Anda di halaman 1dari 29

BAB III

HASIL PRAKTIK / TINJAUAN KASUS

A. LAPORAN KASUS KEPERAWATAN KRITIS ASUHAN KEPERAWATAN


PADA KLIEN Tn. T DENGAN STROKE HAEMORHAGIC (SH)

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA Tn. T DENGAN


STROKEHAEMORHAGIC (SH) DI RUANG INTENSIF CARE UNITRS KEN
SARAS

Tanggal Pengkajian : 11 Januari 2019


Ruang : Intensif Care Unit (ICU)

I. PENGKAJIAN
A. BIODATA
1. Biodata Pasien
Nama pasien : Tn. T
Umur : 67 tahun
Jeniskelamin :Laki-laki
Alamat : Salatiga
Agama : Kristen
Pendidikan :SLTA
Pekerjaan : Swasta
Tanggal masuk : 10 Januari 2019
Diagnosa medis : Stroke Hemoregik (ICH SAH)
No registrasi : 190890

2. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. A
Umur :30 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Hubungan dangan pasien : Anak
Alamat :Salatiga
B. CATATAN MASUK
Tanggal Masuk ICU : 10 Januari 2019
Jam : 21.45 WIB
Tanggal Pengkajian : 11 Januari 2019
Jam : 08.00 WIB

C. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Klien tidak mampu bicara, klien tepasang ETT, terdapat sekret di selang ETT
2. Breathing
Klien bernafas menggunakan ventilator mode PSIMV FiO2 80 % , PEEP 5, SPO2
: 98%, RR: 22x/menit, Ps : 16. Terdengar suara ronchi di lobus paru kanan dan
kiri.
3. Circulation
Tekanan darah klien 130/76 mmHg, HR 82x/menit, RR13x/menit, SpO2 98%
dan suhu 37,4oC.
4. Disability
Kesadaran somnolen dengan GCS E3M5VETT, Cairan yang masuk Infus NS
30cc/jam, NGT 350 cc, Intake : 910 cc, Output : 246 cc
5. Eksposure
Klien terpasang ventilator dengan mode PSIMV FiO2 80 % , PEEP 5, SPO2 :
98%, RR: 22x/menit, Ps : 16, terpasang infus dibagian tangan kiri dan kaki kanan,
terpasang DC, terpasang selang NGT,tidak terdapat lesi terbuka pada seluruh
tubuh klien.

D. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama : Pasien tidah bisa dikaji
2. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pasien datang tanggal 10 januari 2019 jam15.30 WIB dengan keluhan pasien
tiba-tiba mengalami lemah satu sisi disertai afasia dan wajah merot ke kanan.
Keluhan muncul tiba-tiba saat pasien istirahat siang pukul 11.00 siang. Setelah
itu pasien dibawa ke rumah sakit. Setelah sampai di rumah sakit pasien masuk
melalui IGD.setelah masuk IGD pasien dipindahkan di ruang Intensive care unit
(ICU) pada pukul 21.45 WIB dengan keadaan menggunakan simple mask
dengan kecepatan O2 6 lpm. Di ICU simple mask diganti dengan NRM 10 lpm,
kemudian pada pukul 23.00 WIB Tn. T di lakukan intubasi pemasangan ETT
dan ventilator karena kesadaran klien semakin menurun.
3. Riwayat Keperawatan Dahulu
Riwayat hipertensi (+) pasienrutin minum diltiazem
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan didalam keluarga tidak memiliki riwayat penyakit serupa
dengan klien.

GENOGRAM

Keterangan :

