Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah Tujuan utama dari manajemen logistik adalah mengembangkan operasi yang
terpadu.Manajemen kegiatan logistik individual seringkali di bawah pengarahan dan
pengawasan dari berbagai departemen dalam suatu perusahaan. Bila dilihat dari siklus fungsi-
fungsi logistik maka tahap pertama fungsi logistik adalah rencana kebutuhan logistik. Tahap
berikutnya yakni tahap kedua adalah semua kegiatan menyediakan barang-batang logistik
untuk menunjang pelaksanan tugas seluruh organisasi. Pelaksanaan suatu rencana logistik
yang telah direvisi itu biasanya menyangkut modifikasi prosedur operating dan atau
perubahan besar dalam jaringan kerja sistem yang ada. Bergantung pada situasi
perencanaannya, banyak sekali pengumpulan dan analisa data yang mungkin diperlukan
untuk menyelesaikan suatu rencana.

1.2 Rumusan Masalah


Pada hakikatnya penulis mengarahkan langkah-langkah yang dijadikan pokok
permasalahan dalam pembuatan makalah ini agar sasaran yang hendak dicapai dapat
terwujud. Pokok permasalahan tersebut yaitu:
1. Apa pengertian dari manajemen logistik di kamar bedah?
2. Apa saja jenis-jenis logistik yang ada di kamar bedah ?
3. Bagaimana Alur permintaan logistik di kamar bedah ?
4. Bagaimanakah pengelolaan logistik dikamar bedah ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari manajemen logistik kamar bedah
2. Untuk mengetahui jenis-jenis logistik yang ada di kamar bedah
3. Untuk mengetahui bagaimana alur permintaan pada logistik di kamar bedah
4. Untuk mengetahui bagaimana alur pengelolaan logistik di kamar bedah
BAB II

MANAGEMEN LOGISTIK KAMAR BEDAH

2.1 PENGERTIAN

Manajemen logistik dalam lingkungan rumah sakit dapat didefinisikan sebagai suatu
proses pengolahan secara strategis terhadap pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,
pemantauan persediaan bahan (stock, material, supplies, inventory dan lain-lain) yang diperlukan
bagi produksi jasa rumah sakit.
Manajemen logistik, khususnya di lingkungan rumah sakit perlu dilaksanakan secara
efisen dan efektif. Dalam arti bahwa segala macam barang, bahan ataupun peralatan harus dapat
disediakan tepat pada waktu dibutuhkan, dalam jumlah yang cukup tidak kurang atau lebih, dan
yang paling penting adalah ketersediaannya dengan mutu yang memadai.
Sebagai ilustrasi, di RSUP Persahabatan Jakarta (2000), kegiatan logistik dilakukan oleh
beberapa unit kerja, yaitu bagian sekretariat dengan subbagian rumah tangga dan perlengkapan
yang menangani logistik umum, Instalasi Farmasi yang menangani logistik farmasi serta Instalasi
Gizi yang menangani logistik gizi. Dalam SK Menteri Kesehatan RI No.552/Menkes/SK/VI/94
antara lain disebutkan bahwa subbagian rumah tangga dan perlengkapan mempunyai tugas
melakukan kegiatan perlengkapan, pergudangan nonmedis serta tata usaha pengadaan barang dan
jasa. Sementara itu, salah satu tugas Instalasi Farmasi disebutkan sebagai fasilitas untuk
penyimpanan dan penyaluran obat, alat kedokteran, alat perawatan, dan alat kesehatan.
Secara tegas dapat disampaikan bahwa semua bentuk kegiatan di rumah sakit
memerlukan pelayanan logistik. Keberhasilan dan mutu pelayanan di rumah sakit memang
bergantung dari banyak faktor dan peran logistik merupakan salah satu kunci utama di dalamnya.

