Anda di halaman 1dari 4

LEARNING OUTCOME IDENTIFIKASI RISIKO

Proses manajemen risiko klinis dapat dimulai dengan identifikasi risiko, yang mana masing-
masing unit dalam fasilitas pelayanan kesehatan tersebut menyusun daftar risiko yang berpotensi
membahayakan pasien, petugas, ataupun pengunjung. Dalam hal ini, risiko dapat dibedakan menjadi
risiko potensial (dengan pendekatan pro-aktif) dan insiden yang sudah terjadi (dengan pendekatan
reaktif/responsif) (Dinkes Kab. Purwakarta, 2015).
Identifikasi risiko merupakan suatu usaha untuk mengidentifikasi situasi yang dapat
menyebabkan cedera, tuntutan atau kerugian secara finansial. Identifikasi akan membantu langkah-
langkah yang akan diambil manajemen terhadap risiko tersebut (Amal, 2016). Menurut Ambarwati
(2016), tujuan dari identifikasi risiko meliputi,
a. Langkah identifikasi risiko berusaha mengidentifikasi risiko klinis yang perlu dikelola.
b. Sistem identifikasi yang komprehensif menggunakan proses sistematis yang terstruktur dengan
baik sangat penting, karena potensi risiko yang tidak teridentifikasi pada tahap ini akan dikeluarkan
dari analisis dan pengelolaan lebih lanjut.
Menurut Ambarwati (2016), dalam melakukan identifikasi risiko perlu adanya persyaratan-
persyaratan tertentu untuk identifikasi risiko yang efektif meliputi,
a. Identifikasi dan pemeriksaan semua sumber risiko klinis internal dan eksternal.
b. Akses ke informasi berkualitas untuk memungkinkan staf mengidentifikasi risiko klinis dan
memahami kemungkinan dan konsekuensi.
c. Staf dan manajemen yang memiliki pengetahuan tentang manajemen risiko klinis dan kegiatan
yang sedang ditinjau.
Menurut Ambarwati (2016), bahwasanya terdapat pertanyaan-pertanyaan kunci dalam
melakukan identifikasi risiko seperti,
a. Apa yang bisa terjadi?
b. Bagaimana itu bisa terjadi?
c. Mengapa itu bisa terjadi?
d. Seberapa sering hal itu bisa terjadi?
Menurut Abarwati (2016), terdapat 6 jenis kategori risiko klinis dalam pelayanan kesehatan,
antara lain risiko terkait asuhan pasien, risiko terkait staf medis/klinis, risiko terkait karyawan, risiko
terkait properti, risiko terkait keuangan, dan risiko lainnya.
1. Risiko yang berhubungan dengan asuhan pasien (Patient care related risks), terkait langsung
dengan asuhan pasien.
a. Konsekuensi dari asuhan medis yang tidak pantas atau tidak dilakukan dengan benar
b. Komunikasi, Kerahasiaan dan keterbukaan informasi yang tidak tepat, termasuk Rekam Medis
c. Perlindungan dari penyalahgunaan, kelalaian dan penyerangan
d. Apakah pasien diberitahu tentang risiko?
Terkait PPI, edukasi pasien-keluarga, asuhan tidak diskriminatif, kepuasan pasien-keluarga,
triase yang sesuai dan transfer pasien dari IGD,
e. Partisipasi pasien dalam penelitian dan penggunaan obat eksperimental-apakah persetujuan
diperoleh?
f. Apakah pasien dipulangkan dengan benar?
JKN : meningkatnya volume perawatan, penolakan klaim
2. Risiko yang berhubungan dengan tenaga medis (Medical staff - related risks)
a. Kredensial staf klinis?
b. Tindakan medis sesuai kompetensi dan prosedur
baku?
c. Apakah pasien dikelola dengan baik?
d. Apakah RS memiliki staf yang terlatih?
3. Risiko yang berhubungan dengan karyawan (Employee related risks)
a. Risiko keselamatan dan kecelakaan kerja
b. Mempertahankan lingkungan yang aman – K3
c. Menyediakan perawatan dan kompensasi pekerja untuk penyakit atau cedera terkait pekerjaan
4. Risiko yang berhubungan dengan property (Property related risks)
a. Lindungi aset dari kerugian akibat kebakaran, banjir, dll
b. Berkas/catatan elektronik - pasien, bisnis dan keuangan – terlindung dari kerusakan atau
kehancuran
c. Prosedur untuk menangani uang tunai dan menjaga barang berharga
d. Jaminan/asuransi untuk melindungi fasilitas dari kerugian
5. Risiko keuangan (Financial risks)
a. Bad Debt
b. Meningkatnya suku bunga
c. Reimbursmen
d. Kontrak pembelian/pengadaan
6. Risiko lain (Other risks)
a. Pengelolaan bahan berbahaya : kimia, radioaktif, pengelolaan limbah biologis infeksi
b. Risiko hukum & peraturan
c. Risiko reputasi
Menurut Dinkes Kab. Purwakarta (2015), dalam proses identifikasi risiko, dapat dibedakan jenis
risiko klinis yaitu risiko risiko potensial (dengan pendekatan pro-aktif) dan insiden yang sudah terjadi
(dengan pendekatan reaktif/responsif). Risiko potensial dapat diidentifikasi dari berbagai macam
sumber, misalnya:
a. Informasi internal (hasil temuan audit internal, keluhan pasien/pelanggan puskesmas, insiden yang
pernah terjadi di unit layanan tersebut).
b. Informasi eksternal (pedoman dari pemerintah, organisasi profesi, lembaga penelitian).
c. Pemeriksaan atau audit eksternal.
Menurut Dinkes Kab. Purwakarta (2015), risiko atau insiden yang sudah teridentifikasi harus
ditentukan peringkatnya (grading) dengan memperhatikan:
1. Tingkat peluang/frekuensi kejadian
2. Tingkat dampak yang dapat/sudah ditimbulkan

Tabel X. Tingkat Peluang/Frekuensi Kejadian

Tabel X. Penilaian Dampak


DAFTAR PUSTAKA
Amal, Andi Nurzakiah. 2016. Manajemen Resiko dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Magister
Fakultas Farmasi. Universitas Padjajaran. Bandung.
Armawati, Deby. 2016. Manajemen Risiko Rumah Sakit. RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak.
FK Unissula. Semarang.
Dinkes Kab. Purwakarta. 2015. Panduan Manajemen Risiko Klinis Tahun 2015. UPT Puskesmas
Munjuljaya. Purwakarta.

Anda mungkin juga menyukai