Laki- laki Pasien Meninggal

Perempuan Tinggal serumah

E. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kesadaran : Gelisah, E4M5Vett
b. Tanda-tanda vital :
 Tekanan darah : 130/76 mmHg
 Nadi : 82x/mnt
 Pernafasan : 13x/mnt
 Suhu : 37,4oC
 SPO2 : 98 %
c. Pemeriksaan Head to Toe :
1) Kepala dan rambut
Kepala mesocepal, Rambut Tampak Bersih, tidak terdapat benjolan ataupun lesi
pada kepala, rambut tambak beruban (+).
2) Hidung
Tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tampak terpasang selang NGT, tidak
tampak penumpukan sekret di hidung
3) Telinga
Simetris, bersih tidak ada penumpukan serumen, tidak ada lesi serta tidak
memakai alat bantu dengar.
4) Mata
Konjungtiva anemis(-), pupil isokor 2+/2+, sklera tidak ikterik, reflek terhadap
cahaya positif, gerak mata simetris, dan tidak ada gangguan penglihatan
5) Mulut
Tidak terdapat cyanosis, mukosa bibir kering, pasien tampak menggunakan gigi
palsu yang dipasang permanen.
6) Leher
Bentuk simetris, tidak terdapat distensi jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid dan tidak ada pembesaran tonsil.
7) Kulit
Kulit kering, kapilari refill time 3 detik, turgor kulit kembali dalam kurang dari
3 detik
d. Abdomen
 Inspeksi
Tidak terdapat lesi
 Perkusi
Terdengar suara timpani pekak samping (+) Normal
 Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa
 Auskultasi
Bising usus 8x/menit
e. Thorax
a. Paru-paru
 Inspeksi
Simetris, statis
 Palpasi
Stemfremitus kanan -kiri
 Perkusi
Sonor seluruh lapangan
 Auskultasi
Terdengar suara ronki di lobus atas paru kanan dan kiri
b. Jantung
Bunyi jantung I-II normal, tidak terdengar suara jantung tambahan seperti
gallop dan murmur
f. Ekstremitas
 Atas
Tangan kiri terpasang infus Ringer laktat 60 cc/jam dan tidak bisa digerakan,
tidak terjadi edema disekitar pemasangan infus, tidak ada luka pada tangan
pasien, tangan kanan pasien dapat digerakkan serta mengalami kelemahan,
turgor kulit kembali dalam kurang dari 3 detik, akral dingin.

44441111
33331111
 Bawah
Kedua kaki pasien tidak terdapat luka, tidak terdapat edema, kaki kiri tidak bisa
digerakan serta mengalami kelemahan,kaki kanan terpasang infus NS 0,9% 60
cc/jam, turgor kulit kembali dalam kurang dari 4 detik, akral dingin.

F. POLA FUNGSIONAL (GORDON


a. Pola Persepsi Kesehatan
Menurut klien kesehatan sangat penting. Apabila pasien merasakan sakit atau
sesak langsung periksa ke pelayanan kesehatan terdekat
b. Pola Nutrisi dan Metabolisme
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit pola makan pasien 1-3 kali dalam sehari
dengan porsi sedikit banyak minum air putih serta pasien tidak memiliki
bentuk alergi makanan dan minuman apapun.
b) Saat dirawat
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien hanya makan dan minum
melalui NGT dan makanan dan minuman sudah disediakan oleh rumah sakit.