2.2 MACAM-MACAM LOGISTIK KAMAR BEDAH


A. Alat Kesehatan
1. Basic Equipment
Peralatan medis sederhana
2. Instrument Bedah
3. Medical Supply
B. Linen
antara lain duk operasi dan pakaian bedah petugas/dokter pada ruang
Operasi rumah sakit.
C. Obat-obatan dan cairan

2.3 ALUR PERMINTAAN LOGISTIK


A. Bahan Investasi
1. User mengajukan secara tertulis
2. Membuat analisa kebutuhan berdasarkan annual plan
3. Permintaan diteruskan ke Direktur Medis
4. Dibuatkan disposisi dan diteruskan ke Tim Pembelian
5. Menentukan harga dari supplier
6. Disposisi diteruskan kepada Wadir Keuangan dan menentukan waktu
pembelian yang disesuaikan dengan kondisi keuangaan
7. Direktur medis membuat analisa secara kuantitatif, kualitatif dan substitusi.
8. Setelah diketahui oleh Direktur Rumah sakit diteruskan kepada Direktur
Utama untuk mendapatkan persetujuan.
9. Diadakan uji coba dan uji fungsi oleh user dengan mengikut sertakan Tehnisi
10. Alkes
11. Hasil uji coba diteruskan ke Bagian Logistik
12. Permintaan Alkes dapat direalisasikan apabila sudah memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
a. Sesuai dengan spesifikasi surat pembelian barang yang telah disetujui oleh
Direktur Utama
b. Kemudahan dalam nilai jual kembali yang diberikan
13. Diadakan proses negosiasi harga dilakukan oleh Direktur utama atau yang
mewakili
14. Apabila telah tercapai kesepakatan akan dibuatkan surat pesanan, surat
perjanjian oleh tim pembelian

B. Bahan Habis Pakai


1. Pengertian
Prosedur pencatatan pemakaian Medical Supply, Obat-obatan pada pasien
yang dilakukan tindakan pembedahan dengan jelas dan teliti.
2. Tujuan
a. Memudahkan penghitungan penggunaan Medical Supply dan Obat-
obatan setiap pasien
b. Sebagai bahan perencanaan program kebutuhan secara benar
c. Dokumentasi
3. Alur Permintaan
a. Petugas Depo kamar operasi setiap minggu mengisi daftar permintaan
sesuai dengan kebutuhan setelah diketahui oleh Karu
b. Format permintaan disetujui oleh Apoteker
c. Permintaan disiapkan dibagian Farmasi kemudian diserahkan petugas
Depo Bedah
d. Barang habis pakai ( BHP ) disimpan sesuai dengan jenis masing-masing
e. Petugas melayani permintaan kebutuhan bahan habis pakai
f. Untuk mengetahui pemakaian BHP assisten apoteker mengecek langsung
ke Kamar Operasi
g. Dibuatkan laporan pemakaian bulanan, kemudian dikirimkan kebagian
farmasi dan bagian keuangan

2.4 ALUR PENGELOLAAN


A. Bahan Investasi
1. Buat Program pemeliharaan, Perbaikan, Kalibrasi alat-alat kesehatan dalam
POA ( Plan of Action )
2. Setiap habis pakai dilakukan pemeliharaan rutin agar alat selalu siap
3. Setiap 3 – 6 bulan sekali dilakukan Klibrasi oleh Lembaga pemerintah yang
ditunjuk
B. Bahan Habis Pakai
1. Siapkan format pemakaian
2. Isi biodata pasien dengan lengkap, anggota tim bedah dan rencana tindakan
yang akan dilakukan
3. Catat seluruh pemakaian secara lengkap yang meliputi ; Nama, No. Cathalog
dan Jumlah
4. Format pemakaian yang telah diisi lengkap dikirimkan 1 kebagian diserahkan
kebagian Billing sebagai manual dan 1 bagian lainnya disimpan sebagai Arsip
5. Input kedalam computer sesuai dengan pengisian manual
VI. KESIMPULAN
Kegiatan tindakan pembedahan di kamar operasi tidak bisa berjalan dengan lancar
apabila tidak didukung oleh kesiapan logistik penunjang baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai