Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita.
Keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan bagiannya dan di
keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti. Keluarga dijadikan
sebagai alat unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling
mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi keluarga-keluarga
yang ada di sekitarnya atau masyarakat sekitarnya atau dalam konteks yang luas berpengaruh
terhadap negara. Tahun 1960, keluarga di Indonesia sekitar 30 juta, tahun 1990an menjadi 35-
40 juta, dan pada awal abad ke-21 diperkirakan berlipat jumlahnya menjadi 60-65 juta
(BKKBN, 1996). Pada bab ini penulis ingin menguraikan berbagai hal yang berhubungan
dngan keluarga sebagai dasar untuk mempelajari asuhan keperawatan keluarga lebih lanjut.

Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan yakni
pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 bulan BB naik 2x BB lahir dan 3x BB
lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada
masa pra sekolah kenaikan BB kurang lebih 2 kg/ tahun, kemudian pertumbuhan konstan
mulai berakhir. (Soetjiningsih, 2001).

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan keperawatan keluarga?
2. Apa saja tujuan dari keperawatan keluarga?
3. Apa saja sasaran dari keperawatan keluarga?
4. Apa saja tugas perkembangan dari keperawatan keluarga?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari keperawatan keluarga
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari keperawatan keluarga
3. Untuk mengetahui dan memahami apa saja yang termasuk sasaran keperawatan keluarga
4. Untuk mengetahui dan memahami tugas perkembangan keperawatan keluarga
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Keluarga
Whall (1986), dalam analisis konsepnya mengenai keluarga sebagau unit asuhan dalam
keperawatan, mendefinisikan keluarga sebagai "sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri
dan terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus, yang dapat terkait
dengan hubungan darah atau hukum atau dapat juga tidak, namun berfungsi sedemikian rupa
sehingga mereka menganggap dirinya sebagai keluarga". Sedangkan menurut U.S Bureau of
the Census menggunakan definisi keluarga yang berorientasi tradisional, yaitu sebagai
berikut: keluarga terdiri atas individu yang bergabung bersama oleh ikatan pernikahan, darah,
atau adopsi dan tinggal di dalam suatu rumah tangga yang sama. Saat ini, definisi keluarga
tradisional terbatas, baik dalam hal penerapannya maupun inklisivitasnya. Definisi keluarga
harus mencakup luasnya bentuk keluarga yang ada sekarang ini, yang tidak tercakup di dalam
definisi tradisional.

2.2 Tujuan Keluarga


Unit keluarga menempati sebuah posisi antara individu dan masyarakat (Bronfenbeenner,
1979). Tujuan dasar keluarga bersifat ganda yaitu :
1. Memenuhi kebutuhan masyarakat, yang meliputi keluarga sebagai bagiannya
2. Memenuhi kebutuhan individu yang menjadi bagian dari keluarga.
Keluarga berfungsi sebagai varieble penengah penting (atau beberapa penulis menggunakan
istilah agen penyayang atau penawar) antara masyarakat dan individu, dengan kata lain, tujuan
dasar keluarga adalah sebagai perantara memikul harapan dan dan kewajiban dasar
masyarakat serta membentuk dan memodifikasinya untuh memenuhi kebutuhan dan
kepentingan individu yang menjadi anggota keluarga.
Keluarga juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya. Bagi padangan
suami istri atau anggota keluarga yang telah dewasa, keliarga bertujuan untuk menatabilkan
untuk menstabilkan kehidupan mereka memenuhi kebutuhan afektif, sosioekonomi, dan
seksual. Bagi anak2 keluarga memberikan asuhan fisik dan emosional, serta secara bersamaan
mengarahkan pembetukan kepribadian mereka sistem keluarga adalah lingkup pembelajaran
utama Perilaku, pikiran dan perasaan inrividu.
Keluarga telah lama dibpandang sebagai suatu lingkup yang yang paling cital bagi tumbuh
kembang yang sehat. Keluarga memiliki pengaruh penting pada pembentukan identitas dan
rasa percaya diri seseorang.