A (Antropometri)
BB : 75Kg
TB : 170 cm
IMT : BB/TB²
: 75/(1,70)²
: 25,95 kg/m2
B (Bhiochemical ) : Hb : 20 g/dl
Ht : 60 %
C (Clinical sign )
Turgor kulit : elastic, kembali dalam waktu kurang dari 4 detik,
Mata : konjungtiva anemis (-)
Mulut : mukosa bibir kering
Wajah : tidak tampak lesi
D ( Diet intake ) : Susu cair100 ml/4 jam dengan kalori 750 kalori
c. Pola Eliminasi
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB pasien 1 kalisehari dengan
konsistensi lembek warna kuning. BAK pasien 4-5 kali dalam sehari.
b) Saat sakit
Pasien mengatakan 3 hari terakhir pasien belum BABdan selama 2 hari
BAK pasien menggunakan kateter urine kurang lebih 1000 cc/hari
d. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit klien tidur 6 jam sehari dan tidak bangun saat tengah malam.
Saat sakit pasien tidur 6-7 jam dan sering terbangun.
e. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit klien selalu menjalankan aktivitas sehari-harinya dengan baik.
Seperti bekerja dll. Klien dalam beraktivitas selalu mandiri.
Selama sakit klien menjalankan aktivitas dibantu oleh perawat seperti
pemberian makan dan mandi..
f. Pola Peran dan Hubungan
Klien seorang kepala keluarga. Hubungan klien dengan keluarga sangat baik.
Klien sangat dekat dengan anak-anaknya.
g. Pola Persepsi Sensori
Tidak ada gangguan pada indra pendengaran, penglihatan baik, pengecapan,
pembauan, maupun perabaan. Pasien belum mampu berkomunikasi dengan baik
karena pengaruh obat dan masih dalam proses bedrest total.
h. Pola Persepsi Diri/Konsep Diri
Body Image : Keluarga klien mengatakan tetap bersyukur dengan kondisi
tubuhnya saat ini
Ideal Diri : Keluarga klien mengatakan sangat menerima kekurangan dan
kelebihan yang ada pada dirinya
Identitas Diri : Klien seorang kepala keluarga
Harga Diri : Keluarga klien mengatakan klien tetap percaya diri
Peran Diri : Klien merupakan seorang kepala keluarga
i. Pola Seksual dan Reproduksi
Pasien sudah berkeluarga dan menjadi seorang kepala keluarga, ayah bagi
anaknya dan kakek bagi cucunya.
j. Pola Mekanisme Koping
Keluarga Klien mengatakan klien mengalami kecemasan karena klienmasih
dalam proses perawatan.
k. Pola Nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit klien selalu menjalankan kewajibannya yaitu sholat lima waktu
Selama sakit klien tidak bisa menjalankan kewajibannya
G. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 10 Januari 2019 ( 15.27)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Hematologi
Hemoglobin 22.5 g/dl 11.7-15.5
Leukosit 11.0 X10^3/uL 4,0-11
Trombosit 208 X10^3/uL 150-450
Hematokrit 66 % 35-48
Eritrosit 7.9 X10^6/uL 3.8-5.2
MCV 83 fL 80-100
MCH 28 pg 26-34
MCHC 34 g/dl 32-36
Eosinofi 1 % 0-5
Basofil 0 % 0-1
Netrofil 85 % 50-70
Limfosit 10 % 25-40
Monosit 4 % 2-8
Golongan darah O
Resus Positif
Kimia klinik
Glukosa Sewaktu 119 mg/dl 70-150
Ureum 29 mg/dl 15-40
Creatinin 1.1 mg/dl 0,5-0,9
Pemeriksaan laboratorium
Tanggal 11Januari 2019 (08.45)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Imunologi
HbSag Negatif Negatif
HIV Rapid 1 Non Reaktif Non Reaktif
Elektrolit
Na 134 Mmol/L 135-145
K 3.7 Mmol/L 3.5-5.5
Cl 99 Mmol/L 96-106
Ca 10.93 Mg/dl 8.6-10.3
Mg Menyusul Mg/dl 1.8-2.4
**KOAGULASI**
PPT 12.7 Detik 10.2-12.1
Control PPT 10.8 Detik 9.1-12.3
APTT
APTT 26.9 Detik 25-35
Control APPT 24.5 Detik 22.2-30.0

Pemeriksaan laboratorium 12 Januari 2019


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Hematologi
Hemoglobin 20.0 g/dl 11.7-15.5
Leukosit 15.2 X10^3/uL 4,0-11
Trombosit 215 X10^3/uL 150-450
Hematokrit 60 % 35-48
Eritrosit 7.0 X10^6/uL 3.8-5.2
MCV 86 fL 80-100
MCH 29 pg 26-34
MCHC 33 g/dl 32-36
2. Pemeriksaan foto thorax
10 Januari 2019
Kesan : Cor tidak membesar
Elongatio aorta
Pulmo aspek tenang. Tak tampak infiltrat paru
Diafragma letak tinggi

3. Pemeriksaan CT-Scan
10 Januari 2019
Kesan : Intracerebral hemorage pada talamus kanan ( Volume sekitar 10.8 cc ) yang
ruptur dan mengisi intra ventrikuler.
Subarachnoid hemorage
Infrak lama kapsula eksterna kanan
Tampak tanda tekanan intra kranial

Program terapi
Tanggal 11 januari 2019
No Nama Dosis Rute
1 Ceftriaxone 1 gr/ 8 jam Intra vena
2 Farmadol 1 gr/ 8 jam. Intra vena
Mulai tanggal
12 stop
3 Revolan 3 gr/ 12 jam Intra vena
4 Ranitindin 50 mg/ 12 jam Intra vena
5 Manitol 125 cc / 6 jam Intra vena
6 citicoline 500 mg / 12 jam Intra vena
7 Neurosanbe 3 mg / 8 jam Intra vena drip
8 Metamizole 1 gr/ 8 jam Intra vena
9 Ketorolak 1 mg/ 8 jam Intra vena
10 Emegran 1 gr/ 24 jam Intra vena drip
11 Dexametason 5 gr/8 jam Intra vena
12 Azetazolamid 250 mg / 8jam PO
13 Nimodipin 60mg/ 8 jam PO
14 Amlodipin 1 x 10 mg p.o
15 CPZ 1 x 12.5 mg p.o
16 Candesartan 1 x 16 mg p.o

