekan) atau sedikit diantaranya.
Tanda dan gejala ini dilukiskan secara indah dan puitis oleh Sushruta dan Wagbhatta
Chopa (2003) mengidetifikasikan lima kriteria yang memepenaruhi untuk diagnosis : asal
dari penyakit, prodrominal (precursor) gejala, gejala biasa dari penyakit yang telah
berkembang secara penuh, mengamati efek dari prosedur pengobatan, dan proses patologi
9
Hygiene juga merupakan sebuah komponen—juga amal kebaikan religius untuk banyak
orang India—itu sebuah kepercayaan kuat. Hidup bersih juga melingkupi mandi secara
teratur, membersihan gigi-gigi, merawatan kulit, dan mencuci mata. Dalam beberapa
kesempatan mengurapi badan dengan minyak juga menentukan.
Ayurveda menekankan kegunaan obat yang berasal dari tanaman. lemak digunakan
keduanya untuk dimakan dan atau digunaan untuk keperluan eksternal. Ratusan obat
herbal digunakan, termasuk kepulaga dan kayu manis. Ratusan produk-produk hewani
boleh juga digunakan, misalnya susu, tulang-tulang, dan gallstones dan sebagainya.
Minerals—termasuk belerang, warangan, petunjuk, sulfat tembaga, emas —are juga
mengonsumsi sebagai menentukan. Praktek penambah mineral-mineral untuk jamu
adalah mengetahui sebagai Rasa Shastra.
Dalam beberapa kasus alkohol digunakan sebagai narkotik untuk pasien menjalani
operasi. Kedatangan Islam memperkenalkan opium sebagai satu obat bius. Minyak dan
aspal juga digunakan, kedua perhentian yang biasa perdarahan. Perdarahan Traumatis
dilukiskan dapat dihentikan menjadi empat buah cara lain
10
BAB III
A. Kesimpulan
Masyarakat Indonesia sudah mengenal adanya terapi tradisional seperti jamu
yang telahberkembang lama. Kenyataannya klien yang berobat di berbagai jenjang
pelayanan kesehatan tidak hanya menggunakan pengobatan Barat (obat kimia) tetapi
secara mandiri memadukan terapi tersebut yang dikenal dengan terapi komplementer.
Perkembangan terapi komplementer atau alternatif sudah luas, termasuk didalamnya
orang yang terlibat dalam memberi pengobatan karena banyaknya profesional
kesehatan dan terapis selain dokter umum yang terlibat dalam terapi komplementer.
Hal ini dapat meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian-
penelitian yang dapat memfasilitasi terapi komplementer agar menjadi lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
B. Saran
Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta berpartisipasi
dalam terapi komplementer. Peran yang dijalankan sesuai dengan peran-peran yang
ada. Arah perkembangan kebutuhan masyarakat dan keilmuan mendukung untuk
meningkatkan peran perawat dalam terapi komplementer karena pada kenyataannya,
beberapa terapi keperawatan yang berkembang diawali dari alternatif atau tradisional
terapi. Kenyataan yang ada, buku-buku keperawatan membahas terapi komplementer
sebagai isu praktik keperawatan abad ke 21. Isu ini dibahas dari aspek
pengembangan kebijakan, praktik keperawatan, pendidikan, dan riset. Apabila isu ini
berkembang dan terlaksana terutama oleh perawat yang mempunyai pengetahuan dan
kemampuan tentang terapi komplementer, diharapkan akan dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan sehingga kepuasan klien dan perawat secara bersama-sama
dapat meningkat (HH, TH).
11
Daftar Pustaka
Andrews, M., Angone, K.M., Cray, J.V., Lewis, J.A., & Johnson, P.H. (1999). Nurse’s
handbook of alternative and complementary therapies. Pennsylvania: Springhouse.
Fontaine, K.L. (2005). Complementary & alternative therapies for nursing practice. 2th ed.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Stanhope, M. & Lancaster, J. (2004). Community & public health nursing. 6th ed. St. Louis:
Mosby Inc.
12