2.3 Sasaran keluarga


Sasaran pelayanan keperawatan keluarga adalah sebagai berikut:
1. Keluarga sehat
Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi masih memerlukan antisipasi
siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi
keperawatan terutama pada promosi kesehtan dan pencegahan penyakit
2. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan
Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan adalah keluarga dengan : ibu hamil
yang belun ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oeleh dukun dan neonatusnya,
balita tertentu, penyakit menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit
endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental
atau fisik)
3. Keluarga resiko tinggi dan rawan kesehatan
Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan jika satu atau lebih anggota keluarga
memerlukan pperhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk menyesuaikan diri terkait
siklus perkembangan anggota keluarga dan keluarga dengan faktor penurunan status
kesehatan.
4. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan/kesehtan misalnya klien
pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif, tindakan pembedahan dan
penyakit terminal.

2.4 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan
yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan
kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga perubahan sekecil
apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua
atau keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan
kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta
bantuan kepada orang dilingkungan tinggal keluarga agar memperoleh baantuan.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga
memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian, anggota
keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau
perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan
diinstitusi pelayanan kesehatan atau dirumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan
melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga

2.5 Konsep Diare pada Balita


2.5.1 Definisi Balita

Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan yakni
pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 bulan BB naik 2x BB lahir dan 3x BB
lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada
masa pra sekolah kenaikan BB kurang lebih 2 kg/ tahun, kemudian pertumbuhan konstan
mulai berakhir. (Soetjiningsih, 2001).
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima tahun. Istilah ini
cukup populer dalam program kesehatan. Balita merupakan kelompok usia tersendiri yang
menjadi sasaran program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita
merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian
keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa
ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan kemampuan
berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya (supartini,

2004).

2.5.2 Definisi Diare

Diare menurut definisi Hippocrates adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak
normal (meningkat), konsistensi tinja menjadi lebih lembek atau cair. (Bagian ilmu kesehatan
anak FK UI, 1998).Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya ditandai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih
dari 3 kali sehari dan pada neonates lebih dari 4 kali sehari dengan tanpa lender darah. (Aziz,
2006).Diare dapat juga didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana terjadi perubahan dalam
kepadatan dan karakter tinja, atau tinja cair dikeluarkan tiga kali atau lebih perhari.
(Ramaiah,2002).Diare merupakan salah satu gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal
atau penyakit lain diluar saluran pencernaan. (Ngastiyah, 2003). Jadi diare adalah buang air
besar yang frekuensinya lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer.
Faktor yang mempengaruhi :
1. Faktor lingkungan

a. Sumber air

Untuk mencegah terjadinya diare maka air bersih harus diambil dari sumber
yang terlindungi atau tidak terkontaminasi. Sumber air bersih harus jauh dari
kandang ternak dan kakus paling sedikit 10 meter dari sumber air. Air harus
ditampung dalam wadah yang bersih dan untuk minum harus dimasak.
Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air bersih mempunyai resiko
menderita diare lebih kecil bila dibandingkan dengan masyarakat yang tidak
mendapatkan air bersih.

b. Tempat pembuangan kotoran manusia (tinja)

Kotoran manusia / tinja adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi
oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh seperti tinja, air seni dan CO2.
Pembuangan tinja merupakan bagian penting dari kesehatan lingkungan.
pembuangan tinja yang tidak tepat dapat berpengaruh langsung terhadap insiden
penyakit tertentu yang penularannya melalui tinja antara lain penyakit diare.
Masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah pokok karena
kotoran manusia adalah sumber penyebaran penyakit yang multikompleks.
Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain : tipus,
diare, disentri, kolera, bermacammacam cacing seperti cacing gelang, kremi,
tambang, pita, schistosomiasis.

Keluarga yang tidak memiliki jamban harus membuat jamban dan keluarga
harus membuang air besar dijamban. Jamban harus dijaga dengan mencucinya
dengan teratur, jika tidak ada jamban maka anggota keluarga harus membuang
air besar jauh dari rumah, jalan, dan daerah anak bermain dan paling kurang 10
meter dari air bersih. Untuk menjaga kontaminasi tinja terhadap lingkungan,
maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik. Pembuangan
sampah