ANALISA DATA
Tanggal, Jam Etiologi Masalah
No Data Fokus

1. Jumat, 11-01-19 1. DS :klien merasa sesak napas Hiperventilasi Ketidakefektifan


09.00 2. DO : pola nafas
a. Pernafasan irreguler
dangkal dan pendek
b. Terdapat tarikan dinding
dada
c. Pasien menggunakan
NRM 6 lpm
d. RR : 27x/menit
e. HR : 112 x/menit
f. SPO2 : 97 %
2 Jumat, 11-01-19 1. DS : pasien meminta Perdarahan di Ketidakefektifan
09.00 peralatan dilepas otak jaringan serebral
2. DO :
a. TD : 156/96 mmHg
b. HR : 100x/,menit
c. Pasien tampak gelisah
d. GCS E4 M5 Vett
e. Kesadaran somnolen
f. Terdapat kelemahan di
ekstremitas atas sinistra
dan ekstremitas bawah
sinistra
g. Gambaran CT-Scan
kepala klien tampak
terjadi perdarahan di
intracranial dan
subarachnoid
3. Jumat, 11-01-19 1. DS: - Kerusakan Gangguan
09.00 2. DO: neuromuskular komunikasi
a. Penilaian Glasgow Coma verbal
Scale : E:4 M:5 V:ETT
b. Kesadaran somnolen
c. Pasien tampak gelisah
d. Kien tampak tidak dapat
mengucapkan kata
dengan jelas
e. Klien hanya memberi
tanda mengangguk jika
setuju dengan pernyataan
perawat maupun
keluarga, dan
menggeleng untuk
pernyataan tidak setuju.
f. Pada gambaran hasil CT-
Scan kepala tampak
gambaran perdarahan
subarachnoid dan
perdarahan intracerebral