Sampah adalah semua zat atau benda yang sudah tidak terpakai baik yang
berasal dari rumah tangga atau hasil proses industri. Jenis- jenis sampah antara
lain, yakni sampah an-organik, adalah sampah yang umumnya tidak dapat
membusuk, misalnya:

logam/besi, pecahan gelas, plastik. Sampah organik, adalah sampah yang pada
umumnya dapat membusuk, misalnya : sisa makanan, daun-daunan, buah-
buahan. Cara pengolahan sampah antara lain sebagai berikut: (Notoatmodjo,
2003).

c. Lingkungan Perumahan

Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan higiene
dan sanitasi lingkungan. Adapun syarat-syarat rumah yang sehat ditinjau dari
ventilasi, cahaya, luas bangunan rumah, Fasilitas-fasilitas di dalam rumah sehat
sebagai berikut : (Notoatmodjo, 2003). (1) Ventilasi, Fungsi ventilasi adalah untuk
menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar dan untuk
membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen. Luas
ventilasi kurang lebih 15-20 % dari luas lantai rumah. (2) Cahaya, Rumah yang
sehat memerlukan cahaya yang cukup, kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
ruangan rumah, terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman.

2. Faktor Pengetahuan Ibu


Pengetahuan dan sikap ibu sangat berpengaruh dalam terjadinya diare pada anak
balita. Bila pengetahuan ibu baik, ibu akan mengetahui cara merawat anak yang
menderita diare dirumah dan berobat atau merujuk kesarana kesehatan. Pengetahuan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang. Pengetahuan
berpengaruh terhadap praktik, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui
perantara sikap. Praktik seseorang dibentuk oleh interaksi individu dengan lingkungan,
khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap terhadap objek. Dengan
demikian, ibu yang kurang baik sikapnya dalam penatalaksanaan diare tidak
mendukung praktik ibu dalam penatalaksanaan diare.

3. Faktor social ekonomi masyarakat

Pekerjaan ayah dan ibu dapat dikategorikan sebagai pegawai negeri dan pegawai
swasta memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi dibandingkan dengan ayah dan ibu yang
bekerja sebagai buruh atau petani. Kondisi ini mempengaruhi ibu dalam mengasuh
anaknya, ibu yang bekerja harus membiarkan anaknya diasuh oleh orang lain, sehingga
mempunyai resiko lebih besar untuk terjadi diare (Giyantini, 2000).

4. Faktor makanan dan minuman yang dikonsumsi

Kontak antara sumber dan host dapat terjadi melalui air, terutama air minum yang
tidak dimasak dapat juga terjadi sewaktu mandi dan berkumur. Kontak kuman pada
kotoran dapat langsung ditularkan pada orang lain apabila melekat pada tangan dan
kemudian dimasukkan ke mulut dipakai untuk memegang makanan. Kontaminasi alat-
alat makan dan dapur.
2.5.3 Penatalaksanaan

Kebutuhan Oralit Per Kelompok Umur

Umur 3 jam pertama atau tidak haus Selanjutnya tiap kali


(Tahun) atau sampai tidak gelisah lagi mencret
<1 1 ½ gelas ½ gelas
1-5 3 gelas 1 gelas
>5 6 Gelas 4 Gelas

a. Rencana pengobatan B

Digunakan untuk mengatasi diare dengan derajat dehidrasi ringan dan sedang
dengan cara 3 jam pertama diberikan 75ml/kg BB, berat badan anak tidak diketahui,
berikan oralit paling sedikit sesuai tabel berikut:

Jumlah Oralit yang diberikan pada 3 jam pertama

Umur <1 Tahun 1 – 5 Tahun >5 tahun


Jumlah oralit 300 600 1200

Berikan anak yang menginginkan lebih banyak oralit, dorong juga ibu untuk
meneruskan ASI. Bayi kurang dari 6 bulan yang tidak mendapatkan ASI, berikan juga
100-200ml air masak. Setelah 3-4 jam, nilai kembali anak menggunakan bagan
penilaian, kemudian pilih rencana A, B, dan C untuk melanjutkan.

b. Rencana pengobatan C

Rencana pengobatan C digunakan untuk mengatasi diare dengan derajat berat.


Pertama-tama berikan cairan intravena, nilai setelah 3 jam. Jika keadaan anak sudah
cukup baik maka berikan oralit. Setelah 1-3 jam berikutnya nilai ulang anak dan
pilihlah rencana pengobatan yang sesuai

Anda mungkin juga menyukai