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan perdarahan


2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan denganhiperventilasi
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengankerusakan neuromuskular
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari / Kode Tujuan dan Hasil yang
No Diagnosa Intervensi TTD
Tgl, Jam Dx.Kep diharapkan
1. Jum’at, Ketidakefektif 1 Setelah dilakukan asuhan 3 x 1. Monitor tingkat
11-01- an perfusi 24jam diharapkan terjadi kesadaran pasien
2019 jaringan otak peningkatan perfusi jaringan 2. Monitor TTV
09.00 b.d perdarahan otak dengan kriteria hasil 3. Monitor status cairan
WIB sebagai berikut : 4. Kaji balance cairan
1. Hemodinamik stabil klien
2. Pupil seimbang dan
reaktif
3. Bebas dari kejang
2. Jum’at, Ketidakefektif 2 Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji pola nafas, TTV
11-01- an pola napas keperawatan selama 3x24 dan adanya sianosis
2019 b.d jam diharapkan pola nafas 2. Auskultasi bunyi napas
09.00 hiperventilasi efektifdengan kriteria hasil : dan catat bunyi napas
WIB 1. Sesak nafas berkurang tambahan
sampai dengan hilang 3. Tinggikan kepala
2. Tidak terdengar suara tempat tidur, letakkan
nafas tambahan pada posisi semi fowler
3. RR 14-22x/menit 4. Berikan tambahan
oksigen masker atau
oksigen nasal sesuai
indikasi
5. Monitor respirasi dan
status O2
3. Jum’at, Gangguan 3 Setelah diberikan asuhan 1. Beri satu ucapan
11-01- komunikasi keperawatan selama 3 x24 kalimat sederhana
2019 verbal b.d. jam maka diharapkan setiap bertemu dan
09.00 injuri pusat kemampuan komunikais berbicara dengan pasien
WIB wicara di otak klien meningkat dengan 2. Dorong pasien untuk
kriteria hasil : berkomunikasi dan
1. Pasien mampu mengulangi informasi
meningkatkan komunikasi secara perlahan
non verbal menggunakan bahasa
2. Klien dapat mengontrol nonverbal
respon ketakutan dan 3. Dengarkan pasien
kecemasan terhadap dengan penuh perhatian
keterbatasan berbicara 4. Dokumentasikan
respon pasien dalam
catatan keperawatan
IMPLEMENTASI
No Hari, Tanggal DX Tindakan Respon TTD
Jam
1. Jumat, 11 1,2,3 - Memonitor tingkat S : tidak terkaji
Januari 2019 kesadaran pasien O:
21.00 - Memonitor TTV - Tingkat kesadaran pasien
somnolen, E3M5Vett
21.10 - Tanda-tanda vital
- Memonitor status cairan TD:156/96 mmHg
Nadi: 112 x/mnt
RR: 27 x/mnt
21.15 - Mengkaji balance cairan Suhu: 36,2oC
klien - Ngt : 204cc
21.30 Infus NS : 60cc/jam
- Intake : 480cc
Output : 450 cc
BC :+ 30cc
- Melakukan komunikasi - Pasien merespon perawat
verbal setiap melakukan dengan mengangguk atau
tindakan pada pasien menggelengkan kepala
- Pasien tampak dapat
membuka mata saat
dipanggil oleh perawat
22.00 1,2 - Mengkaji pola nafas, - Pola nafas belum stabil
TTV dan adanya sianosis TTV:
TD:147/91mmHg
Nadi: 109x/mnt
RR: 27 x/mnt
Suhu: 36,2oC
Tidak tampakterjadi
- Menininggikan kepala sianosis
22.30 tempat tidur, letakkan - Pasien terlihat nyaman
pada posisi semi fowler dengan diposisikan semi
23.00 - Mengauskultasi bunyi fowler
napas dan catat bunyi - Pasien bernafas
napas tambahan menggunakan alat bantu
24.00 - Memberikan tambahan ventilator mode pressure
oksigen menggunakan control ventilation FiO2
01.00 ventilator 70 % , PEEP 6, RR 12 :
12, PC : 15, Ps : 12,
trigger : 6
02.00 - Memberikan terapi - RR 27 x/menit dan sPO2
kolaborasi farmakologi 97 %
pada pasien sesuai dosis, - Tidak terdapat reaksi
rute, dan waktu alergi
pemberian obat - SpO2 : 98%
- Memonitor respirasi dan - RR: 25x/menit
status O2 - Pasien tampak lebih
- Melakukan penghisapan nyaman setelah dilakukan
lender (suction) sunction
- Secret berwarnaputih
bening, cair dan banyak
- Suara ronchi berkurang

03.00 1,3 - Memberi satu ucapan - Pasien dapat merespon


kalimat sederhana setiap ucapan yang diberikan
bertemu dan berbicara - Tidak tampak lesi di
dengan pasien tubuh pasien
- Melakukan personal - Tidakada luka dekubitus
hygiene pada pasien pada tubuh pasien
- Memberikan terapi - Tidak tampak adanya
kolaborasi farmakologi alergi
pada pasien

04.00 - Mendorong pasien untuk - Pasien dapat


berkomunikasi dan berkomunikasi sedikit-
mengulangi informasi sedikit walaupun
secara perlahan terkadang ngelantur
menggunakan bahasa
nonverbal
05.00 - Melakukan monitoring TD:156/96 mmHg
TTV pada pasien Nadi: 112 x/mnt
RR: 27 x/mnt
Suhu: 36,2oC
tidak ada sianosis
- Pasien terlihat nyaman
dengan diposisikan semi
fowler
- Pasien bernafas
menggunakan alat bantu
ventilator mode pressure
support intermeter
mandatori ventilation
FiO2 70 % , PEEP 6, RR
12 : 12, PC : 15, Ps : 12,
trigger : 6
06.30 - Mendengarkan pasien
dengan penuh perhatian - RR 27 x/menit dan sPO2
- Mendokumentasikan 97 %
respon pasien dalam - Pasien mau terbuka
07.00 catatan keperawatan dengan perawat
- Mendokumentasikan
perkembangan respon
pasien
2 Sabtu, 12 1,2,3 - Mengkaji keadaan jalan - Pasien tampak kesulitan
Januari 2019 napas pasien untuk bernapas.
07.00 - Terdengar suara ronchi
pada paru
- Mengatur klien dengan
- Pasien merasa nyaman
posisi semi fowler
07.15 dengan posisi semi fowler

07.30 - Pasien terpasang masker


- Memberikan terapi NRM 6 liter/menit
oksigen menggunakan

08.00 masker sesuai indikasi

- TD : 120/80 mmHg
- Melakukan monitoring
TTV pada pasien
08.30 N : 60 x/menit
RR : 25 kali/menit
S : 36,2 C
- Mengkaji balance
- Cairan yang masuk
cairan
09.00 Infus NS 12cc/jam
NGT 200 cc
Intake : 518cc
Output : 166cc

- Melakukan komunikasi - Pasien mengatakan tidak


verbal setiap melakukan nyaman menggunakan
tindakan pada pasien masker oksigen
09.00 1,2 - Mengkaji faktor yang - Pasien merasa letih
menyebabkan pasien karena harus bedrest
keletihan selama menjalani perawat
di Rumah Sakit.
09.15 - Hb : 10 g/dL
- Menganjurkan pasien - Pasien mengikuti anjuran
untuk beristirahat perawat untuk istirahat
08.30 - Menininggikan kepala - Posisi tidur pasien semi
tempat tidur, letakkan fowler
08.45 pada posisi semi fowler
- Melatih ROM pasif - Pasien memiringkan
badannya ke kiri dan ke
kanan dengan bantuan
perawat.
- Mengkaji pola nafas,
TTV dan adanya - TD : 122/80 mmHg
sianosis
N : 60 x/menit
RR : 25 kali/menit
S : 36,2 C
- Tidak ada sianosis
09.00 1,3 - Mengkaji keadaan - Kesadaran
umum composmentis
GCS: E4M5V6
11.30 - Mengkaji tanda-tanda
vital - TD : 120/83 mmHg
N : 60 x/menit
12.00 RR : 25 kali/menit
S : 36,2 0C
- Mengkaji balance - Cairan yang masuk
cairan Infus NS 12cc/jam
NGT 200 cc
Intake : 518cc
14.00 Output : 166cc
- Pasien mengatakan
- Memberi satu ucapan mulutnya ingin
kalimat sederhana berkumur
15.00 setiap bertemu dan
berbicara dengan pasien
- Melakukan personal - Pasien mengatakan
16.00 hygiene pada pasien nyaman saat dilakukan
personal hygine oleh
- Berkolaborasi perawat
memberikanobat - Tidak ada alergi setelah
injeksiCeftriaxone 1gr obat masuk

3 Minggu, 13 1,2,3 - Mengkaji keadaan jalan - Pasien tampak kesulitan


januari 2019 napas pasien untuk bernapas.
07.15 - Terdengar suara ronchi
07.30 pada paru
- Memberikan terapi
- Pasien terpasang masker
oksigen menggunakan
08.00 NRM 6 liter/menit
masker sesuai indikasi

- TD : 130/88mmHg
- Melakukan monitoring
TTV pada pasien
N : 53 x/menit
RR : 20 kali/menit
S : 36 0C
- Cairan yang masuk
- Mengkaji balance
- Infus NS 30cc/jam
cairan
- NGT 350 cc
- Intake : 910 cc
- Output : 246 cc
08.30 1,2 - Mengkaji faktor yang - Pasien merasa letih
menyebabkan pasien karena harus bedrest
keletihan selama menjalani perawat
di Rumah Sakit.

09.00 - Memposisikan head up - Posisi tidur pasien semi


fowler

09.30 - Melatih ROM pasif - Pasien memiringkan


badannya ke kiri dan ke
kanan dengan bantuan
perawat.
- Melakukan monitoring
TTV pada pasien - TD : 134/80mmHg

N : 55 x/menit
RR : 20 kali/menit
S : 36 C
10.00 1,3 - Mengkaji keadaan - Kesadaran
umum composmentis
GCS: E4M5V6
10.30 - Mengkaji tanda- - TD : 132/85mmHg
tanda vital N : 56 x/menit
RR : 20 kali/menit
S : 36 0C
11.00 - Pasien dapat
- Mendorong pasien berkomunikasi sedikit-
untuk berkomunikasi sedikit walaupun
dan mengulangi terkadang ngelantur
informasi secara
11.30 perlahan
menggunakan bahasa - Cairan yang masuk
nonverbal Infus NS 30cc/jam
- Mengkaji balance NGT 350 cc
cairan - Intake : 910 cc
12.00 Output : 246 cc
- Tidak ada alergi setelah
obat masuk

- Berkolaborasi
memberikan obat
injeksi Ceftriaxone
1gr, Ranitidin 1amp

EVALUASI

Tanggal/jam Kode Dx SOAP TTD


Keperawatan
Jumat , 1 S: Tidak terkaji
11 Januari O:
Pukul 24.00 - Tingkat kesadaran pasien somnolen,
WIB E3M5Vett
- TTV:
TD:147/91 mmHg
Nadi: 109 x/mnt
RR: 27 x/mnt
Suhu: 36,2 C
- Ngt : 204cc
Infus NS : 60cc/jam
Intake : 480cc
Output : 450 cc
BC :+ 30cc
A: Maslah belum teratasi
P:Lanjutkan intervensi
2 S: Tidak terkaji
O:
- Tidak tampak terjadi sianosis
- Pasien terlihat nyaman dengan
diposisikan semi fowler
- Pasien bernafas menggunakan alat
bantu ventilator mode pressure
support intermeter mandatori
ventilation FiO2 70 % , PEEP 6, RR
12 : 12, PC : 15, Ps : 12, trigger : 6
- RR 27 x/menit dan sPO2 97 %
- SpO2 : 98%
- Pasien tampak lebih nyaman setelah
dilakukan sunction
- Secret berwarna putih bening, cair
dan banyak
- Suara ronchi berkurang
A: Maslah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
3 S: Tidak terkaji
O:
- Pasien tampak menggerakkan
anggota badan bila dirangsang nyeri
- Tidak tampak lesi di tubuh pasien
- Tidakada luka dekubitus pada tubuh
pasien
- TD:156/96 mmHg
Nadi: 112 x/mnt
RR: 27 x/mnt
Suhu: 36,2oC
A: Maslah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Sabtu, 12 1 S:-
Januari O:
Pukul 16.00 - Kesadaran composmentis
WIB GCS: E4M5V6
TD : 120/83 mmHg
N : 60 x/menit
RR : 25 kali/menit
S : 36,2 C
- Cairan yang masuk
Infus NS 12cc/jam
NGT 200 cc
Intake : 518cc
Output : 166cc

A: Maslah belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi
2 S:Pasien mengatakan tidak nyaman
menggunakan masker oksigen
O:
- Pasien tampak kesulitan untuk
bernapas
- Terdengar suara ronchi pada paru
- Pasien terlihat nyaman dengan
posisi semi fowler
- Pasien terpasang masker NRM 6
liter/menit
A:Maslah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
3 S:Pasien mengatakan lelah karena
harus bedrest selama menjalani perawat
di Rumah Sakit.
O:
- Pasien mengatakan mulutnya ingin
berkumur
- Pasien mengikuti anjuran perawat
untuk istirahat
- Pasien memiringkan badannya ke
kiri dan ke kanan dan dapat
berkejasama saat diberikan bantuan
pada perawat untuk personal hygine
- Pasien mengatakan nyaman saat
dilakukan personal hygine oleh
perawat
A:Maslah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Minggu, 1 S :Pasien mengatakan letih karena
13 Januari harus bedrest selama menjalani perawat
Pukul 12.00 di Rumah Sakit.
WIB O:
- Kesadaran composmentis
GCS: E4M5V6
- TD : 130/88mmHg
N : 53 x/menit
RR : 20 kali/menit
S : 36 C
- Cairan yang masuk
Infus NS 30cc/jam
NGT 350 cc
Intake : 910 cc
Output : 246 cc
A: Maslah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
2 S : Pasien mengatakan kesulitan untuk
bernapas
O:
- Posisi tidur pasien semi fowler
- Pasien memiringkan badannya ke
kiri dan ke kanan dengan bantuan
perawat
- Terdengar suara ronchi pada paru
- Pasien terpasang masker NRM 6
liter/menit
A: Maslah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
3 S:-
O:
- Pasien terlihat berkomunikasi
dengan keluarga
- Pasien dapat berkomunikasi sedikit-
sedikit walaupun terkadang
ngelantur
- Pasien mengikuti anjuran perawat
untuk istirahat
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
LAPORAN KASUS SEMINAR EBNP PENGARUH PENDIDIKAN
KESEHATAN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP TINGKAT
KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI

1. RENCANA PENERAPAN EBNP


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kesehatan yang ditemukan melalui penelitian perlu adanya penerapan
secara nyata, salah satunya adalah melalui penerapan penggunaan
terapi audio visual untuk mengurangi tingkat ansietas sebelum pasien
dilakukan operasi/pre-operatif. Pengurangan tingkat kecemasan pasien
sebelum dilakukan tindakan operasi dapat diatasi dengan terapi seperti
relaksasi nafas dalam, teknik distraksi, massage, dan terapi lainnya.
Setelah dilakukan analisis jurnal tentang penurunan tingkat kecemasan
pre operasi mendapatkan hasil bahwa tingkat ansietas dapat diatasi
dengan metode terapi audio visual, karena terapi ini merupakan salah
satu adaptasi dari teknik distraksi yang seringkali digunakan dalam
mengatasi nyeri.
Rencana penerapan di lapangan yang sesuai dengan jurnal
penelitian terbaru yaitu pengelolaan pasien pre operasi untuk
mengatasi atau menurunkan tingkat kecemasan diharapkan dapat
menggunakan teknik yang lebih inovatif, tidak hanya menggunakan
teknik relaksasi nafas dalam tetapi dapat juga diterapkan teknik
distraksi dengan media audio visual. Jika penerapan teknik distraksi
media audio visual masih belum memungkinkan, maka dapat
dikombinasikan dengan teknik lain yang bertujuan untuk mengurangi
tingkat ansietas lainnya, salah satunya dengan teknik relaksasi nafas
dalam, massage dan sebagainya. Selain itu, penerapan teknik audio
visual ini tidak hanya dapat diterapkan pada pasien tertentu saja,
melainkan dapat dilakukan pada semua pasien pre operasi yang
memiliki tingkat kecemasan berbeda dan dapat juga diterapkan pada
semua kalangan usia.
Kecemasan yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan
adanya perubahan secara fisik maupun psikologis yang akhirnya dapat
meningkatkan kerja saraf simpatis dan menyebabkan peningkatan
denyut jantung, frekuensi nafas, tekanan darah, keringat dingin, perut
terasa tidak nyaman, gangguan perkemihan, dan secara umum
mengurangi tingkat energi pada pasien sehingga merugikan pasien itu
sendiri. Untuk menurunkan efek dari penggunaan obat-obatan dalam
mengatasi kecemasan diperlukan terapi komplementer atau terapi
pelengkap yang dapat menangani tingkat kecemasan. Terapi
komplementer merupakan terapi holistis atau terapi non biomedis.
Salah satu dari terapi komplementer yang sedang banyak
dikembangkan di bidang kesehatan saat ini adalah terapi musik.
Dengan diterapkannya metode distraksi dengan teknik audio visual
ini diharapkan dapat lebih inovatif dan efektif dalam menurunkan
tingkat ansietas pada pasien. Mengingat kembali bilamana pasien
terlalu takut atau cemas sebelum operasi umumnya kondisi ini akan
berpengaruh pada status kesehatannya seperti perubahan yang
signifikan pada tanda-tanda vital yang nantinya akan menjadi penyulit
saat dilakukannya operasi.
2. REKOMENDASI
Penerapan pemberian pendidikan kesehatan melalui media audio
visual untuk pasien pre operasi di ruang transfer IBS
direkomendasikan untuk seluruh rumah sakit. Penanganan pasien pre
operasi di ruang transfer IBS RS Ken Saras Kabupaten Semarang
masih menggunakan prosedur pendidikan kesehatan secara verbal,
sehingga untuk hasil yang lebih baik direkomendasikan untuk beralih
menggunakan cara yang lebih inovatif yaitu pendidikan kesehatan
melalui media audio visual agar pasien dapat lebih memahami segala
informasi mengenai tindakan operasi secara jelas sehingga pasien akan
merasa rileks dan kecemasan akan berkurang.
Diharapkan penggunaan media tersebut dapat menjadi sebuah
prosedur yang lebih baik sehingga RS Ken Saras Kabupaten Semarang
dapat menjadi contoh awal bagi rumah sakit lainnya serta dapat
bermanfaat bagi dunia kesehatan pada tindakan penanganan untuk
menghindari resiko terjadinya komplikasi saat tindakan operasi.

Anda mungkin juga menyukai